BAB IV
ASPEK FINANSIAL
IV-1
IV-2
Toilet Kantor
Saklar 2 Unit Rp 18.000 Rp 36.000 4 Rp 9.000 Rp 6.750
Pintu 6 Unit Rp 300.000 Rp 1.800.000 5 Rp 360.000 Rp 288.000
16
Wastafel 2 Unit Rp 372.000 Rp 744.000 8 Rp 93.000 Rp 81.375
Cermin 2 Unit Rp 126.000 Rp 252.000 8 Rp 31.500 Rp 27.563
Tempat Sampah 2 Unit Rp 50.000 Rp 100.000 5 Rp 20.000 Rp 16.000
CCTV 2 Unit Rp 1.800.000 Rp 3.600.000 4 Rp 900.000 Rp 675.000
Pintu 1 Unit Rp 650.000 Rp 650.000 8 Rp 81.250 Rp 71.094
Galon 1 Unit Rp 50.000 Rp 50.000 - - -
Dispenser 1 Unit Rp 150.000 Rp 150.000 4 Rp 37.500 Rp 28.125
Meja Makan Set 1 Unit Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 5 Rp 400.000 Rp 320.000
Berdasarkan Tabel 4.1, maka dapat diketahui daftar investasi awal dari
PT Health Hardware. Berikut ini merupakan salah satu contoh perhitungan
untuk Peralatan ATK yang termasuk kedalam keperluan produksi.
Total biaya = Jumlah x biaya/satuan
= 11 x Rp 75.000 = Rp 825.000
Total biaya didapatkan dari hasil perkalian antara jumlah komponen
dan biaya/satuan yang terdapat di tabel investasi awal. Jumlah komponen
Nilai Sisa =
= = Rp 165.000
Nilai Sisa didapatkan dari hasil pembagian antara total harga dan
umur ekonomis yang terdapat di tabel investasi awal. Total harga sebesar Rp
825.000 dan umur ekonomis sebesar 5 tahun didapatkan hasil total biaya
sebesar Rp 165.000
Nilai Susut =
= = Rp 132.000
= 75% x Rp 2.182.634.540
= Rp 1.636.975.905
Modal Sendiri didapatkan dari hasil perhitungan 75% dikali total biaya
investasi awal sebesar Rp 2.182.634.540 yang terdapat di tabel investasi awal.
Didapatkan hasil sebesar Rp 1.636.975.905
Modal Pinjaman = 25% x Total Biaya Investasi Awal
= 25% x Rp 2.182.634.540
= Rp 545.658.635
Modal Pinjaman didapatkan dari hasil perhitungan 25% dikali total
biaya investasi awal sebesar Rp 2.182.634.540 yang terdapat di tabel investasi
awal. Didapatkan hasil sebesar Rp 545.658.635.
Kolom komponen biaya investasi berisikan daftar kebutuhan fasilitas-
fasilitas yang harus disediakan oleh perusahaan. Pada kolom ini berisi lahan
yang dibutuhkan, bagunan terbuka, bangunan tertutup, mesin – mesin yang
dibutuhkan, alat angkut yang dibutuhkan dan seluruh perlengkapan fasilitas
pabrik serta perkantoran yang dibutuhkan. Bangunan terbuka itu sendiri
merupakan bangunan yang tidak memiliki atap dengan kata lain merupakan
bangunan diruang atau area terbuka, seperti parkiran mobil, parkiran motor,
taman, pembuangan sampah, instalasi air dan instalasi listrik. Bangunan
tertutup merupakan bangunan yang memiliki atap, seperti lantai produksi,
lantai perkantoran, toilet pekerja, smoking area, mushola dan pos satpam.
Jenis dan jumlah mesin yang digunakan disesuaikan dengan hasil pada Multi
Product Process Chart (MPPC) dan alat angkut yang digunakan adalah mini
forklift dan walking pallet sesuai dengan perhitungan pada pembahasan biaya
penanganan material (BPM).
Kolom selanjutnya adalah kolom jumlah dan satuan komponen biaya
investasi. Kolom jumlah ini menjelaskan banyaknya unit yang dibutuhkan
dari daftar – daftar kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mendirikan
sebuah perusahaan, sedangkan kolom satuan ini menerangkan satuan dari
jumlah unit atau set yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah perusahaan.
Misalnya pada bangunan tertutup dibutuhkan 1187.16304 dengan satuan m2,
selain itu pada mesin misalnya untuk meja fabrikasi dibutuhkan sebanyak 4
meja dengan satuan unit sedangkan pada perlengkapan komputer pada ruang
direktur keperluan kantor dibutuhkan 1 dengan satuan set. Perbedaan unit
dengan set yaitu terletak pada bisa terlihat atau tidaknya perlengkapan yang
dibutuhkan pada proses pembuatan maket nantinya sehingga perlengkapan
komputer pada keperluan kantor dimasukan menjadi satu set.
Kolom selanjutnya yaitu kolom harga per unit atau biaya per satuan.
Kolom ini berisikan harga untuk setiap unit maupun set perlengkapan yang
tertera pada tabel investasi awal. Harga per unit yang dicantumkan pada
tabel investasi awal sebisa mungkin merupakan harga yang paling murah yang
bisa didapatkan oleh perusahaan sehingga dapat menekan angka investasi
awal perusahaan. Selanjutnya adalah kolom total harga, yang didapatkan dari
hasil perkalian harga per unit dengan jumlah unit yang dibutuhkan per
komponen perlengkapan.
Kolom berikutnya adalah kolom umur dari masing – masing komponen
perlengkapan yang ada pada tabel investasi awal. Kolom umur ini
mengartikan umur ekonomis dari suatu komponen perlengkapan yang ada
pada investasi awal. Umur ekonomis itu sendiri merupakan jangka waktu
dimana suatu benda diharapkan dapat digunakan sesuai fungsinya selama
umur ekonomis tersebut dan setelah melewati umur ekonomis yang sudah
ditentukan sebaiknya dilakukan pergantian terhadap benda yang
bersangkutan. Umur ekonomis untuk bagunan tertutup dan bangunan
terbuka yaitu sebesar 50 tahun dan untuk tanah tidak memiliki umur
ekonomis karena tanah tidak akan mengalami penurunan kualiatas. Umur
untuk mesin yaitu sebesar 10 tahun termasuk untuk alat angkut yang
digunakan yaitu mini forklift dan walking pallet selama 10 tahun. Komponen
perlengkapan investasi awal yang lainnya berkisar dari 1 sampai 5 tahun.
Kolom selanjutnya adalah kolom nilai sisa. Kolom ini merupakan nilai
jual dari komponen perlengkapan investasi awal pada akhir masa periode
penggunaannya, maka dari itu tidak semua komponen perlengkapan investasi
awal mempunyai nilai sisa. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa komponen
perlengkapan investasi awal yang tidak bisa dijual pada akhir masa periode
penggunaannya. Nilai sisa bisa didapatkan dengan cara nilai pada kolom total
harga dibagi dengan kolom umur. Kolom yang terakhir adalah kolom nilai
susut. Nilai susut ini merupakan nilai depresiasi dari suatu barang pertahun
selama masa periode penggunaannya. Nilai susut ini didapatkan dengan cara
mengurangi total harga dengan nilai sisa yang kemudia dibagi dengan umur.
Nilai susut ini juga bisa menjadi acuan perusahaan untuk menyiapkan dana
penggantian per tahun yang harus disisihkan oleh perusahaan untuk
mengganti komponen peralatan diakhir periode penggunaannya.
Total biaya yang harus dikeluarkan untuk investasi awal PT Health Hardware
yaitu sebesar Rp 2.182.634.540 dengan total nilai sisa dari investasi awal yang
dimiliki PT Health Hardware sebesar Rp 136.062.699 serta total nilai susut
sebesar Rp 119.029.718. Modal sendiri yang harus dikeluarkan oleh PT Health
Hardware yaitu sebesar 75% total harga yaitu Rp 1.636.975.905 dan sisanya
25% didapat dari pinjaman ke bank sebesar Rp Rp 545.658.635.
variabel terdiri dari biaya bahan langsung, biaya bahan tak langsung, biaya
overhead dan biaya untuk tenaga kerja langsung. Biaya bahan langsung
merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli komponen utama
pembuatan tempat P3K. Biaya bahan tak langsung merupakan biaya yang
harus dikeluarkan untuk membeli komponen tambahan.
Biaya Bahan Langsung komponen papan pintu (1)
• Lotting =
= 1 x 201 x 245
= 49245 unit
Lotting didapatkan dari hasil perhitungan antara kuantitas komponen
yang terdapat di tabel komponen utama sebanyak 1 unit dikali target produksi
sebesar 201 unit kemudian dikali hari kerja dalam satu tahun sebesar 245 hari.
Didapatkan hasil sebesar 49245 unit
• Biaya bahan langsung = biaya/unit x Lotting
= 4781.25 x 49245.00
= Rp 235.452.656,3
Biaya bahan langsung didapatkan dari hasil perhitungan antara
biaya/unit yang terdapat di tabel komponen utama sebesar Rp. 4781,25 dikali
lotting sebesar 49245 unit. Didapatkan hasil sebesar Rp 235.452.656,3
= = 32830
= Rp 61.725.883,00
PBB merupakan pajak bumi dan bangunan yang terdiri dari biaya
tanah dan biaya bangunan tertutup pada tabel investasi awal, dimana nilai
PBB yang didapatkan yaitu sebesar Rp 61.725.883,00
Penyusutan = Total biaya penyusutan investasi awal
= Rp 119.029.718,29
Biaya penyusutan diperoleh dari tabel investasi awal. Didapatkan hasil
Rp 119.029.718,29. Sedangkan biaya bahan langsung, biaya bahan tak
langsung, biaya overhead, gaji tenaga kerja langsung, gaji tenaga kerja tak
langsung perkantoran dan non perkantoran diperoleh dari tabel modal kerja
Biaya Bahan Langsung = Total biaya bahan langsung
= 247367484 + 200550262.5 + 59399319 +
67810365 + 69619281.59 + 235452656.3
= Rp 1.116.670.840,42
Biaya Bahan Langsung didapatkan dari hasil penjumlahan dari semua
biaya bahan langsung atau komponen utama dari tabel modal kerja.
Didapatkan hasil sebesar Rp 1.116.670.840,42
Biaya Bahan Tak Langsung = Total biaya bahan tak langsung
= 78.792.000,00 + 98.500.000,00 + 49.248.000,00
+ 19.698.000,00
= Rp 2.730.474.000,00
Biaya Bahan Tak Langsung didapatkan dari hasil penjumlahan dari
semua biaya bahan tak langsung atau komponen tambahan dari tabel modal
kerja. Didapatkan hasil sebesar Rp 2.730.474.000,00
Biaya Overhead Pabrik = Total biaya overhead
= Rp 75.000.000
Biaya Overhead Pabrik diperoleh dari tabel modal kerja. Didapatkan
hasil Rp 75.000.000
Gaji Tenaga Kerja Tak Langsung Perkantoran = Rp 738.060.000,00
HPP/ Unit =
= Rp 103,195.46
= Rp 160.984,92
Harga Jual/ Unit didapatkan dari hasil perhitungan Harga Jual yang
sebesar Rp 10.057.532.849,06 dibagi dengan jumlah produksi selama 1 tahun
sebesar 62475. Didapatkan hasil sebesar Rp 160.984,92
= Rp 437.574.843,24
Angsuran pokok didapatkan dari hasil perhitungan Hutang Bank Awal
yang sebesar Rp 2.187.874.216,18 dibagi dengan rencana pengembalian
pinjaman selama 5 tahun. Didapatkan hasil sebesar Rp Rp 437.574.843,24
Bunga bank = hutang bank x 11%
= Rp 2.187.874.216,18 x 11%
= Rp 240.666.163,78
Bunga bank didapatkan dari hasil perhitungan hutang bank yang
sebesar Rp 2.187.874.216,18 dibagi dengan 11%. Didapatkan hasil sebesar Rp
240.666.163,78. Bunga bank dari tahun ke-1 sampai tahun ke-5 semakin kecil,
hal ini disebabkan karena perusahaan telah mengangsur hutang yang dimiliki
dari tahun awal sehingga hutang dan bunga bank pada tahun ke-1 sampai
tahun ke-5 mengalami penurunan.
Hutang bank tahun 1 = hutang bank awal – angsuran pokok
= Rp 2.187.874.216,18 - Rp 437.574.843,24
= Rp 1.750.299.372,94
= Rp 3.369.640.806,07–
Rp 678.241.007,01
= Rp 2.691.399.799,05
Pendapatan sebelum pajak disini dapat diketahui dengan cara
mengurangi pendapatan sebelum bunga dan pajak dengan pembayaran ke
bank. Nilai pendapatan pada tahun pertama sebesar Rp 2.691.399.799,05,
pada tahun kedua sebesar Rp 2.739.533.031,81, pada tahun ketiga sebesar Rp
2.787.666.264,57, pada tahun keempat sebesar Rp 2.835.799.497,32 dan pada
tahun kelima sebesar Rp2.883.932.730,08 Nilai pendapatan sebelum pajak ini
akan terus meningkat setiap tahunnya karena nilai bunga yang harus
dibayarkan setiap tahunnya akan selalu berkurang.
Pajak penghasilan (30%) = pendapatan (sebelum pajak) x30%
= Rp 2.691.399.799,05 x 30%
= Rp807.419.939,72
Pajak penghasilan ini bernilai sebesar 30 % dari pendapatan sebelum
pajak yang didapatkan. Nilai pajak penghasilan pada tahun pertama sebesar
Rp807.419.939,72, pada tahun kedua sebesar Rp 821.859.909,54, pada tahun
ketiga sebesar Rp 836.299.879,37, pada tahun keempat sebesar Rp
850.739.849,20 dan pada tahun kelima sebesar Rp 865.179.819,02. Nilai untuk
pajak penghasilan akan selalu meningkat karena berbanding lurus dengan
pendapatan sebelum pajak.
Pendapatan bersih (setelah = pendapatan (sebelum pajak) – (setelah
pajak) pajak penghasilan
= Rp 2.691.399.799,05- Rp807.419.939,72
= Rp1.883.979.859,34
Pendapatan bersih setelah pajak ini bisa didapatkan dengan cara
mengurangi pendapatan sebelum pajak dengan pajak penghasilan. Nilai
pendapatan bersih setelah pajak pada tahun pertama sebesar Rp
1.825.057.479,80, pada tahun kedua sebesar Rp 1.862.425.571,08, pada tahun
ketiga sebesar Rp 1.899.793.662,35, pada tahun keempat sebesar Rp
1.937.161.753,63 dan pada tahun kelima sebesar Rp 1.974.529.844,90. Nilai
pendapatan bersih yang didapatkan selalu mengalami peningkatan.
Profit on sales tahun 1 =
= 0,1873
Nilai profit on sales untuk produk Tempat P3K ini selalu mengalami
peningkatan. Nilai profit on sales ini dapat diketahui dengan membagi
pendapatan bersih setelah pajak dengan total penjualan. Nilai profit on sales
pada tahun pertama sebesar 0,187, pada tahun kedua sebesar 0,1907, pada
tahun ketiga sebesar 0,1940, pada tahun keempat sebesar 0,1974 dan pada
tahun kelima sebesar 0,2007. Berdasarkan nilai profit on sales yang selalu
meningkat dapat diketahui bahwa PT Health Hardware akan mendapatkan
keuntungan yang akan selalu meningkat setiap tahunnya dari hasil penjualan
Tempat P3K, hal ini dikarenakan berkurangnya besar angsuran dan besaran
bunga yang harus dibayarkan ke bank.
= Rp1.883.979.859,34
Pendapatan setelah pajak dapat dilihat berdasarkan tabel proyeksi
analisis laba rugi. Didapatkan pendapatan setelah pajak dengan nilai sebesar
Rp1.883.979.859,34
Penyusutan = berdasarkan tabel investasi awal
= Rp 119.029.718,19
Penyusutan dapat dilihat berdasarkan tabel investasi awal.
Didapatkan penyusutan dengan nilai sebesar Rp 119.029.718,29
Bunga (1-pajak 30%) = bunga bank pada tabel proyeksi
Bunga (1-pajak 30%) dapat dilihat berdasarkan bunga bank pada tabel
proyeksi dikali 70%. Didapatkan bunga (1-pajak 30%) dengan nilai sebesar
Rp 168.466.314,64
OCF = pendapatan setelah pajak + penyusutan
+ bunga (1-pajak 30%)
= Rp1.883.979.859,34 +Rp 119.029.718,19
+ Rp 168.466.314,64
= Rp 2.171.475.892,27
Perhitungan operational cash flow dari tahun ke-1 sampai tahun ke 5
yaitu sebesar Rp 2.171.475.892,27 yang artinya biaya operational yang harus
dikeluarkan stabil tidak mengalami peningkatan dan tidak mengalami
penurunan selama 5 tahun mempunyai nilai sama yaitu sebesar Rp
2.171.475.892,27. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan pendapatan
yang diperoleh oleh PT Health Hardware dan dengan pembahan bunga yang
semakin menurun setiap tahunnya.
= Rp 8.751.496.864,71 - Rp 2.171.475.892,27
= Rp 6.580.020.972,44
Hasil tahun ke-1 didapatkan dari hasil perhitungan ICF dikurangi
OCF. Didapatkan hasil sebesar Rp 6.580.020.972,44
Hasil tahun ke-2 = hasil tahun ke-1 – OCF
= Rp 6.580.020.972,44 - Rp 2.171.475.892,27
= Rp 4.408.545.080,18
Hasil tahun ke-2 didapatkan dari hasil perhitungan hasil tahun ke-1
dikurangi OCF. Didapatkan hasil sebesar Rp 4.408.545.080,18.
= 4 tahun +
x 12 bulan
= 4 tahun + 2 bulan + 0,93562 x 30 hari
= 4 tahun + 2 bulan + 29 hari
Berdasarkan perhitungan di atas menunjukkan hasil payback period
sebesar 4 tahun 2 bulan 29 hari yang berarti bahwa periode yang diperlukan
PT Health Hardware untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi
adalah selama 4 tahun 2 bulan 29 hari, sehingga pada tahun ke-5 PT Health
Hardware telah memperoleh biaya investasi awalnya kembali pada tahun ke-5
setelah pembebanan hutang bank diselesaikan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa perusahaan yang dibangun layak karena payback period terjadi kurang
dari kurun waktu lima tahun.
n
NPV = P (P/F, i%, j)
J=1 j
+ Rp 6.704.925.023,87 (0,369999)
= -Rp52.356.086,67
NPV1
IRR = i1+ x (i2- i1)
NPV1- NPV2
Rp187.243.760, 92
= 21%+ x (22%- 21%)
Rp187.243.760, 92 - (-Rp52.356.086, 67)
= 0,217814853 ≈ 21,7814 %
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai internal
rate of return (IRR) sebesar 21,7814 % yang berarti bahwa nilai suku bunga
tersebut mempunyai nilai yang lebih besar daripada 11%, dikarenakan IRR
hasil perhitungan 21,7814 % lebih besar dari tingkat suku bunga yang
ditetapkan bank yaitu sebesar 11%, maka proyek investasi pada PT Health
Hardware dikatakan layak untuk dilaksanakan.
= Rp 2.370.731.604,61
Titik impas (Rp) adalah titik dimana perusahaan tidak mengalami
kerugian maupun keuntungan dalam melakukan produksi. Didapatkan titik
impas (Rp) sebasar Rp 2.370.731.604,61 pada tahun ke-1 sampai dengan
sebesar Rp 2.388.329.730,51 pada tahun ke-5.
Total fixed cost
Titik Impas (Unit) =
Harga jual / unit - (Total variabel cost / produk per tahun)
Rp1.113.503.601, 29
=
RRp160.984, 92 - ( Rp5.333.632.840, 42 / 62475 )
= 14,727 Unit ≈ 15
Titik impas adalah banyak produk Tempat P3K yang jika PT Health
Hardware produksi tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan pada
tahun ke-1 sebanyak 15 unit produk sampai dengan tahun ke-5 sebanyak 15
unit produk.