Anda di halaman 1dari 10

A.

Karakteristik dan Ciri-ciri pembelajaran jarak jauh


Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), yang dimaksud dengan Pendidikan Jarak Jauh (PPJ) adalah pendidikan yang peserta
didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar
melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lainnya. Sistem pembelajaran jarak jauh
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan praktik Pembelajaran konvensional secara tatap
muka. Menurut Keegan (1980) sistem pembelajaran jarak jauh memiliki karakteristik yaitu (1)
pemisahan antara pengajar dan pembelajar; (2) pengaruh institusi/organisasi pendidikan; (3)
penggunaan media yang menghubungkan guru dan pembelajar; (4) berlangsungnya komunikasi
dua arah; (5) memperhatikan pembelajar sebagai individu yang belajar; dan (6) pendidikan
sebagai suatu industri.
1. Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran jarak jauh antara lain:

a. Program disusun disesuaikan dengan jenjang, jenis, dan sifat pendidikan. Waktu yang
digunakannya pun sesuai dengan sesuai program tersebut. Tujuan program adalah
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pembelajar. Untuk
mengetahui keberhasilan pencapai tujuan program tersebut dilakukan penilaian sendiri
(self evaluation).

b. Dalam proses pembelajaran tidak ada pertemuan langsung secara tatap muka antara
pengajar dan pembelajar, sehingga tidak ada kontak langsung antara pengajar dengan
pembelajar. Pertemuan antara pengajar dan pembelajar hanya dilakukan kalau ada
peristiwa tertentu yang dianggap penting sekali atau untuk membahas tugas-tugas tertentu
saja.

c. Pembelajar dan pengajar terpisah sepanjang proses pembelajaran itu karena tidak ada tatap
muka seperti halnya dalam pembelajaran konvensional, sehingga pembelajar harus dapat
belajar secara mandiri. Bantuan belajar yang diperoleh dari orang lain sangat terbatas.

d. Adanya lembaga pendidikan yang mengatur pembelajar untuk belajar mandiri.


Pendidikan jarak jauh adalah sistem pendidikan yang menekankan pada cara belajar
mandiri (selfstudy). Untuk itu, cara belajar mandiri pembelajar perlu dikelola secara
sistematis. Penyajian materi pembelajaran, pemberian bimbingan kepada pembelajar, dan
pengawasan serta jaminan keberhasilan pembelajar dilakukan oleh pengajar.

e. Lembaga pendidikan merancang dan menyiapkan materi pembelajaran, serta


memberikan pelayanan bantuan belajar kepada pembelajar. Adanya lembaga
pendidikan ini membedakan sistem pendidikan jarak jauh dari proses belajar sendiri
(private study) atau teach yourself programmes.

f. Materi pembelajaran disampaikan melalui media pembelajaran, seperti komputer dengan


internetnya atau dengan program e-learning. Misalnya, pembelajaran tentang
pengetahuan, keterampilan, dan sikap disampaikan kepada pembelajar melalui media
audio visual seperti komputer, TV, radio, media cetak, dan sebagainya. Media ini
berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran, alat penghubung
atau alat komunikasi antara pembelajar dan pengajar. Materi pembelajaran bersifat
mandiri untuk dipelajari, sehingga dalam proses pembelajarannya bisa menggunakan
media bantuan seperti komputer. Materi pembelajaran ini disimpan di komputer,
sehingga dapat diakses oleh pengajar dan pembelajar kapan saja dan di mana saja bila
yang bersangkutan memperlukannya. Kendati pembelajaran jarak jauh dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi banyak digunakan, namun ada
beberapa kendala yang dihadapinya, antara lain keterbatasan fasilitas teknologi,
seperti tidak ada/kurangnya komputer dibandingkan dengan jumlah pembelajar yang
akan menggunakannya, terbatasnya telepon sebagai alat komunikasi, atau terbatasnya
listrik di daerah tertentu. Kendala ini menyebabkan berkurangnya pengguna
teknologi, seperti komputer dengan internetnya.

g. Melalui media pembelajaran tersebut, akan terjadi komunikasi dua arah (interaktif)
antara pembelajar dengan pengajar, pembelajar dengan pembelajar lain, atau
pembelajar dengan lembaga penyelenggara pembelajaran jarak jauh. Inisiatif untuk
berkomunikasi datang dari pembelajar atau dari pengajar.

h. Tidak ada kelompok belajar yang bersifat tetap sepanjang masa belajarnya, karena itu
pembelajar menerima pembelajaran secara individual bukannya secara kelompok.
Sedangkan jika ada waktu untuk melakukan pertemuan kelompok pembelajar akan
mempelajari mata pelajaran atau mata kuliah yang sama untuk membicarakan hal-hal
yang berkaitan dengan pembelajaran atau sekedar untuk bersosialisasi.

i. Paradigma baru yang terjadi dalam pembelajaran jarak jauh adalah peran pengajar yang
lebih bersifat fasilitator yang memberikan bantuan atau kemudahan kepada pembelajar
untuk belajar, dan pembelajar sebagai peserta dalam proses pembelajaran. Karena itu,
pengajar dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik, menyajikan materi
pembelajaran yang menarik, sementara pembelajar dituntut untuk aktif berpartisipasi
dalam proses belajar.

j. Pembelajar dituntut aktif, interaktif, dan partisipatif dalam proses belajar, karena sistem
belajarnya secara mandiri yang sedikit sekali mendapatkan bantuan dari pengajar atau
pihak lainnya. Pembelajar yang kurang aktif akan lebih mudah gagal dalam proses
belajarnya.

k. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dikembangkan secara sengaja sesuai kebutuhan
dengan tetap berdasarkan kurikulum.

l. Interaksi pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung jika ada suatu pertemuan. Bisa
pula secara tidak langsung dengan bantuan tutor dalam forum tutorial atau pengajar.1

2. Fungsi-fungsi tertentu pada pendidikan jarak jauh antara lain :

a. Penyajian informasi. Ini adalah unsur standar mata pelajaran apapun dan ini tidak selalu
harus berupa pengajaran yang dipimpin guru, tetapi bisa berupa pendekatan yang
berpusat pada siswa. Contoh adalah presentasi dan demontrasi guru, presentasi siswa,
teks cetak dan ilustrasi, suara langsung atau direkam, gambar bergerak penuh.
b. Praktek dengan umpan balik, yaitu: pembelajaran berlangsung dengan para pembelajar
berpartisifasi aktif dalam membahas materi yang diberikan. Guru merangsang kegiatan
para pembelajar dengan cara: aktivitas bertanya dan menjawab, kegiatan diskusi, kegiatan
kelompok terstruktur, tutorial sesama teman sebaya
c. Akses sumber daya belajar. Mata pelajaran dan pelajaran biasanya disusun dengan
asumsi bahwa para pembelajar akan menghabiskan waktu di luar ruang kelas yang
1
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 2009, Hal 29
bekerja secara individual atau dalam kelompok kecil dengan materi, mengerjakan PR,
tugas, makalah dan sejenisnya.

B. Kunci Utama Dan Peranannya Dalam Pembelajaran Jarak Jauh


Interaksi antara pengajar dan pebelajar memegang peranan yang sangat penting dalam
pembelajaran jarak jauh. Dalam proses pembelajaran interaktif, komunikasi dua arah (two ways
communication) berlangsung antara pengajar dan pebelajar. Interaksi merupakan faktor
penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran. Dibawah ini adalah deskripsi singkat
mengenai peran-peran kunci utama dalam pembelajaran jarak jauh :

1. Siswa (student), peran utama dari siswa disini adalah belajar. Dalam proses pembelajaran
jarak jauh ini tetap diperlukan keadaan yang baik, motivasi, perencanaan, dan
kemampuan untuk menganalisa materi perkuliahan, tugas, dan tes yang diberikan seorang
pengajar kepada siswa. Kemampuan berinteraksi antara dosen dengan siswa sangat
bergantung pada hubungan teknis (technical linkage) yang menjembatani batasan antara
kelas yang terpisah dengan partisipasi siswa. Siswa perlu mengetahui bagaimana
menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan guru dan satu sama lain. Ketika
siswa ingin mengajukan pertanyaan, atau ingin menambah diskusi, mereka harus mampu
menggunakan teknologi untuk berinteraksi.
2. Sekolah, kesuksesan dari sistem pembelajarasn jarak jauh ini sangat ditentukan oleh
Sekolah. Pada sistem kelas tradisional, tanggung jawab seorang pengajar adalah
memberikan materi dan memberikan keperluan yang dibutuhkan siswa. Hal yang
menarik adalah penyesuaian kemampuan mengajar secara jarak jauh. Seorang pengajar
harus mampu membuat sistem pemahaman yang mudah, mengadaptasikan cara mengajar
antara sistem kelas tradisional dengan teknologi dari sistem pembelajaran jarak jauh.
3. Guru dalam pembelajaran jarak jauh harus dapat memastikan bahwa para siswa
sepenuhnya memahami tanggung jawab mereka dan bagaimana mengatur  kelas, dan
guru harus mengawasi mereka agar tidak ada yang tertinggal dalam mengikuti materi
pelajaran.
4. Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua dapat
membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari rumah.
5. Fasilitator, sebagai jembatan antara siswa dengan pengajar. Agar efektif maka fasilitator
harus mampu menganalisa kebutuhan-kebutuhan antara siswa dengan pengajar.
6. Staff pendukung (support staff), secara individual bagian ini tidak begitu menonjol, tetapi
pada sistem pembelajaran jarak jauh secara luas, fungsi dari layanan pendukung sangat
menentukan dari kesuksesan pembelajaran jarak jauh, yang antara lain adalah dalam
sistem pendaftaran mahasiswa (registration), penggandaan dan penyebaran materi,
pengaturan jadwal (schedulling), pemrosesan laporan penilaian (grades),pengaturan hal
teknis, dan lain sebagainya.
7. Administrator, meskipun fungsi administrator sangat berpengaruh pada perencanaan awal
sistem pembelajaran jarak jauh, administrator juga berperan sebagai pengambil
keputusan (decision maker). Administrator bekerja secara personal dan memastikan
sumber dan teknologi yang ada dapat bekerja secara baik dan efektif, dan selalu
bertanggung jawab dalam memaintenance sistem.

C. Pendidikan selama Covid-19

Dunia pendidikan saat ini tengah mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, proses pendidikan
yang biasa yang berpusat di sebuah gedung bernama sekolah, dengan adanya social distancing Covid-19 ini
akhirnya proses belajar berpindah menjadi di dalam rumah rumah siswa berbasis koneksi internet atau saluran
televisi (TVRI). peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat langka di tengah wabah Covid-19, proses
pembelajaran siswa setidaknya akan didampingi sepenuhnya oleh orang tua yang mungkin sebagian besar juga
sedang melaksanakan work from home. Di sini suatu momentum muncul ke permukaan, karena orang tua akan
bertemu dengan kewajiban dasarnya kembali sebagai pendidik utama sekaligus penanggung jawab proses
pendidikan dari anak-anaknya. Sebelumnya, untuk sebagian orangtua yang disibukkan dengan berbagai urusan
pekerjaan, banyak yang memberikan kewenangan kepada sekolah seutuhnya sebagai tumpuan proses
pendidikan bagi anak-anaknya. kondisi akibat Covid-19 ini memberikan kesempatan kepada orang tua untuk
membangun kedekatan serta terlibat langsung dalam pembelajaran anak-anaknya di rumah. 2

Covid-19 ini sangat berdampak untuk seluruh sektor di Indonesia, baik sosial, ekonomi dan bahkan
politik semua terkena dampak dari penyebaran wabah Covid-19 ini, secara sosial ini sangat terlihat perubahan
di Indonesia, mulai dari diliburkan seluruh lembaga pendidikan, pelarangan berkumpul di tempat umum
sehingga himbauan untuk beribadah di rumah. Covid-19 berhasil mengubah perilaku masyarakat khususnya
2
Masrul Dkk, Pandemik Covid-19: Persoalan Dan Refleksi Di Indonesia, 2020, Surabaya: Yayasan Kita Menulis, h.
56.
masyarakat Indonesia, selain himbauan pemerintah, masyarakat juga memiliki kepentingan jika pola perilaku
mereka tidak berubah, beberapa di antara pola perilaku masyarakat yang akan berubah saat dan pasca wabah
Covid-19 selesai adalah:

Pertama, pola hidup sehat, paskah penyebarnya Covid-19 banyak himbauan baik dari pemerintah
ataupun organisasi masyarakat serta lembaga swadaya masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat seperti
memakai masker ketika keluar rumah, sering mencuci tangan serta memperbanyak minum vitamin.

Kedua, adalah pola pendidikan jarak jauh semenjak ada himbauan dari kementerian pendidikan dan
kebudayaan agar sekolah dan perguruan tinggi menetapkan pembelajaran di rumah selama dua pekan, banyak
sekolah dan perguruan tinggi yang belum siap sehingga banyak menggunakan aplikasi media sosial dan juga
aplikasi gratis lainnya. Bagi beberapa perguruan tinggi telah mempunyai website e -learning sehingga tidak
terlalu kaget dengan adanya instruksi belajar dari rumah ataupun konsep pendidikan jarak jauh. Pendiri
pendidikan jarak jauh ini cukup efektif untuk kondisi-kondisi tertentu. Pasca Covid-19 kemungkinan besar akan
banyak perguruan tinggi dan sekolah yang menyiapkan dan menerapkan pendidikan jarak jauh melalui website
e- learning. kemudahan yang didapat sangat banyak terutama bagi mahasiswa dan dosen yang tidak bisa hadir
di kampus namun tetap bisa mengakses pelajaran melalui e-learning.3

D. Faktor keberhasilan pendidikan jarak jauh dimasa covid-19


Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi Covid-19 perlu
memperhatikan faktor yang dapat mendorong dan mendukung keberhasilan dari pelaksanaan
PJJ. Faktor keberhasilan pembelajaran jarak jauh terletak pada 3 faktor utama, yaitu pengajar,
pembelajar dan teknologi. Pada pembelajaran jarak jauh.

1. Pengajar harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan media


penunjang pembelajaran, selain itu pengajar pun harus memiliki kreativitas dan
pengalaman dalam melakukan serta mengemas interaksi virtual dengan para
pembelajar. Semenatara itu pada faktor pembelajar, yang akan berpengaruh
terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh diantaranya kultur, latar belakang
socio ekonomi, interes, pengalaman dan tingkat pendidikan. Selanjutnya, faktor
penentu keberhasilan pembelajaran jarak jauh lainnya adalah teknologi, teknologi
merupakan media, alat dan sarana penunjang terjadinya proses interaksi antara
pengajar dan pembelajar. Pendapat lain menyebutkan terdapat lima faktor krusial
3
Ahmad Faizin dan David Efendi, Membaca Korona: Esai-esai Tentang Manusia, Wabah, Dan Dunia, 2020, Gresik:
Caremedia Communication, h. 50-52.
yang dapat mendorong pada keberhasilan pembelajaran jarak jauh, yaitu 1)
Manajemen institusi, 2) Lingkungan belajar, 3). Desain pembelajaran, 4) Layanan
pendukung, dan 5) Evaluasi pembelajaran.4 Pada konteks pembelajaran jarak jauh
selama masa pandemi Covid-19, kelima faktor tersebut tentu saja menjadi faktor
yang bisa mendukung pelaksanaan PJJ. Faktor manajemen institusi berkaitan
dengan desain perancanaan pelaksanaan PJJ di masa pandemi Covid-19 yang
dirancang oleh institusi pendidikan pusat sampai Sekolah sebagai pelaksanaan di
lapangan. Arahan kurikulum yang tepat dan terencana akan menjadikan pelaksanaan
PJJ berjalan sesuai dengan harapan. Sejalan dengan hal itu, menyebtukan bahwa
dukungan pihak manajemen pengelola pusat pendidikan menjadi salah satu penentu
keberhasilan pembelajaran jarak jauh (E-learning).5

2. Faktor lingkungan belajar pada pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19
berkaitan dengan lokasi pengajar dan pembelajaran ketika melaksanakan
pembelajaran jarak jauh, kemampuan pengajar dan pembelajar dalam megnakses
intenet, dan keberadaan sistem online yang menunjang pembelajaran. Faktor
lingkungan belajar ini menjadi faktor yang krusial dalam pelaksanaan PJJ di
Indonesa, hal tersebut dikarenakan keteresdiaan akses internet di Indonesia yang
belum merata sehingga masih banyak pengajar dan pembelajar yang tidak bisa
melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan analisis data International data
telecomunication dan Biro Pusat Statistik tergambar bahwa penduduk Indonesia
yang menggunakan internet jumlahnya di bawah 40% dan hanya 3% yang secara
reguler mendapatkan akses intenet pita lebar yang cepat.6 Kondisi demikian
menyebabkan tidak sedikit pengajar dan pembelajar yang akhirnya tidak
melaksanakan pembelajaran jarak jauh di masa pandemic Covid-19. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, Kemdikbud pun membuat program belajar pada saluran
TVRI dengan harapan bisa diakses oleh semua kalangan di seluruh penjuru
Indonesia.

4
Cheawjindakarn, B., Suwannatthachote, P., dan Theeraroungchaisri, A. Critical Success Factors for Online
Distance Leaning In Higher Education: A Review of the Literature. Hal 61.

5
Agustina, R., Santosa, P, I., dan Ferdiana, R. Sejarah, Tantangan dan Faktor Keberhasilan dalam Pengembangan
E-Learning. Seminar Nasional Sistem informasi Indonesia. hal 209-218.
6
3. Faktor selanjutnya yang akan menunjang keberhasilan pelaksanaan PJJ di masa
pandemi Covid-19 adalah desain pembelajaran. Desain pembelajaran menjadi
bagian penting yang perlu diperhatikan dan dikembangkan oleh pengajar. Metode
pembelajaran jarak jauh ini merupakan sesuatu yang baru bagi sebagian besar
pengajar dan pembelajar, sehingga jika desain pembelajaran tidak terancang dengan
baik, maka pembelajaran yang dilaksanakan pun akan menjadi tidak jelas. Desain
pembelajaran meliputi beberapa komponen, yaitu kejelasan tujuan pembelajaran,
kualitas konten, strategi pembelajaran, psikologi pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran7. Demi keberhasilan pelaksanaan PJJ masa pandemic Covid-19, maka
pengajar perlu mendesain pembelajaran dengan memperhatikan komponen-
komponen tersebut. Misalnya mendesain pembelajaran yang dikaitkan dengan isu-
isu aktual yang muncul Ketika masa pandemic Covid-19.

4. Faktor pendukung lainnya yang mendorong keberhasilan pelaksanaan PJJ di masa


pandemi Covid-19 adalah layanan pendukung. Layanan pendukung dalam
pelaksanaan PJJ terdiri dari pelatihan dan alat komunikasi. Pada konteks PJJ di masa
pandemi Covid-19 ini, hanya sebagian kecil Sekolah yang mengadakan pelatihan
secara terencana kepada para pengajar dan pembelajar mengenai pelaksanaan PJJ.
Sebagian besar sekolah hanya melakukan simulasi pelaksanaan PJJ dengan
menggunakan perangkat teknologi dan aplikasi yang mudah terjangkau. Pelaksanaan
layanan pelatihan sangat penting untuk kelancaran PJJ, hal ini dikarenakan pelatihan
bisa meningkatkan kemampuan pengajar dan pembelajar dalam mengelaola
teknologi yang menjadi media dalam pembelajaran jarak jauh.

5. Faktor terakhir yang mendukung keberhasilan pelaksanaan PJJ selama masa Covid-
19 adalah evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan bagian penting
dari sebuah proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan, dalam pelaksanaan PJJ
pun tetap perlu melakukan evaluasi pembelajaran baik yang bersifat formatif
maupun sumatif. Namun demikian, sistem evaluasi yang dilaksanakan pada masa
pandemi ini harus lebih fleksibel. Fleksibilitas dari penilaian tersebut diantaranya
dari metode penilaiannya, seperti presentasi, makalah penelitian, dan peer
7
Cheawjindakarn, B., Suwannatthachote, P., dan Theeraroungchaisri, A. Critical Success Factors for Online
Distance Leaning In Higher Education: A Review of the Literature. Creative Education. 2012. hal 63.
assessment yang berkaitan dengan isu-isu yang sedang dibicarakan, seperti dampak
Covid-19 terhadap berbagai sector dan isu lainnya. Salah satu metode penilaian yang
fleksibel adalah E-portopolio, E-portopolio ini menawarkan metode yang sangat
fleksibel bagi siswa dalam melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan selama masa
pandemi Covid-19.8 Metode penilaian berbasis online lainnya yang sudah biasa
dilaksanakan, diantaranya tes online menggunakan berbagai platform/aplikasi test,
seperti quizziz, kahoot, atau google form.

8
Gordon, N. A. Flexible Pedagogies: technology-enhanced learning. The Higher Education Academy: University of
Hull. 2014: 1-23.
Daftar Pustaka

Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Bandung: Alfabeta CV,
2009)

Masrul, Pandemik Covid-19: Persoalan Dan Refleksi Di Indonesia (Surabaya: Yayasan Kita Menulis,
2020)

Efendi, Ahmad Faizin dan David, Membaca Korona: Esai-Esai Tentang Manusia, Wabah, Dan Dunia
(Grresik: Caremedia Comunication, 2020)

Smaldino, Sharon. Lowter, Deborah. Russel, James D. 2011. Teknologi  Pembelajaran dan
Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rahmawati, peni. 2016, Media Pembelajran Jarak jauh,


http://peniirahmawati.blogspot.com/2016/12/makalah-media-pembelajaran-jarak-jauh.html?m=0
(28 desember 2016)

Daftar pustaka sub faktor keberhasilan


Gordon, N. A. 2014. Flexible Pedagogies: technology-enhanced learning. The Higher Education Academy:
University of Hull.
Cheawjindakarn, B., Suwannatthachote, P., dan Theeraroungchaisri, 2012. A. Critical Success Factors for
Online Distance Leaning In Higher Education: A Review of the Literature.
Agustina, R., Santosa, P, I., dan Ferdiana, R. Sejarah, Tantangan dan Faktor Keberhasilan dalam
Pengembangan E-Learning. Seminar Nasional Sistem informasi Indonesia. Yoyakarta. 2016
Latip, abdul. 2020. Peran Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Pembelajaran Jarak
Jauh di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal edukasi dan teknologi pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai