Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DEVI ASTRIA ANANDA KURNIA

NIM : 40011419650100

KELAS :C

RESUME KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN BAB X

UPAYA HUKUM PASAL 36 AYAT (1) UNDANG-UNDANG KUP

 Cara : Permohonan atau Secara Jabatan (Pasal 36 ayat (1) UU KUP)


 Jenis :
 Mengurangi/ menghapuskan sanksi admiinistrasi (Pasal 36 ayat ayat (1) huruf a
UU KUP)
 Mengurangkan/membatalkan SKP (Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP)
 Mengurangkan/membatalkan STP (Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP)
 Membatalkan hasil pemeriksaan atau SKP (Pasal 36 ayat (1) huruf d UU KUP)
 Proses :
 Hak mengajukan ( Pasal 36 ayat (1a), ayat (1b) UU KUP
 Jangka waktu keputusan (Pasal 36 ayat (1c), ayat (1d), ayat (1e) UU KUP
1. Penyampaian Permohonan WP
a) Secara langsung (dengan bukti penerimaan surat yang diberikan oleh petugas
yang ditunjuk di KPP tempat WP terdaftar dan/atau tempat PKP dikukuhkan)
b) Melalui pos (dengan bukti pengiriman surat)
c) Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir (dengan bukti pengiriman
surat)
d) E-filling (dengan bukti penerimaan elektronik)
2. Jangka Waktu Keputusan
Pasal 36 ayat (1c) :jangka waktu paling lama 6 bulan sejak tanggal permohonan.
Pasal 36 ayat (1d) :apabila telah melewati jangka waktu tetapi Dirjen Pajak tidak
memberi keputusan, permmohonan WP dianggap dikabulkan.
Pasal 36 ayat (1e) ;apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan
secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian
permohonan WP .
3. Pasal 36 ayat (1) Huruf a UU KUP
Dirjen pajak atas permohonan WP dapat mengurangkan atau menghapus sanksi
administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut
dikenakan karena kekhilafan WP atau bukan karena kesalahannya.
4. Ketentuan Permohonan Pasal 366 Ayat 91) Huruf a UU KUP
WP berhak mengajukan permohonan Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP paling banyak
dua kali. Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang kedua
berlaku ketentuan sebagai berikut:
 Harus diajukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan sejak tanggal SK
Dirjen Pajak atas permohonan yang pertama dikirim, kecuali WP dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan
diluar kekuasaan WP.
 Tetap diajukan terhadap surat ketetapan pajak atau STP yang telah diterbitkan
SK Dirjen Pajak.
 Ketentuan permohonan yang pertama berlaku juga untuk permohonan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang kedua.
5. Syarat Permohonan Pasal 36 Ayat (1) Huruf a UU KUP
a) Satu permohonan untuk satu surat ketetapan pajak atau STP, kecuali
permohonan tersebut diajukan untuk STP berdasarkan Pasal 19 ayat (1) UU
KUP, sepanjang terkait dengan surat ketetapan pajak yang sama maka satu
permohonan dapat diajukan untuk lebih dari satu surat tagihan pajak
b) Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia
c) Mengemukakan jumlah sanksi administrasi menurut WP dengan disertai alasan
d) Permohonan harus disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar
e) Surat permohonan ditandatangani oleh WP dan dalam hal surat permohonan
ditandatangani bukan oleh WP, surat permohonan tersebut harus dilampiri
dengan surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) UU
KUP.
6. Pengujian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
Dirjen Pajak menguji permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Menguji pemenuhan ketentuan, dan syarat permohonan, untuk permohonan
yang pertama
b) Menguji pemenuhan ketentuan, syarat, dan jangka waktu, untuk permohonan
yang kedua
7. Tindak Lanjut Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Adminstrasi
Dalam rangka meneliti permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi, Dirjen Pajak dapat meminta:
 Dokumen, data, dan/atau informasi yang diperlukan melalui penyampaian surat
permintaan dokumen, data, dan/atau informasi. WP harus memenuhi permintaan
paling lama 15 hari kerja sejak tanggal surat permintaan dikirim.
 Keterangan tambahan kepada WP dengan menyampaikan surat permintaan
keterangan tambahan dan WP harus memberikan keterangan yang diminta
dalam jangka waktu paling lama sebagaimana disebut dalam surat permintaan
keterangan tambahan.
8. SK Pengurangan atau pennghapusan Sanksi Adminstrasi
Adalah surat keputusan yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak yang berisi mengenai ,
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi sebagaimana tercantum dalam
surat ketetapan pajak atau STP atau penolakan atas permohonan pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi yang diajukan oleh WP.
UU KUP tidak mengatur berapa sanksi yang dapat diberikan kepada WP yang
mengajukan permohonan pengurangan sanksi administrasi. Namun dalam aturan
pelaksanaannya diatur sebagai berikut:
 Dapat dikurangkan menjadi paling lama 24 bulan. Dengan bunga 2%
 Dapat diberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi menjadi
kurang dari 24 bulan.
9. Pasal 36 ayat (1) Huruf b UU KUP
Objek pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak berdasarkan permohonan
(bukan secara jabatan) WP adalah surat ketetapan pajak yang tidak benar,
kecualiSKPKB yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13A UU KUP. Dengan
penjelasan sebagai berikut:
 Yang dapat dikurangkan meliputi surat keetapan pajak yang jumlah pajak
terutangnya tidak benar
 Yang dapat dibatalkan meliputi surat ketetapan pajak yang seharusnya tidak
diterbitkan.
10. Hak Mengajukan Permohonan Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak
Yang Tidak Benar
WP berhak mengajukan permohonan Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP paling banyak
dua kali. WP yang mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat
ketetapan pajak yang tidak benar yang kedua berlaku ketentuan tertentu.
Untuk ketentuan, syarat, pengujian, tindak lanjut, dan SK permohonan pengurangan
atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar sama seperti Pasal 36 ayat (1)
huruf a UU KUP.
11. Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP
STP yang dapat dikurangkan atau dibatalkan berdasarkan permohonan WP meliputi;
a) STP ynag tidak benar yang terkait dengan penerbitan surat ketetapan pajak
b) STP ynag tidak benar selain STP sebagaimana dimaksud huruf a
STP yang tidak benar yang dapat dikurangkan berdasarkan permohonan WP meliputi
STP dengan jumlah sanksi administrasi yang tidak benar. STP yang tidak benar yang
dapat dibatalkan berdasarkan permohonan WP meliputi STP yang seharusnya tidak
diterbitkan. Ketentuan ini berlaku juga untuk SPT Pajak Terutang, Surat Keterangan
PBB, dan STP PBB.
WP berhak mengajukan permohonan sebanyak 2 kali. Permohonan yang kedua berlaku
ketentuan tertentu. Ketentuan, syarat, pengujian, dan SK sama seperti Pasal 36 ayat (1)
huruf a dan/atau huruf b.
12. Pasal 36 Ayat 91) Huruf d UU KUP
Dirjen Pajak dapat membatalkan surat ketetapan pajak yang diterbitkan berdasarkan
pemeriksaan atau verifikasi yang dilaksanakan tanpa melaluiprosedur:
a) Penyampaian SPT hasil pemeriksaan atau SPHV
b) PAHP atau PAHV
Kecuali SKPKB yang ditrebitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13A UU KUP, SKPKBT,
yang diterbitkan berdasarkan ketentuan pasal 15 ayat(3) UU KUP dan SKPLB yang
diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2) UU KUP.
13. Hak Mengajukan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari Hasil Pemeriksaan atau
Verifikasi
WP berhak mengajukan permohonan hanya satu kali. Ketentuan, syarat, pengujian, SK
pembatalan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan atau verifikasi hamper sama
seperti pada pasal 36 ayat (1) huruf a,b, dan/atau c.
14. Pencabutan Permohonan Pasal 36 Ayat (1) UU KUP Oleh WP
WP dapat melakukan pencabutan terhadap surat permohonan yang telah disampaiakn
kepada Dirjen Pajak sebelum diterbitkan SK terkait permohonan WP. Pencabutan
terhadap surat permohonan harus memenuhi persyaratn sebagai berikut:
a) Pencabutan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan dapat
mencantumkan alasan pencabutan
b) Pencabutan harus disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar
c) Surat pencabutan ditandatangani oleh WP dan dalam hal surat pencabutan
ditandatangani bukan oleh WP, surat pencabutan tersebut harus dilampiri
dengan surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) UU
KUP.
WP yang melakukan pencabutan terhadap surat permohonan, WP tidak berhak untuk
mengajukan kembali permohonan yang sama dengan jenis permohonan yang dicabut.
15. Upaya Hukum Pasal 366 Ayat (1) UU KUP secara Jabatan
Dirjen Pajak karena jabatan dapat :
a) Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda,
dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut diarenakan kekhilafan WP atau
bukan karena kesalahannya
b) Mengurangkan atau membatlkan surat ketetapan pajak yang tidak benar
c) Mengurangkan atau membatalkan STP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
UU KUP yang tidak benar
d) Membatalkan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan atau verifikasi yang
dilaksanakan tanpa penyampaian SPT hasil pemeriksaan arat SPT hasil
verifikasi, dan/atau PAHP atau PAHV dengan WP.
Dirjen Pajak secara jabatan mengurangkan atau membatalkan sanksi administrasi alam
STP yang diterbitkan sebagai akibat dari penerbitan surat ketetapan pajak yang diajukan
keberatan, banding, peninjauan kembali, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan
pajak dan telah diterbitkan SK keberatan, putusan banding, putusan peninjauan kembali,
SK pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak.
Pengurangan, penghapusan, atau pembatalan secara jabatan dilakukan berdasarkan
data dan/atau informasi yang diperoleh atau dimiliki oleh Dirjen Pajak.

Anda mungkin juga menyukai