Cara : Permohonan atau Secara Jabatan (Pasal 36 ayat (1) UU KUP)
Jenis : Mengurangi/ menghapuskan sanksi admiinistrasi (Pasal 36 ayat ayat (1) huruf a UU KUP) Mengurangkan/membatalkan SKP (Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP) Mengurangkan/membatalkan STP (Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP) Membatalkan hasil pemeriksaan atau SKP (Pasal 36 ayat (1) huruf d UU KUP) Proses : Hak mengajukan ( Pasal 36 ayat (1a), ayat (1b) UU KUP Jangka waktu keputusan (Pasal 36 ayat (1c), ayat (1d), ayat (1e) UU KUP 1. Penyampaian Permohonan WP a) Secara langsung (dengan bukti penerimaan surat yang diberikan oleh petugas yang ditunjuk di KPP tempat WP terdaftar dan/atau tempat PKP dikukuhkan) b) Melalui pos (dengan bukti pengiriman surat) c) Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir (dengan bukti pengiriman surat) d) E-filling (dengan bukti penerimaan elektronik) 2. Jangka Waktu Keputusan Pasal 36 ayat (1c) :jangka waktu paling lama 6 bulan sejak tanggal permohonan. Pasal 36 ayat (1d) :apabila telah melewati jangka waktu tetapi Dirjen Pajak tidak memberi keputusan, permmohonan WP dianggap dikabulkan. Pasal 36 ayat (1e) ;apabila diminta oleh WP, Dirjen Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar untuk menolak atau mengabulkan sebagian permohonan WP . 3. Pasal 36 ayat (1) Huruf a UU KUP Dirjen pajak atas permohonan WP dapat mengurangkan atau menghapus sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan WP atau bukan karena kesalahannya. 4. Ketentuan Permohonan Pasal 366 Ayat 91) Huruf a UU KUP WP berhak mengajukan permohonan Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP paling banyak dua kali. Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang kedua berlaku ketentuan sebagai berikut: Harus diajukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan sejak tanggal SK Dirjen Pajak atas permohonan yang pertama dikirim, kecuali WP dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaan WP. Tetap diajukan terhadap surat ketetapan pajak atau STP yang telah diterbitkan SK Dirjen Pajak. Ketentuan permohonan yang pertama berlaku juga untuk permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang kedua. 5. Syarat Permohonan Pasal 36 Ayat (1) Huruf a UU KUP a) Satu permohonan untuk satu surat ketetapan pajak atau STP, kecuali permohonan tersebut diajukan untuk STP berdasarkan Pasal 19 ayat (1) UU KUP, sepanjang terkait dengan surat ketetapan pajak yang sama maka satu permohonan dapat diajukan untuk lebih dari satu surat tagihan pajak b) Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia c) Mengemukakan jumlah sanksi administrasi menurut WP dengan disertai alasan d) Permohonan harus disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar e) Surat permohonan ditandatangani oleh WP dan dalam hal surat permohonan ditandatangani bukan oleh WP, surat permohonan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) UU KUP. 6. Pengujian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Dirjen Pajak menguji permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dengan ketentuan sebagai berikut: a) Menguji pemenuhan ketentuan, dan syarat permohonan, untuk permohonan yang pertama b) Menguji pemenuhan ketentuan, syarat, dan jangka waktu, untuk permohonan yang kedua 7. Tindak Lanjut Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Adminstrasi Dalam rangka meneliti permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, Dirjen Pajak dapat meminta: Dokumen, data, dan/atau informasi yang diperlukan melalui penyampaian surat permintaan dokumen, data, dan/atau informasi. WP harus memenuhi permintaan paling lama 15 hari kerja sejak tanggal surat permintaan dikirim. Keterangan tambahan kepada WP dengan menyampaikan surat permintaan keterangan tambahan dan WP harus memberikan keterangan yang diminta dalam jangka waktu paling lama sebagaimana disebut dalam surat permintaan keterangan tambahan. 8. SK Pengurangan atau pennghapusan Sanksi Adminstrasi Adalah surat keputusan yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak yang berisi mengenai , pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi sebagaimana tercantum dalam surat ketetapan pajak atau STP atau penolakan atas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang diajukan oleh WP. UU KUP tidak mengatur berapa sanksi yang dapat diberikan kepada WP yang mengajukan permohonan pengurangan sanksi administrasi. Namun dalam aturan pelaksanaannya diatur sebagai berikut: Dapat dikurangkan menjadi paling lama 24 bulan. Dengan bunga 2% Dapat diberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi menjadi kurang dari 24 bulan. 9. Pasal 36 ayat (1) Huruf b UU KUP Objek pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak berdasarkan permohonan (bukan secara jabatan) WP adalah surat ketetapan pajak yang tidak benar, kecualiSKPKB yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13A UU KUP. Dengan penjelasan sebagai berikut: Yang dapat dikurangkan meliputi surat keetapan pajak yang jumlah pajak terutangnya tidak benar Yang dapat dibatalkan meliputi surat ketetapan pajak yang seharusnya tidak diterbitkan. 10. Hak Mengajukan Permohonan Pengurangan Atau Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar WP berhak mengajukan permohonan Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP paling banyak dua kali. WP yang mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar yang kedua berlaku ketentuan tertentu. Untuk ketentuan, syarat, pengujian, tindak lanjut, dan SK permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar sama seperti Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP. 11. Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP STP yang dapat dikurangkan atau dibatalkan berdasarkan permohonan WP meliputi; a) STP ynag tidak benar yang terkait dengan penerbitan surat ketetapan pajak b) STP ynag tidak benar selain STP sebagaimana dimaksud huruf a STP yang tidak benar yang dapat dikurangkan berdasarkan permohonan WP meliputi STP dengan jumlah sanksi administrasi yang tidak benar. STP yang tidak benar yang dapat dibatalkan berdasarkan permohonan WP meliputi STP yang seharusnya tidak diterbitkan. Ketentuan ini berlaku juga untuk SPT Pajak Terutang, Surat Keterangan PBB, dan STP PBB. WP berhak mengajukan permohonan sebanyak 2 kali. Permohonan yang kedua berlaku ketentuan tertentu. Ketentuan, syarat, pengujian, dan SK sama seperti Pasal 36 ayat (1) huruf a dan/atau huruf b. 12. Pasal 36 Ayat 91) Huruf d UU KUP Dirjen Pajak dapat membatalkan surat ketetapan pajak yang diterbitkan berdasarkan pemeriksaan atau verifikasi yang dilaksanakan tanpa melaluiprosedur: a) Penyampaian SPT hasil pemeriksaan atau SPHV b) PAHP atau PAHV Kecuali SKPKB yang ditrebitkan berdasarkan ketentuan Pasal 13A UU KUP, SKPKBT, yang diterbitkan berdasarkan ketentuan pasal 15 ayat(3) UU KUP dan SKPLB yang diterbitkan berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2) UU KUP. 13. Hak Mengajukan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dari Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi WP berhak mengajukan permohonan hanya satu kali. Ketentuan, syarat, pengujian, SK pembatalan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan atau verifikasi hamper sama seperti pada pasal 36 ayat (1) huruf a,b, dan/atau c. 14. Pencabutan Permohonan Pasal 36 Ayat (1) UU KUP Oleh WP WP dapat melakukan pencabutan terhadap surat permohonan yang telah disampaiakn kepada Dirjen Pajak sebelum diterbitkan SK terkait permohonan WP. Pencabutan terhadap surat permohonan harus memenuhi persyaratn sebagai berikut: a) Pencabutan harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan dapat mencantumkan alasan pencabutan b) Pencabutan harus disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar c) Surat pencabutan ditandatangani oleh WP dan dalam hal surat pencabutan ditandatangani bukan oleh WP, surat pencabutan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) UU KUP. WP yang melakukan pencabutan terhadap surat permohonan, WP tidak berhak untuk mengajukan kembali permohonan yang sama dengan jenis permohonan yang dicabut. 15. Upaya Hukum Pasal 366 Ayat (1) UU KUP secara Jabatan Dirjen Pajak karena jabatan dapat : a) Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut diarenakan kekhilafan WP atau bukan karena kesalahannya b) Mengurangkan atau membatlkan surat ketetapan pajak yang tidak benar c) Mengurangkan atau membatalkan STP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 UU KUP yang tidak benar d) Membatalkan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan atau verifikasi yang dilaksanakan tanpa penyampaian SPT hasil pemeriksaan arat SPT hasil verifikasi, dan/atau PAHP atau PAHV dengan WP. Dirjen Pajak secara jabatan mengurangkan atau membatalkan sanksi administrasi alam STP yang diterbitkan sebagai akibat dari penerbitan surat ketetapan pajak yang diajukan keberatan, banding, peninjauan kembali, pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak dan telah diterbitkan SK keberatan, putusan banding, putusan peninjauan kembali, SK pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak. Pengurangan, penghapusan, atau pembatalan secara jabatan dilakukan berdasarkan data dan/atau informasi yang diperoleh atau dimiliki oleh Dirjen Pajak.