Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma abdomen merupakan kasus emergency dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas yang tinggi. Diagnostik dan manajemen masih menjadi tantangan para ahli bedah
di seluruh dunia. Berkembangnya modalitas untuk diagnostik dan terapi saat ini, menurunkan
angka mortalitas pasien trauma abdomen (Costa et al., 2010). Trauma merupakan penyebab
kematian tersering ketiga pada populasi umum setelah penyakit kardiovaskular dan kanker.
Pada subgrup pasien usia dibawah 40 tahun, trauma merupakan penyebab kematian utama
(Guillion, 2011).
Trauma tumpul abdomen merupakan salah satu trauma mayor yang sering terjadi di
Indonesia, dengan angka mortalitas yang cukup tinggi. Penyebab terbanyak karena
kecelakaan sepeda motor dan jatuh dari ketinggian. Prevalensi cedera tertinggi didapatkan
pada kelompok usia 15–24 tahun. Trauma tumpul abdomen sering berhubungan dengan
cedera multiple dan kadang tidak memiliki tanda klinis yang serius pada pasien (Costa et al.,
2010). Pada penderita yang dilakukan laparatomi oleh karena trauma tumpul, organ yang
paling sering cedera adalah hati (40 – 55%), limpa (35 – 45%) dan organ retroperitoneum
(15%) (Vlies, 2017).
Trauma dapat menyebabkan koagulopati dini terutama pada pasien dengan syok
dengan ditandai dengan adanya antikoagulasi sistemik dan hiperfibrinolisis, di mana
terjadinya syok merupakan faktor inisiasi primer yang terjadi dalam proses ini (Brohi, dkk,
2014). Koagulopati merupakan suatu keadaan di mana terdapat ketidakmampuan dari darah
untuk membeku secara normal. Pada pasien trauma pada umumnya hal ini bersifat
multifaktorial dan merupakan suatu proses akut yang kompleks. Banyak faktor resiko yang
dapat mempengaruhi terjadinya koagulopati yang disebabkan oleh trauma, di antaranya
adalah hipotermia, asidosis, hipoperfusi, hemodilusi dan pemberian cairan. (Katrancha,
Gonzalez, 2014). Timbulnya koagulopati dini harus selalu dipertimbangkan pada seluruh
pasien dengan riwayat trauma terutama pada pasien trauma dengan energi tinggi, di mana
koagulopati dini merupakan fenomena yang umum terjadi pada pasien dengan trauma
sebagai salah satu penanda dari keparahan suatu cedera (Ruiz. C, Andersen.M, 2013)
Pada fase awal dari trauma, kelainan koagulasi dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan resiko perdarahan yang diikuti oleh fase hiperkoagulabilitas dan peningkatan
resiko terjadinya thrombosis. (Li, Sun, 2015). Respon fisiologi bawaan (innate imunity)
dirangsang oleh adanya kerusakan jaringan, sedangkan kehilangan darah akan menyebabkan
terjadinya Acute Traumatic Coagulopathy (ATC) atau koagulopati dini akibat trauma.
Beberapa faktor dan mekanisme yang menyebabkan koagulopati dini sering disebut sebagai
multifaktorial Trauma Induced Coagulopathy (TIC). (Frith, Davenport, dan Brohi, 2012).
Cedera yang berat dapat menyebabkan terjadinya kelainan pada faktorfaktor prokoagulan,
faktor-faktor antikoagulan, disfungsi dari platelet dan tidak seimbangnya fungsi fibrinolisis.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya Acute Coagulopathy of Trauma Shock (ACoTS)
maupun Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) setelah terjadinya trauma dan dapat
menyebabkan terjadinya mortalitas. (Li, Sun, 2015)
Mortalitas yang terjadi akibat suatu trauma menjadi masalah utama yang terjadi pada
sebagian besar pusat pelayanan kesehatan, kematian yang terjadi cepat pada trauma abdomen
seringkali berkaitan dengan perdarahan yang terjadi pada sebagian besar pasien (MacLeod,
dkk, 2003). Pengenalan komponen akut koagulopati pada pasien trauma abdomen dapat
meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam menegakkan diagnosis awal maupun
pemantauan keadaan klinis serta hemostasis setelah terjadinya trauma. Keaadaan yang
menyebabkan terganggunya keseimbangan hemostatik dimulai pada saat terjadinya trauma
pada pasien. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terjadinya koagulopati pada pasien
dengan multitrauma terjadi akibat kondisi sekunder atau setelah dilakukan intervensi tertentu,
di mana dijelaskan bahwa penyebab primer dari keadaan koagulopati ini akibat cedera kepala
tertutup, transfusi darah masif, dan akibat resusitasi dengan cairan. (Bodhit, Bhagra, dan
Stead, 2011).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah seminar ini
adalah “Bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kasus trauma tumpul
abdomen?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus trauma abdomen.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut:
a. Mengetahui konsep teoritis trauma abdomen
b. Mengetahui pelaksanaan pengkajian keperawatan pada pasien dengan kasus trauma
abdomen
c. Mengetahui pelaksanaan diagnosa keperawatan pada pasien dengan kasus trauma
abdomen
d. Mengetahui pelaksanaan rencana keperawatan pada pasien dengan kasus trauma
abdomen
e. Mengetahui pelaksanaan implementasi keperawatan pada pasien dengan kasus trauma
abdomen
f. Mengetahui pelaksanaan evaluasi keperawatan pada pasien dengan kasus trauma
abdomen
D. Manfaat
Kegiatan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus
trauma abdomen yang terjadi pada kegawatdaruratan.

DAFTAR PUSTAKA
Bodhit, A.N, Bhagra, A, Stead, L.G. (2011). Abdominal Trauma : Never Underestimate It.
Hindawi Publishing Corporation p.1-2.

Costa G, Tierno SM, Tomassini F, Venturini L, Frezza B, Cancrini G, Stella F. (2010). The
epidemiology and clinical evaluation of abdominal trauma. Ann. Ital Chir: 81: 95-102

Frith, D, Davenport, R, Brohi, K. (2012). Acute Traumatic Coagulopathy. Lippincott Williams


and Wilkins 25:229-234

Katrancha, E.D., Gonzalez, L.S. (2014). Trauma-Induced Coagulopathy. American Association


of Critical Care Nurses. 34:4.

Macleod, J.B., et al. (2003). Early Coagulopathy Predicts Mortality in Trauma. Lippincott
Williams and Wilkins 55:1.

Ruiz, C, Andersen, M. (2013). Treatment of Acute Coagulopathy Associated with Trauma.


Hindawi Publishing Corporation p. 478-483.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Ebp
    Laporan Ebp
    Dokumen57 halaman
    Laporan Ebp
    Nurfitri Rahmawati 1611110637
    Belum ada peringkat
  • Modul Otokorelasi
    Modul Otokorelasi
    Dokumen25 halaman
    Modul Otokorelasi
    Nurfitri Rahmawati 1611110637
    Belum ada peringkat
  • Ekonometrika
    Ekonometrika
    Dokumen22 halaman
    Ekonometrika
    Nurfitri Rahmawati 1611110637
    Belum ada peringkat
  • Modul Ekonometrika KLP 3
    Modul Ekonometrika KLP 3
    Dokumen31 halaman
    Modul Ekonometrika KLP 3
    Nurfitri Rahmawati 1611110637
    Belum ada peringkat
  • Model Persamaan Simultan
    Model Persamaan Simultan
    Dokumen25 halaman
    Model Persamaan Simultan
    Nurfitri Rahmawati 1611110637
    Belum ada peringkat
  • Peta Konsep Bell
    Peta Konsep Bell
    Dokumen1 halaman
    Peta Konsep Bell
    Nurfitri Rahmawati 1611110637
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Glomerulonefritis
    Leaflet Glomerulonefritis
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Glomerulonefritis
    Nurfitri Rahmawati 1611110637
    Belum ada peringkat
  • Kasus CKD
    Kasus CKD
    Dokumen1 halaman
    Kasus CKD
    Nurfitri Rahmawati 1611110637
    Belum ada peringkat
  • Kasus TB Paru
    Kasus TB Paru
    Dokumen4 halaman
    Kasus TB Paru
    Nurfitri Rahmawati 1611110637
    Belum ada peringkat