Sri Maryani 201922009-1
Sri Maryani 201922009-1
Oleh :
SRI MARYANI
201922009
Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak – kanak dengan masa dewasa.
Masa ini biasanya diawali pada usia 14 tahun pada laki – laki dan 10 tahun pada
perempuan. Pada masa ini remaja mengalami banyak perubahan antaranya perubahan
fisik, menyangkut pertumbuhan dan kematangan organ produksi, perubahan
intelektual, perubahan saat bersosialisasi, dan perubahan kematangan kepribadian
termasuk emos
( Ayu, 2016 ).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik
difus, atau lokal. Karakteristik dari peradangan ini antara lain anoreksia. Rasa penuh
atau tidak nyaman pada epigastrium, mual dan muntah. Peradangan lokal pada
mukosa lambung ini akan berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lainnya. ( Ida, 2017 ). Penyakit gastritis atau sering
dikenal sebagai penyakit maag merupakan penyakit yang sangat mengganggu.
Biasanya penyakit gastritis terjadi pada orang – orang yang mempunyai pola makan
yang tidak teratur. Dan memakan makanan yang merangsang produksi asam
lambung. Beberapa infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan terjadinya
gastritis.
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan kesehatan,
status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit
WHO (2017), insiden gastritis didunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah
penduduk setiap tahunnya, diinggris (22%), China (31%), Jepang (14,5),
kanada(35%) dan perancis (29,5). Diasia tenggara sekitar 586.635 dari jumlah
penduduk setiap
tahunnya.Presentase dari angka kejadian gastritis di indonesia menurut (WHO 2017)
adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis di indonesia cukup tinggi dengan prevalensi
274,396 kasus (Budiana dalam syamsu 2017).
2.1.2 Etiologi
3. Terlambat Makan
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu
dalam jumlah yang kecil, setelah 4 – 6 jam sesudah makan biasannnya kadar
glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan
merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila
seorang telat makan sampai 2 – 3 jam, maka asam lambung yang diproduksi
semakin banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambungserta
menimbulkanrasa nyeri disekitar epigastrium.
4. Makanan pedas
Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang system
pencernaan, terutama lambung dan usus kontraksi.Hal ini akan mengakibatkan
rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala
tersebut membuat penderita semakin berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan
mengkonsumsi makanan pedas dalam 1 minggu selama minimal 6 bulan
dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang di sebut
dengan gastritis.
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi dalam gastritis akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas yang
berupa hematemesis dan melena. Perdarahan yang banyak dapat menyebabkan syok
hemoragik yang bisa mengakibat kematian dan dapat terjadi ulkus. Komplikasi yang
timbul pada gastritis kronis yaitu atrofi lambung yang dapat menyebabkan gangguan
penyerapan vitamin B12, akibat kurangnya penyerapan B12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan zat besi terganggu dan penyempitan daerah atrum pylorus
(Masjoer, 2011).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti
dan secara representative/dapat mewakili populasinya (Riyanto, 2009).
Tehnik pengambilan sampel total sampling. Total sampling. adalah
metode pengambilan sampel dengan menggunakan seluruh populasi
menjadi sampel penelitian (Hastono & Sabri, 2011).
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien merupakan siswa kelas X
2) Bersekolah di SMPN1 Muara Bulian
3) Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
1. Siswa kelas XI XII
2. Tidak bersedia menjadi menjadi responden