Anda di halaman 1dari 4

MENGKIKIS SEMANGAT NASIONALISME

DEMI KEBANGKITAN ISLAM

PEMATERI : Ummu Hisyam


Indonesia baru saja memperingati hari kemerdekaan, baik masyarakat
maupun pemerintah genjar melakukan persiapan dalam menyambutnya. Berbagai
persiapan dilakukan seperti pemasangan bendera dan atribut-atribut yang berkaitan
dengan kemerdekaan. Tidak ketinggalan sejumlah baliho ucapan kemerdekaan juga
terpasang di berbagai pusat keramaian, hingga sudut kota. Sudah menjadi kebiasaan
setiap tahunnya.
Kemerdekaan juga identik dengan semangat nasionalisme yang harus dijaga
dan terus dikobarkan pada setiap masyarakat. Dengan semangat nasionalisme inilah
kita mampu mempertahankan kemerdekaan, melakukan kegiatan positif disegala
aspek kehidupan guna mengisi hari-hari kemerdekaan. Hari kemerdekaan juga
digunakan sebagai langkah awal untuk menyusun konsep arah pembangunan nasional
selama setahun mendatang, tentunya dengan semangat nasionalisme juga untuk
menatap Indonesia yang lebih baik.
Melihat betapa pentingnya semangat nasionalisme ini dalam menentukan
arah langkah yang akan dituju, maka semangat nasionalisme akan terus diajarkan
kepada seluruh masyarakat dan generasi penerus bangsa ini. Contoh semangat
nasionalisme yang paling mudah kita temui ditengah kehidupan bermasyarakat
adalah, adanya anjuran lebih mengutamakan produk-produk buatan dalam negeri.
Serta harus lebih mendahuluan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan
individu maupun golongan.
Sekilas bila kita perhatikan semangat nasionalisme ini sangat baik dalam
kehidupan kita, tetapi ini terdapat sebuah kelemahan. Dimana kelemahan semangat
nasionalisme ini bisa membuat Negara yang kuat menjadi tidak berdaya di kancah
dunia. Semangat nasionalisme membatasi dan menyekat Negara, menjadi sangat kecil
dan diatur oleh Negara adidaya. Contohnya ketika terjadi konflik diluar negeri,
Indonesia tidak dapat berbuat banyak hanya sebatas bantuan logistik makanan dan
medis saja. Tetapi semua itu bisa dilakukan harus dengan persetujuan PBB terlebih
dahulu. Bahkan bisa saja sebuah Negara tidak melakukan apapun atas konflik di
Negara lain atas alasan nasionalisme.
Musuh-musuh islam sangat menyadari akan hal ini, sehingga mereka akan
terus senantiasa melanggengkan semangat nasionalisme. Sebagaimana mereka
mengusung semangat nasionalisme untuk melemahkan Negara Daulah Utsmani.
Negara kafir penjajah (Inggris, Prancis dan Rusia) saling bekarjasama
melakukan berbagai makar untuk melemahkan Negara Daulah Utsmani, dan salah
satu yang berhasil adalah gerakan semangat nasionalisme dan separatisme (gerakan
kemerdekaan). Mereka memulai dan menjalankan kegiatan ini, dengan mendirikan
berbagai organisasi pemuda. Mereka menginginkan para pemuda sebagai generasi
penerus Daulah Utsmani menjadi generasi yang lemah. Pemuda yang tidak lagi
menjadikan islam sebagai pemersatu diatara mereka, tetapi menjadikan nasionalisme
sebagai pemersatu. Sehingga kita dapati para pemuda yang tadinya bersatu dari
berbagai bangsa yang berada di bawah naungan Daulah Utsmani mulai terpecah
belah, sesuai dengan keinginan Negara kafir.
Kondisi seperti gambaran diatas, saat ini masih nampak jelas. Semangat
nasionalisme terus dipertahankan dan digunakan untuk membatasi gerak suatu negara
hanya sebatas persamaan bangsa dan bahasa. Bila hal ini terus dipertahankan maka
kebangkitan islam masih sangat jauh dari pandangan kita. Nasionalime adalah sebuah
ikatan yang terlahir karena seseorang terlahir di Negara yang sama dan dipersatukan
dengan bahasa yang sama. Sebenarnya nasionalisme adalah sebuah ikatan yang
paling lemah. Contohnya di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku ras dan
golongan, sangat tidak mudah untuk terus menjaga ikatan nasionalismenya.
Untuk itu disetiap peringatan hari kemerdekaan seluruh lapisan masyarakat
seolah-olah diingatkan kembali bahwa, kemerdekaan yang telah mereka raih dari
penjajah dikarenakan semangat nasionalisme para pahlawan. Hal ini perlu dilakukan
untuk terus menjaga semangat nasionalime di Negara ini demi mencegah persatuan
atas nama islam. Negara kafir sangat mengantisipasi kebangkitan islam dari dunia
timur, teruma Indonesia. Mengapa demikian, karena Indonesia memiliki semua
persyaratan untuk menopang segala upaya persatuan islam di masa-masa awal yang
pasti akan banyak halangan, hambatan dan rintangan besar.
Kelemahan ikatan nasionalisme yang terus dipertahankan ditengah
kerapuhannya dikarenakan. Ikatan nasionalisme hanya akan muncul bila ada
kepentingan yang sama dari berbagai kelompok yang berbeda suku, ras dan golongan
dari suatu Negara. Bila mereka tidak memiliki kepentingan yang sama maka ikatan
nasionalisme ini tidak akan terwujud. Seperti yang kita dapati di Papua ada
sekelompok organisasi yang menginginkan untuk terlepas dari Negara induk
Indonesia, dikarenakan perbedaan ras,suku dan bangsa (nenek moyang).
Seperti halnnya juga Timur-Timur yang melepaskan ikatan nasionalisme
dengan Indonesia menjadi Negara Timur Leste dikarenakan perbedaan ras,suku dan
bangsa (nenek moyang). Melihat dari dua gambaran diatas sangat mudah untuk
melepaskan diri dari sebuah ikatan nasionalisme, apalagi di Indonesia terdiri dari
berbagai ras, suku dan bangsa yang majemuk. Jadi sangat mungkin Indonesia jika
terus mempertahankan ikatannya berdasarkan ikatan nasionalisme akan terpecah
menjadi banyak Negara kecil yang lemah. Sehingga makin memudahkan Negara kafir
untuk menjalankan berbagai kepentingannya atas Indonesia. Terutama dalam rangka
menghambat bersatunya umat islam untuk meraih kebangkitannya.
Kita sebagai umat islam, apalagi kita yang terpilih berada dalam barisan
penjaga islam yang terpercaya sudah seharusnya semangat nasionalisme tidak ada di
dalam diri, hati dan pikiran kita. Jika hal ini masih ada,maka dakwah yang akan kita
emban tidak akan cepat terwujud. Untuk itu sudah selayaknya bagi kita untuk
meninggalkan semangat nasionalisme dan membuang jauh semangat tersebut,
menggantikannya dengan semangat islam.
Jika kita sudah tidak memiliki lagi rasa nasionalisme dalam diri, hati dan
pikiran kita, maka sudah saatnya dakwah kita kepada masayarakat mulai menjelaskan
segara gamblang tetang kelemahan semangat dan ikatan nasionalisme ini. Selama
menjelaskan bahwa kita sebagai umat islam tidak memerlukan ikatan lain, selain
ikatan islam.
Kita membutuhkan ikatan dan persatuan atas nama islam. Karena hanya
dengan itulah kita akan semakin dekat dengan kemenangan dan persatuan islam.
Allah SWT berfirman:

‫وأطيعوا هللا ورسوله وال تنازعوا فتفشلوا‬


‫وتذهب ريحكم واصبروا إن هللا مع الصابرين‬
“Dan taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian bercerai-
berai sebab kalian akan gagal dan hilang kekuatan kalian, dan bersabarlah kalian
karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar.” (Q.S. Al Anfal 8:
46).
Rasulullah SAW pernah bersabda:
‫َمثَ ُل ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ فِ ْي تَ َرا ُح ِم ِه ْم َوتَ َوا ِّد ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم َك َمثَ ِل ْال َج َس ِد‬
‫إِ َذا ا ْشتَ َكى َعضْ ٌو تَدَاعَى لَهُ َسائِ ُر َج َس ِد ِه بِال َّسهَ ِر َو ْال ُح َّمى‬
(‫)رواه البخاري ومسلم‬
 Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan
saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit,
maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam.
(Shahih Muslim No.4685).
Dalam hadist yang lain Rasulullah SAW bersabda:

ِ َ‫اَ ْل ُم ْؤ ِمنُ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْني‬


ُ ‫ان يَ ُش ُّد بَ ْع‬
ً‫ضهُ بَعْض‬
)‫ا (رواه البخاري ومسلم‬
“Seorang mukmin terhadap mukmin (lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama
lain saling menguatkan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Atas dasar dalil tersebut, sudah seharusnya hanya islamlah yang
mempersatukan kita, dengan ikatan islam kita akan mampu membangun peradaban
dunia yang lebih baik dibandingkan peradapan saat ini. Dengan islam kita akan
meraih masa-masa kejayaan peradapan islam sebagaimana yang pernah diraih oleh
para pendahulu kita dimasa lalu.
Secara historis islam sangat unggul dalam membangun peradaban, selama
kurang lebih 13 abad. Berbagai kegemilangan mampu diraih saat itu, tidak hanya di
dalam satu bidang tetapi keunggulan diraih disemua bidang. Pendidikan, kesehatan,
perekonomian dan perindustrian menjadi yang terbaik.
Dalam pandangan islam, nasionalisme adalah sesuatu yang bathil. Hal ini
dikarenakan, nasionalisme merupakan salah satu ajaran kaum kafir yang digunakan
untuk melemahkan kaum muslimin, ajaran ini dimulai saat daulah islam masih ada
hingga saat ini. Selain itu ikatan nasionalisme adalah sebuah ikatan yang lemah
mudah terlepas dan tercerai berai. Ikatan nasionalisme menjadikan umat islam
terpecah belah menjadi bangsa dan Negara kecil tidak berdaya. Hal ini menyalahi
firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa umat islam
adalah umat yang satu.
Untuk itu kita sebagai umat muslim sudah seharusnya menyegerakan untuk
bersatu, membuang rasa nasionalisme yang ada pada diri kita. Hanya dengan
bersatunya seluruh umat islam yang akan membuat kita menjadi umat yang kuat.
Membangun kembali peradaban mulia mengulang kembali kejayaan dimasa lalu,
mengangkat derajat dan martabat umat muslim di dunia dan akhirat. Seharusnya kita
menyadari bahwa umat muslim adalah umat terbaik, sebagaimana Allah SWT
berfirman :

ِ ‫اس تَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬


ِ ‫ُوف َوتَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُ ْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم خَ ْي َر أُ َّم ٍة أُ ْخ ِر َج‬
ِ َّ‫ت لِلن‬
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali
Imron: 110)

Anda mungkin juga menyukai