Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn.

U
DENGAN ISOLASI SOSIAL

Tanggal : 25 Agustus 2020


Pengkaji : Danang Wiro Kusumo
Sumber Informasi : Nn.U

I. IDENTITAS
PASIEN KELUARGA
Nama Nn.U -
Umur 28 tahun -
Pendidikan SMK -
Pekerjaan Swasta -
Pernikahan Belum menikah -
Alamat Klaten -
Diagnosa Skizofrenia paranoid -

II. KELUHAN UTAMA


Nn. U mengatakan trauma dengan pacarnya yang mempunyai dua orang kekasih
yang membuatnya terus menerus kepikiran hingga merasa terbebani dan akhirnya
memilih untuk mengurung diri di dalam rumah.
MK : Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah

III. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PRESIPITASI


Pasien mengatakan yang mengantarkan dirinya ke rumah sakit pada tanggal 17
agustus 2020 oleh keluarganya dikarenakan dirinya tidak mau makan sudah
beberapa hari dan juga sering bingung, susah tidur serta sering merasa ingin
marah-marah.
MK : Resiko Perilaku Kekerasan Dan Koping Individu Tidak Efektif

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pasien mengatakan kalau ini adalah pertama kalinya dirinya masuk rumah
sakit jiwa dan sebelumnya belum pernah di rawat di RSJD dr.RM
Soedjarwadi Klaten.
2. Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mengalami
kondisi yang sama dengan dirinya pada saat ini.
3. Pasien mengatakan tidak pernah mendapatkan perlakukan kekerasan sosial
maupun seksual dari keluarga atau orang lain.
4. Pasien mengatakan mempunyai trauma pengalaman buruk terhadap laki-
laki yang dimana pacarnya yang berselingkuh dan memiliki dua orang
kekasih yang membuatnya selalu kepikiran hal tersebut dan menganggap
semua lelaki itu sama saja.
V. PEMERIKSAAN FISIK

TANDA-TANDA VITAL :

TD : 91/50 mmHg

N : 72x / menit

Rr : 18x / menit

S : 36 C

UKURAN :

TB : 148CM

BB : 40Kg

IMT : 18,26 (Termasuk dalam status gizi kurang)

HEAD TO TOE

1. Kepala
Kepala : saat pengkajian pasien menggunakan jilbab
Mata : mata pasien simetris, lengkap tidak ada kelainan, fungsi penglihatan
normal , asien tidak menggunakan alat bantupenglihatan , tatapam mata kurang.
Hidung : simetris, tidak ada kelainan pada hidung
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada kelainan ada mulut asien, simetris,
pasien dapat berbicara dengan baik tidak ada hambatan.
Telinga : Telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada kelainan pada
telinga, pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Leher : Tidak terkaji karena menggunakan jilbab.

2. Dada
Inspeksi : Pengembangan dada tampak simetris
Palpasi : Tidak terkaji
Perkusi : Tidak terkaji
Auskultasi : Tidak terkaji

3. Abdomen
I, A, P, P ( Tidak terkaji )

4. Genetalia
Tidak terkaji

5. Ekstermitas
Pada ekstermitas atas dan bawah pasien tampak terkaji lengkap tidak ada
kelainan pada ekstermitas atas dan bawah.
6. Kulit
Warna kulit pasien sawo mateng, pasien mengatakan tidak ada masalah pada
kulitnya seperti gatal-gatal ataupun masalah lainnya.

7. Riwayat Alergi
Pasein mengatakan tidak memiliki alergi pada makanan/minuman, maupun obat
obatan.
MK : tidak ada

VI. PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Keterangan :
: meninggal

: Laki-laki

: perempuan

: Garis keturunan

: Garis perkawinan

: Tinggal serumah

: Pasien
Penjelasan :
Pasien mengatakan kalau dirinya tinggal bersama kedua orang tua dan juga
adik laki-lakinya, dan didalam keluarganya tidak ada yang memiliki kondisi
seperti dirinya sekarang ini.

B. Konsep diri
1. Citra diri
Pasien mengatakan menyukai semuabagian anggota tubuhnya dan tidak ada
yang tidak disukai pasien.
2. Identitas
Pasien mengatakan bernama Nn.U, umur 28tahun, berjenis kelamin perempuan,
pendidikan terakhir SMK, dan belum menikah.
3. Peran
Pasien mengatakan sebelum dirawat dirumah sakit pasien dulunya pernah di
perusahaan pabrik tekstil untuk dapat membantu perekomonian keluarganya,
pasien merupakan anak pertama dan masih belum menikah.
4. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan bisa cepat pulang.
5. Harga diri
Pasien mengatakan merasa malu dan minder karena teman-temannya sudah
menikah, sedangkan dirinya masih takut dengan kepikiran dengan trauma masa
lalunya.
MK : Harga Diri Rendah

C. Hubungan Sosial
Pasien mengatakan keluarganya adalah segalanya baginya terutama ibunya
yang merupakan orang terdekat dengannya. Pasien mengatakan kalau dirinya
hanya mengurung diri didalam rumah dan enggan untuk berinteraksi dengan
orang lain karena masih kepikiran dengan trauma masa lalunya.
MK : Koping Individu Tidak Efektif Dan Isolasi Sosial.

D. Spiritual
Pasien mengatakan beragama islam dan meyakini bahwa Tuhan itu benar-
benar ada. Pasien mengatakan tidak melakukan sholat lima waktu karena
dirinya masih kepikiran dengan trauma yang pernah dialaminya.
MK : distress spiritual

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Pasien berpenampilan cukup rapi dengan menggunakan pakaian yang
disediakan oleh rumah sakit dan juga menggunakan jilbab.
2. Pembicaraan
Pembicaraan pasien lambat dan pelan tetapi masih mampu untuk memulai
pembicaraan dengan orang lain.
3. Persepsi
Pasien tidak pernah mendengar suara-suara atau melihat bayangan saat
berada di rumah sakit.
4. Aktivitas motorik
Pasien tampak tenang, tampak malu-malu dan terkadang menunduk saat
sedang diajak bicara oleh orang lain.
MK : Harga Diri Rendah Dan Isolasi Sosial
5. Perasaan
Pasien mengatakan masih merasa takut dengan trauma yang dialaminya.
MK : Koping Individu Tidak Efektif
6. Afek
Afek pasien tumpul, tidak kooperatif saaat wawancara dan selalu
mengatakan ingin cepat pulang.
7. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara pasien tidak kooperatif dan kontak mata kurang serta
terkadang menunduk saat berbicara.
MK : Harga Diri Rendah Dan Isolasi Sosial
8. Proses pikir
Sirkumtansial, pembicaraan pasien cenderung untuk tidak mau mengakui
atau membantah yang terjadi pada dirinya saat ini dan mengatakan kalau
yang mengalami trauma tersebut adalah temannya.
MK : Koping Individu Tidak Efektif
9. Isi pikir
Pasien tidak mempunyai waham dan selalu kepikiran dengan pacaranya
yang memiliki dua orang kekasih tersebut.
10. Tingkat kesadaran
Pasien sadar penuh dan tidak mengalami disorientasi waktu, tempat dan
orang.
11. Memori dan berhitung
Pasien masih mampu untuk mengingat kejadian beberapa bulan, minggu,
dan beberapa hari yang lalu. Dan juga pasien mampu untuk berhitung
sederhana.
12. Daya tilik diri
Pasien mengatakan mengetahui kalau dirinya sekarang ada dirumah sakit
jiwa dan sedang sakit dan pasien berharap untuk bisa segera sembuh dari
penyakitnya karena sudah ingin cepat pulang kerumah.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Dalam pengkajian Nn.U tidak mau makan dan minum karena tidak nafsu
makan, biasanya ia makan 3xsehari tetapi tidak habis. Pasien dapat
menyiapkan makanannya sendiri. Setiap akan makan pasien selalu
mencuci tangannya.
2. Eliminasi
Pasien BAB/BAK dilakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain, dan
jika sudah diselesaikan BAB/BAK disiram sampai bersih, dan mampu
merapikan dirinya sendiri. Pasien BAB 1x dalam sehari dan BAK 6-7x
dalam sehari.
3. Mandi
Pasien selama dirumah sakit mandi 2x sehari pada pagi dan sore hari dan
menggosok gigi 2x pada saat mandi.
4. Berpakaian dan berhias
Pasien mampu berpakaian secara mandiri dan mrenggunakan baju yang
telah disediakan dari rumah sakit.
5. Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan mulai tidur pada pukul 21.00 WIB, terkadang juga
susah /sulit tidur karena banyak pikiran
6. Penggunaan obat
Pasien mengatakan bahwa dirinya baru pertama kalinya dirawat di rumah
sakit jiwa.
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit akan melakukan
perawatan lanjutan/kontrol di RSJD Dr.RM Soedjarwadi Prov. Jawa
tengah
8. Aktivitas didalam rumah
Pasien tidak melakukan apa-apa dan lebih sering menyendiri dan enggan
untuk berinteraksi dengan orang lain.
MK : Isolasi sosial
9. Aktivitas diluar rumah
Pasien mengatakan setelah trauma karena ditinggal pacarnya dirinya
menjadi tidak pernah keluar rumah dan lebih senang menyendiri.
MK : Isolasi sosial

IX. MEKANISME KOPING


Adaptif : pasien tampak mampu untuk mengawali pembicaraan dengan yang
berada didekatnya dan juga orang lain meskipun dengan suara yang pelan dan
lambat
Maladaptif : pasien mengatakan saat mengetahui pacarnya berselingkuh
membuatnya selalu memikirkan hal tersebut hingga akhirnya dirinya mengurung
diri di dalam rumah dan mengatakan tidak akan percaya lagi kepada semua laki-
laki.
MK : Isolasi sosial, Koping Individu Tidak Efektif, Koping Keluarga Tidak
Efektif
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Pasien mengatakan mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan hingga
membuatnya trauma yang kemudian membuatnya memilih untuk mengurung diri
didalam rumah sampai tidak mau makan berhari-hari karena selalu kepikiran
kejadian yang menimpa dirinya tersebut.
MK : Isolasi sosial, Koping Individu Tidak Efektif, Koping Keluarga Tidak
Efektif

XI. PENGETAHUAN
Pasien mengetahui dirinya sedang berada dirumah sakit tapi tidak mengetahui
penyabab kenapa dirinya bisa sakit.

XII. ASPEK MEDIS


Dx : Skizofrenia paranoid
Terapi : Terapi medik
Nama obat Dosis Waktu Manfaat Efek samping
Halloperidol 5mg 2x5mg Obat golongan Disfungsi ereksi,
antiseptik yang gangguan siklus
bermanfaat untuk mesntruasi,
mengatasi gejala akathisia distonia,
psikos gangguan. otot kaku
Trihexypenidol 2 mg 2x2 mg Untuk meningkatkan Gelisah, mual,
kendali otot dan pusing, mulut
mengurangi kekauan kering

20 mg
Angtripkilin 1x10 Obat untuk Penglihatan kabur,
mg mengatasi depresi gelisah, diare,
linglung, anoreksia

Alparazolam 0,5 mg 1x0,5 Obat yang Perasaan deresi,


mg digunakan untuk kebingungan,
mengobati gangguan merasa seperti akan
kecemasan dan pingsan, kwncing
serangan panik lebih sedikit dan
biasanya nyeri dada.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Leukosit : 6,5
HB : 12,3
Trombosit : 331
Hematokrit : 8,72
HbSAg : Non reaktif
SGOT : 12,1
SGPT : 12,3
Kreatinin : 6,8
Ureum : 2,8

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Isolasi sosial
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Harga Diri Rendah
4. Koping Individu Tidak Efektif
5. Koping Keluarga Tidak Efektif
6. Distress Spiritual
ANALISA DATA
DATA PROBLEM
DS : pasien mengatakan setelah ISOLASI SOSIAL
mengalami trauma dirinya menjadi
tidak mau untuk keluar rumah dan lebih
milih untuk menyendiri
DO : pasien tampak sering menunduk
saat bicara, ekspresi wajah tampak
datar.
DS : pasien mengatakan saat dirumah RESIKO PERILAKU KEKERASAN
dirinya sering melamun dan
memikirkan kejadian yang menimpa
dirinya tersebut sampai susah untuk
tidur dan selalu ingin marah-marah
DO : ekspresi wajah tampak tegang
DS : pasien mengatakan merasa malu HARGA DIRI RENDAH
dan minder dengan teman-temannya
yang sudah menikah dan sedangkan
dirinya masih merasa trauma dan
menganggap semua lelaki itu sama saja
DO: kontak mata kurang

XIV. POHON MASALAH

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

ISOLASI SOSIAL

HARGA DIRI RENDAH

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. ISOLASI SOSIAL
2. RESIKO PERILAKU KEKERASAN
3. HARGA DIRI RENDAH
XVII. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA NOC NIC
Isolasi sosial : Setelah dilakukan tindakan Pasien :
Menarik Diri keperawatan diharapkan pasien SP 1 :
mamapu berinteraksi dengan orang 1. Identifikasi penyebab isolasi
lain dengan kriteria hasil : sosial siapa yang serumah,
 Pasien dapat siapa yang dekat, yang tidak
mengungkapkan perasaan dekat, dan apa sebabnya
dan keberadannya saat ini 2. Keuntungan unya teman dan
secara verbal bercakap-cakap
3. Kerugian tidak punya teman
dan tidak bercakp-cakap
4. Latih cara berkenalan dengan
pasien, perawat atau tamu
5. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
kenalan

SP 2 :
1. Evaluasi kegiatan berkenalan
(berapa orang) beri pujian,
2. Latih dan berbicara saat
melakukan kegiatan harian
(latih 2 kegiatan )
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan 2-3 otang pasien,
perawat dan tamu bebricara
saat melakukan kegiatan
harian.

SP 3 :
1. Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan (berapa orang)
dan biacara saat melakukan
dua kegiatan harian. Beri
pujian.
2. Latih cara bebicara saat
melakuan kegiatan harian ( 2
kegiatan baru )
3. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan 4;5
orang. Berbicara saat
melakukan 4 kegiatan harian.

SP 4 :
1. Evaluasi kegiatan latihan
berkenalan, bicara saat
melakukan empat kegiatan
harian. Beri pujian
2. Latih cara biacara sosial :
meminta sesuatu, menjawab
pertanyaan.
3. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
berkenalan > 5 orang baru,
berbicara saat melakukan
kegiatan harian dan
sosialisasi.

SP 5 :
1. Evaluasi kegiatan harian
latihan berkenalan, berbicara
saat melakukan kegiatan
harian dan sosialisasi. Beri
pujian.
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang telah
mandiri
4. Nilai napakah isolasi sosial
teratasi.

Resiko Perilaku Setelah dilakukan tindakan Pasien :


Kekerasan keerawatan pasien mampu SP 1 :
mengontrol perilaku kekerasan 1. Mengidentifikasi penyebab
yang dialami dengan kriteria hasil : tanda dan gejala yang
1. Pasien mampu dilakukan, akibat PK
mengindetifikasi penyebab, 2. Jelaskan cara mengontrol PK
tanda dan gejala perilaku , fisik, obat: Verbal, Spiritual
kekerasan,. Dan akibat dari 3. Latihan cara mengontrol PK
perilaku kekerasan. secara fisik : tarik nafas
2. Pasien mampu menjelaskan dalam dan pukul kasue dan
secara mengontrol perilaku bantal
kekerasan dengan secara 4. Masukan pada jadwal
fisik : teknik nafas dalamn kegaiatan untuk latihan fisik
dan pukul kasur dan bantal
3. Verbal dan spiritual. SP 2 :
1. Evaluasi kegiatan latuhan
fisik. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol PK
dengan obat (jelaskan 6 benar
: jenis, dosis, frekuensi,
kontinuitas, minum obat ).
3. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan fisik
dan minum obat.
SP 3 :
1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik dan obat. Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol PK
secara verbal ( 3 cara yaitu :
mengungkapkjan, meminta,
menolak dengan benar ).
3. Masukan pada jadwal
kegaiatan untuk latihan fisik,
minum obat dan verbal.

SP 4 :
1. Evaluasi kegaiatan latihan
harian fisik dan obat verbal.
Beri pujian.
2. Latih cara mengontrol
spiritual ( 2kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal
kegaiatan untuk latihan fisik,
minum obat, verbal dan
spiritual,

SP 5 :
1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik 1,2 dan obat dan verbal.
Beri pujian,
2. Nilai kemampuan yang telah
mandiri
3. Nilai apakah PK terkontrol
Gangguan Setelah dilakukan tindakan Pasien :
Konsep Diri : keerawatan diharapkan pasien SP 1 :
Harga Diri mampu mengontrol/menurunkan 1. Identifikasi kemampuan
Rendah perasaan dii dengan kriteria hasil : melakukn dan aspek positif
1. Pasien mampu pasien kegiatan ( buat daftar
mengidentifikasi kegiatan) .
kemampuan dan aspek 2. Bantu pasien menilai
positif pasien kegiatan yang dapat
2. Pasien mampu memilih dilakukan saat ini ( pilih dari
kegiatan yang dapat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini. dilakukan saat ini.
3. Bantu pasien memilihsalah
satu kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini untuk
dilatih.
4. Latih kegiatan yang dipilih
catat dan cara melakukannya.
5. Masukan jadwal kegiatan
untuk latihan dua kali perhari.

SP 2 :
1. Evaluasi kegaiatan peratam
yang telah dilatih dan berikan
pujian.
2. Bantu pasien memilih
kegiatan kedua yang akan
dilatih.
3. Latih kegiatan kedua ( alat
dan cara).
4. Masukkann pada jadwal
kegiatan untuk latihan, dua
nkegiatan masing masing dua
kali perhari

SP 3 :
1. Evaluasi kegiatan pertama
dan kedua yang telah dilatih
dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih
kegiatan ketiga yang akan
dilatih.
3. Latih kegiatan ketiga ( alat
dan cara )
4. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan : tiga
kegiatan , masing-masing dua
kali perhari.
SP 4 :
1. Evaluasi kegiatan peratama,
kedua dan ketiga yang telah
dilatih dan berikan pujian.
2. Bantu asien memilih kegiatan
keempat yang akan dilatih
3. Latih kegioatan keempat (
alat dan cara )
4. Masukam pada jadwal
kegiatan untuk latihan :
empat kegiatan masing-
masing dua kali perhari.

SP 5 :
1. Evaluasi kegiatan latihan dan
berikan pujian.
2. Latih kegiatan dilanjutkan
sampai tak terhingga.
3. Nilai kemampuanyang telah
mandiri.
4. Nilai apakah hanya diri
pasien meningkat.
I. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dx Waktu Implementasi Evaluasi TTD
1. Selasa, Melakukan pengkajian pada S: danang
25 pasien Pasien mengatakan
agustus kalau ada teman
2020 DS: pasien mengatakan setelah berkacakap-cakap
Pukul mengalami trauma dirinya dirinya akan merasa
08.00 menjadi tidak mau untuk keluar senang dan kalau
sampai rumah dan lebih memilih untuk tidak ada maka akan
selesai. menyendiri merasa kesepian
DO: pasien tampak menunduk
saat bicara, ekspresi wajah O:
datar, dan tidak ada kontak - Pasien tampak
mata. mampu untuk
mengidentifikasi
Tindakan : orang yang
1. Mengidentifikasi terdekat dengan
penyebab isolasi sosial dirinya
siapa yang serumah, siapa - Pasien mampu
yang dekat, yang tidak untuk menjelaskan
dekat, dan apa sebabnya keuntungan dan
2. Menjelaskan keuntungan kerugian tidak
unya teman dan bercakap- memiliki teman
cakap bercakap-cakap
3. Menjelaskan kerugian
tidak punya teman dan A:
tidak bercakap-cakap SP1 isolasi sosial
4. Melatih cara berkenalan belum teratasi.
dengan pasien, perawat P:
atau tamu Mengulang dan
5. Memasukan pada jadwal mengevaluasi SP1
kegiatan untuk latihan isolasi sosial pada
kenalan pasien.

Rencana Tindak
Lanjut:
Melatih cara
berkenalan demgan
pasien, perawat atau
tamu..

Anda mungkin juga menyukai