Anda di halaman 1dari 8

BACA PERMENDAGRI 90 TH 2019

Kode : 1-2 0-0 0-0 01

RENCANA ANGGARAN BIAYA DETAIL


TAHUN ANGGARAN 2021

PROGRAM :
Program Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Pemanfaatan
TOGA

KEGIATAN :
Melakukan Pembinaan, Penyuluhan dan Sosialisasi

OUTPUT :
Dukungan dari masyarakat, tenaga kesehatan, dan pemerintah setempat
tentang penggunaan TOGA

UNIT KERJA :
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Kementerian Dalam Negeri


TAHUN 2020
Hal. 2/6
KERANGKA ACUAN KERJA
Tahun Anggaran 2021

Kementerian Negara/Lembaga : [042] Kementerian Dalam Negeri


Lokasi (Propinsi/Kabupaten) : Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
Program : Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan
Upaya Kesehatan Masyarakat
Hasil (Outcome) : Membaiknya penngunaan pemanfaatan TOGA di
Kalangan masyarakat desa terpencil dan sangat
terpencil.
Kegiatan : [1 02 02 1.02 10] Penyediaan Layanan kesehatan untuk
UKP rujukan, UKM dan UKM rujukan tingkat daerah
provinsi.
Subkegiatan : Pengolahan pelayanan kesehatan tradisional, akupuntur,
asuhan mandiri dan tradisional mandiri lainnya.
Indikator Kinerja Kegiatan : Tempat tempat pengobatan tradisonal dan masyarakat
Jenis Keluaran (Output) : [2 10 08 1.02 02] Pemanfaatan lahan kosong untuk
Penanaman TOGA.
Volume Keluaran (Output) : 12
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Bulan Layanan

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang RI No.36 Tahun 2009, tentang kesehatan terdapat beberapa
pasal yang mengatur tentang pelayanan kesehatan tradisional yaitu pada pasal
1, 48, 59, dan 61.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2017 tentang pelayanan kesehatan
tradisional integrasi.
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 61 Tahun 2016 tentang pelayanan
kesehatan tradisional empiris.

d. Peraturan Pemerintahan RI No. 103 Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan


tradisional.

e. Revisi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun2016-2021.


Hal. 3/6
2. Gambaran Umum ( Latar Belakang )
Tujuan bangsa indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945
yaitu melindungi segenap Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, ,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program nasional secara
menyeluru. Pembangunan kesehatan ialah salah satu bagian dari pembangunan nasional
yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud deraja kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan dukungan
system kesehatan nasional (SKN) yang tangguh. Di Indonesia sendiri, system kesehatan
nasional telah ditetapkan pada tahun 1982. SKN tersebut telah berperan besar sebagai
acuan dalam penyusunan garis garis besar haluan Negara (GBHN) bidang kesehatan,
penyusunan UU No.23 Tahun1992 tentang kesehatan telah direvisi menjadi UU 39 Tahun
2009. SKN menjadi pedoman dan acuan arah pembangunan kesehatan Indonesia.
Didalam salah satu subsistem SKN disebutkan bahwa pengembangan dan
peningkatan obat tradisional ditujukan agar diperoleh obat tradisional yang bermutu tinggi,
aman, memiliki khasiat nyata yang teruju secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas, baik
untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat maupun di gunakan dalam pelayanan kesehatan
formal.

B. Penerima Manfaat
1. Tempat-tempat pengobatan tradisional
2. Masyarakat.

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di setiap 3 bulan sekali sesuai dengan jadwal kegiatan.
Pelaporan kegiatan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali untuk mengetahui sejauh mana
kegiatan terlaksana.
2. Tahapan ( Rincian kegiatan sedetail mungkin )
a. Pembinaan

Pembinaan pengobatan tradisional, Kegiatan Pendataan dan Pembinaan BATRA ini


terlaksana di Pelayanan Kesehatan Pengobatan Tradisional keluarga dalam rangka
Hal. 4/6
meningkatkan derajat kesehatan pengobatan tradisional melalui kegiatan pemantauan
dan pendataan metoda yang digunakan dan kunjungan pasien.
b. Penyuluhan
Penyuluhan pada masyarakat dan pengobatan tradisional, mengenai pengobatan obat
tradisional dan penggunaan obat tradisonal di lingkungan wilayah puskesmas.
c. Sosialisasi
Sosialisasi obat obatan dan manfaatnya melalui pelaksanaan penanaman obat keluarga
(TOGA).

3. Waktu Pelaksanaan
Tahapan Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
No I II III IV
Kegiatan pembinaan √
1.

2. Kegiatan √
penyuluhan
3. Kegiatan sosialisasi √

4 Kegiatan evaluasi √

4. Indikator Kinerja
Target
No. Bulan Indikator Keberhasilan Komulatif
[%]
1. Januari Kegiatan pembinaan 25
Dilakukan melalui 3 pilar. (1) regulasi, (2) pembinaan
kemitraan dengan berbagai lintas sector terkaitdan
organisasi (asosiasi) pengobatan tradisional termasuk
pengawasan terhadap tenaga pengobatan tradisional baik
yang asli dari luar Indonesia maupun yang berasal dari
luar negeri. (3) pendayagunaan sentra pembangunan dan
penetapan pengobatan tradisional untuk menapis metode
pelayanan kesehatan tradisional di masyarakat dan
melakukan pembuktian melalui pengkajian, penelitian,
uji klinik, baik terhadap cara maupun terhadap manfaat
dan keamnannya.
Hal. 5/6
2. Februari -

3. Maret -

4. April Kegiatan penyuluhan 40


(1) Pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal yang
ditentukan dengan tahapan
(a) Membuat surat undangan
(b) Melaksanakan penyuluhan tentang TOGA
(c) Petugas memberi materi tentang TOGA,
manfaat TOGA, cara meracik TOGA, Tanya
jawab tentang TOGA, menentukan waktu
penanaman TOGA
(d) Penutup
(e) Membuat laporan kegiatan

5. Mei -

6. Juni -

7. Juli -

8. Agustus Kegiatan sosialisasi 60


Sasaran kegiatan ini ialah tempat tempat pengobatan
tradisional, masyarakat dan petugas puskesmas. Dengan
cara mensosialisasikan tentang manfaat penanaman
TOGA. Agar semua tempat tempat pengobatan
tradisional dan masyarakat mengerti tentang manfaat
dari penanaman TOGA tersebut.

9. September -

10. Oktober -

11. Nopember -
Hal. 6/6
12. Desember Kegiatan evaluasi 95
Melakukan evaluasi untuk mengetahuan program yang
di berikan apakah berjalan dengan lancer atau ada
masalah dan hambatan.

D. Kurun Waktu Pelaksanaan


12 (dua belas) bulan pelaksanaan dari Januari sampai dengan Desember 2021.

E. Biaya Yang Diperlukan


Biaya yang diperlukan untuk kegiatan sebesar Rp. 1.292.000 (PER SATU KEBUN TOGA)
dengan rincian sbb :
Jumlah
NO Uraian Volume Satuan Jumlah Sub Total
Bisa
didapatkan
tanpa
membeli
1 Bibit TOGA  - nya  22
 2 Selang 2 190.000 380.000  
3  Cangkul 5 150.000 750.000
4 Sekop taman 5 20.000 100.000
2
5 Pupuk karung 20.000 40.000
6 Polybag 22 1.000 22.000 1.292.000

F. Indikator Keberhasilan
1. Indikator Input
a. Kebijakan
b. Pembiayaan
c. Ketenagaan
2. Indikator proses
a. Pembinaan
b. Penyuluhan
c. Sosialisasi
d. Evaluasi
3. Indikator output
a. Setiap desa, serta daerah terpencil dan sangat terpencil memiliki TOGA
b. Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader
Hal. 7/6
c. Adanya keluarga yang memanfaatkan TOGA untuk asuhan mandiri kesehatan
d. Adanya jumlah kelompok asuhan mandiri
e. Adanya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan TOGA
f. Adanya kegiatan menggali jenis tanaman obat asli/spesifik daerah setempat
g. Adanya hasil teknologi olahan pemanfaatan TOGA yang belum pernah ada
sebelumnya
h. Adanyan teknologi baru yang digunakan dalam pengembangan dan pemanfaatan
TOGA.
4. Indicator outcome
a. Tercapainya desa, serta daerah terpencil dan sangat terpencil memiliki TOGA
b. Keterampilan kader semakin bagus
c. Seluruh keluarga telah memanfaatkan TOGA untuk asuhan mandiri kesehatan
d. Tercapainya jumlah kelompok asuhan mandiri
e. Masyarakat telah berperan aktif dalam pengelolaan dan pemanfaatan TOGA.

G. Tim Pelaksana
Sebagai tim pelaksana terdiri dari dukun, tukang urut (tempat tempatberobat, urut tradisional)
masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya.

Jambi,
Dosen Pengampu MK Penanggung Jawab Kegiatan

Dwi Noerjoedianto,SKM.,M.Kes / Lipatri


Arnilid Augina M, SKM,MKM N1A117083

Pembimbing Praktek Dinkes Propinsi / Kota Jambi


Hal. 8/6

___________________________ _____________________________

Anda mungkin juga menyukai