Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Pelaporan Keuangan
Syaraiah
Disusun Oleh
Kelas :E
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul “Al-Quran
dan Akuntansi (Al-Mu-hasabah), Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia dan
Konsep Dasar Akuntansi Syariah ( Ganjil)”. Alhamdulillah saya sebagai penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun saya juga menyadari
masih banyak kekurangan di dalamnya. Saya juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Suryana, S.E.,M.AK. selaku Dosen mata
kuliah Pelaporan Keuangan Syariah yang telah memberikan tugas ini kepada saya
dan membantu saya sebagai penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi bahan evaluasi
serta tolak ukur dalam makalah-makalah lainnya khususnya bagi Mata Kuliah
Pelaporan keuangan Syariah di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................3
Akuntansi (Al-Muhasabah) dalam Islam.......................................................................3
A. Pengertian Akuntansi (Al-Muhasabah) dalam Islam........................................3
B. Ayat Qur’an tentang Akuntansi Islam...............................................................4
C. Tujuan Akuntansi Islam.....................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................9
Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia..................................................................9
A. Pengertian Pasar Modal Syariah........................................................................9
B. Prinsip Pasar Modal Syariah..............................................................................9
C. Jenis Efek Syariah..............................................................................................10
D. Kendala dan Kunci Sukses dalam Pasar Modal Syariah................................11
BAB III...........................................................................................................................14
Konsep Dasar Akuntansi Syariah.................................................................................14
A. Sejarah Lahirnya Akuntansi Syariah (Islam)..................................................14
B. Pengertian akuntansi Syariah...........................................................................16
C. Prinsip umum akuntansi Syariah......................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23
ii
BAB I
3
Dari penjelasan diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian
muhasabah dalam Islam meliputi dua sisi yaitu :
Kedua arti diatas saling berhubungan dan sukar untuk dipisahkan oleh karena
sukar untuk membuat perhitungan (musa-alah) tanpa adanya data-data, dan juga
tidak ada gunanya data-data tanpa dilanjutkan dengan perhitungan-perhitungan
dan perdebatan.
Dalam literatur lain, (Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam, Sofyan S.
Harahap,hal 65) dinyatakan bahwa Akuntansi Islam adalah :
4
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan
dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
(di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang
itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali
jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah
apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
[179]. Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa
dan sebagainya.
Dalam hal ini, Al Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surah
Asy-Syu’ara : 181-184 yang berbunyi:
5
”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu
merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka
bumi dengan membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telah
menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.”
Dalam Al Quran disampaikan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan
dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran
dan timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya.. Dalam
hal ini, Al Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surah Asy-
Syu’ara ayat 181-184 yang berbunyi:”Sempurnakanlah takaran dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan
yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan
bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang
dahulu.”[2]
Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Dr. Umer
Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya,
dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib mengukur kekayaan secara
benar dan adil. Agar pengukuran tersebut dilakukan dengan benar, maka perlu
adanya fungsi auditing. Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut “tabayyun”
sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” Kemudian, sesuai dengan perintah Allah
6
dalam Al Quran, kita harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk
pos-pos yang disajikan dalam Neraca,
Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah Akuntansi
dalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum
yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam
dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik
dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan
menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
7
Penyedia Informasi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam suatu aktivitas usaha
(2) Media Akuntabilitas (laporan pertangungjawaban dari manajemen kepada
stakeholders (3) Tujuan akhir dari Akuntansi Syariah adalah suatu usaha manusia
di bidang ekonomi yang dilakukan dalam rangka mencapai falah(kemenangan
dunia-akhirat) yang diridoi oleh Allah SWT. Kalimat penting yang harus menjadi
dipahami adalah Falah atau kebahagiaan dunia dan akhirat. Seseorang yang ingin
mendapatkan kebahagian dunia akhirat dituntut harus mampu berjalan pada ‘jalan
Ilahi’. Artinya, tunduk dan patuh pada peraturan dan ketentuan yang telah Allah
SWT ciptakan, khususnya dalam aturan yang terkait dengan Akuntansi Syariah.
8
BAB II
Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan pasar modal
syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan
perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional
terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar
syariah. Secara umum, konsep pasar modal syariah dengan pasar modal
konvensional tidak jauh berbeda, meskipun dalam konsep pasar modal syariah
disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang
bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur
ribawi, serta transaksi saham dengan menghindari berbagai praktik
spikulasi(Umam, 2013:34).
9
bersama dengan penandatanganan MOU antara Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dengan Dewan
Berikut adalah fatwa-fatwa terkait pasar modal syariah yang bisa dijadikan
pedoman:
1. Saham Syariah
10
Saham merupakan surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan saham patungan sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka
panjang (Manan, 2012:93).
Saat ini ada dua pengelola efek saham di Indonesia yaitu, Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek surabaya (BES). Jakarta Islamic Index (JII)
merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ bekerja sama dengan
Danareksa Investment Management(Manan, 2012:114).
Reksa dana adalah suatu bentuk usaha kolektif yang memungkinkan bagi
investor yang memiliki tujuan investasi sejenis untuk mengumpulkan dananya,
agar dapa diinvestasikan dalam bentuk portofolio oleh manajer investasi. Dalam
pengelolan investasinya mengacu kepada syariat Islam. Reksa dana syariah tidak
menginvestasikan produknya yang bertentangan pada syariat Islam(Manan,
2012:150-151).
Dengan efek ini, perusahaan yang tengah membutuhkan dana besar yang
mendesak dan tidak ingin terkena kewajiban pembayaran bunga kredit, maka
perusahaan bisa mengeluarkan efek yang nilainya dijamin dengan aset yang
dimiliki oleh perusahaan. Aset yang digunakan tersebut harus telah mendapatkan
penilaian dari penilai (appraisal)(Manan, 2012:175).
11
D. Kendala dan Kunci Sukses dalam Pasar Modal Syariah
Keberhasian pasar modal syariah tidak cukup hanya dengan penciptaan pasar
yang beroperasi sesuai dengan ajaran Islam.
Pertama, hingga saat ini belum ada ketentuan yang melegitimasi pasar
modal syariah dari pemerintah seperti undang-undang dan peraturan lainnya.
Perkembangan pasar modal syariah saat ini terjadi karena pemerintah pelaku pasar
yang menginginkan pasar modal syariah. Namun, karena belum ada perundang-
undangan yang mengatur investor baru bisa merasakan pasar modal syariah
dengan pendekatan produk, padahal mereka menuntut bursa efek yang murni
syariah dan terlepas dari bursa efek konvensional.
12
Kedua, faktor demand sekuritas. Selain banyaknya perusahaan yang mau
listing, keberhasilan pasar modal harus ditunjang oleh keberadaan investor yang
memiliki dana cukup untuk membeli sekuritas di pasar modal.
13
BAB III
14
menaruh perhatian yang tinggi terhadap pembukuan (akuntansi) ini, sebagai mana
yang terdapat dalam sejarah Khulafaur-Rasyidin.
Adapun tujuan pembukuan bagi mereka di waktu itu adalah untuk mengetahui
utang-utang dan piutang serta keterangan perputaran uang, seperti pemasukan dan
pegeluaran. Juga, difungsikan untuk merinci dan menghitung keuntungan dan
kerugian, serta untuk menghitung harta keseluruhan untuk menentukan kadar
zakat yang harus dikeluarkan oleh masing-masing individu.
15
B. Pengertian akuntansi Syariah.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan
ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.
Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk
mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
16
penilaian yang dinyatakan dengan uang. Mengkomunikasikan artinya hasil
informasi yang berupa laporan keuangan serta analisisnya dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan manajemen.
Dari dua defenisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa syari’ah adalah aturan-
aturan yang telah ditetapkan Allah SWT untuk mengatur hubungan manusia
dengan tuhannya, dengan sesamanya dan dirinya sendiri. Syari’ah Islam
mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia baik ekonomi, politik, sosial
dan filsafah moral, termasuk dalam hal akuntansi.
17
moneter yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi atau
perusahaan dengan menggunakan aturan-aturan Islam yang terkandung dalam Al
Qur’an dan As Sunnah.
a. Prinsip pertanggungjawaban
b. Prinsip keadilan
18
bagian yang sama dari kekayaan bersama. (6) Prinsip keadilan ini tidak saja
merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis,
tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah manusia.
Dalam konteks akuntansi keadilan mengandung pengertian yang bersifat
fundamental dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syariah dan moral, secara
sederhana adil dalam akuntansi adalah pencatatan dengan benar setiap transaksi
yang dilakukan oleh perusahaan.
c. Prinsip kebenaran
19
antara subyek dan obyek yaitu apa yang diketahui subyek dan realitas
sebagaimana adanya. Berdasarkan defenisi-defenisi diatas, jika dikaitkan dengan
akuntansi syari’ah maka kebenaran yang dimaksud adalah kesesuaian antara apa
yang dicatat dan dilaporkan dengan apa yang terjadi sebenarnya dilapangan.
Legitimasi muamalat disini harus dipandang secara luas, karena wajib bagi
orang-orang yang melakukan kegiatan akuntansi untuk menolak penyajian setiap
informasi keuangan, apabila diketahui atau timbul keraguan bahwa tujuan dari
penggunaanya adalah untuk menyempurnakan transaksi atau perdagangan yang
tidak syah menurut syari’at. Apabila sesorang yang bekerja dibidang akuntansi
karena suatu sebab harus menyajikan analisa atau informasi mengenai keuangan
yang mengandung penyimpangan dari syari’at Islam, baik secara samar maupun
terang-terangan, maka minimal dia harus memberikan isyarat atau tanda pada
uraian atau tafsirannya terhadap informasi tersebut.
20
segi kegiatan akuntansi. Yang kami maksudkan dengan pihak-pihak bermuamalat
itu adalah kedua belah pihak yang bermuamalat. Pihak pertama yaitu yang
membentuk perusahaan atau para pemegang saham dan pihak kedua adalah orang-
orang yang berkepentigan dengan mereka.
b) Prinsip kedua
21
keuangan itulah yang akan terealisir pada akhirnya, yang diungkapkan dalam
laporan keuangan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Http://irham-anas.blogspot.com/2011/06/seputar-akuntansi-syariah.html
Http://go.microsoft.com/2008/24/01/akuntansi-dalam-islam.html
Harahap, Sofyan Safri. Kerangka Teori & Tujuan Akuntansi Syariah. Pustaka
Quantum;Jakarta.2008.
Sutedi, Andrian. 2009. Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk. Jakarta: Sinar Grafika.
Alhaq, Asad, dkk. 2010. Makalah; Perkembangan Entitas Syariah dan Standar
Akuntansi Syariah Yang Berlaku. Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Fakutas
Ekonomi, Jurusan Akuntansi
23
Riyana.2010. Kebenaran. Web. http://www.scribd.com/doc/41008947/tugas-arti-
kebenaran. 29 November 2011
24