Dalam mendiagnosis gagal jantung akut, hal pertama yang harus dilakukan
ialah menghapus berbagai penyebab untuk gejala dan tanda-tanda pasien
(misalnya infeksi, anemia berat, gagal ginjal akut).
Gejala dan tanda-tanda dari gagal jantung dapat dilihat pada Tabel 2.3
berikut:3
Gejala Tanda
Tipikal Spesifik
Sesak nafas Peningkatan JVP
Ortopneu I Refluks hepatojugular
Paroxysmal nocturnal dyspnoe Suara jantung S3 (gallop)
Toleransi aktifitas yang Apex jantung bergeser ke lateral
berkurang Bising jantung
Cepat lelah
Bengkak di pergelangan kaki
Atipikal Kurang Spesifik
Batuk di malam / dini hari Edema perifer
Mengi Krepitasi pulmonal
Berat badan bertambah > Suara pekak di basal paru pada
2kg/minggu perkusi
Berat badan turun (gagal Takikardia
jantung stadium lanjut)
Perasaan kembung / begah Nadi ireguler
Nafsu makan menurun Nafas cepat
Perasaan bingung (terutama Hapatomegali
pasien berusia lanjut)
Depresi Asites
Berdebar Kaheksia
Pingsan
Diagnosis awal dari gagal jantung akut harus berdasarkan penilaian gejala-
gejala secara menyeluruh, menanyakan riwayat penyakit jantung, dan faktor-
faktor presipitasi kardiak atau non-kardiak, serta menilai gejala dan tanda-tanda
dari kongesti dan/atau hipoperfusi dari pemeriksaan fisik yang nantinya akan
dikoknfirmasi dengan pemeriksaan penunjang seperti EKG, rontgen toraks,
penilaian laboratorium (dengan biomarker spesifik), dan ekokardiografi. Inisiasi
terapi awal yang sesuai sangatlah penting pada pasien dengan gagal jantung akut.1
Uji diagnostik biasanya paling sensitif pada pasien gagal jantung dengan fraksi
ejeksi rendah. Uji diagnostik sering kurang sensitif pada pasien gagal jantung
dengan fraksi ejeksi dipertahankan. Ekokardiografi merupakan metode yang
paling berguna dalam melakukan evaluasi disfungsi sistolik dan diastolik.2,4
Gambar 1.1. Manajemen Awal Pasien dengan Gagal Jantung Akut.2
Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen toraks
2. EKG
EKG jarang terlihat normal pada pasien dengan gagal jantung akut. EKG
juga membantu dalam mengidentifikasi penyebab kardiak atau faktor
presipitasi dari gagal jantung akut (misalnya fibrilasi atrial akut, infark miokard
akut). Namun, EKG memiliki nilai prediktif yang kecil dalam mendiagnosis
gagal jantung.
3. Ekokardiografi
4. Tes laboratorium :
a. Tes natriuretic peptide (NP; peptide natriuretik)
Pasien yang datang ke departemen emergensi dengan dispnea akut dan
suspek gagal jantung akut harus dilakukan tes NP untuk membantu membedakan
gagal jantung akut dari penyebab nonkardiak (ambang batas BNP <100 pg/mL,
NT-proBNP <300 pg/mL). Konsentrasi NP yang normal sebelum pasien diobati
mempunyai nilai prediktif yang tinggi dan membuat kemungkinan gagal jantung
sebagai penyebab gejala-gejala yang dikeluhkan pasien menjadi sangat kecil.
Meskipun begitu, nilai NP yang meningkat belum tentu mengkonfirmasi diagnosis
gagal jantung akut. Kadar NP yang tetap tinggi walau dengan terapi optimal
mengindikasikan prognosis buruk. NP meningkat sebagai respon terhadap
peningkatan tekanan dinding ventrikel. NP mempunyai waktu paruh yang
panjang, penurunan tiba-tiba tekanan dinding ventrikel tidak langsung
menurunkan kadar NP.
b. Darah rutin
c. Urinalisis
Tabel 1.2. Dosis diuretik yang biasa digunakan pada pasien gagal jantung.13
Diuretik Dosis awal (mg) Dosis harian (mg)
Diuretik loop
Furosemide 20 – 40 40 – 240
Digoksin
Tabel 1.3. Dosis obat yang biasa digunakan pada pasien jantung