Anda di halaman 1dari 17

Dari Mekanika Ke Tanggung Jawab Sosial

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen


Sumber Daya Manusia”

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Rita Yuni Mulyanti

DISUSUN OLEH :
1. Akmal Fardila (1802501042)
2. Alfina Putri Andita (1802501043)
3. Muhammad Ivan (1702501029)
4. Zulfa Tazkia Anbiya (1802501116)

PROGRAM STUDI : S1-MANAJEMEN

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Jakarta


Tahun 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
kitakesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan
judul “Dari Mekanika Ke Tanggung Jawab Sosial” yang merupakan salah satu
tugasManajemen SDM pada semester empat.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai tanggung jawab social, etika manajemen, dan
manajemen personalia.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dari
para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas
yang lain dan pada waktu mendatang.

Jakarta, 12 Maret 2020


Penyusun

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDADULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 TANGGUNG JAWAB SOSIAL.............................................................................5
2.2 ETIKA MANAJEMEN...........................................................................................8
2.3 MANAJEMEN PERSONALIA..............................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................16
3.2 SARAN....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semakin besar suatu organisasi atau perusahaan, maka semakin besar pula
tuntutan masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan tersebut. Banyak lembaga
bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan. Oleh karena
itu, diharapkan manajer dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam etika
bisnis manajerial, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai
suatu sistem juga diharapkan dapat memiliki tanggung jawab sosial terhadap
masyarakat.
            Ide mengenai Tanggung jawab Sosial atau yang dikenal dengan Corporate
SocialResponbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang
mendukung wacana tanggung jawab sosial berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat
dipisahkan dari para individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan
karyawannya. Namun mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya
saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik.
Dengan penerapan CSR sebagai sebuah program yang wajib sebagai bentuk rasa
terima kasih perusahaan kepada masyarakat dan juga sebagai bentuk perhatian perusahaan
terhadap lingkungan sekitarnya. Di samping itu CSR juga memiliki peranan penting bagi
perusahaan yang menjalankannya,dan juga manfaat yang dapat dirasakan perusahaan bila
menjalankan CSR yaitu diantaranya : Meningkatkan Citra Perusahaan, Mengembangkan
Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan, dan Membuka Akses untuk Investasi. Dari
sisi masyarakat, CSR akan sangat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kebaikan
untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan.
Di dalam makalah ini, kami akan menyampaikan mengenai definisi tanggung jawab
sosial dan etika manajemen disertai dengan sedikit penjabarannya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa tanggung jawab social itu?
2. Apa etika manajemen itu?
3. Apa pendekatan manajemen personalia?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata Kuliah Manajemen SDM
2. Menambah wawasan mengenai DariMekanika ke Tanggung Jawab Sosial
3. Melatih membuat laporan dalam bentuk Makalah.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah suatu konsep organisasi perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung
jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah
konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni
suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek
ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang
dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR
dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan
maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Untuk keperdulian terhadap lingkungan eksternal perusahaan atau
pemerintahan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan,
lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan sosial lainnya.
CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk
bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf
hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.
Secara keseluruhan tanggung jawab sosial mencerminkan etika perorangan
yang diterapkan oleh perusahaan terutama manajemen puncaknya walau tidak
menutup kemungkinan tanggung jawab sosial dapat didorong oleh lembaga
pemerintahan, konsumen, investor, dan oleh perilaku perusahaan lain/pesaing. Namun
demikian, banyak perusahaan yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
tanggung jawab sosialnya terhadap stakeholder-nya (individu atau kelompok sangat
terkait langsung terhadap kinerja perusahaan).
1. Konsumen. Bisnis bertanggung jawab pada konsumennya dengan menjaga
kejujuran dan keterbukaannya. Mereka juga mencoba menetapkan harga yang
wajar, garansi, memenuhi komitmen, dan menjaga kualitas produk yang mereka
jual.
2. Karyawan. Bisnis bertanggung jawab sosial di dalam kesepakatan mereka dengan
mempekerjakan karyawan dengan wajar, membuat karyawan menjadi bagian dari
tim, dan menghargai martabat dan kebutuhan manusiawinya.
3. Investor. Untuk menjaga tanggung jawab sosial terhadap investor, manajer harus
mengikuti prosedur akuntansi yang benar, menyediakan informasi yang tepat pada
pemegang saham mengenai kinerja keuangan, dan mengelola organisasi untuk
melindungi hak pemegang saham dan investasi.
4. Pemasok. Hubungan dengan pemasok harus dikelola dengan baik. Banyak
perusahaan kini menyadari pentingnya kerja sama saling menguntungkan dengan
pemasok sehingga mereka melakukan kontrak pembelian dengan negosiasi harga,
jadwal.

5
5. Komunitas lokal. Hampir semua bisnis mencoba bertanggung jawab sosial
terhadap komunitas lokalnya. Mereka mungkin berkontribusi dalam program
lokal, seperti bakti sosial, beasiswa serta pengobatan gratis.

Adapula beberapa pendapat dari para ahli mengenai Tanggung jawab sosial atau
Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu :
1. HOWARD R. BOWEN pada tahun 1953 dengan definisi yaitu suatu
kewajiban atau tanggung jawab sosial dari perusahaan berdasarkan kepada
keselarasan dengan tujuan objektif dan nilai-nilai velue dari suatu masyarakat.
2. FRADERICK ET AL mempunyai pemahaman Corporate Social
Responsibility (CSR) dapat diartikan sebagai prinsip yang menerangkan
perusahaan harus dapat bertanggung jawab terhadap efek dari setiap tindakan
di dalam masyarakat maupun lingkungan
3. ISMAIL SOLOHIN menganggap jika Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah “salah satu dari bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku
kepentingan (stakeholder).
4. MERRICK DODD menganggap bahwa adalah “suatu pengertian terhadap
buruh, konsumen, dan masyarakat pada umumnya di hormatio sebagai sikap
yang pantas untuk di adopsi oleh pelaku bisnis”.
5. SALEM SHEIKH berkata bahwa “Corporate Social Responsibility (CSR)
merupakan tanggung jawab perusahaan, apakah bersifat sukarela atau
berdasarkan undang-undang, dalam pelaksanaan kewajiban sosial ekonomi
dimasyarakat”.

 Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi

Organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya,


baik lingkungan yang secara langsung memengaruhi dan dipengaruhi oleh
kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan yang secara tak langsung
terkait dengan organisasi bisnis. Pada intinya, setiap organisasi atau
perusahaan pada akhirnya perlu menyadari bahwa apa pun yang dilakukannya
merupakan reaksi atas tuntutan dari lingkungan atau juga sebaliknya
merupakan upaya untuk memengartihi lingkungannya.
Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, maka organisasi bisnis
perlu.memiliki tanggung jawab bahwa kegiatan yang dilakukannya membawa
ke arah perbaikan lingkungan masyarakat pada umumnya, dan bukan
sebaliknya. Sebagai contoh, perusahaan yang membuang limbah seenaknya
pada dasarnya kurang 'bertanggung jawab terhadap lingkungan masyarakat.
Dengan demikian, sudah semestinya organisasi bisnis atau perusahaan
perlu menyadari bahwa dirinya memiliki apa yang dinamakan dengan
tanggung jawab sosial (corporate social responsibility). Tanggung jawab
sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan
kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya,
partisipasi perusahaan dalam pengembanganlingkungannya, dan lain
sebagainya.

6
Pro dan Kontra Mengenai Tanggung Jawab Sosial Beberapa Pandangan tentang
Tanggung Jawab Sosial Organisasi.

Pandangan Kelompok yang Pandangan Kelompok yang


Pro Terhadap Kontra Terhadap
Tanggung Jawab Sosial Tanggung Jawab Sosial
dari Organisasi Bisnis dari Organisasi Bisnis

Kegiatan bisnis sering kali Perusahaan tidak memilki ahli


menimbulkan masalah, yang mengkhususkan dalam
oleh karena itu sudah bidang sosial dan
semestinya perusahaan kemasyarakatan, oleh karena
bertanggung jawab atas itu sulit bagi perusahaan
apa yang dilakukannya. bertanggung jawab.

Perusahaan adalah begian Perusahaan yang ikut


dari lingkungan sosial berpartisipasi dan
masyarakat, oleh karena bertanggung jawab dalam
itu sudah semestinya ikut lingkungan sosial
berpartisipasi dan masyarakat justru akan
bertanggung jawab atas memiliki kekuatan untuk
apa yang terjadi di mengontrol masyarakat dan
masyarakat. itu indikasi yang kurang baik
seara sosial.

Perusahaanbiasanya memiliki Akan banyak terdapat konflik


sumber daya untuk kepentingan di masyarakat
menyelesaikan masalah di jika perusahaan terlibat
lingkungan sosial dalam aktivitas sosial.
masyarakat.
Perusahaan adalah partner Tujuan perusahaan bukan untuk
dari lingkungan sosial motif sosial, akan tetapi
kemasyarakatan, untuk memperoleh profit dan
sebagaimana halnya juga mencapai tujuan yang
pemerintah dan diharapkan oleh para pemilik
masyarakat lain pada perusahaan.
umumnya.

Terlepas dari pro dan kontra tersebut selayaknya suatu perusahaan memiliki tanggung jawab
sosial sebagai konsekuensi logis keberadaanya dalam lingkungan dan masyarakat. Hanya
saja tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur dengan
lebih baik oleh pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang
dominan di masyarakat, namun bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk
mewujudkan lingkungan ke arah yang lebih baik.

7
2.2 ETIKA MANAJEMEN
 Konsep Dasar Etika Manajemen

Pengertian Etika Dalam bukunya Sonny Keraf “Etika Bisnis” dijelaskan


mengenai asal kata etika. Terdapat dua pengertian etika:
1.        Etika : Yunani “ethos”, berarti adat istiadat/kebiasaaan.
2.        Etika : ilmu yang membahas nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas
dan etika dalam pengertian pertama di atas mengenai adat istiadat atau kebiasaan
tersebut.
Pengertian Etika = Moralitas
“Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai
tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah
diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam
pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana
laiknya sebuah kebiasaan” (Bertens,2000)
Etika merupakan suatu prinsip, nilai dan kepercayaan yang mendefinisikan
keputusan dan tindakan yang benar dan yang salah. Beretika berarti bertindak terbuka
dan jujur untuk menjaga keyakinan dan kepercayaan publik terhadap perusahaan kita.
konsep dasar etika manajemen dapat dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya:
 Dimensi Etika dalam Manajemen
Menurut Kreitner, Etika pada dasarnya adalah studi mengenai tanggung jawab
moral yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap
salah. Griffin secara ringkas menyatakan bahwa etika adalah keyakinan akan
sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Namun Kreitner mengingatkan bahwa
etika manajemen lebih jauh lagi berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut
oleh organisasi sehubungan dengankegiatan bisnis yang dijalankannya.
 Nilai Personal sebagai Standar Etika
Nilai dan norma dalam personal merupakan suatu hal yang penting dalam
manajemen sebab hal itu memiliki peranan penting dalam hal pengambilan
keputusan dan etika manajemen. Hal ini memunculkan perlunya pengkajian
seputar nilai personal sebagai standart etika.
Nilai sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang
mempengaruhi cara pandang, cara berfikir, dan perilaku dari seseorang. Nilai
personal pada dasarnya merupakan cara pandang, cara berfikir dan keyakinan
yang dipegang oleh seseorang sehubungan dengan segala kegiatan yang
dilakukannya.
 Nilai Terminal dan Nilai Instrumental
Menurut Kreitner nilai personal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a)        Nilai Terminal
Merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui
perilakunya, yang  di dorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.
b)       Nilai Instrumental
Adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan
dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus
diperhatikan dan dijalankan.
 Pandangan Empiris mengenai Nilai Personal
a.        Nilai Terminal
Nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh personal adalah kejujuran, tanggung jawab,
kapabilitas, ambisi, dan independensi.
b.        Nilai  Instrumental

8
Nilai-nilai yang mendominasi para pekerja antara lain adalah penghargaan
terhadap pribadi, keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja, kebebasan
dan kemerdekaan, dorongan untuh meraih sesuatu, dan kebahagiaan.
 Konflik Nilai
Terdapat 3 jenis konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan, yaitu :
a.        Konflik Intrapersonal
Pada umumnya terjdi pada individu dengan individu lainnya karena memiliki
pandangan dan cara berfikir yang berbeda.
b.        Konflik Individu-Organisasi
Merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu
berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan. Individu
yang cenderung menginginkan kebebasan akan berbenturan dengan nilai yang
dianut organisasi yang menuntutnya untuk patuh berdasarkan aturan main
yang mungkin dirasakan sebagai sesuatu yang formal dan mengikat.
c.        Konflik antar budaya
Merupakan konflik antar individu maupun antar individu dengan organisasi yang
disebabkan oleh adanya perbedaan budaya di antara individu yang
bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan.
 Beberapa Isu Seputar Etika
 Kreitner mengemukakan beberapa uraian tentang isu seputar etika di masa
kini yang sering kali dihadapi oleh perusahaan, antara lain adalah :
1.        Penggunaan obat-obatan terlarang
2.        Pencurian oleh para  pekerja atau korupsi
3.        Konflik kepentingan
4.        Pengawasan kualitas atau quality control
5.        Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
6.        Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
7.        Penyalahgunaan penggunaan ase perusahaan
8.        Pemecatan tenaga kerja
9.        Polusi lingkungan
10.     Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis
11.     Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
12.     Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan
pemegang kebijakan, dll.

 Mengukur Etika Manajemen

Ada 4 (empat) kriteria etika untuk menilai suatu etika menurut Griffin, yaitu :

1)          Dari sisi manfaat (benefits)


Semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi yang dilakukan pegawai. Perusahaan
memperoleh manfaat dari hasil kerja karas pegawainya yang berprestasi demikian
juga bagi pegawainya. Insentif memberikan manfaat psikis berupa penghargaan
terhadap kerja kerasnya sekaligus manfaat fisik berupa balasan yang seimbang dengan
apa yang telah dilakukannya.
2)          Pemenuhan hak-hak (rights)
Memberikan insentif kepada pegawai yang berprestasi-jika memang telah ditetapkan
aturannya-memenuhi kriteria pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak. Bagi pegawai
yang menerima insentif maka ia terpenuhi haknya setelah memberikan prestasi

9
kepada organisasi, bagi yang tidak berprestasi  maka dia tidak memiliki hak untuk
mendapatkan insentif hingga dia dapat menunjukkan prestasinya.
3)          Prinsip keadilan (justice)
Tindakan pemberian insentif bagi pegawai yang berprestasi memenuhi prinsip keadilan
yaitu dengan memberikan perlakuan yang seimbang dengan apa yang telah
ditunjukkan pegawai dalam pekerjaanya.
4)          Pemeliharaan (caring)
Pemberian insentif akan mampu menjaga konsistensi produktivitas kegiatan organisasi,
dikarenakan jenis pemberian insentif dapat memacu pegawai untuk bekerja lebih baik
bagi organisasinya. Disisi lain juga tetap memeliara motivasi pegawai yang telah
menunjukkan prestasi yang baik melalui penghargaan dengan pemberian insentif.

 Mendorong Pelaksanaan Etika dalam Manajemen

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa etika manajemen sebagai bagian dari
tanggung jawab sosial perusahaan perlu diwujudkan di masa-masa mendatang. Ada
beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan
dorongan untuk melaksanakan etika dalam manajemen. Beberapa hal yang mungkin
dapat dilakukan,diantaranya adalah :
 Pelatihan Etika
Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu.
Sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatan pada kenyataannya
memerlukan waktu dalam mewujudkannya. Dengan demikian etika dalam
bisnis maupun etika dalam manajemen perlu adanya pembiasaan-pembiasaan
yang diberlakukan kepada pelaku organisasi, dari mulai level tertinggi hingga
terendah.
 Advokasi Etika
Adalah upaya perusahaan untuk menjalankan etika dalam kegiatannya dengan cara
menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen perusahaan yang
bertugas untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan agar
tetap memenuhi standar etika.
 Standar aturan mengenai etika perusahaan
Implementasi dari hal ini akan efektif jika memenuhi dua syarat yaitu:
1.Perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada publik mengenai code
of ethics yang mereka jalankan
4. Agar code of ethics ini bisa berjalan secara efektif perlu adanya dukungan
dari tim manajemen puncak melalui sistem pengawasan tertentu seperti reward
atau punishment system.
 Keterlibatan masyarakat dalam mengontrol etika bisnis
Upaya untuk menjamin perusahaan akan menjalankan kegiatannya secara lebih
beretika adalah dengan melibatkan publik dalam setiap kegiatan perusahaan
yang dianggap tidak beretika. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar
benar-benar memperhatikan kepentingan publik, dan mencoba mengingatkan
perusahaan bahwa jika kegiatan tidak etis dilakukan, maka perusahaan akan
menghadapi konsekuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat.

10
 Mengelola etika dan tanggung jawab sosial

·               Kode Etik
Kode etik adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang dianut oleh
perusahaan yang berkaitan dengan persoalan etika dan sosial.
·               Struktur etis 
Struktur etis  mewakili beragam sistem posisi dan program yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika.
Komite etika adalah kelompok eksekutif yang ditunjuk untuk mengawasi
perusahaan. Kepala pegawai etika adalah eksekutif perusahaan yang
mengawasi etika dan kepatuhan hukum.
·               Pelatihan Etika
Pelatihan etika adalah program pelatihan untuk membantu para
pegawai dalam menghadapi pegawai dalam menghadapi
persoaln etika dan nilai-nilai
·               Whistle-Blowing
Whistle-Blowing adalah penyingkapan yang dilakukan seorang pegawai atas
praktik-praktik ilegal,moral,atau tidak sah yang dilakukan organisasi.
·               Kasus Bisnis Tentang Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Sebagian besar manajer sekarang menyadari bahwa memperhatikan etika
dan tanggung jawab sosial adalah sama pentingnya dengan
memperhatikan pengeluaran, keuntungan, dan pertumbuhan bisnis.
Secara alami, hubungan antara etika dan tanggung jawab sosial
perusahaan dengan kinerja keuangannya berkaitan dengan gelar manajer
dan gelar sarjananya.

2.3MANAJEMEN PERSONALIA
 Pendekatan dalam manajemen Personalia
1.      Pendekatan Mekanis
Manajemen di Amerika telah unggul dalam pelaksanaan Industri secara
mekanik dan elektronik sehingga manusia diperlakukan sama dengan suku cadang
sebuah produksi yang dapat diganti atau dibuang. Ini menjadi dasar munculnya
pendekatan mekanis atau pendekatan barang dagangan (comodity approach) yang
menganggap buruh atau pekerja seperti modal usaha yang dapat diperoleh
semurah mungkin dan dipergunakan sepenuh mungkin. Pendekatan ini
memunculkan permasalahan seperti permasalahan personalia. Beberapa
permasalahan tersebut adalah:
1.      Pengangguran teknologis
adalah kehilangan pekerjaan karena pengembangan mesin atau teknik kerja baru.
Permasalahan yang muncul dari kondisi ini adalah memperlambat kerja dan
mengulur-ulur penggunaan peralatan yang padat kerja. Solusi yang dikemukakan
(diusulkan oleh Procter dan gamble) adalah pembagian keuntungan usaha kepada

11
karyawan, jaminan pengangguran, dan jaminan upah tahunan bagi karyawan yang
telah memenuhi syarat.
2.      Keterjaminan
Ketidakterjaminan karyawan memicu beberapaa hal seperti pembentukan serikat
pekerja yang dapat menjamin keterjaminan ekonomi pekerja. Dari pemerintah
mengharuskan pengakuan terhadap serikat pekerja tersebut untuk melindungi
kepentingan karyawan.
3.      Organisasi buruh
Organisasi buruh berbentuk serikat pekerja berjalan sangat berlahan karena beberapa
faktor seperti:
a.       Depresi ekonomi periodik yang muncul karena pekerja pekerja
meninggalkan serikat buruh demi mencari pekerjaan lain.
b.      Imigrasi yang mengakibatkan persaingan buruh yang mau dibayar dengan
upah lebih kecil daripada anggota serikat pekerja.
c.       Daerah garis depan (frontier)
d.      Sikap masyarakat yang bertentangan dengan pandangan serikat pekerja.
e.       Sikap badan pemerintah yang juga bertentangan dengan serikat pekerja
f.       Penyimpangan penggunaan tenaga dan dana serikat pekerja untuk
pembaharu politik bukan terkait dengan bisnis.
g.      Perlawanan dari pihak manajemen untuk melawan gerakan serikat pekerja.
Namun demikian, pertentangan di atas justru semakin meningkatkan jumlah
anggota serikat pekerja yang ada.
5. Kebanggaan dalam bekerja
Struktur organisasi yang dirancang secara ketat dan sistem kerja yang
direncanakan dengan tepat mengurangi kebebasan anggota organisasi pekerja
karena pengalihan pekerjaan kepada mesin. Menurut Chris Argyris kondisi
seperti ini hanya menuntut kepatuhan, kepasifan, penyerahan diri, dan
perspektif jangka pendek. Hal ini menimbulkan kegagalan psikologis dengan
hilangnya kebanggaan pribadi atas prestasi yang dicapai.

12
2.      Paternalisme
Adalah konsep bahwa manajemen harus mengambil sikap sebagai
seorang ayah dan protektif terhadap karyawan. pendekatan ini muncul tahun
1920 dengan manajemen personalia sebagai kajian yang menarik. Pada dekade
ini dikembangkan program personalia yang sangat rinci dan menekankan
kegiatan pada perbekalan perusahaan, perumahan karyawan, fasilitas rekreasi,
pendekatan ini untuk sementara berhasil menekan perkembangan serikat buruh
namun gagal membeli kesetiaan dan terima kasih karyawan karena pekerja
merasa bukan anak-anak lagi.
Dua ciri pendekatan paternalisitik yaitu 1). Motif laba tidak boleh
menonjol dalam keputusan manajemen 2). Keputusan terkait dengan jasa yang
diberikan serta bagaimana cara memberikannya berada di tangan manajemen.
Pada zaman paternalistik ini muncul suatu aliran yang didasarkan pada
eksperimen yang panjang dan mendalam tahun 1924 di perusahaan
Hawthorne Electrik Company. Pendekatan ini dikenal dengan human relation
dan juga Behavioral. Aliran ini menganggap moral karyawan dipandang
sebagai cara yang pasti untuk meningkatkan produktivitas.
3.      Pendekatan Sistem Sosial
Adalah oraganisasi atau perusaan dipandang sebagai sistem pusat yang komplek 
dan     beroperasi dalam lingkungan yang komplek pula. 

Salah satu subsistem yang dianggap penting adalah personalia. Walaupun berada
di bagian dalam, manajer menyadari bahwa mereka tidak bisa memiliki
kendali penuh terhadap bakat dan sikap karyawan. Untuk itu diperlukan
strategi terbuka berupa penyesuaian, perundingan, himbauan, dan kompromi.
Dengan demikian akan munjadi sub-sub sistem yang informal yang akan
memperkuat sistem pusat.
Pertimbangan atas peran para anggota sistem di atas memunculkan aliran
kontjensi atau situasional. Pada aliran ini dilakukan tindakn jika sistem luar
memiliki kekuatan, sistem pusat akan menyesuaikakan diri dan menampung
kekuatan tersebut. Namun jika sistem luar kurang kuat, sistem pusat akan
menutup diri dan beroperasi dengan efisjensi rasional.
Peran sosial Perusahaan
Masyarakat berharap perusahaan memiliki kewajiban membantu masyarakat
meskipun harus mengurangi keuntungan perusahaan. Oleh karena itu,

13
eksekutif harus mempertimbngan tuntutan masyarakat karena semua
keputusan yang diambil eksekutif akan memiliki pengarus sebab akibat
terhadap kondisi sosial.

Dasar-dasar tanggung jawab sosial dilandasi oleh pemikiran berikut ini


1)      Maksimisasi keuntungan jangka panjang dan tanggung jawab sosial pada
dasarnya merupakan konsep yang serupa.
2)      Perubahan etika manajer sesuai dengan perubahan norma masyarakat.
3)      Perusahaan akan merumuskan daftar tujuan sesuai dengan skala prioritas
dengan memasukkan nilai sosial nonekonomis.
4)      Perusahaan bertanggung jawab secara sosial sampai pada tingkat adanya
ancaman pada lingkungan yang bersangkutan.
Makin panjang jangka waktu dan proyeksi bisnis dalam kaitan sosial, makin besar
perusahaan memiliki tempat untuk berkembang lebih baik. Hal ini dibuktikan
dengan perusahaan yang aktif dalam kegiatan sosial cenderung semakin
menguntungkan. Menurut pandangan sosiolog, perkembangan tanggung jawab
sosial diakibatkan dampak perubahan nilai budaya para manajer perusahaan.
Namun, untuk mengantisipasi ancaman yang mungkin muncul di kemudian hari,
para manjer malakukan penilian untuk mengurangi kekuatan yang mengancam
dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
Ø  Menimbun hasil produksi untuk untuk mengurangi pengaruh terhadap
pemogokan serikat pekerja.
Ø  Mempengaruhi pejabat pemerintah dan menguapayakan personil perusahaan
untuk menjadi anggota panitia pemerintah.
Ø  Pemasangan iklan untuk mempengaruhi konsumen.
Ø  Mengangkat beberapa golongan minoritas untuk menjadi anggota dewan
komisaris.
Ø  Mengembangkan berbagai macam sumber persediaan bahan untuk mengurangi
pengaruh fluktuasi produk tertentu.
Ø  Menahan laba untuk mengurangi kekuatan lembaga keuangan.
Ø  Meminta wakil pemegang saham untuk mengendalikan pemilihan dewan
komisaris.
Kewajiban manajer personalia
Ø  Menjamin harapan terkait mutu kehidupan pekerja terpenuhi.
14
Ø  Menjamin organisasi mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku
yang mempengaruhi karyawan.
Ø  Berpartisipasi dalam perancangan dan pelaksanaan audit sosial secara periodik.

BAB III
15
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai kontribusi terhadap tujuan
pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen berdampak kepada seluruh
pemangku kepentingannya antara lain konsumen, karyawan, investor, pemasok dan
lain sebagainnya. Tanggung jawab dari organisasi harus membawa ke arah perbaikan
di lingkungan masyarakat organisasi tersebut sebagai konsekuensi logis keberadaanya
dalam lingkungan tersebut.
Konsep dasar etika menejemen lebih berbicara mengenai nilai-nilai yang
dianut oleh organisasi sehubungan dengan bisnis yang dijalani organisasi tersebut.
Etika manajemen dapat di ukur melalui 4 (empat) cara yaitu : dari segi benefit
(manfaat), pemenuhan hak-hak dari pemangku organisasi tersebut, prinsip keadilan
dan pemeliharaan organisasi yang bersangkutan. Mendorong etika dalam manajemen
dapat diperlakukan diantaranya pelatihan etika agar pembiasaan kepada pelaku
organisasi, harus memiliki standart aturan etika di suatu perusahaan untuk keterlibatan
masyarakat dalam mengontrol etika itu sendiri.
tanggung jawab sosial perusahaan serta etika manajemen adalah dua hal yang
berbeda namun saling berhubungan, perbedaannya tak hanya  terdapat pada kata,
melainkan juga pada makna, Namun keduanya sangatlah berhubungan erat dan
merupakan pedoman bagi suatu perusahaan untuk perkembangannya..

3.2 SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA
http://lilierviani.blogspot.com/2016/12/makalah-tanggung-jawab-sosial-dan-etika.html
http://farichinfarich.blogspot.com/2013/07/bab-2-dari-mekanika-ke-tanggung-jawab.html

17

Anda mungkin juga menyukai