PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sudah pacaran bahkan ada yang sampai hamil diluar nikah. Serta juga
merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada
manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata
pasal 347, pasal 348, pasa1 349 (Maria,2006), tindakan aborsi di Indonesia
aborsi, yang terdiri dari minimal 2 tenaga kesehatan dan diketuai oleh
menunjukan 40% remaja pria umur 18 tahun dan remaja putri umur 18
tahun sekitar 40% telah melakukan hubungan seks meskipun tanpa ada
telah positif terkena Penyakit Menular Seksual, sekitar 27% positif HIV,
dan 30% remaja putri telah hamil, setengah dari mereka melahirkan namun
(http://situs.kesrepro.info).
aborsi, baik yang dilakukan sendiri maupun dengan bantuan orang lain.
komplikasi serius atau kematian karena ditangani oleh orang yang tidak
(Hanifah,2007).
terutama yang terjadi pada usia remaja. Selain dampak negatif kesehatan
remaja memiliki kehidupan reproduksi yang tidak sehat serta belum siap
keluarga adalah proses yang direncanakan dan tidak dilakukan secara dini
serta tanpa rencana atau keluarga prematur. Aborsi tidak aman dapat
yang lebih tinggi untuk mengalami perceraian dan kekerasan dalam rumah
tangga, sehingga ada hubungan yang tidak langsung antara aborsi,
persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar. Informas itu meliputi
adalah suatu pengetahuan yang kita ajarkan mengenai segala sesuatu yang
kelamin pada wanita dan laki- laki, tentang menstruasi, mimpi basah, sampai
2008).
hasrat seksual, baik lawan jenis sesama jenis. Obyek seksual bisa berupa
orang lain, orang dalam khyalan ataupun dirinya sendiri (Sarwono, 2010).
Penyebab utama dari perilaku tersebut dari perilaku tersebut pada remaja
adalah dorongan biologis (sexual drive) yang sudah tidak dapat dibendung
internal. Faktor eksternal berasal dari luar diri individu yakni berupa
2009). Faktor internal yaitu berdiri dari hormonal atau dorongan seksual,
dapat terhindar dari dampak negatif dari perilaku seksual seperti KTD, PMS,
agama, teman sebaya dan lingkungan. Sehinggga peran orang tua sangatlah
sudah beranjak remaja atau dewasa, melalui pendidikan formal. Ini penting
sekarang ini. Sepertinya pendidikan seks secara formal memang sangat perlu
untuk menjadi perisai remaja dari serangan pergaulan yang negative pada
dimana rentang usia pada sekolah ini berada pada usia 15-19 tahun atau masih
tergolong kepada usia remaja. Pada usia ini, remaja sangat rentan atau sensitif
dikalangan remaja merupakan trend remaja saat ini supaya kelihatan “wah”
Kabupaten Simalungun.
Banyaknya informasi yang berkonotasi pornografi yang bersumber
dari berbagai media seperti media cetak (misalnya; koran, majalah, tabloid,
dan sebagainya) dan juga media elektronik (misalnya; Internet, Short Message
informasi tersebut khususnya para remaja yang masih rentan atau peka
terhadap “hal-hal baru” tersebut. Pengetahuan dan sikap para remaja putri di
SMK Negeri 1 Panyabungan perlu mendapat perhatian yang ekstra agar para
remaja tersebut tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak diinginkan akibat
dampak dari seks bebas yang berkaitan dengan informasi yang diterima
pergaulan sehari-hari.
tentu saja tidak luput dari arus informasi yang semakin gencar tersebut. Tanpa
yang baik terhadap informasi tersebut, hal ini tentu sangat berpeluang
terjadinya hubungan seks pranikah yang berlanjut kepada kejadian aborsi dari
pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap aborsi dari kehamilan tidak
Simalungun.
B. Permasalahan
Bagaimana Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang tindakan aborsi akibat
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
pembelajaran.