2. Seorang pasien Tn. Y menderita kanker paru stadium 4, dan didiagnosis terjadi
metastastis ke otak, bagaimana prosedur radioterapi pada kasus metastasis
otak tersebut (posisi pasien, alat fiksasi, prosedur CT simulator, Prosedur
delineasi, dosis radiasi dan teknik radioterapinya) ?
Jawab :
1) Teknik radioterapi : Teknik 3D-CRT tanpa menggunakan MLC
2) Posisi pasien
Pasien berbaring terlentang, biasanya dengan kedua lengan diletakkan
di atas kepala sambil berpegangan pada alat khusus. Sebuah bantalan dapat
diletakkan untuk membantu pasien berbaring pada posisi yang sama
selama terapi.
3) Prosedur CT Simulator
Tahapan berikutnya adalah CT Simulator. Prosedurnya yaitu
radioterapis mempersiapkan positioning pasien, difiksasi dengan masker
thermoplast, penentuan titik refrensi dan menggambar masker sesuai dgn
titik refrensi, memasukkan identitas pasien, melakukan pengambilan
gambar serta melakukan kontrak waktu.
Dokter Spesialis Onkologi Radiasi melakukan delineasi dari hasil
CT Simulator payudara pada setiap irisan dimulai dari awal adanya massa
sampai tidak terlihat adanya massa. Hasil dari contouring berupa Clinical
Target Volume (CTV) yaitu daerah yang memiliki resiko penyebaran
kanker, (PTV) yaitu berhubungan dengan planning memperhitungkan
pergeseran pergerakan pasien = CTV ditambah margin 0,5 cm dan Organ
At Risk (OAR).
Setelah Dokter Onkologi Radiasi selesai melakukan contouring.
Fisikawan medis menentukan arah gantry yang diperlukan, mengisi
parameter dosis kemudian dilakukan komputerisasi planning
Tahapan selanjutnya tindakan verifikasi penyinaran dengan posisi
AP dan lateral [Gambar 3]. AP untuk melihat pergeseran kanan-kiri dan
lateral untuk melihat tinggi objek. Verifikasi dilakukan pertama kali
sebelum fraksi pertama penyinaran dan hanya sekali selama penyinaran.
Hal ini karena untuk menghemat waktu, overload pasien yang sangat
banyak dan karena verifikasi hanya mampu menampilkan citra 2D saja.
Verifikasi dilakukan hanya untuk memastikan kesesuaian antara posisi
yang direncanakan dokter dan fisikawan medis dengan posisi saat
dilakukan penyinaran. Setelah verifikasi sesuai yang direncanakan dan
mendapat persetujuan dokter baru bisa dilakukan penyinaran.
Treatment penyinaran, prosedurnya yaitu Radioterapis memanggil
nama pasien, mencocokkan identitas, kemudian pasien disilakan masuk ke
ruang penyinaran, pasien diatur tidur telentang pada meja pemeriksaan.
Selanjutnya, kedua tangan diatur lurus di samping tubuh dan kedua kaki
diatur lurus, untuk kenyamanan pasien dan agar tidak kedinginan pasien
diselimuti. Kepala diganjal menggunakan bantal fiksasi, kemudian masker
thermoplast dipasang pada bagian kepala sampai benar-benar terfiksasi
dan senyaman mungkin. Meja penyinaran diatur sesuai dengan garis bantu
pada masker thermoplast kepala yang sudah digambar sesuai hasil
verifikasi.
4) Dosis radiasi
Pasien External Beam Radiation Therapy Pada Kanker Paru Jenis
Karsinoma Sel Kecil (KPKSK) stadium IV dengan massa paru besar yang
menyebabkan nyeri dada hebat dan sesak napas dapat diberikan radioterapi
dengan dosis mulai dari 3000 cGy (diberikan sebanyak sepuluh kali terapi
dengan fraksi 300 cGy selama dua minggu) sampai dengan 5000 cGy
(diberikan sebanyak 20 kali terapi dengan fraksi 250 cGy selama empat
minggu).
Dosis radioterapi yang umum digunakan adalah 3000 cGy (sepuluh kali
terapi dengan fraksi 300 cGy selama dua minggu). Pasien yang memiliki
tiga buah lesi metastasis atau kurang, dengan diameter ≤3 cm, dapat
dilakukan pembedahan untuk pengangkatan metastasis dan diikuti dengan
radiasi seluruh otak atau pasien dapat menjalani SRS (stereotactic
radiosurgery). Ke-untungan dari SRS adalah dapat meminimalisir area
otak yang terkena radiasi, tetapi dapat diikuti dengan munculnya
metastasis otak baru di area yang tidak terkena radiasi.
5) Rencana Terapi
Rencana terapi berbasis CTscan atau tiga dimensi paling banyak
digunakan akhir-akhir ini, dibuat setelah selesai dilakukan simulasi yang
pencitraan CT scan-nya dikirim secara elektronik ke komputer yang sudah
dilengkapi dengan perangkat lunak perencanaan terapi. Potongan gambar
CT scan diperlihat-kan ulang, dan struktur anatomis (paru, jantung, dan
korda spinalis) diberikan garis pembatas dengan warna berbeda. Gabungan
dari potongan-potongan gambar dengan garis pembatas tersebut akan
membentuk volume struktur anatomis seperti pada
Ahli onkologi radiasi selanjut-nya akan menggambarkan bentuk
asli tumor dan limfonodi yang terlibat. Volume bentuk tumor yang asli
disebut sebagai GTV, biasanya diberikan tanda berupa garis merah. Ahli
dosimetri dan radiasi onkologi selanjutnya merancang pembatas atau area
meliputi GTV dan keterlibatan limfonodi mediastinal setelah gambar
tumor terlihat lebih jelas seperti pada
Metode untuk terapi kanker paru melibatkan dua area, yaitu area
menghadap ke dada depan pasien (anteroposterior/ AP) dan area
menghadap ke punggung pasien (posteroanterior/ PA). Pasien menjalani
prosedur verifikasi dengan ditempatkan pada mesin linacs pada posisi
sama seperti saat simulasi setelah rencana terapi selesai dibuat. Gambar
radiografi diambil dan dilihat ulang untuk memastikan apakah gambar
sesuai dengan pencitraan pada CT scan perencanaan dan konsisten dengan
rencana terapi berbasis CT