yang tidak terpisahkan dalam penanggulangan tanggap darurat kesehatan masyarakat, baik
secara lokal, nasional, maupun internasional. KRPM dapat membantu mencegah infodemic
(penyebaran informasi yang salah/hoaks), membangun kepercayaan publik terhadap
kesiapsiagaan dan respon pemerintah sehingga masyarakat dapat menerima informasi
dengan baik dan mengikuti anjuran pemerintah. Dengan demikian, hal-hal tersebut dapat
meminimalkan kesalahpahaman dan mengelola isu/hoaks terhadap kondisi maupun risiko
kesehatan yang sedang terjadi.
KRPM menggunakan strategi yang melibatkan masyarakat dalam kesiapsiagaan dan respon
serta mengembangkan intervensi yang dapat diterima dan efektif untuk menghentikan
penyebaran wabah yang semakin meluas serta dapat melindungi individu dan komunitas. Di
sisi lain, upaya ini juga sangat penting untuk pengawasan, pelaporan kasus, pelacakan
kontak, perawatan orang sakit dan perawatan klinis, serta pengumpulan dukungan
masyarakat lokal untuk kebutuhan logistik dan operasional.
KRPM yang diadaptasi dari panduan dan pelatihan Risk Communication and Community
Engagement, WHO, bertujuan untuk:
Pesan kunci yang perlu disampaikan kepada masyarakat umum di negara yang bersiap
menghadapi kemungkinan wabah:
● Jika mengalami gejala demam (≥38°C) atau ada riwayat demam disertai dengan
salah satu gejala gangguan pernapasan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan,
sesak napas dan memiliki faktor risiko terjadinya COVID-19 segera mendatangi
fasyankes terdekat.
● Informasi hotline: Masyarakat umum: hotline COVID-19 (telp: 021-5210411/HP
081212123119) Petugas kesehatan: EOC, PHEOC
● Informasi rumah sakit rujukan yang menangani kasus.
Pemerintah perlu mengeluarkan travel advisory ketika sudah dilaporkan ada 1 kasus yang
teridentifikasi dan apabila terjadi penambahan kasus maka perlu mempertimbangkan
mengeluarkan travel warning bagi pelaku perjalanan.