ABSTRAK
Latar Belakang: Pembesaran di bagian ekstraoral dengan tanpa ke abnormalan
struktur gigi dan periodontal kadang terlihat dalam praktik kedokteran gigi,
terkadang diikuti dengan xerostomia. Pembesaran kelenjar saliva akut non-
supuratif telah dikaitkan dengan beberapa jenis virus. Tujuan dari makalah ini
adalah untuk meninjau penyakit kelenjar saliva yang terkait dengan infeksi virus
non-HIV dan HIV.
Diskusi: Virus non-HIV terkait yang terdetekai pada kelenjar saliva yaitu
Paramyxovirus, cytomegalovirus (CMV), virus Hepatitis C (HCV), virus human
papilloma (HPV), virus Epstein-Barr (EBV), human herpes simpleks virus
(HHSV- 8), dan virus coxsackie. Penyakit kelenjar saliva terkait HIV biasanya
muncul disertai xerostomia atau kelenjar getah bening intraglandular, dan difus
infiltratif limfositosis sindrom (DILS). Kondisi yang paling umum infeksi virus
pada gangguan kelenjar saliva adalah gondong dan HIV. Pembesaran dan
peradangan struktur kelenjar akan mempengaruhi kontrol sekresi saliva oleh saraf.
Saraf parasympathetic memblokir sinyal pada kelenjar ludah, sehingga aliran
saliva berkurang.
Kesimpulan: Ada hubungan antara infeksi virus dan penyakit kelenjar saliva.
Dengan mengetahui gejala virus pada kelenjar saliva, dokter gigi diharapkan
memahami kondisi klinis dan terapi yang harus diberikan kepada pasien.