Anda di halaman 1dari 9

Cakradonya Dent J 2015; 7(1):745-806

PERAWATAN KEBIASAAN BURUK MENGISAP IBU JARI (THUMB SUCKING)


DENGAN ALAT ORTO TRAINER

Dewi Elianora

Departemen Kedokteran Gigi Anak


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah

ABSTRAK
Kebiasaan buruk (oral habit) mengisap ibu jari dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
terjadinya maloklusi. Oral habit wajar terjadi pada usia kurang dari enam tahun, namun dapat
berlanjut pada usia lebih dari enam tahun yang dapat menyebabkan kelainan pada struktur dentofasial.
Tingkat keparahannya tergantung dengan frekuensi dan durasinya yang lama. Perawatan perlu
dilakukan, mengingat akibat yang dapat ditimbulkannya. Laporan kasus seorang anak umur 9 tahun 6
bulan mempunyai kebiasaan mengisap ibu jari (thumb sucking) sejak kecil dan kebiasaan tersebut
berlanjut sampai sekarang. Anak tersebut tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik. Pemeriksaan
intraoral gigi anterior rahang atas terlihat proklinasi. Penanganan awal yang dilakukan pada anak
tersebut adalah dengan pemakaian alat orto trainer. Kesimpulan pemakaian alat orto trainer dalam
masa tumbuh kembang diharapkan dengan hilangnya bad habit maka deep bite yang disebabkan oleh
kebiasaan buruk akan kembali normal seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan rahang.

Kata kunci: Mengisap ibu jari (thumb sucking), orto trainer

ABSTRACT
The bad habit (oral habit) like thumb sucking in a long period of time can cause the onset of
malocclusion. Oral habit naturally occurs in the age less than six years, but can be continued on over
six years that can cause abnormalities in the structure of dentofacial. The extent of damage caused by
this habit is dependent on the duration, frequency and intensity. The treatment is needs to prevent the
consequences of the bad habit. Case report of a child aged 9 years and 6 months have had the habit of
thumb sucking since childhood and it continues until now. The child does not have a history of
systemic disease. Intraoral examination of the anterior maxillary teeth shows proclination. Initial
treatment done on the child is with the use of tool ortho trainer. Conclusion the use of tool ortho
trainer grew swell is expected with the loss of bad habit so deep bite that caused by bad habits will
return to normal in growth and development along with the jaw.

Key words: Thumb sucking, ortho trainer

745
Cakradonya Dent J 2015; 7(1):745-806

PENDAHULUAN Permasalahan akan muncul ketika


Mengisap ibu jari memerlukan waktu kebiasaan buruk tersebut terus berlanjut
yang panjang dan pengobatan yang mahal hingga anak mulai memasuki usia sekolah
untuk memperbaikinya. Sementara banyak dimana kebiasaan ini terus dilakukan karena
maloklusi diyakini disebabkan oleh faktor orang tua yang kurang memperhatikan
genetik (diwariskan), beberapa dapat anaknya. Etiologi dan cara menghentikan atau
disebabkan oleh faktor lingkungan, khususnya mengoreksi kebiasaan buruk yang telah
perilaku mengisap nonnutritive. Oral habit menjadi pola perilaku si anak tersebut perlu
yang berlanjut tersebut dapat dikarenakan dilakukan sedini mungkin sehingga tidak
adanya kelainan fungsi tubuh dan gangguan terjadi penyimpangan yang lebih lanjut.
psikologis. Kebiasaan mengisap ibu jari Laporan kasus ini melaporkan pengunaan alat
merupakan kebiasaan yang menyenangkan orto trainer untuk perawatan kebiasaan
bagi anak-anak sehingga sering menimbulkan mengisap ibu jari (thumb sucking) diikuti
terjadinya maloklusi.1 Maloklusi menduduki dengan pemeriksaan lengkap pasien.
peringkat ketiga dalam masalah kesehatan gigi
masyarakat di seluruh dunia, setelah karies dan LAPORAN KASUS
penyakit periodontal.2,3 Prevalensi maloklusi Seorang anak laki-laki umur 9 tahun 6
akibat mengisap ibu jari pada usia 3–12 tahun bulan datang atas kemauan orang tuanya dan
cukup tinggi.4–6 Maloklusi yang disebabkan anak mengeluh gigi-geliginya berlubang
oleh kebiasaan buruk meningkat dari 21,5% sehingga orang tua menginginkan semua
pada usia 3–4 tahun hingga 41,9% pada usia giginya ditambal. Saat itu anak tidak mengeluh
12 tahun.7 Dilaporkan insidennya bervariasi sakit. Sebelumnya gigi belakang kanan dan
antara 39%–93%, ini membuktikan bahwa kiri bawah pernah sakit berdenyut, kemudian
mayoritas anak-anak memiliki gigi yang tidak diberi analgesik. Anak tidak pernah menderita
beraturan dan hubungan oklusal yang kurang penyakit sistemik. Dari anamnesis diketahui
ideal.7,8 anak mempunyai kebiasaan mengisap ibu jari.
Anak yang melakukan kebiasaan Keadaan gigi kedua orang tua berjejal dan ada
mengisap jari secara intermittent dengan karies. Anak menyikat gigi dua kali sehari
intensitas yang tinggi, pergerakan gigi yang pagi dan sore hari disaat mandi. Sebelumnya
terjadi tidaklah banyak, tetapi anak yang belum pernah diberikan fluor. Air minum
mengisap jari secara terus-menerus (lebih dari yang digunakan di rumah bersumber dari
6 jam) akan menyebabkan perubahan gigi sumur.
yang signifikan.9 Bukti klinis dan Pemeriksaan objektif diketahui data
eksperimental menyatakan bahwa daya selama bahwa pasien kooperatif, BB / TB: 26 cm /
4–6 jam setiap hari merupakan waktu 150 kg, pemeriksaan ekstraoral: bentuk muka
minimum yang menyebabkan pergerakan lonjong, bibir tebal dan pipi simetris, kelenjar
gigi.9 Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi, limfe tidak teraba, pemeriksaan intraoral: pada
intensitas, dan durasi kebiasaan mengisap jari jaringan lunak tidak ditemukan adanya
yang dapat mempengaruhi jaringan keras dan kelainan, pada gingiva anterior terdapat
lunak di dalam mulut.10,11 Durasi memegang pigmentasi rasial, oklusi Angle Klas I. Indeks
peranan paling penting dalam pergerakan gigi PHP-M 2,2 dengan status kebersihan gigi dan
akibat kebiasaan mengisap jari.11 mulut baik.
Akibat yang ditimbulkan oleh kebiasaan
mengisap ibu jari dapat terjadinya anomali Pemeriksaan Penunjang
letak gigi dan hubungan rahang, dapat
mempengaruhi pertumbuhan normal dari
rahang, mengganggu pertumbuhan kranial,
fisiologi oklusi sampai interaksi sosial.12,13
Mengingat cukup tingginya insiden maloklusi
yang terjadi akibat yang ditimbulkan oleh
kebiasaan buruk akibat mengisap ibu jari
(thumb sucking), diperlukan pemahaman orang
tua dan anak akan akibat yang ditimbulkan
oleh kebiasaan jelek tersebut sehingga tidak
memperparah kondisi gigi dan mulut anaknya. a. Rontgen OPG

746
Cakradonya Dent J 2015; 7(1):745-806

b. Rontgen periapikal

b. Tampak samping
Gambar 2. Model studi

c. Rontgen cephalo
Gambar 1. Foto rontgen

a. Tampak depan Gambar 3. Gambaran jari tangan

747
Cakradonya Dent J 2015; 7(1):745-806

Diagnosis Gigi Geligi

V V : karies telah mengenai pulpa


Dental age (Barnett): 2 (gigi bercampur)

Gambar 5. Occlusion

Anterior Teeth:
 Deep bite: gigi III 2 1 1 2 III
2 1 1 2
a.  Overjet: 8,20 mm (sebelah mesial insisivus
sentral)
 Overbite: 5,90 mm
 Midline: RA segaris
RB tidak segaris, bergeser ke
kanan sebesar 4,1 mm

Posterior Teeth:
 Normal
 Terminal plane (m2) R (distal step) L
(distal step)
 Permanen first molar: fully erupted
b.  Angle class: Klas I R (klas I) L (klas I)
 Intraoral anomali: tidak ada

Analisis Rontgen Sefalometri


Analisis skeletal menurut Downs di Tabel 1:
 Facial angle: artinya derajat protusi/ retrusi
mandibula dalam batas normal
 Angle of convexity: negatif dihubungkan
dengan wajah prognatik, dalam batas
normal
 Bidang A-B: artinya tidak dijumpai
kesulitan dalam menentukan kedudukan
Gambar 4. Dental arch shape; a. Upper: ellips, b. insisivus yang betul karena inklinasi axial
Lower: ellips yang cukup baik dari gigi di regio insisivus

Tabel 1. Analisis skeletal menurut Downs


No. Analisis Skeletal Min Rata-rata Max Pasien Keterangan
1. Facial angle 82º 87,8º 95º 91º Normal
2. Angle of convexity -8,5º 0º +10º -2º Normal
3. Bidang A-B -9º -4,6º 0º -6º Normal
4. FMPA-FHP 17º 22º 28º 26º Normal
5. Y-Aksis 53º 54º 66º 57º Normal

748
Cakradonya Dent J 2015; 7(1):745-806

Tabel 2. Analisis dental menurut Downs


No. Analisis Dental Min Rata-rata Max Pasien Keterangan
1. Inklinasi bidang oklusal +1,5º +9,3º +14º 12º Normal
2. Sudut 1 & 1 130º 135º 150º 115º < Normal
3. IMPA 81,5º +91,4º +97º 96º Normal
4. 1 terhadap bidang oklusal 93,5º 109,5º 110º 105º Normal
5. Protusi terhadap 1 -1 mm +2,7 mm 5 mm 7º > Normal

Tabel 3. Analisis Steiner


No. Parameter Normal Pasien Keterangan
1. SNA 82º 92º > Normal
2. SNB 80º 90º > Normal
3. ANB 2º 2º Normal

 FMPA-FHP: artinya perkembangan di Determinasi Lengkung Gigi:


beberapa bagian muka dalam batas normal Overjet awal: 1 : 8,20 mm.
 Y-Aksis: artinya pertumbuhan muka ke 1
arah bawah dan depan dalam batas normal
RA:
Analisis Dental menurut Downs di Tabel 2: Lengkung perimeter (mesial 6 sampai 6):
 Inklinasi bidang oklusal: artinya hubungan 88,90 mm.
anguler dari bidang oklusal dalam batas Ruang untuk erupsi gigi 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 :
normal 84,37 mm.
 Sudut 1 & 1: artinya kedudukan gigi Diskrepansi: 4,53 mm.
insisivus terhadap mandibula kurang dari
normal RB:
 IMPA: artinya inklinasi insisivus bawah Lengkung perimeter (mesial 6 sampai 6):
terhadap mandibula dalam batas normal 71,11 mm.
 1 terhadap bidang oklusal: artinya Ruang untuk erupsi 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 :
kemiringan insisivus terhadap bidang 70,28 mm.
oklusal adalah dalam batas normal Diskrepansi: 0,83 mm.
 Protrusi terhadap 1: artinya gigi insisivus
lebih dari batas normal Diagnosis
Maloklusi skeletal Klas I Angle, dengan
Analisis Steiner di Tabel 3: tipe dental protrusif dan deep bite pada gigi:
III 2 1 1 2 III
 SNA = Normal: artinya pertumbuhan
2 1 1 2
maksila ke arah anterior adalah lebih dari
normal
Rencana Perawatan
 SNB = Normal: artinya pertumbuhan
1. Dilakukan DHE.
mandibula ke arah anterior adalah lebih
2. Melakukan perawatan endo pada gigi
dari normal IV IV
 ANB: artinya hubungan basis mandibula 3. Menghilangkan bad habit yang dapat
terhadap maksila normal. SNA-SNB dilakukan dengan:
(ANB) = 2º maka hubungan mandibula a. Pendekatan secara psikologis pada anak.
terhadap maksila dalam relasi skeletal klas Instruksi untuk menghilangkan
I Angle kebiasaan buruk, pasien diberi
pengertian dan penjelasan agar
Perhitungan-Perhitungan menghilangkan kebiasaan buruknya
mengisap ibu jari.
Metode Moyers: b. Pemakaian alat orto trainer dengan
Jumlah lebar mesiodistal 2 1 1 2 RB: tidak melakukan slicing pada gigi kaninus
bisa dihitung karena 2 tidak ada. atas desidui kiri dan kanan.

749
Cakradonya Dent J 2015; 7(1):745-806

Karena dalam masa tumbuh kembang  Kunjungan V


diharapkan dengan hilangnya bad habit Kontrol, saat ini orang tua dan pasien
maka deep bite yang di sebabkan oleh melaporkan bahwa sudah jarang mengisap
kebiasaan buruk akan kembali normal ibu jari lagi. Pencabutan gigi IV dan IV
seiring dengan pertumbuhan dan bawah yang sudah mobiliti.
perkembangan rahang.  Kunjungan VI
4. Aplikasi topikal dengan fluor pada seluruh Kontrol, pencabutan gigi III kiri atas dan
permukaan gigi. III kanan bawah.
5. Kontrol periodik 2 bulan sekali.  Kunjungan VII
Kontrol, kebiasaan mengisap ibu jari sudah
Penatalaksanaan Kasus berhenti. Gigi 13 mobiliti III dan dilakukan
Tahap I: pencabutan. Gigi 23 atas sudah mulai
 Kunjungan I erupsi, gigi 4 dan 4 sudah erupsi sempurna.
Dilakukan pengambilan foto rontgen OPG Tahap II:
dan periapikal. Dilakukan pencetakan RA Perawatan dilanjutkan dengan pemakaian alat
dan RB untuk model studi. Pengambilan removable.
foto jari tangan. Melakukan pendekatan
secara psikologis pada anak. Instruksi Hasil Perawatan
untuk menghilangkan kebiasaan buruk,
pasien diberi pengertian dan penjelasan
agar menghilangkan kebiasaan buruknya
mengisap ibu jari dan mengigit bibir
bawah.
 Kunjungan II
Dilakukan perawatan pulpotomi satu kali
kunjungan pada gigi IV bawah kanan
dengan formokresol + fletcher dan eugenol.
Dilakukan DHE kepada pasien anak dan
orang tuanya. Melakukan pendekatan
secara psikologis pada anak. Kepada orang
tua pasien diberikan penjelasan dan
pengertian tentang perlunya menghilangkan
kebiasaan buruk mengisap ibu jari dan
mengigit bibir bawah. Sebab keberhasilan
perawatan tergantung dari diri anak sendiri
dan motivasi serta pengawasan orang tua.
 Kunjungan III
Kontrol perawatan pulpotomi pada gigi IV
bawah kanan. Perawatan pulpotomi pada
gigi IV kiri bawah satu kali kunjungan
dengan formokresol + fletcher dan eugenol.
Pencetakan rahang atas dan rahang bawah
untuk work model. a. Sebelum perawatan
 Kunjungan IV
Kontrol, tidak ada keluhan. Dilakukan
scaling RA dan RB. Pemasangan SSC pada
gigi IV dan IV bawah. Pemasangan alat
orto trainer, pasien diinstruksikan
bagaimana cara memakainya dan
diberitahukan berapa lama pemakaiannya.
Diberitahukan kepada anak bahwa
keberhasilan perawatan ini tergantung dari
dirinya sendiri dan kontrol orang tua dalam
pemakaiannya. Di samping itu, harus
menjaga kebersihan gigi dan alat ortonya.

750
Cakradonya Dent J 2015; 7(1):745-806

b. Sesudah perawatan
Gambar 6. Gambaran jari tangan

a. Sebelum perawatan
a. Sebelum perawatan

b. Sesudah perawatan
Gambar 6. Foto oklusi

751
Cakradonya Dent J 2015; 7(1):745-806

dilakukan di samping untuk menghentikan


kebiasaan buruk diperlukan juga memperbaiki
proklinasi gigi. Pemakaian alat orto trainer
dalam masa tumbuh kembang diharapkan
dengan hilangnya bad habit maka deep bite
yang disebabkan oleh kebiasaan buruk akan
kembali normal seiring dengan pertumbuhan
dan perkembangan rahang. Pada kasus di atas
akibat mengisap ibu jari overjet sebelum
perawatan > 4 mm dan setelah pemakaian alat
orto trainer menjadi berkurang. Slicing
dilakukan pada gigi kaninus atas desidui kiri
b. Sesudah perawatan dan kanan.
Gambar 7. Foto model studi American Dental Association dan
American Academy of Pediatrics setuju dan
PEMBAHASAN percaya bahwa sampai usia 6 tahun, kebiasaan
Mengisap ibu jari bukanlah suatu mengisap jempol biasanya hanya sedikit atau
penyebab atau gejala dari masalah fisik atau tidak ada kerusakan gigi geligi atau struktur
psikologis. Estetika yang kurang baik dapat orofacial.1 Warren et al (2005)8 menyimpulkan
ditimbulkan karena kebiasaan buruk mengisap bahwa setelah usia 6 tahun, kebiasaan
jari sejak kecil dimana terjadi penyimpangan mengisap jempol/ jari kronis dapat mulai
fungsi dan perilaku yang dapat menyebabkan menyebabkan kerusakan dan harus ditangani.
gangguan pertumbuhan dan perkembangan Sama halnya yang terjadi pada kasus di atas
struktur gigi dan rahang. Kebiasaan mengisap dimana usia anak sudah 9 tahun 6 bulan.
ibu jari dapat menjadi masalah karena ada Gambaran klinis maloklusi yang terjadi
kemungkinan terjadinya misalignment gigi pada anak dengan kebiasaan mengisap ibu jari
permanen jika seorang anak yang berusia lima gigi anterior rahang atas terlihat protrusif,
atau enam tahun masih melakukan kebiasaan retrusi gigi insisif bawah atau sedikit
mengisap ibu jari sehingga dapat berdesakan, prognatik segmen premaksila,
menyebabkan perubahan bidang insisal gigi retrognatik mandibula, overjet besar, palatum
seri, retroklinasi pada gigi insisivus rahang tinggi, lengkung rahang atas yang menyempit
bawah dan proklinasi pada gigi insisivus (berbentuk V), serta bilateral crossbite
rahang atas sehingga meningkatkan overjet. posterior. Terdapat pula kalus pada punggung
Hal tersebut juga dapat mengubah rasio antara ibu jari atau jari lain yang diisap, seperti yang
bagian atas dan bawah ketinggian wajah terlihat pada kasus di atas.
anterior. Akibatnya posisi gigi depan jauh Pada saat seorang anak menempatkan
lebih maju dari gigi bawah. Keparahan ibu jari atau jari di antara gigi, biasanya
kelainan gigi dan rahang akibat mengisap jari diposisikan pada sudut sehingga menekan
tergantung dari durasi, frekuensi, dan lingual terhadap gigi seri bawah dan labial
intensitas kebiasaan mengisap ibu jari. terhadap gigi seri atas, dan anterior open bite
Anak yang secara aktif mengisap jari yang terkait dengan mengisap ibu jari muncul
menghasilkan daya yang cukup pada ujung dengan kombinasi gangguan pada erupsi
gigi insisivus rahang atas. Gigi insisivus atas normal gigi seri dan erupsi berlebihan gigi
terlihat lebih protrusif dan gigi insisivus posterior.14 Perpindahan ringan dari gigi seri
bawah lebih retrusif dan overjet menjadi lebih primer sering dicatat pada kebiasaan mengisap
besar. Hal ini sesuai dengan yang ibu jari di usia 3 atau 4 tahun, tetapi jika
dikemukakan Dewi (2007) maloklusi dapat mengisap berhenti pada tahap ini, bibir normal
menyebabkan bertambahnya overjet menjadi dan tekanan pipi segera mengembalikan gigi
lebih besar.13 Warreny et al (2005)8, dan ke posisi yang biasa.15 Risiko maloklusi
Onyeaso (2004)12 mengatakan mengisap ibu meningkat dengan durasi kebiasaan yang lebih
jari yang lama menunjukan procline gigi seri lama sehingga dalam beberapa kasus
atas dan gigi seri bawah retrocline yang maloklusi dihentikan segera setelah kebiasaan
menyebabkan peningkatan overjet. Pemakaian dihentikan, dalam kasus lain maloklusi tetap
alat orto trainer pada kasus kebiasaan bertahan. Jika kebiasaan itu terus berlanjut
mengisap ibu jari (thumb sucking) perlu setelah gigi seri permanen mulai erupsi,

752
Cakradonya Dent J 2015; 7(1):745-806

perawatan ortodontik diperlukan untuk with oral habit. Toronto: Faculty of


mengatasi perpindahan gigi yang dihasilkan.3 Dentistry University of Toronto. Thesis
2008: 14,33,36.
KESIMPULAN 10. Gartika M. The effect of oral habits in the
Pemakaian alat orto trainer dalam masa oral cavity of children and its treatment.
tumbuh kembang diharapkan dengan Padj J Dent 2008; 20(2):124,126–127.
hilangnya bad habit maka deep bite yang 11. Indushekar GB, Gupta B, Indushekar KR.
disebabkan oleh kebiasaan buruk akan kembali Childhood thumb sucking habit: the
normal seiring dengan pertumbuhan dan burden of a preventable problem. J Dent
perkembangan rahang. Pada kasus di atas Medicine and Medical Sciences 2012;
akibat mengisap ibu jari overjet sebelum 2(1):1–4.
perawatan > 4 mm dan setelah pemakaian alat 12. Onyeaso CO. Oral habits among 7–10
orto trainer menjadi berkurang. years old school children in Ibadan,
Nigeria. East Afr Med J 2004; 81(1):16–
DAFTAR PUSTAKA 21.
1. Viggiano D, Fasano D, Monaco G, 13. Dewi O. Analisis hubungan maloklusi
Strohmenger L. Breast feeding, bottle dengan kualitas hidup pada remaja SMU
feeding, and non-nutritive sucking: kota Medan tahun 2007. Medan: Program
effects on occlusion in deciduous Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
dentition. Arch Dis Child 2004; 89:1121– Tesis 2007.
1123. 14. Winny Y, Eriska R. Gambaran oral habit
2. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of pada anak usia 6–12 tahun di Sekolah
pediatric dentistry. 3th ed. Edinburg: Dasar Laboratorium Percontohan
Mosby Elsevier. 2008: 341–368. Universitas Pendidikan Indonesia
3. Millett D, Welbury R. Clinical problem Kampus Cibiru Bandung. Bandung:
solving in orthodontics and pediatric Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
dentistry. Edinburg: Elsevier Churchill Padjadjaran. Skripsi 2007.
Livingstone. 2005: 29,69. 15. Cozza P, Baccetti T, Franchi L, Mucedero
4. Artenio J, Paulo C, Clea A, Luiz F. M, Polimeni A. Sucking habits and facial
Malocclusion prevalence and comparison hyperdivergency as risk factor for anterior
between the Angle classification and open bite in the mixed dentition. AJO-DO
dental aesthetics index in scholars in the 2005; 128(4):517–519.
interior of Sao Paulo State, Brazil. Dental
Press J Orthod 2010; 15(4):94–102.
5. Gildasya, Riyanti E, Hidayat. Prevalence
of oral habits in homeless children under
care of Yayasan Bahtera Bandung.
Available at: Http://resources.unpad.ac.
id-content. Accessed May 10, 2011.
6. Hassan M, Hani D, Ayman N. Frequency
of malocclusion in an orthodontically
referred Jordanian population. Journal of
the Royal Medical Services 2010;
17(4):19–23.
7. Jabur SF, Nisayif DH. The effect of bad
oral habits on malocclusions and its
relation with age, gender and type of
feeding. MDJ 2007; 4(2):152–156.
8. Warren. Effects of nonnutritive sucking
habits on occlusal characteristics in the
mixed dentition. Pediatric Dentistry
2005; 27:6.
9. Suwwon YI. Longitudinal effect of habit-
breaking appliances on tongue and dento-
alveolar relations and speech in children

753

Anda mungkin juga menyukai