Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERUBAHAN PERILAKU SEBAGAI DAMPAK

ADANYA PROMOSI KESEHATAN
06JUL
PERUBAHAN PERILAKU SEBAGAI DAMPAK ADANYA PROMOSI KESEHATAN
Di tulis oleh :

Zumroh Hasanah         010912017

PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2010
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, ucapan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan sarwa sekalian alam,
pemilik segenap kekuatan. Dialah Maha Pengasih, tuhan yang tak pilih kasih, Maha Penyayang yang tak
pandang sayang. Dengan segenap kekuatan yang Dia limpahkan, penulis mampu menyelesaikan
makalah yang berjudul “PERUBAHAN PERILAKU SEBAGAI DAMPAK ADANYA PROMOSI
KESEHATAN” dengan sebaik-baiknya.

Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Bagoinda Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya hingga hari akhir.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Mahasiswa ini penulis mengalami banyak kesulitan, akrena
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis. Namun, berkat bantuan dari semua pihak, akhirnya
karya tulis mahasiswa ini dapat terselesaikan walau masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua yang selalu memberi dorongan, semangat, dan do’a;


2. Dosen mata kuliah Perilaku Manusia, Siti Pariani, dr., MS. M.Sc. Ph.D
3. Teman-teman di Pendidikan Bidan FK Unair
Harapan penulis kedepan, semoga kritik dan saran dari pembaca tetap tersalurkan, dan semoga makalah
ini dapat terkesan di hati semua orang sehingga dapat menjadi panutan ilmu pengetahuan.

Gresik, 03 Februari 2010

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.  Program
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah san hambatan yang akan
mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di
bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar
golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan
kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.

Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;

1.Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil
risiko kesehatan.

2.Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.

3.Perilaku itu sendiri.

Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan
lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan.Kesiapan
individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi
ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya
kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian
individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-
dasikan perubahanperilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal.
1. B. Rumusan Masalah
1. Apakan pengertian perilaku ?
2. Apakah pengertian perubahan perilaku ?
3. Apakah pengertian promosi kesehatan ?
4. Bagaimanakah  perubahan perilaku sebagai dampak adanya promosi kesehatan ?
1. C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakan pengertian perilaku
2. Untuk mengetahui apakah pengertian perubahan perilaku
3. Untuk mengetahui apakah pengertian promosi kesehatan
4. Untuk mengetahui bagaimanakah perubahan perilaku sebagai dampak adanya  promosi
kesehatan
1. D. Manfaat Hasil Penulisan
Dari penulisan ini penulis mengharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu sumber untuk mengetahui
perubahan perilaku sebagai dampak adanya promosi kesehatan dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dalam meningkatkan pengetahuan mengenai promosi kesehatan untuk mencapai
perubahan perilaku rakyat Indonesia yang sehat dan bersih.

BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Perilaku
1. Pengertian
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.
Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan,
berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti
berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis
dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati
secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan
organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup
termasuk perilaku manusia.

Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yakni :

 Aspek fisik
 Aspek psikis
 Aspek sosial
Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan sebagainya.

1. Faktor pembentuk perilaku


Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,


kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
 Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,
alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
 Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap
kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Contohnya, seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat disebabkan
karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya. (predisposing
factor) Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat
mengimunisasikan anaknya ( enebling factor). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau
tokoh masyarakat lain disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factors).

1. Beberapa hal yang mempengaruhi perilaku


Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri
yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor
lingkungan. Azwar (1995) menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan
predisposisi evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak, akan tetapi sikap dan tindakan
seringkali jauh berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh sikap, akan tetapi oleh
berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah selalu
mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan
yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan
informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono
1993).
1. A. Fd
2. B. Perubahan Perilaku
1. Teori-teori Perubahan Perilaku
a)      Teori S-O-R:
Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus – Organisme — Respons.

• Perubahan perilaku terjadi dgn cara meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus).

• Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process).

• Materi pembelajaran adalah stimulus.

Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:

a. Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak

b. Apabila diterima (adanya perhatian)  mengerti (memahami) stimulus.

c. Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:

. Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)

. Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)

b)      Teori “Dissonance” : Festinger


Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan
akibat atau keputusan yang diambil (conssonance).

Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak
seimbangan (dissonance).

Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi
perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).

Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:


Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen
tidak seimbang.

Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara
keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil).

c)      Teori fungsi: Katz


• Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku
harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).

• Prinsip teori fungsi:

a) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)

b) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas)

c) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala sosial)

d) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah, senang)

d)     Teori “Driving forces”: Kurt Lewin


• Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan
penahan (restraining forces).

• Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut.

• Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:

a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.

b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.

c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

e)      Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)


Model perilaku ini dikembangkan pada tahun 50an dan didasarkan atas partisipasi masyarakat pada
program deteksi dini tuberculosis. Analisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku. Health belief Model
didasarkan atas 3 faktor esensial ;

1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil
risiko kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.

3. Perilaku itu sendiri.

Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan
lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan.

Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit,
potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan
adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang
mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu,
penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang
merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.

Menurut Rosenstock (1974, 1977), model ini dekat dengan Pendidikan Kesehatan

Konsep :

Perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi
sesorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang
dalam perilaku kesehatannya

Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock:

a) Ancaman

• Persepsi tentang kerentanan diri terhadap penyakit (atau kesediaanmenerima diagnosa penyakit)

• Persepsi tentang keparahan penyakit/kondisi kesehatannya

b) Harapan

• Persepsi tentang keuntungan suatu tindakan

• Persepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan itu

c) Pencetus tindakan:

• Media

• Pengaruh orang lain

• Hal-hal yang mengingatkan (reminders)


d) Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin/gender, sukubangsa)

e) Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan itu)

Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu. Contoh: kanker. Ada yang
takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu tidak begitu parah, ataupun
individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota keluarganya tidak ada riwayat
penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan
penyakit itu tergantung dari persepsi individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya,
besar/kecilnya hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang kemampuan
diri sendiri. Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh latar
belakang sosio-demografi si individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus
(berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor pencetus itu
cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu benar-benar melaksanakan tindakan yang
dianjurkan guna menanggulangi atau mencegah penyakit tersebut.

Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :

• Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan

• Menganggap serius masalah

• yakin terhadap efektivitas pengobatan

• tidak mahal

• menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan

f)       Model Komunikasi – Persuasi


Dasar nya dalah pesan yang komunikatif melalui beberapa pendekatan-pendekatan, yakni :

l  Pendekatan tradisional :

– sumber

– pesan

– penerima

l  Pendekatan teori kognitif

stimulus menghasilkan respon kognitif yang terdiri dari hal yang penting dan relevan. Stimulus juga di
pengaruhi oleh argumnetasi (pendapat). Sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
l  Pendekatan belajar pesan

– perhatian

– pemahaman

– penerimaan

– retensi

1. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku


a)      Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam
(lingkungan) secara alamiah

b)      Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh
yang bersangkutan

c)      Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal
(readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.

1. Strategi Perubahan Perilaku


a)      Inforcement (Paksaan):

–  Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau   menggunakan peraturan atau perundangan.

–  Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)

b)      Persuasi

Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi. Melalui pesan seperti jangan
makan babi karna bisa menimbukkan penyakit H1N1. Melalui diskusi seperti diskusi tentang abortus yang
membahayakan jika digunakan untuk alasan yang tidak baik

c)      Fasilitasi

Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan sarana dan
prasarana ini akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan
beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi.

Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan menimbulkan aksi dan
kemudian hal itu menjadikan perbahan perilaku.

d)     Education :
– Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau
penyuluhan-penyuluhan.

– Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

Contoh Kasus:

Sebuah keluarga miskin tinggal di desa Putat jaya Surabaya. Sudah sejak kemarin anaknya yang ketiga
berumur 1 tahun sakit. Gejalanya adalah: panas, tidak mau makan, napasnya cepat, dan sesak napas.

Pertanyaan:

– Kemungkinan tindakan (perilaku) apa saja yang akan diambil oleh orang tua bayi tersebut, dan apa
alasan setiap kemungkinan tindakan tersebut?

– Apabila keluarga tersebut membawa anaknya ke Rumah Sakit, faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keputusan (tindakan) tersebut?

1. C. Promosi Kesehatan
1. Pengertian
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat
optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan dengan
pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.

1. Program Promosi Kesehatan


a)      Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat

b)      Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

c)      Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat

d) Promosi kesehatan dalam pencapaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) :
l  Promosi kesehatan dalam pencapaian perilak hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau
dan mampu mempraktikkan perilaku hidup masyarakat.

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS
yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2. Memberi ASI ekslusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

l  Promosi kesehatan dalam pencapaian perilak hidup bersih dan sehat (PHBS) di Institusi kesehatan
PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan
petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan
berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di
institusi kesehatan.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan yaitu :

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan Jamban

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok di institusi kesehatan

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk

l  Promosi kesehatan dalam pencapaian perilak hidup bersih dan sehat (PHBS) di Tempat-tempat umum
PHBS di Tempat – tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan
pengelola tempat – tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan
aktif dalam mewujudkan tempat – tempat Umum Sehat.
Tempat – tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan
yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah,
sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat – Tempat Umum
yaitu :

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok di tempat umum

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk

l  Promosi kesehatan dalam pencapaian perilak hidup bersih dan sehat (PHBS) di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok di sekolah

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

8. Membuang sampah pada tempatnya


1. Media Promosi Kesehatan
a)      Melalui iklan

b)      Melalui e-mail

c)      Melalui pembicaraan, seperti seminar, diskusi, dll

d)     Melalui selebaran seperti poster,pamflet,dll

e)      dll

1. D. Bagaimanakah Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan


1. Tenaga Kesehatan Masyarakat Dalam Mengubah Perilaku Masyarakat Menuju Hidup
Bersih dan Sehat
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.  Program
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah san hambatan yang akan
mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di
bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar
golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan
kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.

Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh terhadap
pembangunan kesehatan, yakni :

a)      Perubahan pada dinamika kependudukan.

b)      Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran.

c)      Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi,
telekomunikasi dan transportasi.

d)     Perubahan lingkungan .

e)      Demokratisasi.

Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi
tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang
lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma
pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan
kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan
yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga
kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif.
Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya
keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang
memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat
2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan

Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua, maka paling sedikit yang harus tercakup dalam pelayanan
kesehatan dasar adalah :

a)      Pendidikan tentang masalah kesehatan umum, cara pencegahan dan pemberantasannya

b)      Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi

c)      Penyediaan air minum dan sanitasi dasar

d)     Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

e)      Imunisasi

f)       Pengobatan dan pengadaan obat

Oleh karena pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat kesehatan yang layak
bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian dan penyelenggaraan yang efisien mutlak diperlukan
disamping harus berdasarkan :

a)      Perikemanusiaan

b)      Kesehatan sebagai hak asasi

c)      Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat

d)     Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventif

e)      Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan

f)       Dukungan sumber daya kesehatan

Sasaran PHBS tidak hanya terbatas tentang hygiene, namun harus lebih komprehensif dan luas,
mencakup perubahan lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial-budaya masyarakat
sehingga tercipta lingkungan yang berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan
sehat. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan hygiene perorangan, keluarga dan masyarakat, tersedianya
air bersih, lingkungan perumahan, fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK) dan pembuangan sampah serta
limbah. Lingkungan biologi adalah flora dan fauna. Lingkungan sosial-budaya seperti pengetahuan, sikap
perilaku dan budaya setempat yang berhubungan dengan PHBS.

Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan terutama Tenaga
Kesehatan Masyarakat yang mempunyai kompetensi.

1. Proses Promosi Kesehatan yang Menjadi Penyebab Perubahan Perilaku


Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri
yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor
lingkungan. Tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal
lainnya. Sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap
seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan
dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang
objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993). Disimpulkan
bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu,
ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan
mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku

Informasi merupakan hal yang utama dalam promosi kesehatan, karna semua promosi kesehatan berupa
informasi. Informasi merupakan salah satu sumber utama dari knowledge (pengetahuan) yang menjadi
salah satu strategi dalam  perubahan perilaku pada point fasilitasi (penyediaan sarana dan prasarana).
Dalam strategi merubah perilaku melalui point persuasi, informasi dapat di peroleh melalui diskusi yang
menjadi salah satu media promosi kesehatan.dalam stategi point paksaan juga berhubungan dengan
promosi kesehatan lewat informasi, karna melalui promosi kesehatan tersebut masyarakat/sesorang
dapat mngetahui ancaman berupa penyakit yang ditimbulkan jika tidak melaksanakan perilaku hidup
sehat. Strategi perubahan perilaku pada point edukasi, informasi merupakan satu hal pada edukasi. Jadi
promosi kesehatan memberikan informasi tentang perilaku hidup sehat ang mampu menjadi strategi
dalam merubah perilaku.

1. Contoh Perubahan Perilaku sebagai Dampak Adanya Promosi Kesehatan


a)      Perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan HIV-AIDS

Para pengidap HIV-AIDS didampingi dan diarahkan untuk memelihara kesehatan dengan mengonsumsi
obat dan vaksin, meninggalkan perilaku yang bisa menghantarkan pada penularan penyakit tersebut
kepada orang lain serta memberdayakan kemampuan yang mereka miliki untuk menghilangkan stigma di
tengah masyarakat.

b)      Perubahan perilaku masyarakat dalam penanganan lingkungan bersih dan sehat
Perilaku cuci tangan pakai sabun telah terbukti secara ilmiah dapat mengurangi angka kematian balita
yang disebabkan oleh diare. Namun faktanya, masyarakat belum menyadari pentingnya penerapan
praktek cuci tangan pakai sabun dalam kehidupannya sehari-hari. Pesan tentang cuci tangan pakai
sabun pun mulai semarak digalakkan sebagai aalt untuk mengubah perilaku masyarakat.

BAB III
PENUTUP
1. A. Simpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa promosi kesehatan, sebagai sebuah alat, dapat
digunakan untuk membuat perubahan, baik perubahan sikap, perilaku maupun kebijakan.Untuk itu
semua diperlukan motivasi yang tinggi, niat kuat, ketelatenan, dan kesabaran, karena akan banyak
hambatan yang akan dihadapi, mengingat selama ini promosi kesehatan ini belum mendapatkan umpan
balik yang maksimal dari masyarakat. Sehingga perlu usaha lebih ekstra dan maksimal untuk
mewujudkan perubahan perilaku yang diharapkan melalui adanya promosi kesehatan.

1. B. Saran
Sebaiknya terus dilakukan peningkatan promosi kesehatan, memperluas jaringan promosi terutama
daerah-daerah terpencil dan rakyat miskin, dan peningkatan sarana dan prasarana oleh pemerintah dan
instantsi terkait demi mewujudkan Indonesia bersih dan sehat 2010 hingga tahun-tahun kedepan.

DAFTAR PUSTAKA
Catatan kuliah Perilaku Manusia S1 Pendidikan Bidan FK Unair 2009-1010

http://smiqilover.blogspot.com/2009/12/promosi-kesehatan-health-belief-model.html  di akses pada


tanggal 02 Februari 2010 pukul 20.07 WIB
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/09/konsep-perilaku-dan-perubahan-perilaku.html  di
akses pada tanggal 02 Februari 2010 pukul 20.26 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan di akses pada tanggal 03 februari 2010 pukul 10.34
http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12 di akses pada tanggal 03 februari 2010 pukul
10.41 WIB
http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12&sid=11  di akses pada tanggal 03 februari 2010
pukul 10.44 WIB
http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12&sid=10  di akses pada tanggal 03 februari 2010
pukul 10.44 WIB
http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12&sid=9 di akses pada tanggal 03 februari 2010
pukul 10.44 WIB
http://www.promosikesehatan.com/?act=program&id=12&sid=8 di akses pada tanggal 03 februari 2010
pukul 10.45 WIB
http://www.promosikesehatan.com/?act=allProgram di akses pada tanggal 03 februari 2010 pukul 13.46
WIB
http://likalikuluke.multiply.com/journal/item/4 di akses pada tanggal 03 februari 2010 pukul 14.10 WIB
http://www.news.id.finroll.com/nasional/kesehatan/162307-perubahan-perilaku-cegah-penularan-hiv-
aids.html di akses pada 03 Februari 2010 pkul 16.48 WIB
http://humasbatam.com/2009/06/30/combi-untuk-perubahan-perilaku-masyarakat-secara-mendasar-
dalam-penanganan-dbd/ di akses pada 03 Februari 2010 pukul16.50 WIB
www.depkes.go.id di akses pada tanggal 03 februari 2010 pukul 15.31 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Promosi di akses pada tanggal 03 februari 2010 pukul 10.32
Share this:

 Twitter
 Facebook

Related
SEJARAH PERKEMBANGAN BIDAN DI AUSTRALIAIn "kULiAh BiDaN"
S1 PENDIDIKAN BIDAN FK UNAIR / S1 BIDAN FK UNAIRIn "Universitas Airlangga"
MAKALAH MALPRAKTIKIn "kULiAh BiDaN"
 

Leave a comment
Posted by aNa on July 6, 2010 in kULiAh BiDaN  

← TEORI KEBIDANAN
Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah →

Leave a Reply


Search

 Pages
o About

 Archives
o May 2012
o October 2011
o September 2011
o July 2011
o May 2011
o March 2011
o February 2011
o December 2010
o October 2010
o July 2010

 Categories
o aBoUt InDoNeSiAn MiDwIvEs (2)
o IKAMABI (IKATAN MAHASISWA KEBIDANAN INDONESIA) (1)
o InFo (35)
o iSLaM (7)
o kULiAh BiDaN (18)
o mAhAsIsWa (1)
o TiPs (6)
o Uncategorized (14)
o Universitas Airlangga (4)  

Entries (RSS) and Comments (RSS)


Close and accept
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their
use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy

Anda mungkin juga menyukai