Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

U DENGAN GANGGUAN
INTEGUMEN AKIBAT HIPERSENSITIVITAS DI RUANG PERAWATAN
PENYAKIT DALAM: PATUHA RUMAH SAKITKIT TK II 03.05.01
DUSTIRA
Tanggal 27 November s.d 29 November 2020

Diajukkan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik Keperawatan Mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1I Stase Gangguan Kebutuhan Rasa Aman
Nyaman Akibat Patologis
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Dosen Pembimbing : Dessi Kusmawati, S.,Kep.,Ners

Oleh :
Nindia Fauziah Sawitri
18.035

AKADEMI KEPERAWATAN RS TK II DUSTIRA


CIMAHI
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. U DENGAN GANGGUAN
INTEGUMEN AKIBAT HIPERSENSITIVITAS DI RUANG PERAWATAN
PENYAKIT DALAM : PATUHA RUMAH SAKIT TK II 03.05.01
DUSTIRA
Tanggal 27 s.d 29 November 2020

KASUS 7
Seorang pasien perempuan Ny. US berusia 28 tahun dirawat d ruang penyakit
dalam dengan keluhan bercak kemerahan disertai gatal di sebagian besar
tubuhnya sejak 5 hari SMRS. Awalnya, bercak timbul di area perut,
kemudian menyebar ke wajah dan anggota gerak atas maupun bawah. Sehari
sebelum timbul bercak pasien mengaku demam hilang timbul yang dirasakan
hingga saat ini. Selain itu, pasien juga mengeluh bengkak kemerahan disertai
nyeri di lehernya. Sekitar 2 bulan yang lalu, pasien mengaku dirawat di RS X
untuk menjalani operasi pengangkatan tumor ovarium. setelah perawatan
selama 4 hari, pasien dipulangkan dan diberi obat minum berupa
cefadroxil500 mg yang dikonsumsi sebanyak 2 kali 1 tablet sehari dan
paracetamol 500 mg yang dikonsumsi 3 kali 1 tablet sehari. Satu minggu
kemudian pasien kontrol kembali dan dokter mengatakan bahwa pasien sudah
tidak perlu mengonsumsi obat. Namun, 2 minggu kemudian pasien mengaku
demam dan luka bekas operasinya mengeluarkan nanah sehingga pasien
berinisiatif untuk membeli paracetamo l500 mg dan amoxicillin500 mg di
apotek, pasien mengonsumsi kedua obat tersebut dengan frekuensi masing-
masing 3 kali 1 tablet sehari selama kurang lebih satu minggu. Pasien merasa
keluhannya belum membaik sehingga pasien memutuskan untuk mengganti
amoxicillin dengan cefadroxil. Kemudian pasien mengonsumsi cefadroxil
selama 10 hari. Setelah itu pasien merasa luka bekas operasinya membaik dan
demam sudah tidak timbul kembali. Sekitar 1 minggu yang lalu, pasien
mengeluhkan demam kembali dan mulai muncul bercak kemerahan di bagian
perut kemudian menyebar ke wajah dan anggota gerak atas maupun
bawah.Tidak ada riwayat mengoleskan minyak, salep, ataupun bahan-bahan
lain ketubuh pasien sebelum dan selama muncul keluhan. Pasien mandi 2 kali
sehari dengan menggunakan sabun bayi dan air biasa. Riwayat penyakit kulit
lain sebelumnya disangkal. Pasien menyangkal adanya riwayat alergi
sebelumnya. Pasien mengaku sering mengonsumsi paracetamol sejak kecil
namun tidak pernah mengalami reaksi alergi akibat obat tersebut. Sedangkan
untuk antibiotik jenis amoxicillin dan cefadroxil, pasien mengaku belum
pernah mengonsumsi sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, tekanan
darah 110/80mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, frekuensi pernapasan
20x/menit, dan suhu 38,1oC. Berat badan 78kg. Pada pemeriksaan kelenjar
getah bening (KGB) didapatkan pembesaran pada KGB submandibula
bilateral dengan konsistensi kenyal, mobile, jumlahnya soliter, berdiameter 1-
1,5 cm, berwarna kemerahan dan terdapat nyeri tekan. Selain itu,
pemebesaran KGB juga didapatkan pada inguinal bilateral, kenyal, mobile,
soliter, berdiameter 0,5-1 cm, tidak didapatkan nyeri.Pada pemeriksaan
dermatologis pada regio fasialis, torakoabdominalis, brachii dextra et sinistra,
antebrachii dextra et sinistra, femoralis dextra et sinistradan cruris dextra et
sinistratampak makula-plakeritem berbatas tegas, multipel, berukuran miliar
hingga plakat, berbentuk bulat hingga tidak beraturan, tersebar diskret hingga
konfulens tanpa adanya sel target. Pada pemeriksaan penunjang diperoleh
penurunan kadar hemoglobin menjadi 11,6 g/dl, leukositosis dengan kadar
21.200/uL, eosinofilia sebesar 4 %, kadar limfosit di bawah normal yaitu
15%. Selain itu juga terdapat peningkatan serum transaminase SGOT 59g/dL
dan SGPT 45g/dL.
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Klien
Nama : Ny. U
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Suku/Bangsa : Sunda
Status Perkawinan : Belum Menikah
Golongan Darah :B
Diagnosa Medis : Hipersensitivitas
Tanggal Masuk RS : 26 November 2020 Jam:
21.00 WIB
Tanggal Perkajian : 27 November 2020 Jam:
12.00 WIB
No.Medrec : 061393
Alamat : Jl. Cibiru No. 93

2) Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. R
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jenis pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien : Ibu
Alamat : Jl. Cibiru No. 93

b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Gatal kulit
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Alasan masuk rumah sakit :
Pada tanggal 26 November pukul 21.00 WIB pasien datang
kerumah sakit dengan keluhan bercak kemerahan disertai
gatal hampir seluruh bagian besar tubuhnya sejak 5 hari yang
lalu. Awal bercak timbul di area perut, kemudian menyebar
ke wajah dan anggota gerak atas maupun bawah. Sehari
sebelum timbul bercak pasien mengaku demam hilang timbul
yang dirasa hingga saat ini. Selain itu, pasien juga mengeluh
bengkak kemerahan disertai nyeri di lehernya. Tidak ada
riwayat mengoleskan minyak, salep, ataupun bahan-bahan
lain ketubuh pasien sebelum dan selama muncul keluhan.
Pasien mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun bayi
dan air biasa
b) Keluahan saat di kaji :
Pada tanggal 27 November 2020 pukul 12.00 WIB saat dikaji
pasien mengeluh gatal. Gatal bertambah jika tidak di garuk,
Gatal dirasa seperti terbakar. Dengan skala gatal 6 (numeric
rating scale) dengan rentang 0-10. Gatal muncul secara terus
menerus menyebar pada sebagian tubuh.

3) Riwayat kesehatan dahulu :


Sekitar 2 bulan yang lalu, pasien mengaku dirawat di RS X untuk
menjalani operasi pengangkatan tumor ovarium. Setelah
perawatan selama 4 hari, pasien dipulangkan dan diberi obat
minum berupa cefadroxil 500 mg yang dikonsumsi sebanyak 2
kali 1 tablet sehari dan paracetamol 500 mg yang dikonsumsi 3
kali 1 tablet sehari. Satu minggu kemudian pasien kontrol kembali
dan dokter mengatakan bahwa pasien sudah tidak perlu
mengonsumsi obat. Namun, 2 minggu kemudian pasien mengaku
demam dan luka bekas operasinya mengeluarkan nanah sehingga
pasien berinisiatif untuk membeli paracetamol l500 mg dan
amoxicillin 500 mg di apotek, pasien mengonsumsi kedua obat
tersebut dengan frekuensi masing-masing 3 kali 1 tablet sehari
selama kurang lebih satu minggu. Pasien merasa keluhannya
belum membaik sehingga pasien memutuskan untuk mengganti
amoxicillin dengan cefadroxil. Kemudian pasien mengonsumsi
cefadroxil selama 10 hari. Setelah itu pasien merasa luka bekas
operasinya membaik dan demam sudah tidak timbul kembali.
Sekitar 1 minggu yang lalu, pasien mengeluhkan demam kembali
dan mulai muncul bercak kemerahan di bagian perut kemudian
menyebar ke wajah dan anggota gerak atas maupun bawah.
Pasien mengaku sering mengonsumsi paracetamol sejak kecil
namun tidak pernah mengalami reaksi alergi akibat obat tersebut.
Sedangkan untuk antibiotik jenis amoxicillin dan cefadroxil,
pasien mengaku belum pernah mengonsumsi sebelumnya.
4) Riwayat kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami
penyakit yang sama seperti hipersensitivitas. Dan pasien juga
mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit keturunan maupun
penyakit menular.
c. Pola aktifitas/ ADL

No Aktifitas Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS


.
1. Nutrisi :
a. Makan:
- Frekuensi 3x1 hari 3x1 hari
- Jenis 1 porsi ½ porsi
- Diet Nasi, sayur, buah Bubur, sayur, buah
Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Keluhan Tidak ada
b. Minum:
- Frekuensi 8x/gelas 6x/gelas
- Jenis 1400ml 1200ml
- Diet Air putih, kopi Air putih
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Keluhan Tidak ada Tidak ada

2. Eliminasi :
a. BAB :
- Frekuensi 1x/hari 1x/hari
- Konsistensi Lembek Lembek
- Warna ±100cc ±100cc
- Bau Kuning tenggulin Kuning tenggulin
- Keluhan Bau khas feses Bau khas feses
b. BAK : Tidak ada Tidak ada
- Frekuensi 6x/hari 5x/hari
- Warna Kekuningan Kekuningan
- Jumlah ±250cc ±250cc
- Keluhan Tidak ada Tidak ada

3. Istirahat tidur
a. Siang :
- Kualitas Jarang tidur siang Nyenyak
- Kuantitas ±2jam
- Keluhan Tidak ada
b. Malam :
- Kualitas Nyenyak Nyenyak
- Kuantitas ±6jam ±6jam
- Keluhan Tidak ada keuhan Tidak ada keuhan

4. Personal hygiene
a. Mandi 2x/hari Mandi di seka
b. Keramas 2x/minggu Belum keramas
c. Gosok gigi 2x/hari Belum gosok gigi
d. Gunting kuku Saat kuku panjang Belum gunting
kuku
e. Masalah Tidak ada
5. Aktivitas Pasien mengatakan
a. Lama bekerja lama kerja ±8 jam, Tidak ada
b. Olahraga untuk olahraga ringan Tidak adak
c. Lain-lain ±3 jam
d. Masalah Tidak ada
6. Balance Cairan Input:
Minum : 800 cc
RL : 1200
cc
AM : 390 +
2390cc
Output
BAK : 1250 cc
BAB : 100 cc
IWL : 1170cc
+
2520cc
Input – Output
=2390 – 2520
= - 130

d. Pengkajian fungsional (Gordon)


No Aktivitas Mandiri (1) Ketergantungan (0) Skor
.
1. Mandi Mandi tidak dapat 1
dilakukan sendiri
atau harus ada yang
membantu
2. Memakai baju Memakai baju 1
memerlukan bantuan
karena tangan
terpasang infus
3. Toileting Pasien mampu 0
berpindah ke toilet
sendiri
4. Berpindah Pasien dapat 0
tempat berpindah tempat
dari tempat tidur ke
kursi secara mandiri
5. Kontinensia Dapat 0
mengendalikan
keinginan untuk
BAB dan BAK
6. Makan Dapat makan sendiri 0
Total skor
0 - 3 = pasien sangat tergantung, 4 – 5 = pasien ketergantungan sedang, 6 =
pasien mandiri.
Keterangan = Pasien termasuk ke dalam golongan ketergantungan
sedang

e. Pengkajian resiko jatuh (skala morse)


No Resiko Keterangan Nilai Skor
1. Riwayat jatuh, yang baru Tidak 0 0
dalam bulan terakhir Ya 25
2. Diagnosa medis sekunder atau Tidak 0 0
>1 Ya 15
3. Alat bantu jalan 0
a. Bedrest atau dibantu 0
perawat 15
b. Penopang, tongkat/ 30
walker
c. Furnitur
4. Memakai terapi lock heparin / Tidak 0 25
intravena Ya 25
Cara berjalan / pindah
a. Normal / bedrest /
immobilisasi 0 0
b. Lemah 10
c. Tergantung 20
5. Status mental
a. Orientasi sesuai 0 0
kemampuan diri
b. Lupa keterbatasan 15
Total skor
Definisi resiko :
Pasien tidak beresiko (0-24), resiko jatuh rendah atau sedang (25-45), resiko
jatuh tinggi (>45)
Keterangan : Pasien tidak bereisko

f. Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan Umum
a. Penampilan : Bersih dan rapih
b. Kesadaran : Kompos mentis
c. GCS : 15
E: 4 ( dapat melihat spontan)
V: 5 (mampu menjawab benar orientasi sempurna)
M: 6 (dapat melakukan gerakan sesuai instruksi )
2) Tanda-tanda vital
a. TD : 110/80 mmHg
b. N : 84x/menit
c. RR : 20x/menit
d. S : 37,1o C
3) Sistem pernafasan
Bentuk hidung tampak simetris, mukosa hidung lembab, tidak
ada sekret, distribusi rambut hidung merata, tidak terdapat polip,
tidak ada cuping hidung, kepatenan jalan nafas tidak terganggu,
tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis dan sinus maksilaris,
trakhea berada ditengah, bentuk dada simetris, taktil premitus
getarannya sama antara dada kanan dan kiri, ekspansi paru
mengembang seimbang antara kiri dan kanan, tidak
menggunakan alat bantu pernapasan. Pada pemeriksaan
auskultasi bunyi nafas di trakhea terdapat bunyi bronkhial di
dengar di bagian manubrium sterni terdengar ekspirasi lebih
panjang dari pada inspirasi, bunyi bronkovesikuler di dengar
dibagian ICS 1 atau 2 (inspirasi sama dengan ekspirasi) dan di
alveolus terdengar alveolar dengan ekspirasi lebih pendek dari
inspirasi, irama pernafasan reguler,saat perkusi area kanan paru
ICS 1-6 dan paru kiri ICS 1-2 terdengar resonan.
4) Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva terlihat merah muda, warna bibir terlihat sedikit
kehitaman., Cafillary Refill Time (CRT) kembali dalam >2
detik, kulit tidak sianosis, tidak terdapat peningkatan vena
jugularis dengan panjang 4 cm, tidak terdapat pembesaran
jantung, teraba denyut nadi di iktus kordis dan di nadi radialis
teraba sama, bunyi jantung S1 terdengar jelas di ICS 5
midklavikula sinistra dan S2 terdengar jelas di ICS 2 dextra di
katup mitral dengan bunyi murni reguler (lub dup), tidak
terdapat bunyi tambahan seperti galop dan murmur, bunyi
jantung dullnes (pekak) pada saat di perkusi di ICS 3-5 dada
kiri, arteri radialis teraba normal dengan frekuensi nadi 80
x/menit, denyut nadi teraba dan denyut nadi disemua arteri
sama, irama nadi teratur, isi nadi cukup tidak pulsus magnus
(volume denyut besar) dan pulsus pervus (volume denyut kecil).
5) Sistem gastrointestinal
Bentuk bibir simetris, warna bibir merah muda, bibir tampak
lembap, tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat pembengkakan
pada gusi, mulut dan lidah klien tampak bersih, gigi klien
lengkap, ovula klien bergetar ketika klien mengatakan “aa”.
Fungsi pengecapan klien baik ditandai dengan klien dapat
merasakan air manis dan asin. Perut datar, tidak ada penonjolan
dan warna kulit perut merata. Bising usus 9 x/menit. Terdapat
bunyi tympani pada 4 kuadran abdomen klien kecuali di bagian
hati, terdapat bunyi pekak. Saat di palpasi tidak ada nyeri tekan
pada 4 kuadran abdomen klien dan tidak ada nyeri lepas tekan.
Tidak terdapat benjolan di anus.
6) Sistem urinarius
Letak uretra berada di tengah, tidak terdapat pembekakan ginjal
baik kanan maupun kiri, tidak ada nyeri tekan pada saat
dilakukan palpasi ginjal, tidak terdapat nyeri pada saat dilakukan
perkusi ginjal, tidak teraba distensi kandung kemih.
7) Sistem musculoskeletal
a) Tingkat aktivitas
b) Ekstremitas atas
Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
edema, akral hangat, jumlah jari tangan lengkap, tangan
pasien dapat melakukan mobilisasi dengan baik melakukan
gerakan aktif atau pasif (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
rotasi, pronasi, supinasi), pada tangan sebelah kiri terdapat
infus RL, kekuatan otot 5 5.
c) Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, akral hangat tidak terdapat nyeri tekan,
tidak terdapat edema dan varises, jumlah jari lengkap, kaki
pasien dapat melakukan mobilisasi dengan baik melakukan
gerakan aktif atau pasif (fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi),
kekuatan otot 5 5
8) Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, warna kulit merata pada seluruh
tubuh, distribusi rambut merata, kuku tampak pendek, keadaan
kulit kering dan terdapat ruam kemerahan pada bagian wajah,
dada, perut, tangan dan kaki, terdapat Makula dengan jumlah
banyak, ukuran mulai dari sebesar kepala jarum pentol, telapak
tangan orang dewasa. Ada beberapa ruam yang menyatu dan ada
juga yang tersebar dimana – mana. Bentuk dari bulat sampai
tidak beraturan. akral teraba hangat, turgor kulit kembali dalam
waktu kurang dari 2 detik, tidak adan clubbing finger.
9) Sistem persyarafan
a) Status mental
(1) Orientasi (waktu,orang dan tempat) :
Orientasi pasien terhadap waktu, orang dan tempat baik
terbukti bahwa pasien mengatakan sedang berada di RS
Dustira, diantar oleh ibunya pada pukul 12.00 ke Igd
(2) Daya ingat (jangka panjang, jangka pendek) :
-Daya ingat jangka panjang
Pasien dapat mengingat tempat tanggal lahirnya.
-Daya ingat jangka pendek
Pasien dapat menujukan kembali 3 buah benda yang
ditunjukan oleh pemeriksa yaitu buku, pulpen dan penggaris.
(3) Perhatian dan perhitungan
Perhatian pasien baik dan fokus, ditandai dengan pasien
menyimak ketika ada yang mengajak bicara. Perhitungan
pasien baik, di tandai dengan pasien mampu menghitung
penjumlahan dan pengurangan.
(4) Fungsi bahasa dan bicara
Fungsi bahasa dan bicara pasien baik, pasien dapat berbicara
dengan perawat dengan menggunakan bahasa indonesia.
b) Sistem syaraf kranial
1) Nervus I (Olfatorius)
Fungsi penciuman pasien baik, pasien dapat mencium
dan membedakan bau kayu putih dan kopi dengan mata
tertutup.
2) Nervus II (Optikus)
Penglihatan pasien normal, tidak menggunakan
kacamata, pasien dapat membaca papan nama perawat
pada jarak 30 cm, dan lapang pandang baik.
3) Nervus III,IV dan V (Okulomotoris, Trochlearis dan
Abdusen)
(Abdusen) Pasien mampu menggerakan bola mata
sebelah kanannya ke 8 arah mata angin, pupil mata
sebelah kanan miosis
4) Nervus VI (Trigeminus)
(Abdusen) Pasien mampu menggerakan bola mata
sebelah kanannya ke 8 arah mata angin, pupil mata
sebelah kanan miosis
5) Nervus VII (Facialis)
Pasien dapat mengangkat alis mata dengan simetris,
pasien dapat megerutkan dahinya, pasien dapat
mengembungkan pipinya, dan menunjukan giginya
dengan senyum yang simetris antara kiri dan kanan.
Pasien dapat membedakan rasa manis dan asin di 2/3
posterior lidah.
6) Nervus VIII (Auditorius)
Fungsi pendengaran pasien baik terbukti pasien dapat
menjawab setiap pertanyaan perawat tanpa harus
mengulang pertanyaannya. Test rinne baik karena
hantaran udara lebih panjang dari pada hantaran tulang,
test webber baik karena hantaran telinga kanan dan kiri
seimbang, tidak ada lateralisasi bunyi di telinga kanan
atau telinga kiri dan swabach baik karena bunyi antara
pasien dan pemeriksa sama.
7) Nervus IX dan X (Glosofarigeus)
Pasien dapat menyebutkan rasa pahit dengan mata
tertutup yang diteteska pada bagian pangkal atau 1/3
belakang lidahnya.
Reflek menelan baik, ovula berada ditengah dan
bergerak terangkat ke atas ketika pasien mengatakan
“aaaaa”.
8) Nervus XI (Assesorius)
Pergerakan kepala dan bahu normal, pasien dapat
menahan tekanan saat menoleh kesamping kanan dan
kiri, pasien dapat mengangkat atau menggerakan bahu
kanan dan kiri, pasien dapat melakukan rotasi kepala.
9) Nervus XII (Hipoglosus)
Gerakan lidah normal, pasien dapat menggerakan lidah
kesegala arah.

c) Pemeriksaan motoric
Posisi tubuh tegap, tidak terdapat gerakan involunter
abnormal seperti tremor, pasien mampu fleksi, ekstensi,
abduksi adduksi maupun pronasi, baik ekstremitas atas
maupun bawah.
d) Tes fungsi sensoris
(1) Sensasi nyeri :
Pasien dapat membedakan sensori tajam dan tumpul.
(2) Sentuhan :
Pasien dapat merasakan sentuhan dengan ujung jari
pemeriksa pada bagian dahi, pipi dan kedua lengan, rasa
sentuhan sama seperti pada bagian-bagian yang lainnya,
pasien dapat merasakan dan membedakan sentuhan
tajam dan halus.
(3) Diskriminasi
(a) Streogenosis :
Pasien dapat menyebutkan pulpen yang digenggamkan pada
telapak tangan pasien dengan kedua mata tertutup.
(b) Graphestesia :
Pasien mampu menyebutkan angka 2 yang dituliskan oleh
pemeriksa di kedua telapak tangan pasien dengan kedua
mata pasien tertutup.
(c) Two point stimulation :
Pasien dapat menyebutkan 2 buah titik yang di buat di
telapak tangan pasien dengan kedua mata yang tertutup.
e) Tes fungsi serebelum
Pasien tidak mengalami gangguan keseimbangan ketika
berjalan dan tidak mengalami gangguan dalam
berkomunikasi.
f) Tes fungsi reflek
g) Refleks fisiologis :
Reflek bisep : ++/++
Reflek trisep : ++/++
Reflek patella : ++/++
Reflek achiles : ++/++
h) Reflek patologis :
Reflek babinski : -/-
10) Sistem endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri
pada kelenjar tyroid. Terdapat pemebesaran Kelenjar getah
bening submandibula bilateral dengan konsistensi kenyal,
mobile, jumlahnya satu, berdiameter 1-1,5 cm, berwarna
kemerahan dan terdapat nyeri tekan, kemudian pada inguinal
bilateral, kenyal, mobile, soliter, berdiameter 0,5-1cm, tidak
didapatkan nyeri.Wajah berbentuk oval (tidak moonface),
tangan dan kaki pasien tidak ada tanda-tanda akromegali. Tidak
teraba pembesaran pankreas, tidak ada tanda-tanda trias poli
khas diabetes melitus
11) Sistem reproduksi
Tidak terdapat adanya massa/benjolan pada payudara pada saat
dilakukan pemeriksaan, areola mamae normal berada di tengah,
terdapat bulu diketiak. Tidak dilakukan pemeriksaan genetalia
dan anus, namun pasien mengatakan tidak ada masalah dan
keluhan pada genetalia dan anusnya.
g. Aspek psikologis
1) Status emosi
Pasien terlihat tenang, emosi pasien stabil, dilihat dari responnya
yang kooperatif pada saat diperiksa oleh perawat dan dokter.
2) Pola koping
Pasien seorang anak, pasien mengatakan harus menerima
penyakit yang dideritanya. Jika ada masalah, pasien selalu
merundingkannya dengan keluarga.
3) Gaya Komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia,
pasien juga berkomunikasi dengan kooperatif dan pasien cukup
terbuka dalam mengungkapkan perasaannya serta menerima
masukan dari orang lain.
4) Konsep diri
a) Gambaran Diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya,
pasien mengatakan bahwa dirinya mensyukuri anggota tubuh
yang dimiliki sekarang.
b) Peran diri
Pasien merupakan seorang anak dan pasien merasakan puas
sebagai seorang perempuan, pasien berpenampilan sebagai
perempuan.
c) Harga diri
Pasien mengatakan kondisi saat ini tidak mempengaruhi
harga dirinya dan pasien mengatakan bahwa dirinya tidak
sedikitpun merasa malu akan sakit yang dialami saat ini.
d) Identitas diri
Pasien adalah seorang perempuan dan berpenampilan wajar
sesuai dengan identitasnya.
e) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan penyakitnya,
dan dapat pulang sehingga bisa berkumpul dengan
keluarganya serta ingin melakukan aktivitas kembali.
h. Aspek sosial
Pasien mampu menjalani hubungan baik dengan orang lain yang ada
disekitarnya, pasien tampak harmonis dengan keluarganya. Pasien
juga dapat menjalani hubungan baik dengan perawat ataupun tim
medis lainnya.
i. Aspek spiritual
Pasien adalah seorang yang beragama Islam yang selalu berusaha
menjalankan ibadah sesuai kemampuan sedang sakit, namun pasien
meyakini adanya Tuhan dan selalu berdoa agar sembuh seperti
semula.

j. Data penunjang
1) Laboratorium
Nama pasien : Ny. U No. RM: 061393
Ruang : Patuha

No Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Interpretasi


lab normal
1. 28 Hematologi
November Hemoglobin 1,6 11,0-16,0 g/dL Menurun
2020 Eritrosit 4,7 4,0-5,5 10^6 /uL Normal
Lekosit 8,0 4,0-10,0 10^3/uL Meningkat
Hematoksit 41,6 36,0-48,0 % Normal
Trombosit 277 150-450 10^3/Ul Normal
MCV, MCH,MCHC
MCV 87,8 75,0-100,0 fL Normal
MCH 29,1 25,0-32,0 pq Normal
MCHC 33,2 32,0-36,0 g/dL Normal
RDW 12,5 10,0-16,0 % Normal
Hitung Jenis
Basofil 0,2 0,0-1,0 %
Eosinofil 0,4 1,0-4,0 %
Neutrofil Segmen 64,0 50,0-80,0 %
Limfosit 9,8 25,0-50,0 %
Monosit 7,1 4,0-8,0 %
KIMIA KLINIK
FUNGSI KLINIK
SGOT 59 < 37 U/L Meningkat
SGPT 45 < 42 U/L Meningkat

2) Thorax photo : tidak ada


3)USG : tidak ada
4) CT Scan : tidak ada
5) Lain-lain : tidak ada

k. Therapi :
No Nama obat Jenis obat Dosis Rute Jam Indikasi Efek samping
1. Cairan ringer Elektrolit 20 Iv 24 Untuk Nyeri dada,
laktat gtt/mnt jam memenuhi baatuk, bersin
kebutuhan
cairan
2. Loratadine Antihistamin 10 mg Oral 17.00 Meredakan Kantuk, diare,
gejala pusing, sakit
alergi perut, insomnia,
mimisan.
3. Betamentason Kortikostreroid 1- Topika 08.00 Mengatasi Iritasi kulit,
topikal 2x/hari l 14.00 reaksi kulit kering,
aelrgi dan kemerahan,gatal
peradangan dan panas
pada kulit

4. Ibuprofen Analgetik 3,2 gr Oral 08.30 Meredakan Perut kembung,


15.30 nyeri, mual dan
peradangan, muntah, diare
dan atau sembelit,
demam. sakit maag,
sakit kepala,
demam,
perubahan
mood.

2. Analisa data
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. DS: Obat – obatan Kerusakan integritas kulit
- Pasien ↓
menegeluh Masuk ke tubuh
gatal disertai ↓
bercak Difagositosis
kemerahan ↓
- Pasien Masuk kesel Th di
mengeluh kelenjar limfe
bercak ↓
disebagian Pelepasan sitokinin oleh
tubuhnya sel Th
- Pasien ↓
mengeluh Sel beta terangsang
nyeri di bagian membentuk IgE
leher ↓
- Pasien Sel – sel reseptoe IgW
mengeluh (sel
demam hilang mast,basofil,eosinofil)
timbul mengikat IgE

DO : Degranulasi sel mast
- Pasien tampak ↓
menggaruk Degranulasi
kulit yang mengeluarkan berbagai
gatal mediator kimia
- Dikulit pasien ↓
terdapat Histamin, brakinin,
bercak ruam prostaglandin
yang ↓
jumlahnya Gejala hipersensitifitas/
banyak, alergi
ukuran ada ↓
yang sebesar Integumen
telapak tangan ↓
dan sebesar Reaksi alergi
kepala jarum ↓
pentol Masuk ke pembuluh
- Bentuk bulat darah perifer
dan tidak ↓
beraturan Urtikaria, pruritus
- Kulit tampak ↓
kering Kerusakan integritas
- Turgor kulit kulit
normal
- Crt normal

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Kerusakan integritas kulit b.d agen cedera kimiawi ditandai dengan
ruam kemerahan disetai gatal di sebagian besar tubuh.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN
DIAGNOSA
No KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI
KEPERAWATAN
(SMART)
1. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kondisi 1. Untuk mengetahui
integritas kulit b.d keperawatan selama 3 x 24 kulit saat mandi perkembangan
agen cedera jam diharapkan kerusakan penyakit dan
kimiawi ditandai integritas kulit dapat teratasi mencegah
dengan ruam Integritas jaringan: kulit terjadinya
kemerahan disetai dan membran mukosa komplikasi
gatal di sebagian Indikator A T 2. Berikan kompres 2. Suhu yang rendah
besar tubuh. Tekstur 3 5 dingin untuk dapat merangsang
meringankan ukuran pembuluh
Integritas 4 5
iritasi darah
kulit
3. Tentukan kondisi 3. Agar obat dapat
Sensasi 4 5 kulit pasien di atas berkerja dengan
Ket: area dimana obat maksimal
1: Sangat terganggu akan diberikan
2: Banyak terganggu
3: Cukup terganggu 4. Sebarkan obat di 4. Mengurangi rasa
4: Sedikit terganggu atas kulit, sesuai gatal secara
5: Tidak terganggu kebutuhan maksimal
5. Buang sisa obat 5. Memkasimalkan
sebelumnya dan mekanisme kerja
Indikator A T bersihkan kulit obat
Eritema 2 4
6. Instruksikan 6. Menjaga sirkulasi
Ket : pasien untuk tidak dan kelembaban
1: berat memakai pakaian pada kulit agar
2: cukup berat yang krtat dan tidak terjadi
3: sedang berbahan wol atau komplikasi
4: ringan sintesis
5: tidak ada 7. Ajarkan dan 7. Mengetahui
monitor teknik bagaimana
( Moorhead, Johnson, Maas, pemberian obat pemberian obat
swanson. 2016) mandiri sesuai sesui dengan
kebutuhan instruksi

8. Berikan agen 8. Untuk mengurangi


topikal sesuai iritasi kulit
yang diresepkan

(Bulechek, Butcher, (Doenges, 2012)


Docherman,
Wagner. 2016)
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama pasien : Ny. U Nama Mahasiswa : Nindia
Ruang : Patuha NIM : 18035
No. RM : 061393
DIAGNOSA
HR/TGL/ PARAF/
NO KEPERAWATA IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM NAMA
N
1. Kerusakan Jumat 27 Jumat 27 November 2020 nindia
integritas kulit b.d November 15.00 WIB
agen cedera 2020 S:
kimiawi ditandai 08.00 1. Memonitor kondisi Indikator A T Saat
dengan ruam WIB kulit pasien ini
kemerahan disetai R/: kulit pasien Sensasi 4 5 3
gatal di sebagian tampak kering,
besar tubuh. kemerahan. Pasien O:
Indikator A T Saat mengeluh gatal
08.30 ini 2. Memberikan A : Kerusakan integritas kulit
Eritema WIB2 4 3 kompres dingin belum teratasi
untuk
meringankan P : Intervensi dilanjutkan
Integritas 4 5 4 iritasi 1. Monitor kondisi kulit
kulit R/: Pasien dapat
Tekstur 3 5 3 menerima tindakan 2. Berikan kompres
09.30 3. Menetukan dingin untuk
wib kondisi kulit
pasien di atas area meringankan iritasi
dimana obat akan 3. Tentukan kondisi kulit
diberikan
R/ : Pasien dapat pasien di atas area
mengikuti instruksi dimana obat akan
11.15 4. Menyebarkan obat
diberikan
WIB diatas kulit, sesuai
kebutuhan 4. Sebarkan obat di atas
R/: Pasien terlihat
kulit, sesuai kebutuhan
kurang nyaman saat
11.30 diberikan obat 5. Buang sisa obat
WIB 5. Membuang sisa sebelumnya dan
obat sebelumnya
dan mebersihkan bersihkan kulit
kulit 6. Instruksikan pasien
R/ : kulit tampak
masih kering dan untuk tidak memakai
12.00 kemerahan pakaian yang krtat dan
WIB 6. Menginstuksikan
pasien untuk tidak berbahan wol atau
memakai pakaian sintesis
yang ketat dan
7. Ajarkan dan monitor
berbahan wol atau
sintesis teknik pemberian obat
R/ : Pasien tampak mandiri sesuai
menggunakan sweater
berbahan wol kebutuhan
12.45 7. Mengajarkan dan 8. Berikan agen topikal
WIB memonitor teknik
pemberian obat sesuai yang diresepkan
mandiri sesuai
kebutuhan
R/ : Keluarga dan
pasien masih tampak
belum mampu untuk
memberikan obat
secara mandiri
8. Memberikan agen
topikal sesuai
13.30 yang diresepkan
WIB R/ : Kulit pasien
masih tampak
kemerahan dan gatal

2. Kerusakan Sabtu 28 Sabtu 28 November 2020


integritas kulit b.d November 15.00 WIB
agen cedera 2020 S:
kimiawi ditandai 14.00 1. Memonitor Indikator A T Saat
dengan ruam WIB kondisi kulit ini
kemerahan disetai pasien Sensasi 4 5 3
gatal di sebagian R/: kulit pasien
besar tubuh. tampak kering, O:
Indikator A T Saat kemerahan. Pasien
ini mengatkan gatal A : Kerusakan integritas kulit
Eritema 2 4 2 sedikit berkurang belum teratasi
14.15 2. Memberikan
WIB kompres dingin P : Intervensi dilanjutkan
Integritas 4 5 4 untuk 9. Monitor kondisi kulit
kulit meringankan
Tekstur 3 5 3 iritasi 10. Berikan kompres
R/: Pasien dingin untuk
mengatakan
kemerahan masih ada meringankan iritasi
di bagian wajah 11. Tentukan kondisi kulit
14.30 sedikit berkurang
WIB 3. Menetukan pasien di atas area
kondisi kulit dimana obat akan
pasien di atas area
diberikan
dimana obat akan
diberikan 12. Sebarkan obat di atas
R/ : Pasien kulit, sesuai kebutuhan
memberikan respon
untuk menunjukan 13. Buang sisa obat
area mana saja yang sebelumnya dan
masih terasa sangat
gatal bersihkan kulit
15.30 4. Menyebarkan 14. Instruksikan pasien
WIB obat diatas kulit,
sesuai kebutuhan untuk tidak memakai
R/ : Pasien terlihat pakaian yang krtat dan
kurang nyaman saat
diberikan obat berbahan wol atau
16.00 5. Membuang sisa sintesis
WIB obat sebelumnya
dan mebersihkan 15. Ajarkan dan monitor
kulit teknik pemberian obat
R/ : kulit tampak
mandiri sesuai
masih kering dan
kemerahan kebutuhan
16.30 6. Menginstuksikan
16. Berikan agen topikal
WIB pasien untuk
tidak memakai sesuai yang diresepkan
pakaian yang
ketat dan
berbahan wol
atau sintesis
R/ : Pasien tampak
menggunakan baju
yang tidak berbahan
wol tetapi ketat
17.30 7. Mengajarkan dan
WIB memonitor teknik
pemberian obat
mandiri sesuai
kebutuhan
R/ : Keluarga dan
pasien masih tampak
belum mampu untuk
memberikan obat
secara mandiri
19.45 8. Memberikan agen
WIB topikal sesuai
yang diresepkan
R/ : Kulit pasien
masih tampak sedikit
kemerahan dan gatal

3. Kerusakan Minggu Minggu 29 November 2020


integritas kulit b.d 29 15.00 WIB
agen cedera November S:
kimiawi ditandai 2020 Indikator A T Saat
dengan ruam 08.00 1. Memonitor ini
kemerahan disetai WIB kondisi kulit Sensasi 4 5 5
gatal di sebagian pasien
besar tubuh. R/: kulit pasien tampak O:
Indikator A T lembab, kemerahan
Saat
berkurang.
ini Pasien A : Kerusakan integritas kulit
Eritema 2 5 mengatkan
5 gatal sedikit teratasi
berkurang
08.30 2. Memberikan P : Intervensi dihentikan
Integritas WIB4 5 5 kompres dingin
kulit untuk
Tekstur 3 5 5 meringankan
iritasi
R/: Pasien
mengatakan tidak ada
kemerahan di bagian
– bagian tubuh yaitu
kaki, tangan , wajah,
dada, dan perut
3. Menetukan
09.30 kondisi kulit
wib pasien di atas area
dimana obat akan
diberikan
R/ : Pasien tidak
memberikan respon
untuk menunjukan
area mana saja yang
masih terasa sangat
gatal
4. Menyebarkan
11.15 obat diatas kulit,
WIB sesuai kebutuhan
R/ : Pasien terlihat
nyaman saat
diberikan obat
5. Membuang sisa
obat sebelumnya
dan mebersihkan
11.30 kulit
WIB R/ : kulit lembab dan
bersih dan ada obat
yang telah dioleskan

6. Menginstuksikan
pasien untuk
12.00 tidak memakai
WIB pakaian yang
ketat dan
berbahan wol
atau sintesis
R/ : Pasien tampak
menggunakan baju
yang lonngar dan
bahan yang nyaman
7. Mengajarkan dan
memonitor teknik
pemberian obat
12.45 mandiri sesuai
WIB kebutuhan
R/ : Keluarga dan
pasien mampu untuk
memberikan obat
secara mandiri
8. Memberikan agen
topikal sesuai
yang diresepkan
R/ : Kulit pasien
masih tidak
kemerahan dan tidak
13.30 gatal
WIB
E. CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI (SOAPIER)
Nama pasien : Ny. U Nama Mahasiswa : Nindia
Ruang : Patuha NIM : 18035
No. RM :
TANGGA NO. DX CATATAN PERKEMBANGAN PARAF/
L/JAM NAMA
Senin Kerusakan S:
30Novembe integritas kulit b.d Indikator A T Saat ini Keterangan
r 2020 agen cedera Sensasi 4 5 5 Sensasi
kimiawi ditandai normal
dengan ruam
kemerahan disetai O :
gatal di sebagian
Indikator A T Saat Keterangan
besar tubuh. A : kerusakan
ini
Eritema 2 5 5 Tidak ada eritema integritas kulit teratasi

P : Intervensi
Integritas 4 5 5 Integritas kulit normal
dihentikan
kulit
Tekstur 3 5 5 Tekstur normal

Anda mungkin juga menyukai