NIM : 06101381722052
Hal ini merupakan petunjuk bahwa kemantapan karbokation sekunder lebih besar daripada
primer, tetapi geseran dalam arah yang berlawanan dapat berlangsung, asalkan dimungkinkan
untuk mencapai kemampuan delokalisasi yang lebih besar pada sistem orbital suatu cincin
benzena. Berikut ditunjukkan terjadinya penataan ulang dari karbokation tersier sekunder.
Di sini terlihat adanya peluang untuk terjadinya penataan ulang yang lebih menarik dalam
kation terdelokalisasi, misalnya penataan ulang pada sistem alilik. Sebagai contoh adalah
dalam reaksi solvolisis SN1 dari 3-kloro-1-butena dalam etanol (EtOH).
Setelah terbentuknya karbokation, penyerangan oleh EtOH dapat terjadi pada C1 dan
C2, dan ternyata diperoleh campuran dari kedua eter tersebut.
Mekanisme reaksi meliputi intermediate karbokation, dan kation yang pertama terbentuk (misal
primer atau sekunder) tersebut berubah menjadi kation yang lebih stabil (misal tersier).
Frank. C. Whitmore pada tahun 1930 menemukan adanya reaksi penataan ulang yang terjadi selama
reaksi adisi HX pada alkena.
Contohnya, reaksi HCl dengan 3-metil-1-butena menghasilkan 2-kloro-2-metilbutana di samping produkyang
diharapkan, yaitu 2-kloro-3-metilbutana.
Bagaimanakah pembentukan 2-kloro-2-metilbutana dapat dijelaskan? Jika reaksinya berjalan dalam satu
tahap, hal ini akan sulit untuk menemukan bagaimanakah terjadi penataan ulang, tetapi jika tahapan
reaksinya lebih dari satu maka penataan ulang dapat dijelaskan. Whitmore menjelaskan bahwa
intermediet karbokationlah yang mengalami penataan ulang. Intermediet karbokation sekunder, yang
dihasilkan dari protonasi 3-metil-1- butena, menata kembali strukturnya menjadi karbokation tersier
yang lebih stabil melalui hidrida shift. Hidrida shift yaitu perpindahan hidrogen bersama pasangan
elektronnya (H:) dari atom karbon ke karbon tetangganya dalam satu molekul.
Penataan ulang karbokation juga dapat terjadi melalui perpindahan gugus metil bersama pasangan
elektronnya. Contohnya reaksi antara 3,3-dimetil-1-butena dengan HCl menghasilkan campuran sama
banyak 2-kloro-3,3-dimetilbutana dan produk penataan ulang yaitu 2-kloro-2,3-dimetilbutana.
Pereaksi-pereaksi kimia membawa beberapa jenis perubahan dalam molekul organik. Beberapa melibatkan
perubahan pada gugus fungsi hanya saja perubahan dalam molekul itu sendiri jarang terjadi, mungkin disebab kan
karena sifat inert alami dari bagian alifatik atau alisiklik yang terkait dengan gugus fungsi yang mengalami reaksi. Ada
beberapa pereaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan dan melibatkan migrasi kelompok -kelompok dari satu
posisi ke posisi lain di dalam molekul. Perubahan ini dapat terjadi baik oleh mekanisme satu langkah yang sinkron
yang menyebabkan keadaan transisi pada siklik atau dengan jalur dua langkah dengan pembentukan intermediet.
Mekanisme pertama ini disebut penataan ulang intramolekul sedangkan yang terakhir disebut penataan ulang
intermolekul. Perbedaan mendasar antara keduanya yaitu waktu.
Ciri khas dari reaksi penataan ulang ditandai oleh adanya suatu gugus yang berpindah dari suatu atom ke atom yang
lain dalam molekul. Sebagian besar perpindahan (migrasi) tersebut adalah dari suatu atom ke atom yang lain yang
berdampingan, sehingga dinamakan "perpindahan 1,2".
Reaksi penataan ulang prosesnya diawali dengan pemutusan ikatan karbon-karbon, dan kemudian diikuti
perpindahan gugus yang ikatannya telah putus tersebut membentuk ikatan baru dengan atom karbon yang lain atau
atom oksigen atau nitrogen.
Penataan Ulang Pinacol
Penataan ulang pinakol adalah suatu reaksi migrasi 1,2 dari suatu diol menjadi sebuah turunan senyawa okso.
Sebuah contoh, pinakol, suatu alcohol ditersier, disusun ulang menjadi pinakolon di b awah pengaruh asam sulfat.
Reaksi ini berlangsung dengan asam encer atau pun sedang dalam suhu tinggi. Turunan pinakol dan halohidrin juga
mengalami penataan ulang ini.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2151026-penataan-ulang/#ixzz29FMmzJQ5
Penataan ulang Hofmann-Martius dalam kimia organik adalah reaksi penataan ulang yang
mengubah anilina yang ter-N-alkilasi menjadi anilina yang teraril alkilasi pada posisi orto maupun para. Reaksi
ini memerlukan panas dan katalis asam seperti asam klorida[1] [2]
Ketika katalisnya merupakan logam halida, ia juga disebut sebagai penataan ulang Reilly-Hickinbottom[3].
Reaksi ini juga dapat berjalan untuk aril eter. Dua reaksi yang berkaitan erat dengan reaksi ini adalah penataan
ulang Fries dan penataan ulang Fischer-Hepp. Mekanisme reaksi ini berpusat pada disosiasi reaktan dengan
residu organik bermuatan positif R yang menyerang cincin anilina pada alkilasi Friedel-Crafts.
[4] [5]
Pada satu kajian, penataan ulang ini diterapkan ke 3-N(CH )(C H )-2-oksindola :
3 6 5
Penataan ulang Neber merupakan reaksi organik di mana oksim diubah menjadi alfa-aminoketon
melalui
Oksim pertama-tama diubah menjadi ketoksim tosilat dengan bereaksi dengan tosil klorida.