Anda di halaman 1dari 20

Gangguan Peningkatan Trigliserida pada Metabolisme Lipid dan

Karbohidrat
Thangke Margonda Tanduk(102014044), Felix Jordan Wangsa(102016049), Inez
Cecilia(102014072), Edward Christianto(102016177), Harfi Sefriyanti
Rahman(102016019), Luky Dea Clara(102016064), Esti Novayanti
Siringo(102016141), Adinda Suci Putri(102016174), Arneta Sarah
Simarmata(102016246)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 , Jakarta Barat
Email: christiantoedward@gmail.com

Abstrak
Metabolisme adalah keseluruhan proses kimiawi dalam tubuh organisme yang
melibatkan energi dan enzim, diawali dengan substrat awal dan diakhiri produk akhir.
Metabolisme karbohidrat yaitu metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan
penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme Lipid merupakan
transpor lemak dalam aliran darah. Lemak ditranspor dalam bentuk kilomikron, asam
lemak bebas dan lipoprotein.

Kata Kunci : Metabolisme karbohidrat, Lipid, Katabolisme, Anabolisme

Abstrac

Metabolism is the whole chemical process in the body of an organism that involves
energy and enzyme, beginning with the initial substrate and ending the final product.
Metabolism of carbohydrates ie metabolism includes synthesis (anabolism) and
decomposition (catabolism) complex organic molecules. Lipid metabolism is the
transport of fat in the bloodstream. Fat is transported in kilomicrons, free fatty acids
and lipoproteins.

Keywords: Carbohydrate metabolism, lipid, Catabolism, anabolism.

Pendahuluan

Salah satu kebutuhan utama makhluk hidup adalah makanan. Makanan


merupakan bahan utama yang kita butuhkan untuk menghasilkan energi guna
melaksanakan semua aktivitas hidup. Perubahan makanan menjadi energi, tentu
terjadi dalam sel sebagai suatu satuan fungsional dan struktural terkecil yang
menyusun tubuh makhluk hidup. Dalam makhluk hidup, sel merupakan unit penyusun
terkecil. Di dalam sel tersebutlah terjadi aktivitas perubahan reaksi-reaksi untuk
menghasilkan energy yang dibutuhkan oleh manusia. Metabolisme adalah suatu
proses perubahan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Metabolisme terdiri dari
pembentukan makanan (anabolisme) dan juga penguraian makanan menjadi senyawa
yang lebih sederhana (katabolisme). Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh
berpengaruh penting pada kesehatan. Karena didalamnya menyangkut organ-organ
yang dijadikan tempat mesin untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa
kompleks (karbohidrat, lemak, dan protein) seperti lambung, usus halus, hati, dan
pancreas. Berdasarkan uraian di atas, hal inilah yang mendorong penulis untuk
membuat makalah yang berjudul “metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein”.

Metabolisme Karbohidrat dan Glycogenesis


Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses
penyerapan ini terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah
dengan jalan transfer aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan difusi. Para ahli sepakat
bahwa karbohidrat hanya dapat diserap dalam bentuk disakarida. Hal ini dibuktikan
dengan dijumpainya maltosa, sukrosa dan laktosa dalam urine apabila mengkonsumsi
gula dalam jumlah banyak. Akhirnya berbagai jenis karbohidrat diubah menjadi
glukosa sebelum diikut sertakan dalam proses metabolisme. Proses metabolisme
karbohidrat yaitu sebagai berikut:1
I. Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang
memiliki 6 atom C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C),
NADH, dan ATP. NADH (Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen)
adalah koenzim yang mengikat elektron (H), sehingga disebut sumber elektron
berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat) merupakan senyawa berenergi
tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfatnya menghasilkan energi. Pada proses
glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2
NADH, dan 2 ATP.
Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara
aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta
peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer)
fosfat dari molekul yang satu ke molekul yang lain. Pada sel eukariotik,
glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan
yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan pelepasan energi.
Berikut ini reaksi glikolisis secara lengkap: Dari skema tahapan glikolisis
menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan pada tahap penggunaan energi
adalah 2 ATP. Sementara itu, energy yang dihasilkan pada tahap pelepasan
energi adalah 4 ATP dan 2 NADH. Dengan demikian, selisih energi atau hasil
akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2 NADH (Rochimah, 2009).
Proses pembentukan ATP inilah yang disebut fosforilasi. Pada tahapan
glikolisis tersebut, enzim mentransfer gugus fosfat dari substrat (molekul
organic dalam glikolisis) ke ADP sehingga prosesnya disebut fosforilasi
tingkat substrat.1

Gambar 1. Reaksi Glikolisis4


II. Dekarboksilasi oksidatif
Tahapan dekarboksilasi oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2
melalui reaksi oksidasi reduksi (redoks) dengan O2 sebagai penerima
elektronnya. Dekarboksilasi oksidatif ini terjadi di dalam mitokondria sebelum
masuk ke tahapan siklus Krebs. Oleh karena itu, tahapan ini disebut sebagai
tahapan sambungan (junction) antara glikolisis dengan siklus Krebs. Pada
tahapan ini, asam piruvat (3 atom C) hasil glikolisis dari sitosol diubah
menjadi asetil koenzim A (2 atom C) di dalam mitokondria. Pada tahap 1,
molekul piruvat (3 atom C) melepaskan elektron (oksidasi) membentuk CO2
(piruvat dipecah menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2). Pada tahap 2, NAD+
direduksi (menerima elektron) menjadi NADH + H+. Pada tahap 3, molekul
berkarbon 2 dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim A) sehingga terbentuk
asetil Ko-A. Hasil akhir tahapan ini adalah asetil koenzim A, CO2, dan
2NADH Berikut gambar di bawah ini reaksi dekarboksilasi oksidatif dan
reaksinya.1

Gambar 2. Dekarboksilasi Oksidatif.4


III. Siklus Krebs
Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga siklus asam
trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut menghasilkan senyawa
yang mempunyai gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat. Asetil
koenzim A hasi dekarboksilasi oksidatif memasuki matriks mitokondria untuk
bergabung dengan asam oksaloasetat dalam siklus Krebs, membentuk asam
sitrat. Demikian seterusnya, asam sitrat membentuk bermacam-macam zat dan
akhirnya membentuk asam oksaloasetat lagi.

Gambar 3. Siklus Krebs.4

Berikut ini tahapan-tahapan dari 1 kali siklus Krebs:


1. Asetil Ko-A (2 atom C) menambahkan atom C pada oksaloasetat (4 atom C)
sehingga dihasilkan asam sitrat (6 atom C).
2. Sitrat menjadi isositrat (6 atom C) dengan melepas H2O dan menerima H2O
kembali.
3. Isositrat melepaskan CO2 sehingga terbentuk - ketoglutarat (5 atom C).
4. - ketoglutarat melepaskan CO2. NAD+ sebagai akseptor atau penerima
elektron) untuk membentuk NADH dan menghasilkan suksinil Ko-A (4 atom
C).
5. Terjadi fosforilasi tingkat substrat pada pembentukan GTP (guanosin trifosfat)
dan terbentuk suksinat (4 atom C).
6. Pembentukan fumarat (4 atom C) melalui pelepasan FADH2.
7. Fumarat terhidrolisis (mengikat 1 molekul H2O) sehingga membentuk malat
(4 atom C).
8. Pembentukan oksaloasetat (4 atom C) melalui pelepasan NADH. satu siklus
Krebs tersebut hanya untuk satu molekul piruvat saja.1
Sementara itu, hasil glikolisis menghasilkan 2 molekul piruvat (untuk 1 molekul
glukosa). Oleh karena itu, hasil akhir total dari siklus Krebs tersebut adalah 2 kalinya.
Dengan demikian, diperoleh hasil sebanyak 6 NADH, 2FADH2 dan 2ATP (ingat:
jumlah ini untuk katabolisme setiap 1 molekul glukosa).

IV. Glikogenesis
Kelebihan glukosa dalam tubuh akan disimpan dalam hati dan otot (glikogen)
ini disebut glikogenesis. Glukosa yang berlebih ini akan mengalami fosforilasi
menjadi glukosa-6-phospat. Di otot reakssi ini dikatalis oleh enzim heksokinase
sedangkan di hati dikatalis oleh glukokinase. Glukosa-6-phospat diubah menjadi
glukosa-1-phospat dengan katalis fosfoglukomutase menjadi glukosa-1,6-biphospat.
Selanjutnya glukosa-1-phospat bereaksi ddengan uridin triphospat (UTP) untuk
membentuk uridin biphospat glukosa (UDPGlc) dengan katalis UDPGlc
pirofosforilase.2
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikantan
glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga
membebaskan UDP. Reaksi ini dikatalis oleh enzim glikogen sintase. Molekul
glikogen yang sudah ada sebelumnya harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen
primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai
glokogenin. Setelah rantai glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa
tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang
memindahkan bagian dari rantai 1 ke 4 (panjang minimal 6 residu glukosa0 pada
rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1 ke 6 sehingga membuat titik
cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan
cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambaah,
jumlah total tapak reaktif dalam molekul akan meningkat sehinggaa akan
mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.

Gambar 4. Glikogenesis.4

Fungsi Karbohidrat dalam Tubuh


1. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
2. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
3. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh.
Laktosa rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa
merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.
4. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,
mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan,
memperlancar defekasi.2

LIPID

Para ahli gizi mengelompokkan lemak dan minyak dengan nama Lipida.
Termasuk kelompok lipida ialah zat-zat lain selain lemak dan minyak, misalnya
lipoprotein dan kolesterol.
Dalam ilmu kimia lipida tergolong senyawa organik yang terdiri atas unsur-
unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Beberapa lipida mengandung zat lain seperti
fosfor, nitrogen, karbohidrat atau protein.
Menurut struktur kimianya lemak terdiri atas gliserol dan asam lemak. Asam
lemak merupakan bagian terbesar dari lipida. Lipida alami umumnya mengandung
tiga asam lemak yang berbeda
Asam lemak merupakan satu rantai atom karbon dan hidrogen. Jumlah atom
korban biasanya genap, tetapi panjang rantai berbeda. Karena itu kita kenal asam
lemak berantai pendek (4-6 atom karbon), asam lemak berantai sedang (8-12 atom
karbon) dan asam lemak berantai panjang (lebih dari 12 atom karbon).3
Ikatan di antara atom karbon ada yang tunggal, ada pula yang rangkap. Jika
semua ikatan di antara atom karbon berupa ikatan tunggal, asam lemak disebut asam
lemak jenuh, karena tidak dapat lagi menerima atom hidrogen. Jika masih ada ikatan
rangkap, disebut asam lemak tak jenuh, karena masih dapat menerima atom hidrogen.

CH3 - CH2 CH2 - COOH


(Asam lemak jenuh)

CH3 - (CH2)n CH = CH (CH2)n -


COOH
(Asam lemak tak jenuh)

Penambahan atom hidrogen yang dilakukan di pabrik, disebut proses


hidrogenisasi. Proses ini mengubah minyak yang cair menjadi setengah padat,
misalnya margarin, atau lemak padat.
Keempat asam lemak tersebut terdiri atas 18 atom karbon tetapi memiliki
jumlah ikatan rangkap yang berbeda, tidak ada pada asam atearat (ditulis 18 : 0)
sampai tiga ikatan rangkap pada asam linolenat (ditulis 18:3)
Asam linoleat, asam linolenat, dan asam arakhidronat menurut fungsinya
disebut asam lemak esensial. Tetapi hanya asam linoleat dan asam linolenat yang
esensial dalam arti harus diperoleh dari makanan sehari-hari. Asam arak hidonat
terdapat dalam jumlah sedikit sekali di dalam hati dan lemak organ hewan.3
Lipida dapat dikelompokkan mejadi 3 (tiga) kelompok yaitu lipida sederhana,
lipida majemuk, dan senyawa berupa lemak. Lipida sederhana ialah yang kita sebut
sebagai lemak dan minyak. Lipida majemuk ialah lipida yang gugus gliserolnya
diganti oleh alkohol, yang sekurang-kurangnya satu gugus asam lemak diganti oleh
senyawa kimia lain misalnya fosfat, nitrogen, karbohidrat atau protein.
Contoh lipida majemuk ialah lesitin yang mempunyai gugus fosfat dan nitrogen
pada salah satu tempat asam lemak. Senyawa serupa lemak atau turunan lemak
mempunyai rantai karbon berbentuk cincin, merupakan turunan dari lipida sederhana
dan lipida majemuk. Contoh turunan lemak ialah kolesterol dan asam empedu.
Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak ialah A, D, E dan K.3
Akibat lain dari proses hidrogenisasi ialah perubahan bentuk ikatan rangkap,
yang semula bengkok (bentuk cis) menjadi lurus (bentuk trans). Asam lemak yang
memiliki bentuk trans walaupun masih tetap tak jenuh, sifatnya seperti asam lemak
jenuh.

H H C H
C = C C = C
C C H C
(cis) (trans)

Gugus kimia pada kedua ujung rantai karbon yang membentuk asam lemak
berbeda. Ujung yang satu, disebut ujung omega, ditempati gugus metil(CH3-). Ujung
yang lain disebut ujung alfa, ditempati ditempati gugus karboksil (-COOH). Salah
satu cara untuk menamai asam lemak tak jenuh ialah dengan menghitung lokasi ikatan
rangkap pertama dari ujung omega, karena itu disebut sistem omega.

Dibawah ini menunjukkan dengan jelas beda diantara asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh yang disebut asam lemak omega -3, omega – 6, dan omega -9.3
 Asam stearat (asam lemak jenuh)
CH3 – (CH2)16COOH 18 : 0
 Omega – 9
Asam oleat (asam lemak tak jenuh tunggal).
CH3 – (CH2)7CH= CH(CH2)7COOH 18 : 1
 Omega – 6
Asam linoleat (asam lemak tak jenuh ganda).
CH3 – (CH2)4CH = CHCH2 CH = CH(CH2)7 COOH 18 : 2
 Omega – 3
Asam linolenat (asam lemak tak jenuh majemuk)
CH3 – CH2CH = CHCH2CH = CHCH2CH = CH(CH2)7COOH 18 : 3
Lemak simpanan tidak hanya berasal dari lemak makanan tetapi juga dari karbohidrat
dan protein yang diubah menjadi lemak di dalam tubuh. Selama peredaran di dalam
darah, lipoprotein dapat membawa kolesterol. Lipoprotein berdensitas rendah (low
desnsity lipoprotein) mengangkut kolesterol dari hati ke sel. Lipoprotein berdensitas
tinggi (high density lipoprotein) mengangkut kolesterol dari sel ke hati. Lemak
didalam tubuh juga memiliki beberapa fungsi yaitu: 3

o Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat. Kebutuhan energi tubuh


hendaknya dipenuhi oleh konsumsi karbohidrat dan lemak agar protein dapat
menjalankan fungsinya sebagai zat pembangun.
o Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa jaringan lemak

o Lapisan lemak di bawah kulit merupakan insulator sehingga tubuh dapatn


mempertahankan suhu normal. Apabila lapisan lemak terlalu tebal, karena
terlalu gemuk, pada cuaca panas orang akan kegerahan. Sebaliknya pada orang
kurus, lapisan lemak dibabah kulit sangat tipis, pada cuaca dingin orang kurus
akan kedinginan.
o Lemak merupakan bantal pelindung bagi organ vital seperti bola mata dan
ginjal.
o Lemak diperlukan dalam penyerapan vitamin A, D, E, K yang larut dalam
lemak. Penyerapan karoten dari sayuran yang dimasak sebagai sayur asam
lebih sedikit dari pada apabila dimasak sebagai sayur lodeh.

Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi menjadi LDL,
HDL, total kolesterol dan trigliserida." Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein
yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang
memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein
yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang
selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam
(cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia
akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-
B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat
menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL
disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam operasinya ia membersihkan
kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke
hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein).
HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai
kepadatan tinggi sehingga lebih berat. Bila di dalam tubuh kita terdapat kelebihan
LDL maka akan terjadi proses atheroclerosis. Atheroclerosis merupakan proses
penyumbatan pembuluh darah oleh karat lemak yang dicipatakan oleh LDL. Proses
ini biasanya berlangsung selama bertahun - tahun dan terjadi di seluruh pembuluh
darah di tubuh kita. Sumbatan oleh karat lemak inilah yang bisa menciptakan berbagai
macam penyakit. Bagian yang paling sering terserang oleh penyumbatan karat lemak
ini adalah otak, jantung, mata, serta ginjal. Kadar HDL di dalam darah kita harus lebih
dari 35 mg / dl. Semakin tinggi HDL akan semakin menyehatkan kita. Normalnya,
HDL pada wanita akan lebih tinggi dari kadar HDL pria. Kita tidak boleh hanya
terfokus pada kadar kolesterol saja. tetapi kita juga harus memperhatikan rasio kadar
kolesterol secara total dan membandingkannya dengan HDL. Dalam kondisi ideal,
rasio ideal kolesterol total berbanding HDL seharusnya kurang dari 4,0 untuk wanita
dan kurang dari 4,5 untuk pria. Sedangkan untuk kadar LDL dalam darah idealnya
kurang dari 130 mg/dl.3

Metabolisme lemak
Metabolisme Lemak Ada 3 fase:
 oksidasi: proses merubah asam lemak menjadi asetil Co-A
 Siklus Kreb: proses merubah asetil Co-A menjadi H
 Fosforilasi Oksidatif: proses mereaksikan H + O menjadi H2O + ATP

Metabolisme Lemak:
Metabolisme adalah proses penguraian dan pembentukan kembali zat gizi di
dalam tubuh. Proses ini dimulai dengan tahap pemasukan zat gizi yang dalam keadaan
normal melalui proses makan.
Makanan yang mengandung lemak disukai karena rasanya yang gurih,
aromanya yang sedap dan menimbulkan rasa lembut di dalam mulut. Sifat-sifat lemak
tersebut mempermudah pemenuhan kecukupan lemak yang dianjurkan. Dengan kata
lain, dalam hal pemasukkan lemak hampir tidak ditemukan masalah.
Pencernaan lemak lebih rumit dari pada pencernaan karbohidrat dan protein
karena lemak tidak larut di dalam air. Di dalam mulut dan lambung terdapat enzim
penguraian lemak, namun hampir seluruh pencernaan lemak terjadi di dalam usus
halus.
Segera setelah masuk ke dalam usus halus terjadi sekresi hormon
kolesistokinin. Hormon ini mengakibatkan kandung empedu berkontraksi dan
mengeluarkan empedu ke dalam duodenum. Empedu mengemulsikan lemak, yaitu
memecah lemak menjadi globula sangat kecil dan berada dalam keadaan suspensi
(menyebar) sehingga dapat diuraikan oleh enzim pengurai lemak. Empedu bersifat
basa, membantu menetralkan gumpalan yang bersifat asam. Suasana basa diperlukan
agar enzim pengurai lemak yang diproduksi oleh pankreas dan sel-sel usus halus tetap
bekerja.3
Penguraian lemak menghasilkan monogliserida, digliserida, asam lemak, dan
gliserol. Selanjutnya hasil uraian lemak bergabung lagi dengan empedu, membentuk
misel yang larut di dalam air. Misel inilah yang dapat melalui sel usus sehingga hasil
uraian lemak dapat diserap. Setelah mengantar hasil uraian lemak, empedu kembali ke
kantung empedu. Gliserol dan asam lemak beratai pendek dan sedang diserap
langsung ke dalam sirkulasi darah, karena larut dalam air. Selama dalam sirkulasi
darah menujun sel, mereka bergabung dengan albumin darah sebagai pembawanya.
Gliserida dibentuk kembali di dalam sel usus menjadi trigliserida. Trigliserida ini
bergabung dengan suatu protein menjadi kilomikron, sejenis lipoprotein. Kilomikron
masuk ke dalam sirkulasi limfe, kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah. Sesampai
di sel, lemak digunakan kembali untuk membangun atau disimpan sebagai cadangan
energi atau digunakan untuk menghasilkan energi.
Selain kilomikron terdapat lipoprotein lain yang dibentuk oleh usus dan hati
untuk mengangkut lipida. Misalnya, lipoprotein pengangkut kolesterol. Lipoprotein
berdensitas rendah (LDL) mengangkut kelesterol dari hati ke sel tubuh. Lipoprotein
berdensitas tinggi (HDL) mengangkut kolesterol dari sel ke hati. Makin banyak LDL,
makin tinggi kadar kolesterol dalam darah. Sebaliknya makin banyak HDL, makin
rendah kadar kolesterol dalam darah. Karena itu timbul sebutan LDL si kolesterol
jahat dan HDL disebut si kolesterol baik.3
Proses pencernaan memungkinkan penyerapan 95% lemak dari makanan,
selebihnya keluar lagi bersama feses atau tinja. Hanya 10 – 50% kolesterol dari
makanan yang diserap. Sebagian besar kolesterol di dalam sirkulasi darah merupakan
produksi tubuh. Kadar kolesterol total di dalam darah 150 – 280 mg per dL (cooper at
al). Kadar kolesterol tetap sebaiknya (desirable) kurang dari 250 mg per dL pada
orang dewasa, dan kurang dari 170 mg per dL pada anak-anak (weighley et al.).
Bayi baru lahir dapat mencernakan lemak tetapi tidak seefisien pada anak
yang lebih besar atau orang dewasa karena sekresi enzim lipase dari pankreas dan
sekresi empedu belum cukup. Pencernaan lemak pada bayi baru lahir dibantu oleh
enzim lipase yang diproduksi oleh mulut. Air susu ibu juga mengandung enzim
lipase.3

Kataboliseme Lipid

katabolisme merupakan fase metabolisme yang bersifat menguraikan, yang


menyebabkan molekul organik nutrien seperti karbohidrat, lipid, dan protein yang
datang dari lingkungan atau dari cadangan makanan sel itu sendiri terurai di dalam
reaksi-reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih kecil dan sederhana, seperti
asam laktat, CO2, dan amonia. Katabolisme diikuti oleh pelepasan energi bebas yang
telah tersimpan di dalam struktur kompleks molekul organik yang lebih besar
tersebut. Pada tahap-tahap tertentu di dalam lintas katabolik, banyak dari energi bebas
ini yang disimpan melalui reaksi-reaksi enzimatik yang saling berkaitan, di dalam
bentuk molekul pembawa energi adenosine trifosfat (ATP). Sejumlah energi mungkin
tersimpan di dalam atom hidrogen berenergi tinggi yang dibawa oleh koenzim
nikotinamida adenine dinukleotida fosfat dalam bentuk tereduksinya, yaitu NAHPD.
Katabolisme disebut pula desimilasi. Jika sumber energi dari karbohidrat telah
mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan
gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-
waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA.
Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein,
asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. proses metabolisme asam lemak sebagai berikut:3

1. Katabolisme Gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber
energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat
yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari
ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam
rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam
jalur glikolisis.
2. Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)
Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam
lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang.
Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria
dengan bantuan senyawa karnitin. Langkah-langkah masuknya asetil KoA ke
dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut.3
o Asam lemak bebas (FFA) diaktifka menjadi asil-KoA dengan
dikatalisir oleh enzim tiokinase.
o Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim
karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna
mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin,
barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna
mitokondria.
o Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil
karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke
dalam dan karnitin kerluar.
o hasil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi
dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin
palmitoiltransferase II yang ada ada di membran interna mitokondria
menjadi asil KoA dan karnitin dibebaskan.
o asetil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya
masuk dalam proses oksidasi beta. Pada proses oksidasi beta, asam
lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan
pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil
KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat.
tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan asil KoA dari asam lemak berlangsung dengan


katalis enzim asil KoA sintetase yang disebut juga tiokinase.
2. Reaksi kedua adalah reaksi pembentukan enoil KoA dengan cara
oksidasi. Enzim asil KoA dehidrogenase berperan sebagai katalis
dalam reaksi ini. Koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi ini adalah
FAD yang berperan sebagai akseptor hydrogen. Dua molekul ATP
dibentuk untuk tiap pasang electron yang ditransportasikan dari
molekul FADH2 melalui sistem transport electron. 3.
3. Pada reaksi ketiga, enzim enoil KoA hidratase merupakan katalis
yang menghasilkan L-hidroksiasil KoA. Reaksi ini ialah reaksi
hidrasi terhadap ikatan rangkap antara C-2 dan C-3.
4. Reaksi keempat adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil
koenzim A menjadi ketoasil koenzim A. Enzim L-hidrokdiasil
koenzim A dehidrogenase melibatkan NAD yang direduksi
menjadi NADH.
5. Tahap kelima adalah reaksi pemecahan ikatan C-C, sehingga
menghasilkan aseil koenzim A dan asil koenzim A yang
mempunyai jumlah atom C dua buah lebih pendek dari molekul
semula.
Asil KoA yang terbentuk pada reaksi tahap 5, mengalami
metabolisme lebih lanjut melalui reaksi tahap 2 hingga tahap 5 dan
demikian seterusnya sampai rantai C pada asam lemak terpecah
menjadi molekul-molekul asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA dapat
teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam.

Anabolisme Lipid
Anabolisme atau biosintesa asam lemak terdiri dari tiga tahap utama, masing-masing
dua tahap awal sebagai mekanisme de novo dan tahap akhir bukan mekanisme de
novo. Ketiga tahap tersebut diperlihatkan pada reaksi di bawah ini.4

o Tahap pembentukan malonil KoA dan asetil-S KoA


o Tahap pemanjangan rantai secara berkesinambungan
o Tahap pemanjangan rantai yang terjadi tahap demi tahap

Biosintesis asam lemak ini atau disebut juga lipogenesis terjadi didalam sitoplasma
yang memiliki enzim kompleks asam lemak sintetase.

            Biosintesis diatas merupakan contoh biosintesis asam lemak palminat.


Pemilihan ini didasarkan pada banyaknya proses metabolism asam lemak palminat
yang diketahui. Selain itu asam lemak palminat merupakan senyawa sumber untuk
biosintesis asam lemak jenuh dan tak jenuh dan berantai lebih panjang.
 Pemanjangan asam lemak palminat menjadi asam lemak jenuh berantai lebih
panjang, terutama stearat, belangsung melalui reaksi kondensasi palmitoil KoA
dengan asetil KoA menghasilkan β-ketostearoil KoA. Proses ini dikatalis oleh β-
ketoasilil KoA reduktase. Selanjutnya produk ini diubah menjadi steroil KoA tak
jenuh dan direduksi dengan NADH menghasilkan steroil KoA. Dua proses terakhir
masing-masing dikatalis oleh enzim enoil KoA hidratase dan enoil KoA reduktase. 3
Proses pemanjangan rantai asam palminat diatas terjadi didalam mitokondria.
Mekanisme lain terjadi didalam mikrosom, dimana pemanjangan rantai asam lemak
palminat berlangsung dengan menggunakan meloni KoA dan mekanisme reaksi
berlangsung seperti reaksi biosintesis asam palminat yang dibahas sebelumnya.
 Biosintesis asam lemak tak jenuh biasanya menggunakan asam palminat dan
asam stearat sebagai senyawa sumber. Pembentukan asam lemak tak jenuh
palmitoleat (C16: 1) dan asam oleat (C18: 1) dikatalis oleh enzim monooksigenase
yang terdapat di dalam reticulum endoplasma jaringan sel hati dan sel lemak. Proses
biosintesis ini dibantu oleh sistem pengankutan electron dari NADPH ke sitokrom
b5 (dalam jaringan sel hewan) atau ke Fe-S-protein (dalam beberapa tumbuhan dan
jasad renik).3
Proses biosintesis di atas tidak berlaku pada bakteri Eschericia coli. Bakteri
melakukan pembentukan asam palmitoliat dari β-hidroksidekanoil-ACP yang
terbentuk dari reaksi antara asetil KoA dan melonil KoA dengan katalis kompleks
sintetase asam lemak.
Asam lemak esensial seperti linoleat dan linolenat merupakn senyawa yang
tidak dapat disintesis oleh hewan mamalia. Kedua jenis asam lemak ini hanya dapat
disintesis oleh tumbuhan. Dan mamalia mendapatkan kedua jenis asam lemak tersebut
dengan mengkonsumsi tumbuhan. Kedua senyawa ini merupakan sumber untuk
biosintesis asam polienoat penting lain, seperti asam arakidonat dan asam
dokohesanoad.3

Akibat Kekurangan dan Kelebihan Lemak 

Obesitas

Obesitas yaitu suatu kondisi yang dicirikan oleh kelebihan lemak tubuh. Kelebihan
lemak pada laki-laki didefinisikan sebagai level lemak tubuh lebih dari 20% dari berat
total dan untuk wanita lebih dari 25% dari total berat badan. Penyebab obesitas jelas
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu pertama, suatu asupan makana berlebihan. Dua,
rendahnya pengeluaranenergi basal, dan ketiga kurannya aktivitas fisik. Terjadi
obesitas karena adanya ketidak seimbangan antar asupan energy dan energy
dikeluarkan atau digunakan untuk aktivitas.5

b. Hiperlipidemia

Yang dimaksud dengan hyperlipidemia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
peningkatan kadar lipid/lemak darah. Berdasarkan jenisnya, hyperlipidemia dibagi
menjadi 2 yaitu:

o Hiperlipidemia Primer
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetic. Biasanya kelainan in
ditemukan pada waktu pemeriksaan labaratorium secara kebetulan. Pada
umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keaadan yang agak berat tampak
adanya xantoma ( penumpukan lemak dibawah jaringan kulit).5
o Hiperlipidemia Sekunder
Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyait
tertentu, misalnya: diabetes militus, gangguan tiroid, penyakit hepar dan
penyakit ginjal. Hyperlipidemia sekunder bersifat reversible (berulang). Ada
juga obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti: beta-
blocker, diuretic, kontrasepsi oral ( estrogen, gastagen). Hyperlipidemia dapat
meningkatkan resiko terkena aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
pankreatitis. ( peradangan pada organ pancreas) diabetes militus, gangguan
tirod, penyakit hepar dan penyakit ginjal. Yang paling sering adalah resiko
terkena penyakit jantung. Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko
terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut juga
kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko:5 kolesterol yang dibawa
oleh HDL (disebut juga Kolesterol baik) menyebabkan menurunnya resiko
dan menguntungkan. Lalu apakah kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan
resiko terjadinya penyakit jantung atau stroke, masih belum jelas. Kadar
trigliserida darah diatas 250 mg/dl dianggap abnormal, tetapi kadar yang
tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis maupun
penyakit jantung korener. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai lebih
dari 800 mg/dl bisa menyebkan pankreatitis ( gangguan pada organ pancreas).
Tubuh sendiri memproduksi kolesterol sesuai kebutuhan melalui hati. Bila
terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol, maka
kadar dalam darah berlebih ( disebut hiperkolesterolemia). 5 Kelebihan kadar
kolesterol dalam darah akan disimpan didalam lapisan dinding pembuluh
darah arteri, yang disebut sebgai plak atau atheroma, (sumber utama plak
berasal dari LDL-kolesterol. Sedangankan HDL membawa kembalik
kelebihan kolesterol kedalam hati, sehingga mengutangi penumpukan
kolesterol didalam dinding pembuluh darah. ( atheroma berisi bahan lembut
seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol. Sel-sel
otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Apabila makin lama plak yang terbentuk
makin banyak, akan terjadi suatu penebalan pada dinding pembuluh darah
arteri, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini
disebut sebagai aterosklerosis ( terdapanya atheroma pada dinding arteri, berisi
kolesterol dan zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan arteriosclerosis
(penebalan pada dinding arteri dan hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila
atheroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri
dan terjadi bekuan darah (thrombus) yang dapat menyumbat aliran darah
dalam arteri tersebut. Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran
darah serta suplai zat-zat penting seperti oksigen kedaerah atau organ tertetu
seperti jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai
darah ke otot jantung (miokardium). Maka suplai darah jadi berkurang dan
menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark miokard).
Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan
timbulnya gejala berupa nyeri dada hebat (dikenal sebagai angina pectoris).
Keadaan ini yang disebut sebagai penyakit jantung koroner (PJK).5

Hipertrigliserida

Hipertrigliserida merupakan tingginya kadar trigliserida dalam darah, yang


juga merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner. Trigliserida
merupakan sejenis lemak yang terdapat pada darah. Trigiserida terbentuk ketika
makanan yang masuk kedalam tubuh diubah menjadi kalori dan kelebihan kalori
diubah menjadi trigliserida. Trigliserida disimpan dalam lemak. Hormon akan
melepaskan trigliserida untuk memberikan energi pada tubuh disela waktu makan.
Ketika kalori yang dikonsumsi melebihi porsi kalori yang seharusnya dibakar akan
menyebabkan peningkatan trigliserida. Peningkatan trigliserida dapat menyebabkan
pengerasan arteri dan penebalan dinding arteri (aterosklerosis) yang dapat
meningkatkan resiko stroke, serangan jantung, dan penyakit jantung. Trigliserida yang
sangat tinggi (>1000mg/dL) dapat menyebabkan pankreatitis akut.6
Terkadang trigliserida yang tinggi merupakan tanda diabetes tipe 2 yang tidak
terkontrol dengan baik, kadar hormon tiroid yang rendah, penyakit hati atau ginjal,
atau kondisi genetik langka yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Peningkatan
trigliserida juga dapat disebabkan oleh efek samping penggunaan obat-obatan seperti
beta blcoker, pil KB, diuretik, dan steroid.6

Kadar trigliserida normal : <150 mg/dL


Kadar trigliserida batas tinggi : 150-199 mg/dL
Kadar trigliserida tinggi : 200-299 mg/dL
Kadar trigliserida sangat tinggi : >500 mg/dL
Kesimpulan

Karbohidrat dan lemak merupakan cadangan energi paling utama.Tubuh kita harus
mengkonsumsi karbohidrat dan lemak dengan kebutuhan yang sesuai tidak berlebihan
karena apabila berlebihan akan mengalami gangguan seperti dalam Skenario 6 ini
Peningkatan Trigliserida 180 mg/dl, nilai tersebut memiliki kadar Trigliserida batas
tinggi dimana kadar normalnya harus <150 mg/dl akibatnya mengalami
hipertigliserida dan peningkatan gula darah 250 mg/dl seharusnya kadar gula darah
normal <100mg/dl maka dari itu dalam mengkonsumsi karbohidrat dan lemak
haruslah sesuai dengan kebutuhan.

Daftar Pustaka

1. Marks.D.B, Marks.A.D, Smith C.M. Biokimia Kedokteran Dasar.


Metabolisme Karbohidrat. Jakarta:EGC. 2010 .h.335-42
2. Murray.R.K, Granner.K.D, Mayes. P.A, Rodwell. V.W. Biokim Herper.
Metabolisme Karbohidrat dan lipid. Edisi 24. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; h. 114-290.
3. Lehniger, Albert. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 3. Erlangga;Jakarta:2007.h341-
349.
4. Kumpulan gambar-gambar Metabolisme Karbohidrat. Diunduh dari:
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799308-karbohidrat/ 17 Oktober
2017.
5. Kusumawardhani.A. Akibat Kemurangan dan Kelebihn Lemak. Majalah
Kedokteran Indonesia. 2007. Volume:56, hal 205-208.
6. VivaHealth.Hipertrigliserida.http://vivahealth.co.id/article/detail/11178/hipertr
igliserida.Diakses 18 Mei 2016.Diunduh 17 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai