Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan


terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata
berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa
dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat
pula kebutuhan manusia akan air. Jumlah responden dunia setiap hari
bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996).
Air yang dihasilkan harus memenuhi syarat kualitas yang mencakup syarat
fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sebagaimana standar yang
diberlakukan Departemen Kesehatan RI yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RepublikIndonesia No.492 /Menkes /Per /IV /2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum. Kualitas air didefinisikan sebagai kadar
parameter air yang dianalisis secara teliti sehingga menunjukkan mutu dan
karakteristik air. Mutu dan karakteristik air ditentukan oleh jenis dan sifat-sifat
bahan yang terkandung didalamnya
Air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga harus
jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang
berbahaya bagi kesehatan. Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan
estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan karena adanya tanin
dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning
muda (Slamet, 2004). Menurut Syarfi (2007) mengungkapkan warna coklat
kemerahan pada air gambut merupakan akibat dari tingginya kandungan zat
organik (bahan humus) terlarut terutama dalam bentuk asam humus dan
turunannya. Asam humus tersebut berasal dari dekomposisi bahan organik
seperti daun, pohon atau kayu dengan berbagai tingkat dekomposisi, namun
secara umum telah mencapai dekomposisi yang stabil. Warna akan semakin
tinggi karena disebabkan oleh adanya logam besi yang terikat oleh asamasam
organik yang terlarut dalam air tersebut. Air gambut mengandung senyawa
organik.
Kadar air tanah gambut berkisar 100 – 1.300% dari berat keringnya
(Mutalib et al., 1991). Artinya bahwa gambut mampu menyerap air sampai 13
kali bobotnya, sehingga gambut dikatakan bersifat hidrofilik. Kadar air yang
tinggi menyebabkan BD menjadi rendah, gambut menjadi lembek dan daya
menahan bebannya rendah (Nugroho et al., 1997; Widjaja-Adhi, 1988).

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui cara pemeriksaan terhadap nilai pH, DO, TDS, EC,
ORP, BOD dan COD pada air rawa gambut dalam hubungannya dengan
kesehatan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Mampu dan terampil dalam pemeriksaan nilai pH, DO, TDS, EC,
ORP, BOD dan COD
1.3.2 Memahami persyaratan baku mutu kesehatan air
1.3.3 Mengetahuai dan memahami hasil pemeriksaan nilai pH, DO, TDS,
EC, ORP, BOD dan COD untuk dapat memberikan edukasi pada
masyarakat secara langsung.
BAB III
PELAKSANAAN

3.1 Alat dan bahan


Bahan yang digunakan adalah :
 Air rawa gambut
 Aquades.
Peralatan yang digunakan adalah :
 Alat ukur
 pH-meter
 DO-meter
 TDS
 EC
 ORP
 BOD
 COD portable
 Gelas Aqua
 Tissue
3.2 Metode Pelaksanean
Langkah-langkah pelaksaan praktikum:
1. Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan untuk praktikum
2. Menyiapkan standar balu mutu keseahatan lingkungan untuk air, form
lembarpengematan pengamatan dan fom laporan hasil pengukuran.
3. Melakukan pengukuran dilakukan air gambut menggunakan alat ukur
(pH-mater, DO-meter, TDS, EC, ORP, BOD dan COD portable) dengan
bantuan gelas Aqua dan tisue.
4. Memeriksa nilai yang terukur pada atat
5. Mencatat den memasukkan nilai hasil pemeriksaan dalam form lembar
pangamatan dan meminta persetujuan pengampu mata kuliah.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.No.492/Menkes/Per/IV/2010/2010.tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum.
 Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
 Suriawiria, U. 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar
Pengolahan Buangan Secara Biologis. Penerbit Alumni : Bandung
 Syarfi, S. H. 2007. Rejeksi Zat Organik Air Gambut Dengan
Membran Ultrafiltasi. Jurnal Sains dan Teknologi, Jakarta, Vol.
XII, Hal. 9- 14

Anda mungkin juga menyukai