Oleh:
Lolita Divaprilia, S.Ked
206100802039
Penguji
Astri Widiarti, S.Farm.,Apt.,M.Kes
1
LEMBAR PENGESAHAN
STATUS UJIAN IKM
OLEH :
Penguji
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penyusunan dapat menyelesaikan naskah
ujian status IKM yang berjudul “ Pelatihan Pembuatan Alat Perangkap Nyamuk
Ramah Lingkungan (Ovitrap) Sebagai Upaya Pengendalian Vektor dalam
Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kayon”
yang dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya. Penulis sadar bahwa
dalam proses penulisan laporan ini banyak mengalami kendala, namun berkat
bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan kasih dari Allah SWT
sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................3
DAFTAR ISI…………………………………………………………..………4
BAB I..................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................6
1.1 Data Umum.......................................................................................6
1.1.1 Batas Wilayah...........................................................................6
1.1.2 Keadaan Tanah dan Iklim.........................................................7
1.1.3 Jangkauan Transportasi.............................................................8
1.1.4 Jumlah Penduduk......................................................................8
1.1.5 Distribusi Penduduk..................................................................9
1.1.6 Lingkungan Perumahan...........................................................12
1.1.7 Air Bersih................................................................................13
1.1.8 Pengelolaan Limbah................................................................13
1.1.9 Sarana dan Prasarana...............................................................13
1.2 Gambaran Puskesmas Kayon..........................................................14
1.3 Sarana dan Prasarana Pendukung...................................................27
1.4 Tenaga Kesehatan...........................................................................28
1.5 Sumber Dana...................................................................................30
1.6 Program Kerja Puskesmas..............................................................31
1.7 Data Khusus....................................................................................33
BAB II..............................................................................................................39
PERMASALAHAN........................................................................................39
2.1 Identifikasi Masalah........................................................................39
2.2 Identifikasi Penyebab Masalah.......................................................39
2.3 Prioritas Masalah............................................................................40
4
BAB III.............................................................................................................44
PEMBAHASAN..............................................................................................44
3.1 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)....................................45
3.2 Penyebab DBD................................................................................45
3.3 Mekanisme penularan DBD............................................................46
3.5 Vektor Penyakit DBD.....................................................................46
3.6 Morfologi dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti.....................46
3.7 Tempat Pembiakan Nyamuk Aedes aegypti...................................47
3.8 Ovitrap............................................................................................48
BAB IV.............................................................................................................50
PEMECAHAN MASALAH...........................................................................50
4.1 Alternatif Pemecahan Masalah.......................................................50
4.2 Prioritas Pemecahan Masalah.........................................................52
4.3 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah...................................53
BAB V..............................................................................................................56
PENUTUP........................................................................................................56
5.1 Kesimpulan.....................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................57
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Data Umum
1.1.1 Batas Wilayah1
Puskesmas Kayon berada di Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya
yang terletak di Jl. Rajawali No. 35 Palangka Raya – Kalimantan Tengah, Kode
Pos 73112 telepon (0536) 3239273 fax ( 0536 ) 3239273. Luas wilayah UPT
Puskesmas Kayon adalah 237,12 Km2, yang terdiri dari Kelurahan Bukit Tunggal
dan semua wilayah bisa ditempuh dengan jalur darat. Batas – batas wilayah dari
UPT Puskesmas Kayon adalah:
6
Gambar 1.1. Peta Wilayah UPT Puskesmas Kayon
Wilayah kerja UPT Puskesmas Kayon meliputi daerah perumahan yang padat
penduduk (Kompleks Perumnas, Jl. Paus, Jl. Sapan, Jl. Bandeng dan Jl. Hiu Putih)
dan daerah pengembangan kota dengan sebaran penduduk yang terpecah-pecah
(Jl. Badak dan Jl. Banteng).
7
persentase lamanya penyinaran matahari rata-rata 45,0 (%). Faktor keadaan iklim
ini sangat berpengaruh terhadap munculnya penyakit seperti diare, DBD (demam
berdarah dengue), dan ISPA yang cenderung dipengaruhi oleh iklim dan akan
mewabah di musim musim tertentu.
8
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Laki-Laki Perempuan
9
A. Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas Wilayah dan Jenis Kelamin
Tabel 1.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas di Kelurahan Bukit Tunggal
tahun 2018
Jumlah Penduduk
No Kepadatan Kategori
(Jiwa)
1. 48.737 205,5 jiwa/km2 Kurang Padat
10
Kelurahan
No. Kelompok Usia (Tahun)
Bukit Tunggal Persentase
1. Bayi dan Balita (0-4th) 5.647 11,6 %
2. Anak Sekolah (5-9th) 4.715 9,7 %
3. Remaja (10-19th) 9.019 18,5 %
4. Usia 20-44 tahun 18.972 38,9 %
5. Usia 45-59 tahun 6.513 13,4 %
6. Usia 60-69 tahun 2.892 5,9 %
7. Usia 70-75 tahun 823 1,7 %
8. Usia >75 tahun 156 0,3 %
Jumlah 100
11
1. Petani 851 15,79 %
2. PNS 1.782 33,06 %
3. Peternak 125 2,31 %
4. Montir 75 1,39 %
5. Dokter Swasta 15 0,27 %
6. Perawat Swasta 125 2,31 %
7. Bidan Swasta 25 0,46 %
8. TNI 580 10,76 %
9. POLRI 290 5,38 %
10. Pedagang Keliling 408 7,57 %
11. PRT 195 3,61 %
12. Pengacara 35 0,64 %
13. Notaris 17 0,31 %
14. Karyawan Perusahaan Swasta 383 7,10 %
15. Karyawan Perusahaan 64 1,18 %
Pemerintah
16. Pensiunan / Purnawirawan 395 7,32 %
17. Jasa Pengobatan Alternatif 24 0,44 %
Jumlah 5.389 100%
12
1.1.7 Air Bersih
Sumber air bersih yang digunakan masyarakat untuk air minum rumah
tangga di wilayah kerja Puskesmas Kayon menggunakan air tanah, air ledeng dan
air dam. Untuk persentase penggunaan air ledeng sebesar 7 %, penggunaaan air
tanah sebesar 92,2 %, dan penggunaan air dam sebesar 0,8 %. Kualitas air tanah,
air ledeng, air dam baik, tidak berbau dan tidak berwarna.
13
Tabel 1.9 Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kayon tahun
2020
Dari data sarana dan prasarana ini, untuk pelaksanaan program yang ada di
wilayah kerja serta penyuluhan adalah menggunakan sarana kesehatan yang ada
di masyarakat seperti rumah penduduk dan sekolah-sekolah.
14
1.2.2 Sarana Kesehatan
1) Sarana Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan pada tahun 2020 di
wilayah Puskesmas Kayon, antara lain :
a) Milik Pemerintah Kota Palangka Raya, yaitu :
a) 1 buah Puskesmas Induk Kayon.
b) 5 buah Puskesmas Pembantu
c) 20 buah Posyandu Balita
d) 12 buah Posyandu Lansia
e) 6 buah Posbindu
b) Milik swasta 15 buah, yaitu 15 buah praktek bidan mandiri.
2) Sarana Farmasi
15
laboratorium kesehatan dasar, namun apabila memerlukan
pemeriksaan laboratorium dapat diarahkan ke Puskesmas Induk.
3) Upaya Pelayanan Kesehatan
16
n) Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Catin
d) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuannya untuk meningkatkan mutu gizi serta konsumsi pangan melalu
upaya perbaikan gizi masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan yaitu :
a) Pelayanan Posyandu Balita
b) Pemantauan Balita Berat Badan Kurang
c) Intervensi Balita dengan Status Gizi Bermasalah
d) Pemberian Vitamin A di TK
e) Pemberian Vitamin A di Posyandu
f) Penyuluhan STMB Stunting
g) Pemberian Tablet FE pada Remaja Putri
h) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi dann Balita di Posyandu
i) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak TK/RA
j) Penilaian Lulus ASI Eksklusif 6 Bulan
k) Surveilen Gizi di Posyandu
l) Surveilen Gizi di PMB
e) Imunisasi
Imunisasi merupaka program pencegahan penyakit menular yang
diterapkan dengan memberikan vaksin sehingga orang tersebut resisten
terhadap penyakit tersebut.
Bentuk-bentuk kegiatan program imunisasi ialah:
a) Pelayanan imunisasi di Posyandu
b) Penyuluhan Imunisasi Lanjutan di Posyandu
c) Imunisasi BIAS/ Campak
d) Sweeping BIAS Campak
e) Imunisasi BIAS DT-TD
f) Sweeping BIAS DT-TD
g) Pembinaan dan Koordinasi ke Praktik Bidan dan Rumah Sakit Betang
Pambelum
h) Pembinaan dan Koordinasi di Pustu
i) Follow Up Drop Out Imunisasi
17
j) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak TK/RA
k) Pendampingan & Pemasangan Stiker Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
l) Pemetaan Bumil & Kantong Persalinan
m) Pendampingan Kelas Ibu Balita
n) Pendampingan Kelas Ibu Hamil
o) Pemantauan Bumil Risti
p) Pemantauan Bufas Risti
q) Pemantauan Neonatus Risti
r) Penyuluhan ASI Eksklusif di Posyandu
s) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di Sekolah.
t) Pelacakan AMP (Audit Maternal Peritanal)
u) Supervisi dan Monitoring Bidan Pustu
v) Supervisi dan Monitoring BPM.
f) Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan dicapai melalui berbagai kegiatan, beberapa
diantaranya ialah:
a) Penyehatan Air
b) Hygine dan Sanitasi Makanan dan Minuman
c) Penyehatan Tempat Pembuangan Limbah
d) Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban Keluarga
e) Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
f) Klinik Sanitasi
g) Pengendalian Vektor
h) Inspeksi Keliling Depot Air Minum
i) Inspeksi Keliling TPM
j) Inspeksi TTU di Sekolah
k) Inspeksi TTU di Pasar
l) Penyuluhan STBM di Posbindu dan Posyandu
m) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
n) Advokasi ke RT, Lurah, Camat, dan Kuramil
g) Upaya Promosi Kesehatan
18
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial
budaya setempat dan didukungoleh kebijakan public yang berwawasan
kesehatan
Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah :
a. Penyuluhan PHBS ke TK
b. Penyuluhan PHBS ke SD
c. Penyuluhan PHBS ke SMP dan SMA
d. Penyuluhan PHBS Rumah Tangga di Posyandu Balita dan Posbindu
e. Penyuluhan GERMAS SMP, SMA, Posyandu Balita, Lansia dan
Posbindu
f. Pembinaan Kantin Sehat
g. Sosialisasi Sismantik dan Memantau Kegiatan Sismantik
h) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya penegahan dan pemberantasan penyakit merupakan suatu usaha
untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas), kematian (mortalitas)
dan kecacatan Penduduk.
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dengan
beberapa kegiatan yaitu :
a) PMO TB Paru
b) Kontak Serumah TB Paru
c) Pelacakan Penderita TB Mangkir
d) Kunjungan Tatalaksana Pneumonia Balita
e) Kunjungan Tatalaksana Diare
f) Kunjungan Tatalaksana Campak
g) Kunjungan Tatalaksana Tipoid
h) Kunjungan Tatalaksana IMS
i) Kunjungan Rumah Pasien ODGJ
j) Pemeriksaan Berkala (Mobile VCT)
k) Penyuluhan DBD
l) Penyuluhan IMS-HIV-AIDS di Sekolahdi Posyandu
19
m) Penyuluhan Kesehatan Jiwa
n) Penyuluhan Hepatitis di Posyandu
o) Posbindu di Sekolah
p) Pelayanan Posbindu di Masyarakat
q) Pemeberian Obat Cacing di Posyandu dan TK
r) PE Kasus Berdampak KLB/Wabah Penyakit Menular
s) Penyuluhan Keliling DBD
t) Follow Up IVA
u) Follow Up Kusta
v) Kontak Serumah Penderita Kusta
w) Follow Up Pasien Jiwa Post Pengobatan Rumah Sakit
x) Monev Perda KTR di SD dan TK
y) Verifikasi Alert SKDR Pustu
z) Penjamah Makanan
aa) Pendampingan Pasien ke Rumah Sakit
i) Upaya UKS-UKGS
Termasuk upaya preventif sebagai strategi untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat terutama anak-anak sekolah.
Upaya UKS – UKGS dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu:
a) Sikat Gigi Masal pada SD/MI
b) Sikat Gigi Masal pada TK/RA
c) Pembinaan UKS/ UKG
UKM Pengembangan
a) Upaya Kesehatan Lansia
Bertujuan untuk menyediakan pelayanan Kesehatan lanjut usia yang
bermutu dan berkesinambungan di puskesmas.
b) Upaya Kesehatan Pencegahan Penyakit Tidak Menular/ Prolanis
Kegiatan yang bersifat pencegahan dengan bentuk kegiatan scrining
dan olahraga.
c) Upaya Kesehatan Remaja (PKPR)
Bentuk pelayanan Kesehatan remaja ini diwujudkan dalam Penyuluhan
20
Kesehatan reproduksi remaja, konseling remaja dan penjaringan anak
sekolah.
d) Upaya Kesehatan Sekolah
Bertujuan untuk meningkatkan kesehatan siswa dan lingkungan
sekolah. Bentuk kegiatannya adalah penyuluhan kepada siswa,
penyehatan lingkungan, pembinaan sekolah sehat, dokter kecil, UKS/
UKGS
e) Upaya Kesehatan Olahraga
Bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui olahraga.
f) Upaya Kesehatan Kerja
Tujuannya merupakan sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan
lingkungan kerja. Beberapa kegiatan Upaya Kesehatan Kerja yaitu:
1. Pelayanan Kesehatan K3
2. Pembinaan Kader Post UKK
3. Pemantauan dan Pendataan Usaha Rumahan
g) Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji
Kegiatan ini merupakan syarat wajib pemeriksaan Kesehatan tingkat 1
di puskesmas untuk menilai status Calon Jemaah Haji.
B) Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya Kesehatan Perorangan merupakan serangkaian kegiatan pelaanan
Kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pegurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan Kesehatan
perseorangan
a) Angka Kematian (Mortalitas)
b) Angka Kesakitan (Morbiditas)
21
2) Data Dasar Puskesmas
22
menunjukkan bahwa Puskesmas Kayon belum memenuhi standar target ratio
dokter gigi per 100.000 penduduk.
k) Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga keperawatan di Puskesmas Kayon pada tahun 2020
dapat dilihat pada Tabel 1.11 berikut ini.
Tabel 1.11 Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Puskesmas Kayon Kota
Palangka Raya Pada Tahun 2020
23
Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,
untuk jenis tenaga kesehatan bidan targetnya sebesar 120 atau 1 orang bidan
melayani 833 orang. Berdasarkan hal tersebut, untuk wilayah kerja Puskesmas
Kayon dengan jumlah penduduk 49.028 dibutuhkan 58 bidan. Berdasarkan data
yang didapat, jumlah bidan di wilayah kerja Puskesmas Kayon sebanyak 23 orang
atau 1 orang bidan melayani 2.131. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas
Kayon belum memenuhi standar target ratio bidan per 100.000 penduduk.
l) Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga kefarmasian di Puskesmas Kayon pada tahun
2020 dapat dilihat pada Tabel 1.12 berikut ini.
Tabel 1.12 Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Puskesmas Kayon Kota
Palangka Raya Pada Tahun 2020
24
Jenis Target Nasional Rasio per 100.000
Jumlah
No. Tenaga Rasio per 100.000 Penduduk di Wilayah
Aktual
Medis Penduduk Kerja Puskesmas Kayon
1. Tenaga Gizi 14 7 1
25
tenaga kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk.
o) Jumlah dan Rasio Tenaga Sanitasi di Sarana Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga sanitasi di Puskesmas Kayon pada tahun 2020 dapat
dilihat pada Tabel 1.15 berikut ini.
Tabel 1.15 Jumlah dan Rasio Tenaga Sanitasi di Puskesmas Kayon Kota
Palangka Raya Pada Tahun 2020
26
j. Ruangan Tumbuh Kembang
k. Ruangan Poli Gizi/Penimbangan
l. Ruangan Imunisasi
Tabel 1.16 Sarana dan Prasarana Kegiatan Puskesmas Kayon Tahun 2018
27
Nama Sarana dan Kondisi
No Prasarana Keterangan Σ Baik Rusak Rusak
Ringan Berat
1. Gedung Puskesmas Tempat Pelayanan 1 1 - -
Induk Kesehatan
2. Gedung Puskesmas Tempat Pelayanan 5 5 - -
Pembantu Kesehatan
3. Sepeda Motor Digunakan Tenaga 2 3 1 2
Kesehatan
4. Puskesmas Tempat Pelayanan 1 1 - -
Keliling Roda 4 Kesehatan
5. Rumah Dinas Dapat digunakan 4 4 - -
6. Mobil Ambulance Dapat digunakan 2 2 - -
Dari data di atas, maka sarana dan prasarana di Puskesmas Kayon termasuk
lengkap. Penggunaannya serta aplikasi di lapangan juga sesuai dengan keperluan
puskesmas.
1.4 Tenaga Kesehatan
Karyawan Puskesmas Kayon sebanyak 72 orang dengan distribusi sebagai
berikut ini.
Tabel 1.17 Jumlah Karyawan Puskesmas Kayon
1. Dokter Umum 5
2. Dokter Gigi 2
3. Perawat Umum 12
4. Perawat Gigi 4
5. Bidan 23
6. Gizi 1
7. Apoteker 2
8. Asisten Apoteker 2
9. Analis 2
28
10. Promkes 2
11. Sanitarian 2
12. Administrasi Umum 12
13. TKS IT 1
14. Cleaning Service 4
Total 72
Dari tabel di atas jumlah tenaga kerja di Puskesmas Kayon dari komposisi
tenaga kerjanya sudah lengkap karena sudah ada serta mampu untuk mencukupi
pelayanan dasar di Puskesmas.
Tabel 1.18 Jabatan Pegawai Puskesmas Kayon Tahun 2020
No
Nama Jabatan
.
1 dr. Hendy Fahlevi Diputra Kepala UPT Puskesmas Kayon
2. Nomi Norita, SKM Penanggung Jawab UKM Pokok/ Esensial
dan Perawatan Kesehatan Masyarakat
3. dr. Elsa Marliska Penanggung Jawab UKM Pengembangan
4. drg. Wang Yenny Mariani Penanggung Jawab UKP Kefarmasian dan
Laboratorium
5. Priyatin Sakdiyah A.Md.Kep Penanggung Jawab Jejaringan Pelayanan
Kesehatan dan Jejaring Puskesmas
6. Masitoh, A.Md.KL Penanggung Jawab Mutu
2 Nomi Norita, SKM Promosi Kesehatan
3 Masitoh, A.Md.KL Kesehatan Lingkungan
4 Noor Izzati Rosana Kesehatan Ibu dan Anak
5 Asiwei E. Tigoi, SST, M.Kes Upaya Gizi
6 Sri Wulandari Tahan, S.Kep, Ners Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
7 Supratini, A.Md.Kep Perawatan Kesehatan Masyarakat
8 dr. Elsa Marliska Kesehatan Jiwa
9 Kristalili, S.Kep Kesehatan Haji
10 Ermayani, S.Tr.Keb Kesehatan Olahraga
11 Ermayani, S.Tr.Keb Kesehatan Kerja
12 Hertati Sinta, S.Tr.Keb PKPR
13 Martha, SKM Kesehatan Usia Lanjut
14 Sri Malayahati, AMKG Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
29
15 dr. Maryana L. Bumbungan Pemeriksaan Kesehatan Umum
16 Sri Wulandari Tahan, S.Kep, Ners Ruang Manajemen Terpadu Balita Sakit
17 Kristalili, S.Kep Ruang Tindakan
18 drg. Wang Yenny Mariani Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
19 Asiwei E. Tigoi, SST, M.Kes Pemeriksaan KIA-KB
20 Anastasia Evi Wahyuni, A.Md. Gizi Gizi
21 Yunita, S.ST, M.Keb Imunisasi
22 Evlipina, S.Farm, APT Farmasi
23 Ririn Widayati Laboratorium
24 Yusmince Hatniaty, A.Md.Kep Ruang Pemeriksaan TB dan Kusta
25 Sih Winarti, A.Md.Keb Pustu Pondok Cahaya Mas
26 Rabiatul Adawiyah, A.Md. Keb Pustu Lestari
27 Ester Nivayanti, A.Md. Keb Pustu Komplek Pemda KM.7
28 Bertono, A.Md.Kep Pustu Komplek Pemda KM.10
29 Leolisa Agustina, S.ST Pustu Bumi Palangka II
Dari data jabatan pegawai di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan jabatan-jabatan yang ada di Puskesmas sudah dijabat oleh orang-
orang yang tepat dan sesuai dengan kompabilitas dan kompetensi per individu
direlasikan dengan pendidikannya.
30
Dana JKN bersumber dari DPA Murni dan DPA Perubahan yang digunakan
untuk Upaya Kesehatan Masyarakat, Operasional Puskesmas, dan Manajemen
Puskesmas
31
Hari dan jam pelayanan Puskesmas Kayon :
Puskesmas Kayon melakukan pelayanan setiap hari Senin sampai Sabtu.
Waktu Kerja Puskesmas Kayon tahun 2020 yaitu :
Senin – Kamis : Pukul 07.00 – 14.00 WIB
Jumat : Pukul 07.00 – 10.30 WIB
Sabtu : Pukul 07.00 – 11.45 WIB
Waktu Pelayanan untuk loket pendaftaran Puskesmas Kayon tahun
2020 yaitu :
Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 11.00 WIB
Jumat : Pukul 07.30 – 10.00 WIB
Sabtu : Pukul 07.30 – 10.30 WIB
e) Jaringan dan Jejaring Puskesmas
Puskesmas Kayon Mempunyai Jaringan Puskesmas, meliputi :
a. PUSTU ( Puskesmas Pembantu):
1) Lestari
Pustu Lestari merupakan jaringan UPT Puskesmas Kayon, berada di daerah
perumahan. Yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di
daerah Kelurahan Bukit Tunggal, beralamat di Jl. Lumba-Lumba no.47 C.
2) Pondok Cahaya Mas
Puskesmas Pembantu Pondok Cahaya Mas merupakan jaringan UPT
Puskesmas Kayon selain Pustu Lestari, terletak di pinggir salah satu jalan
protokol Palangka Raya. Beralamat lengkap di Jl. Rajawali Km. 4,5
No.122
3) KM 7
Puskesmas Pembantu KM7 merupakan jaringan UPT Puskesmas Kayon yang
terletak di Jl. Hiu Putih VII
4) Bumi Palangka II
Puskesmas Pembantu Bumi Palangka II merupakan jaringan UPT Puskesmas
Kayon yang terletak di Jl. Manyar III No. 04
5) Pemda KM 10
Puskesmas Pembantu Pemda KM 10 merupakan jaringan UPT Puskesmas
Kayon yang terletak di Jl. Merdeka
Puskesmas Kayon Mempunyai Jejaring, meliputi:
32
a. Pendidikan
1. TK/RA sebanyak 30 buah
2. SD sebanyak 15 buah
3. SMP sebanyak 6 buah
4. SMU sebanyak 3 buah
b. Pos Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Posyandu Balita sebanyak 20 buah
2. Posbindu sebanyak 6 buah
3. Posyandu Lansia sebanyak 12 buah
c. Praktik Mandiri Bidan sebanyak 15 buah
33
Dermatitis Kontak Alergi
Pebris
Mialgia
Gastritis
Gangguan Perkembangan dan Eropsi
Gigi
HHD
Hipertensi Esensial
ISPA
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
34
10 Pemakaian Obat Terbanyak
UPT PKM Kayon Tahun 2020
40,000
30,000
20,000
10,000
0
g ) g g -E et l ) g
m EX 2 m m in bl xo B6 m
00 -PL B1 50 00 m Ta r o in 4
5 B in b 5 ia ro
b m on
ol ON ita
m ta ilin Th po Am Vita isol
m R C c
ta LIV e(
V in ox
y Am e( dn
ase n / in am m x in P re
r i t o
Pa m m Vi A
rid eti
l
iv ta bala a t/ P y M
ul
ti co rb
M yan s ko
C A
a m
As
12,520
12,510
12,500
12,490
12,480
12,470
12,460
12,450
Kunjungan Pasien BPJS Kunjungan Pasien
Umum
35
Tabel 1.21. Hasil Kegiatan dan Indikator Upaya Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Kayon Tahun 2021
No Variabel Target Satuan Target Capaian Persentase Kinerja
Sasaran Cakupan
1 Penyehatan air Sarana 372 344 92% Belum
tercapai
2 Hygiene dan Tempat 70 21 30% Belum
sanitasi makanan pengelolaan tercapai
dan minuman makanan (87)
Depot air 54 54 100% Tercapai
minum (54)
36
berbasis
masyarakat
(STBM)
14 Advokasi ke RT, RT, Lurah, Camat, 4 3 75% Belum
Lurah, Camat, dan Kuramil tercapai
dan Kuramil
Demam berdarah dengue atau yang biasa disingkat DBD adalah suatu
penyakit infeksi yang dapat menyerang segala usia terutama pada anak-anak.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi dari virus dengue hingga dapat menjadi
demam akut.2 Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang telah terinfeksi oleh
salah satu dari empat tipe virus dengue dengan gejala demam, nyeri sendi dan/atau
nyeri otot yang disertai limfadenopati, leukopenia, ruam, trombositopenia dan
diathesis hemoragik.3-4 Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk betina genus
Aedes yang terinfeksi saat menghisap darah.5 Aedes sp. berkembangbiak dengan
cara bertelur di permukaan air, baik itu berupa genangan maupun berada
dipenampungan air. Perkembangan Aedes sp. membutuhkan waktu sekitar 10 hari
untuk menjadi nyamuk dewasa.6
Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit dengan angka
kematian yang terbilang tinggi di Indonesia sampai sekarang. Selama tahun 2020
tercatat sebanyak 103.509 penderita DBD yang terjadi di 34 provinsi mencapai
725 orang meninggal dunia. Dibandingkan dengan angka pada tahun 2018 yang
tercatat 65.602 penderita DBD dengan 467 orang meninggal, angka tersebut dua
kali lebih tinggi.7 Sedangkan tingkat penyakit demam berdarah dikota Palangka
Raya pada tahun 2017 sebanyak 160 kasus, tahun 2018 sebanyak 356 kasus, tahun
2019 terdapat 97 kasus dan tahun 2020 sebanyak 89 kasus. Di wilayah Puskesmas
Kayon, kasus terbanyak dalam 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2018, dengan 93
kasus DBD.8 Untuk kejadian DBD pada tahun berikutnya cenderung menurun dan
pada awal tahun 2022 mengalami peningkatan kembali mencapai 16 pasien
selama 2 bulan pertama. Sehingga penyakit DBD tetap harus mendapatkan
perhatian khusus agar KLB tidak lagi terjadi.
37
Dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di wilayah kerjanya,
Puskesmas Kayon telah merencanakan beberapa program dan upaya penanganan
DBD. Salah satunya adalah penyuluhan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN). Namun, peran serta masyarakat dalam PSN sangatlah rendah. Pengelolaan
sampah belum berjalan sesuai ketentuan, hal ini terlihat dari sampah anorganik
yang belum terkelola dengan baik akan berpotensi sebagai perindukan vektor.
Selain itu, penyemprotan insektisida perlu kehati-hatian karena zat kimianya dapat
terpapar ke bahan makanan, menyebabkan infeksi bagi yang menghirup asapnya,
juga berdampak pada kekebalan nyamuk dewasa, bahkan bisa menjadikan mutan. 2
Oleh karena itu dibutuhkan salah satu metode yang dapat menurunkan populasi
nyamuk tanpa penggunaan insektisida dengan mudah dan efektif yaitu dengan
menggunakan perangkap telur nyamuk (ovitrap).9
Ovitrap adalah perangkat pemantauan paling sederhana dan paling banyak
digunakan untuk Aedes sp. Ovitrap terbukti dapat mengurangi vektor penyebab
demam berdarah.9 Ovitrap merupakan wadah berbahan plastik berisi air yang ditu
tupi jaring, telur-telur akan diletakkan oleh nyamuk di permukaan air. Alat ini
bekerja dengan cara menghambat perkembangbiakan jentik/larva. Sehingga telur
yang berkembang didalam ovitrap tidak dapat keluar dan akan mati.10
38
BAB II
PERMASALAHAN
39
Identifikasi Penyebab Masalah dituangkan dalam kerangka fishbone
dibawah ini:
Terbatas-nya
Petugas Man Money Kurangnya Method
biaya
puskesmas inovasi
operasional
yang masih metode serta
karena
kurang dan optimalisasi
penyaluran
masih di wilayah
dana yang
merangkap kerja
tidak merata
dalam Puskesmas Angka
pada setiap
mengerjakan Kayon pengendalian
program
tugas lain vektor di
wilayah kerja
Puskesmas
Kayon tahun
2021 tidak
Terbatasnya tercapai (0%)
Media untuk
fasilitas untuk
melakukan
menunjang
kegiatan kurang
pengendalian
beragam
vektor
Machine Material
40
morbiditas dan mortalitas serta kecenderungan dari waktu ke waktu.
Importancy terdiri dari :
- Severity (S) : berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah
kesehatan
- Rate of increase (RI) : berat ringannya hambatan jika masalah
tersebut tidak ditangani (semakin berat hambatan, nilai semakin
tinggi)
- Public concern (Pco) : banyak sedikitnya masalah tersebut menjadi
perhatian masyarakat (semakin menjadi perhatian, nilai semakin
tinggi)
P = M.I.V.C
Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari suatu parameter ke
parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter. Interpretasi angka hasil
penilaian adalah sebagai berikut :
A. Besarnya masalah (Magnitude), diberi skor 1-5 yaitu :
41
2. Sebagian kecil masyarakat
2. Tidak murah
3. Cukup murah
4. Murah
5. Sangat murah
Sesuai cara skoring di atas maka prioritas masalah dapat dijabarkan sebagai
berikut :
42
Tabel 2.1 Skoring Prioritas Masalah dengan Metode PAHO-CENDES
Nilai
Kriteria
komposit Ranking
No Masalah
prioritas
M I V C M.I.V.C
1. Man : 4 4 2 3 96 2
Jumlah petugas puskesmas yang
kurang dan masih rangkap tugas
2. Money : 2 3 1 2 12 5
Terbatasnya biaya operasional
karena penyaluran dana yang
tidak merata di setiap program
puskesmas
3. Method : 5 4 2 4 160 1
Kurang nya inovasi metode serta
optimalisasi di wilayah kerja
Puskesmas Kayon
4. Machine : 4 3 2 1 24 4
Terbatasnya fasilitas untuk
menunjang pengendalian vektor
5. Material : 4 3 2 2 48 3
Media kegiatan yang kurang
beragam
43
BAB III
PEMBAHASAN
Lingkungan yang bersih dan sehat identik dengan lingkungan yang jauh
dari unsur kotor dan pengganggu lainnya. Pengganggu ini tidak hanya datang dari
sampah yang berserakan atau tempat yang kumuh, akan tetapi lingkungan yang
bersih juga harus jauh dari unsur hewan pengganggu, vektor, maupun hewan lain
yang akan menambah kekumuhan tempat tersebut dan mengganggu kesehatan
misalnya jentik nyamuk. Jentik nyamuk apabila tumbuh manjadi nyamuk dewasa
menggigit manusia bisa menimbulkan penyakit, misalnya malaria yang
disebabkan gigitan nyamuk.7
Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit dengan angka
kematian yang terbilang tinggi di Indonesia sampai sekarang. Selama tahun 2020
tercatat sebanyak 103.509 penderita DBD yang terjadi di 34 provinsi mencapai
725 orang meninggal dunia. Cara yang dianggap efektif dan tepat dalam
pencegahan dan pemberantasan DBD saat ini adalah dengan mengendalikan
vektor penyebabnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengontrol
vektor nyamuk, baik secara kimiawi maupun natural. Penyemprotan insektisida
perlu kehati-hatian karena zat kimianya dapat terpapar ke bahan makanan,
menyebabkan infeksi bagi yang menghirup asapnya, juga berdampak pada
kekebalan nyamuk dewasa, bahkan bisa menjadikan mutan.10,11 Oleh karena itu
dibutuhkan salah satu metode yang dapat menurunkan populasi nyamuk tanpa
penggunaan insektisida yaitu dengan menggunakan perangkap nyamuk (ovitrap).
Penggunaan perangkap nyamuk (ovitrap) merupakan salah satu metode
pengendalian Aedes sp. yang cukup efektif tanpa menggunakan bahan insektisida
dan berhasil dalam menurunkan densitas vektor di beberapa negara. Pada awalnya
ovitrap dikembangkan untuk survei Ae. aegypti di Amerika. Kemudian digunakan
oleh Central for Diseases Control and Prevention (CDC) untuk surveilans Ae.
aegypti. Di Singapura, ovitrap berhasil diaplikasikan untuk mengontrol penyakit
DBD dengan memasang 2.000 ovitrap di daerah-daerah yang endemis DBD.9
Ovitrap dapat dipasang di kamar mandi atau dekat tandon air. Telur yang muncul
dibuang setiap hari, Setelah 4 minggu berjalan, tidak ditemukan lagi larva di
44
tandon air lainnya. Tujuan dikembangkannya alat ini adalah untuk mendapatkan
ovitrap yang sederhana, murah, dan efektif.
Hal ini di harapkan menjadi sarana serta metode baru dalam pelaksaan
pengendalian vektor sehingga dapat menghentikan penyebaran nyamuk DBD di
wilayah kerja Puskesmas Kayon.
45
3.3 Mekanisme penularan DBD
Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina.
Nyamuk ini mendapat virus Dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang
yang sakit DBD atau tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus
Dengue. Orang yang mengandung virus Dengue tetapi tidak sakit dapat pergi
kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada
nyamuk Aedes aegypti. Virus Dengue yang terhisap akan berkembang biak dan
menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. Bila nyamuk
tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan berpindah bersama
air liur nyamuk. Apabila orang yang ditulari tidak memiliki kekebalan (umumnya
anak- anak) maka ia akan menderita DBD. Nyamuk yang sudah mengandung
virus Dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain. Dalam
darah manusia, virus Dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih
kurang minggu.3
46
sisik-sisik sayap (wing scales) yang letaknya mengikuti vena. Pada pinggir sayap
terdapat sederetan rambut yang disebut fringe. Abdomen berbentuk silinder dan
terdiri dari 10 ruas. Dua ruas yang terakhir berubah menjadi alat kelamin.
Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki (heksapoda) yang melekat pada toraks dan
tiap kaki terdiri atas 1 ruas femur, 1 ruas tibia dan 5 ruas tarsus.4
a. Telur
Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur di atas permukaan air satu per satu. Telur
dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman.
Namun, bila air cukup tersedia, telur-telur biasanya menetas 2-3 hari sesudah
diletakkan. 2
b. Larva
Telur menetas menjadi larva atau sering disebut dengan jentik. Larva nyamuk
memiliki kepala yang cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup jelas.
Untuk mendapatkan oksigen dari udara, larva nyamuk Aedes aegypti biasanya
menggantungkan tubuhnya agak tegak lurus dengan permukaan air. Kebanyakan
larva nyamuk menyaring mikroorganisme dan partikel-partikel lainnya dalam air.
Larva biasanya melakukan pergantian kulit sebanyak empat kali dan berpupasi
sesudah 7 hari. 2
c. Pupa
Setelah mengalami pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa berbentuk
agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam air terutama bila
diganggu. Bila perkembangan pupa sudah sempurna, yaitu sesudah 2 atau 3 hari,
maka kulit pupa pecah dan nyamuk dewasa keluar dan terbang.2
47
3.8 Ovitrap
Ovitrap adalah perangkat pemantauan paling sederhana dan paling banyak
digunakan untuk Aedes sp.9 Ovitrap terbukti dapat mengurangi vektor penyebab
demam berdarah.10 Ovitrap merupakan wadah berbahan plastik berisi air yang
ditutupi jaring, telur-telur akan diletakkan oleh nyamuk di permukaan air.14 Alat
ini bekerja dengan cara menghambat perkembangbiakan jentik/larva. Sehingga
telur yang berkembang didalam ovitrap tidak dapat keluar dan akan mati.
Pembuatan ovitrap sangat mudah dan ramah lingkungan. Bahan dasar
pembuatannya dapat menggunakan bahan-bahan bekas yang mudah ditemukan di
lingkungan sekitar seperti ember atau wadah dan plastik bekas. Sehingga sangat
mudah digunakan dan didapatkan oleh semua kalangan. Selain itu ovitrap
menggunakan wadah plastik bekas dapat mengurangi sampah yang susah diurai
dan dijadikan sesuatu yang berguna. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan
ovitrap adalah:
1. Ember hitam atau gelas plastik
2. Air bersih
3. Kasa nyamuk
4. Tali pengikat
Cara pembuatan ovitrap:
1. Pasang kasa nyamuk pada ember (di ikatkan)
2. Isi air sampai 1/3 kasa tergenang air (±150-200 ml)
3. Tempatkan pada area gelap yang disukai nyamuk
Ovitrap diletakkan di tempat tempat gelap seperti sudut rumah yang redup
dimana tempat tersebut sering terdapat nyamuk. Seperti dapur, kamar tidur dan
gudang-gudang serta bisa juga di sudut-sudut kamar mandi. Pada penelitian
sebelumanya yang dilakukan di malaysia11, telah dilakukan pemasangan ovitrap
pada dua tempat yang berbeda yaitu di dalam ruangan (indoor) dan di luar
ruangan (outdoor). Hasil yang didapat telur nyamuk yang terperangkap di dalam
ovitrap indoor lebih banyak untuk jenis Aedes aegypti. Sedangkan pada ovitrap
outdoor lebih banyak telur Aedes albopictus. Hal ini dikarenakan Aedes aegypti
48
lebih suka tinggal didekat manusia (didalam ruangan) sedangkan Aedes
albopictus lebih suka hidup di luar ruangan seperti di semak-semak.
49
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
4.1 Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam upaya meningkatkan program pengendalian vektor pada wilayah
kerja Puskesmas Kayon diperlukan pemecahan masalah yang dapat dianalisis
dengan metode SWOT.
Tabel 4.1 Hasil Analisis SWOT Berdasarkan Data Demografi dan temuan di
Lapangan
Kekuatan (Strengh) Kelemahan (Weakness)
50
Tabel 4.2 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah
S W
51
4.2 Prioritas Pemecahan Masalah
Alternatif masalah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Alternatif Pemecahan Masalah
No Permasalahan Alternatif
52
4.3 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah
Adapun rencana tindakan pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Perencanaan (planning)
a. Tujuan: Tujuan umum dari kegiatan ini adalah meningkatkan angka
capaian pengendalian vektor di Puskesmas Kayon
b. Pembentukan panitia pelaksana pelatihan pembuatan ovitrap
c. Menentukan sasaran kegiatan: para ketua RT dan masyarakat usia
produktif (15-44 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Kayon
d. Menyusun kegiatan pelatihan dan pendampingan pada masyarakat
e. Menyusun jadwal
f. Menentukan pemberi materi pelatihan: Pemegang program bagian
kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas Kayon
g. Menentukan perangkat yang diperlukan: modul, perangkat presentasi
berupa laptop dan proyektor, alat pembuat ovitrap (botol bekas atau
ember, jaring-jaring, tali)
h. Menentukan tempat pelaksanaan kegiatan
i. Menentukan sumber pendanaan : dana operasional tahunan
puskesmas
2. Panitia (comitee)
Terdiri dari panitia pelaksana (organizing comitee) dan panitia
pengawas (steering commitee). OC bertugas mempersiapkan teknis
pelaksanaan seperti susunan acara, anggaran dana, waktu-tempat kegiatan,
dan peralatan. SC bertugas menyusun materi dan melatih pemberi materi.
3. Pengorganisasian
Melakukan pembentukan panitia pelaksana untuk kegiatan yang
telah direncanakan yaitu sebagai berikut:
Penasihat : Kepala Puskesmas Pahandut Pahandut
Ketua : Koordinator program kesehatan lingkungan
Wakil Ketua : Koordinator bagian
53
Sekretaris : 1 orang bidan
Bendahara : Bendahara Puskesmas Kayon
Pemateri : Koordinator program kesehatan lingkungan
4. Pelaksanaan Kegiatan
a. Penyelenggara : Tim kesehatan lingkungan
b. Pelaksana : Petugas klinik sanitasi
c. Sasaran : Masyarakat usia produktif
d. Waktu kegiatan : Sesuai program pemantauan vektor/ dapat
dilakukan pada waktu penyuluhan kesehatan lingkungan di
masyarakat
C. Evaluasi
1. Jangka Pendek
Kegiatan pelatihan pembuatan alat ovitrap dalam upaya meningkatkan
angka capaian pengendalian vektor DBD.
2. Jangka Menengah
Pemantauan vektor dilakukan dengan melihat jumlah nyamuk yang
terperangkap didalam ovitrap
3. Jangka Panjang
Meningkatnya angka capaian pengendalian vektor di wilayah kerja
Puskesmas Kayon.
54
Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Kegiatan pelatihan
pembuatan alat ovitrap
dalam upaya
meningkatkan angka
capaian pengendalian
vektor DBD.
2 Pemantauan vektor
dilakukan dengan
melihat jumlah nyamuk
yang terperangkap
didalam ovitrap
3 Meningkatnya angka
capaian pengendalian
vektor di wilayah kerja
Puskesmas Kayon.
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data di profil Puskesmas Kayon tahun 2021 target pencapaian
Angka Pengendalian vektor di wilayah kerja Puskesmas Kayon belum tercapai.
Melalui metode PAHO-CENDES didapatkan beberapa prioritas masalah yang
menyebabkan Angka Pengendalian Vektor wilayah kerja Puskesmas Kayon
masih rendah. Maka disusunlah pembahasan dan analisis dari masalah prioritas
maupun masalah-masalah lainya. Berdasarkan analisis prioritas pemecahan
masalah menggunakan metode PAHO- CENDES, maka solusi yang paling utama
untuk dilakukan yaitu diadakannya pelatihan pembuatan alat perangkap nyamuk
(ovitrap) yang akan mempermudah pengendalian vektor serta menurunkan angka
kesakitan akibat vektor DBD di wilayah kerja Puskesmas Kayon.
56
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Profil 2020 UPT Puskesmas Kayon. UPT Puskesmas Kayon. 2021.
2. World Health Organization (WHO). Dengue haemorrhagic fever: diagnosis,
treatment, prevention and control. 2nd edition. Geneva : World Health
Organization.[Internet].WHO.2020.Tersedia:https://www.who.int/csr/resources/
publications/dengue/001-11.pdf?ua=1
3. Suyudi A, Fatiqin A, Salim M. Efektivitas Air Rendaman Cabai Merah
(Capsicum annum) Jerami (Oryza sativa) Serbuk Kulit Jengkol (Pithecellobium
lobattum) sebagai Atraktan Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Prosiding Seminar
Nasional Sains Dan Teknologi. 2018;1(1)
4. Nendissa, Rithe A. Gambaran Perilaku Pencegahan 3M Plus terhadap
Kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Putih. Moluccas Health
Journal 1.3, 2019.
5. Ermayana D, Ishak H, and B. H. Hakim. Effect of Ovitrap Modification and
Attractant Substances to the Mosquito Aedes sp. Density base on the Endemicity
in Makassar City. International journal of sciences Basic and
Applied Research 2015;24(3): 236-243..
6. Hidayati L, Hadi UK, Soviana S. Pemanfaatan ovitrap dalam pengukuran
populasi Aedes sp. dan penentuan kondisi rumah. Jurnal Entomologi
Indonesia 2018;14(3): 126.
7. Yuningsih R. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Kejadian
Luar Biasa Demam Berdarah Dengue. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
RI.2019.
8. Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. 2018. Profil Kesehatan Kota
Palangka Raya Tahun 2017.
9. Widoretno N. Comparing Effectiveness of Hay Infusion and Sugar
Fermentation Solution as Ovitrap's Attractans to Aedes aegypti. Qanun
Medika-Medical Journal Faculty of Medicine Muhammadiyah
Surabaya.2018;2(2)
57
10. Pramurditya R, Aris S, Widyanto A. Efektifitas Beberapa Jenis Atraktan
Dalam Menangkap Telur Nyamuk Aedes Sp Di Kelurahan Teluk Kecamatan
Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Buletin
Keslingmas 2017;36(3): 244-254.
11. Mohd Arif AK, et al. Ovitrap Surveillance of Aedes aegypti and Aedes
albopictus in Dengue Endemic Areas in Keramat and Shah Alam, Selangor in
2016. IIUM Medical Journal Malaysia, 2018, 17(3).
58