Anda di halaman 1dari 58

Ujian Status IKM

PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERANGKAP NYAMUK RAMAH


LINGKUNGAN (OVITRAP) SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR
DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS KAYON

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Ujian Kepanitraan Klinik Ilmu


Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Oleh:
Lolita Divaprilia, S.Ked
206100802039

Penguji
Astri Widiarti, S.Farm.,Apt.,M.Kes

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN MASYARAKAT
PALANGKA RAYA
2022

1
LEMBAR PENGESAHAN
STATUS UJIAN IKM

PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERANGKAP NYAMUK RAMAH


LINGKUNGAN (OVITRAP) SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR
DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI WILAYAH
KERJA UPT PUSKESMAS KAYON

OLEH :

Lolita Divaprilia, S. Ked 206100802039

Telah disetujui oleh:

Palangkaraya, April 2022

Penguji

Astri Widiarti, S.Farm.,Apt.,M.Kes

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penyusunan dapat menyelesaikan naskah
ujian status IKM yang berjudul “ Pelatihan Pembuatan Alat Perangkap Nyamuk
Ramah Lingkungan (Ovitrap) Sebagai Upaya Pengendalian Vektor dalam
Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kayon”
yang dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya. Penulis sadar bahwa
dalam proses penulisan laporan ini banyak mengalami kendala, namun berkat
bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan kasih dari Allah SWT
sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.

Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terimakasih kepada penguji


saya, ibu Astri Widiarti, S. Farm., Apt., M.Kes., yang turut membimbing,
mengarahkan dan membantu saya dalam penyusunan laporan ini serta pihak pihak
yang mendukung dalam proses penyusunan laporan ini hingga dapat terselesaikan.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan, kiranya laporan ini dapat berguna
dan membantu generasi dokter - dokter muda selanjutnya maupun mahasiswa-
mahasiswi jurusan kesehatan lain yang sedang dalam menempuh pendidikan, laporan
ini berguna sebagai referensi dan sumber bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan.

Palangka Raya, April 2022

Lolita Divaprilia, S. Ked

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................3
DAFTAR ISI…………………………………………………………..………4
BAB I..................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................6
1.1 Data Umum.......................................................................................6
1.1.1 Batas Wilayah...........................................................................6
1.1.2 Keadaan Tanah dan Iklim.........................................................7
1.1.3 Jangkauan Transportasi.............................................................8
1.1.4 Jumlah Penduduk......................................................................8
1.1.5 Distribusi Penduduk..................................................................9
1.1.6 Lingkungan Perumahan...........................................................12
1.1.7 Air Bersih................................................................................13
1.1.8 Pengelolaan Limbah................................................................13
1.1.9 Sarana dan Prasarana...............................................................13
1.2 Gambaran Puskesmas Kayon..........................................................14
1.3 Sarana dan Prasarana Pendukung...................................................27
1.4 Tenaga Kesehatan...........................................................................28
1.5 Sumber Dana...................................................................................30
1.6 Program Kerja Puskesmas..............................................................31
1.7 Data Khusus....................................................................................33
BAB II..............................................................................................................39
PERMASALAHAN........................................................................................39
2.1 Identifikasi Masalah........................................................................39
2.2 Identifikasi Penyebab Masalah.......................................................39
2.3 Prioritas Masalah............................................................................40

4
BAB III.............................................................................................................44
PEMBAHASAN..............................................................................................44
3.1 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)....................................45
3.2 Penyebab DBD................................................................................45
3.3 Mekanisme penularan DBD............................................................46
3.5 Vektor Penyakit DBD.....................................................................46
3.6 Morfologi dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti.....................46
3.7 Tempat Pembiakan Nyamuk Aedes aegypti...................................47
3.8 Ovitrap............................................................................................48
BAB IV.............................................................................................................50
PEMECAHAN MASALAH...........................................................................50
4.1 Alternatif Pemecahan Masalah.......................................................50
4.2 Prioritas Pemecahan Masalah.........................................................52
4.3 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah...................................53
BAB V..............................................................................................................56
PENUTUP........................................................................................................56
5.1 Kesimpulan.....................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................57

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Data Umum
1.1.1 Batas Wilayah1
Puskesmas Kayon berada di Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya
yang terletak di Jl. Rajawali No. 35 Palangka Raya – Kalimantan Tengah, Kode
Pos 73112 telepon (0536) 3239273 fax ( 0536 ) 3239273. Luas wilayah UPT
Puskesmas Kayon adalah 237,12 Km2, yang terdiri dari Kelurahan Bukit Tunggal
dan semua wilayah bisa ditempuh dengan jalur darat. Batas – batas wilayah dari
UPT Puskesmas Kayon adalah:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bukit Rawi, Kabupaten Pulang


Pisau
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Palangka
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Palangka dan Kelurahan
Marang Kecamatan Bukit Batu
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bukit Tunggal, Jalan Cilik
Riwut Sebelah kiri sampai KM.7
Secara administrasi UPT Puskesmas Kayon berbatasan dengan :
1. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Jekan Raya
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Bukit Hindu
3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Bukit Hindu
4. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah UPT Puskesmas Jekan Raya

6
Gambar 1.1. Peta Wilayah UPT Puskesmas Kayon

Wilayah kerja UPT Puskesmas Kayon meliputi daerah perumahan yang padat
penduduk (Kompleks Perumnas, Jl. Paus, Jl. Sapan, Jl. Bandeng dan Jl. Hiu Putih)
dan daerah pengembangan kota dengan sebaran penduduk yang terpecah-pecah
(Jl. Badak dan Jl. Banteng).

1.1.2 Keadaan Tanah dan Iklim


Secara administrasi, wilayah kerja Puskesmas Kayon meliputi wilayah Kelurahan
Bukit Tunggal dengan kondisi daerah dataran. Iklim yang berpengaruh adalah
iklim tropis dengan musim penghujan dan musim kemarau. Pada bulan Juni
sampai September, arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak
mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau di Indonesia.
Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret, arus angin banyak
mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik, sehingga pada
bulan tersebut terjadi musim hujan. Rata-rata curah hujan di kota Palangkaraya
dan sekitarnya tercatat 282,4 mm dengan jumlah terendah terjadi pada bulan
September dan tertinggi pada bulan Desember.

Tekanan udara kota Palangkaraya rata-rata adalah 1012,0 (milibar) dengan


persentase kelembaban udara adalah 88,0 (%). Besarnya suhu atau temperature
udara rata-rata adalah 26,5oC. Besarnya kecepatan angin rata-rata 2,9 (knots) dan

7
persentase lamanya penyinaran matahari rata-rata 45,0 (%). Faktor keadaan iklim
ini sangat berpengaruh terhadap munculnya penyakit seperti diare, DBD (demam
berdarah dengue), dan ISPA yang cenderung dipengaruhi oleh iklim dan akan
mewabah di musim musim tertentu.

1.1.3 Jangkauan Transportasi


Dari kondisi geografis UPT Puskesmas Kayon dan kelurahan yang berada di
wilayah UPT Puskesmas Kayon. dapat dijangkau dengan menggunakan
transportasi darat kendaraan roda dua dan roda empat. Puskesmas Kayon terletak
di pinggir jalan raya, tepatnya di Jalan Rajawali, sehingga jalan menuju
Puskesmas tergolong cukup nyaman karena sudah diaspal dan dilalui transportasi
umum, namun karena terletak di pinggir jalan raya yang termasuk ramai dan
padat penduduk sehingga pengunjung agak sulit untuk menempatkan alat
transportasi khususnya kendaraan roda empat. Seluruh wilayah kerja puskesmas
Kayon dapat dilalui oleh transportasi darat. Terdapat banyak akses jalan yang
menghubungkan antar wilayah dan jalanan dalam keadaan sudah di aspal,
meskipun ada beberapa jalan yang menuju Puskesmas Pembantu (Pustu) yang
masih bergelombang dan belum teraspal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
transportasi menuju Puskesmas Kayon cukup mudah dijangkau.

1.1.4 Jumlah Penduduk


Wilayah kerja Puskesmas Kayon pada tahun 2020 memiliki jumlah penduduk
yang dilayani sebanyak 49.028 jiwa, yang tergabung dalam 11.093 kepala
keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki: 25.600 jiwa dan perempuan: 23.428
jiwa.

8
30000

25000

20000

15000

10000

5000

0
Laki-Laki Perempuan

Gambar 1.2 Grafik jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah


kerja Puskesmas Kayon tahun 2020.

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan jumlah penduduk yang dibagi


atas luas wilayah sehingga di dapat jumlah penduduk tiap 1 km2. Berdasarkan
Undang-Undang No.5 Tahun 1960, tingkat kepadatan penduduk di suatu daerah
dapat dikelompokkan menjadi empat katagori, yaitu :

Tidak padat : Kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2

Kurang padat : Kepadatan penduduk mencapai 50-250 orang/km2

Padat : Kepadatan penduduk mencapai 250-400
orang/km2

Sangat padat : Kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kelurahan tersebut termasuk
dalam kategori kurang padat dengan kepadatan penduduk sebesar 206,8
orang/km2. Hal ini berpengaruh pada tingkat kesehatan.

1.1.5 Distribusi Penduduk


Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Kayon pada tahun 2020
sebanyak 49.028 jiwa dengan luas wilayah 237,12 Km2 yang meliputi kelurahan
Bukit Tunggal. Berikut rincian distribusi penduduk di kelurahan Bukit Tunggal.

9
A. Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas Wilayah dan Jenis Kelamin
Tabel 1.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Luas di Kelurahan Bukit Tunggal
tahun 2018

Jumlah Penduduk (Jiwa)


No Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. 25.086 23.651 48.737

B. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepadatan Penduduk


Tabel 1.2. Kepadatan Penduduk di Kelurahan Bukit Tunggal tahun 2018

Jumlah Penduduk
No Kepadatan Kategori
(Jiwa)
1. 48.737 205,5 jiwa/km2 Kurang Padat

C. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama


Tabel 1.3. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Kelurahan Bukit
Tunggal tahun 2018
Kelurahan
No. Agama
Bukit Tunggal Persentase
1. Islam 31.023 63,6 %
3. Protestan 16.733 34,3 %
2. Katolik 165 0,4 %
5. Hindu 724 1,5 %
4. Budha 85 0,2 %
6. Kong Hu Chu - -
Jumlah 100 %

D. Distribusi Penduduk Berdasarkan Distribusi Usia


Tabel 1.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Distribusi Usia di Kelurahan Bukit
Tunggal tahun 2018

10
Kelurahan
No. Kelompok Usia (Tahun)
Bukit Tunggal Persentase
1. Bayi dan Balita (0-4th) 5.647 11,6 %
2. Anak Sekolah (5-9th) 4.715 9,7 %
3. Remaja (10-19th) 9.019 18,5 %
4. Usia 20-44 tahun 18.972 38,9 %
5. Usia 45-59 tahun 6.513 13,4 %
6. Usia 60-69 tahun 2.892 5,9 %
7. Usia 70-75 tahun 823 1,7 %
8. Usia >75 tahun 156 0,3 %
Jumlah 100

E. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 1.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan


Bukit Tunggal tahun 2018
Kelurahan
No. Pendidikan
Bukit Tunggal Persentase
Pendidikan Dasar atau
1. 17.124 37,1 %
kurang
Pendidikan Menengah
2. 22.587 49,0 %
(SMP, SMA, SMK)
Pendidikan Tinggi
3. (Diploma dan 6.429 13,9 %
Universitas)
Jumlah 100%

F. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 1.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kelurahan Bukit


Tunggal tahun 2018

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase (%)

11
1. Petani 851 15,79 %
2. PNS 1.782 33,06 %
3. Peternak 125 2,31 %
4. Montir 75 1,39 %
5. Dokter Swasta 15 0,27 %
6. Perawat Swasta 125 2,31 %
7. Bidan Swasta 25 0,46 %
8. TNI 580 10,76 %
9. POLRI 290 5,38 %
10. Pedagang Keliling 408 7,57 %
11. PRT 195 3,61 %
12. Pengacara 35 0,64 %
13. Notaris 17 0,31 %
14. Karyawan Perusahaan Swasta 383 7,10 %
15. Karyawan Perusahaan 64 1,18 %
Pemerintah
16. Pensiunan / Purnawirawan 395 7,32 %
17. Jasa Pengobatan Alternatif 24 0,44 %
Jumlah 5.389 100%

1.1.6 Lingkungan Perumahan


Lingkungan Perumahan pada wilayah kerja Puskesmas Kayon terdiri dari
dua kelurahan yaitu kelurahan Palangka dan Bukit Tunggal dengan kondisi
daerahnya merupakan dataran. Di wilayah kerja Puskesmas Kayon ini, presentasi
penduduk dengan akses sarana sanitasi yang layak sudah baik. Masyarakat
banyak menggunakan jamban leher angsa, yaitu merupakan jamban leher lubang
kloset berbentuk lengkungan, dengan demikian akan terisi air gunannya sebagai
sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang
kecil. Jamban model ini adalah yang terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan
lingkungan sesuai dengan syarat jamban sehat menurut Departemen Kesehatan
tahun 2014.

12
1.1.7 Air Bersih
Sumber air bersih yang digunakan masyarakat untuk air minum rumah
tangga di wilayah kerja Puskesmas Kayon menggunakan air tanah, air ledeng dan
air dam. Untuk persentase penggunaan air ledeng sebesar 7 %, penggunaaan air
tanah sebesar 92,2 %, dan penggunaan air dam sebesar 0,8 %. Kualitas air tanah,
air ledeng, air dam baik, tidak berbau dan tidak berwarna.

1.1.8 Pengelolaan Limbah


Puskesmas Kayon tidak memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
karena untuk IPAL sendiri masih dalam proses pengajuan pengadaan. Untuk
pengolahan limbah bentuk cair dari ruangan poli gigi, laboratorium, dan ruangan
tindakan di Puskesmas Kayon memiliki septic tank masing-masing sebagai
tempat pembuangannya.
Untuk pengelolaan limbah padat medis, Puskesmas Kayon bekerja sama
dengan pihak ketiga dimana tiap 3 kali seminggu Puskesmas Kayon akan
mengantarkan limbah padat medis tersebut ke Puskesmas Bukit Hindu dan pihak
ketiga akan mengangkutnya. Limbah terbesar di wilayah kerja Puskesmas Kayon
adalah limbah rumah tangga termasuk sampah yang di kelola di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
1.1.9 Sarana dan Prasarana
Tabel 1.8 Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Kayon Tahun
2020
SEKOLAH JUMLAH
TK/RA 30
SD/MI 15
SMP/MTSN 6
SMA/MAN 3
Jumlah 54

Tingkat pendidikan masyarakat akan mempunyai pengaruh terhadap


pelaksanaan program. Dengan tingkat pendidikan yang cukup, program-program
yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang optimal.

13
Tabel 1.9 Jumlah Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kayon tahun
2020

No. Jenis Sarana Kesehatan Jumlah


1. Puskesmas 1
2. Puskesmas Pembantu (Pustu) 5
3. Rumah Sakit 1
4. Apotek 10
5. Dokter Praktek 3
6. Laboratorium 2
7. Praktek Bidan 15
8. Posyandu Balita 20
9. Posbindu 6
10. Posyandu Lansia 12

Dari data sarana dan prasarana ini, untuk pelaksanaan program yang ada di
wilayah kerja serta penyuluhan adalah menggunakan sarana kesehatan yang ada
di masyarakat seperti rumah penduduk dan sekolah-sekolah.

1.2 Gambaran Puskesmas Kayon


1.2.1 Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Kayon
Adapun visi dan misi Puskesmas Kayon dalam pembangunan bidang
kesehatan dalam pelaksanaan tugas pokok sebagai unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pembangunan bidang kesehatan di wilayah kerja puskesmas adalah sebagai
berikut.
VISI : “Mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.”
MISI :
1. Mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Meningkatnya peran serta masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
3. Puskesmas yang bermutu, berintegritas dan terjangkau oleh masyarakat
MOTTO : “ Tagal Sinta Jadi Barigas”

14
1.2.2 Sarana Kesehatan
1) Sarana Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan menurut kepemilikan pada tahun 2020 di
wilayah Puskesmas Kayon, antara lain :
a) Milik Pemerintah Kota Palangka Raya, yaitu :
a) 1 buah Puskesmas Induk Kayon.
b) 5 buah Puskesmas Pembantu
c) 20 buah Posyandu Balita
d) 12 buah Posyandu Lansia
e) 6 buah Posbindu
b) Milik swasta 15 buah, yaitu 15 buah praktek bidan mandiri.
2) Sarana Farmasi

Pelayanan kefarmasian merupakan proses kolaboratif yang bertujuan


untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah obat dan
masalah yang berhubungan dengan Kesehatan. Berikut kegiatan kefarmasian
dalam bentuk pelayanan.
a) Distribusi Obat dari Puskesmas ke Pustu
Adapun kebutuhan obat – obatan di UPT Puskesmas Kayon sudah
mencukupi sesuai kebutuhan. Kegiatan yang dilakukan di masyarakat
adalah:
1. Penyuluhan PIO (Pemberian Informasi Obat)
2. Pengendalian Mutu Farmasi di Pustu
3. Pengendalian Mutu Farmasi di Posyandu Lansia
4. Pengambilan Vaksin ke IFK
5. Sarana Laboratorium
a) Puskesmas induk Kayon memiliki laboratorium kesehatan dasar.
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Kayon
sudah sesuai dengan Permenkes RI Nomor 37 Tahun 2012
meliputi pemeriksaan-pemeriksaan dasar yaitu : Hematologi,
Kimia klinik, Mikrobiologi, dan Urinalisa.
b) Puskesmas Pembantu yang berjumlah 2 buah belum memilki

15
laboratorium kesehatan dasar, namun apabila memerlukan
pemeriksaan laboratorium dapat diarahkan ke Puskesmas Induk.
3) Upaya Pelayanan Kesehatan

Upaya pelayanan kesehatan yang dikembangkan di Puskesmas Kayon Kota


Palangka Raya sesuai Permenkes No. 43 Tahun 2019 akan diuraikan sebagai
berikut.
- Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
- Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
c) Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga ( PIS-PK)
Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga ( PIS-PK) adalah salah
satu cara puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan Kesehatan di wilayah kerja
dengan pendekatan keluarga. Kegiatan dilakukan dengan cukup baik
namun sebagian besar kegiatan tidak dilaksanakan kembali dikarenakan
Covid-19.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah :
a) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Pendampingan Kelas Ibu Hamil
b) Pemantauan Bumil Resti
c) Pemantauan Bufas Resti
d) Pemantauan Bayi Resti
e) Penyuluhan KB
f) Penyuluhan ASI Eksklusif
g) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di Sekolah
h) Pelacakan AMP (Audit Maternal Perinatal)
i) Supervisi ke Pustu
j) Supervisi ke PMB di Wilayah UPT Puskesmas Kayon
k) Penyuluhan Donor Darah
l) Penyuluhan Kanker Serviks dan Kanker Payudara
m) Pembinaan Kader Kesehatan tentang Program Kesehatan Reproduksi
dan Seksual bagi Catin

16
n) Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Catin
d) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuannya untuk meningkatkan mutu gizi serta konsumsi pangan melalu
upaya perbaikan gizi masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan yaitu :
a) Pelayanan Posyandu Balita
b) Pemantauan Balita Berat Badan Kurang
c) Intervensi Balita dengan Status Gizi Bermasalah
d) Pemberian Vitamin A di TK
e) Pemberian Vitamin A di Posyandu
f) Penyuluhan STMB Stunting
g) Pemberian Tablet FE pada Remaja Putri
h) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi dann Balita di Posyandu
i) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak TK/RA
j) Penilaian Lulus ASI Eksklusif 6 Bulan
k) Surveilen Gizi di Posyandu
l) Surveilen Gizi di PMB
e) Imunisasi
Imunisasi merupaka program pencegahan penyakit menular yang
diterapkan dengan memberikan vaksin sehingga orang tersebut resisten
terhadap penyakit tersebut.
Bentuk-bentuk kegiatan program imunisasi ialah:
a) Pelayanan imunisasi di Posyandu
b) Penyuluhan Imunisasi Lanjutan di Posyandu
c) Imunisasi BIAS/ Campak
d) Sweeping BIAS Campak
e) Imunisasi BIAS DT-TD
f) Sweeping BIAS DT-TD
g) Pembinaan dan Koordinasi ke Praktik Bidan dan Rumah Sakit Betang
Pambelum
h) Pembinaan dan Koordinasi di Pustu
i) Follow Up Drop Out Imunisasi

17
j) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak TK/RA
k) Pendampingan & Pemasangan Stiker Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
l) Pemetaan Bumil & Kantong Persalinan
m) Pendampingan Kelas Ibu Balita
n) Pendampingan Kelas Ibu Hamil
o) Pemantauan Bumil Risti
p) Pemantauan Bufas Risti
q) Pemantauan Neonatus Risti
r) Penyuluhan ASI Eksklusif di Posyandu
s) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja di Sekolah.
t) Pelacakan AMP (Audit Maternal Peritanal)
u) Supervisi dan Monitoring Bidan Pustu
v) Supervisi dan Monitoring BPM.
f) Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan dicapai melalui berbagai kegiatan, beberapa
diantaranya ialah:
a) Penyehatan Air
b) Hygine dan Sanitasi Makanan dan Minuman
c) Penyehatan Tempat Pembuangan Limbah
d) Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban Keluarga
e) Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
f) Klinik Sanitasi
g) Pengendalian Vektor
h) Inspeksi Keliling Depot Air Minum
i) Inspeksi Keliling TPM
j) Inspeksi TTU di Sekolah
k) Inspeksi TTU di Pasar
l) Penyuluhan STBM di Posbindu dan Posyandu
m) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
n) Advokasi ke RT, Lurah, Camat, dan Kuramil
g) Upaya Promosi Kesehatan

18
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial
budaya setempat dan didukungoleh kebijakan public yang berwawasan
kesehatan
Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah :
a. Penyuluhan PHBS ke TK
b. Penyuluhan PHBS ke SD
c. Penyuluhan PHBS ke SMP dan SMA
d. Penyuluhan PHBS Rumah Tangga di Posyandu Balita dan Posbindu
e. Penyuluhan GERMAS SMP, SMA, Posyandu Balita, Lansia dan
Posbindu
f. Pembinaan Kantin Sehat
g. Sosialisasi Sismantik dan Memantau Kegiatan Sismantik
h) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya penegahan dan pemberantasan penyakit merupakan suatu usaha
untuk mengurangi angka kesakitan (morbiditas), kematian (mortalitas)
dan kecacatan Penduduk.
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan dengan
beberapa kegiatan yaitu :
a) PMO TB Paru
b) Kontak Serumah TB Paru
c) Pelacakan Penderita TB Mangkir
d) Kunjungan Tatalaksana Pneumonia Balita
e) Kunjungan Tatalaksana Diare
f) Kunjungan Tatalaksana Campak
g) Kunjungan Tatalaksana Tipoid
h) Kunjungan Tatalaksana IMS
i) Kunjungan Rumah Pasien ODGJ
j) Pemeriksaan Berkala (Mobile VCT)
k) Penyuluhan DBD
l) Penyuluhan IMS-HIV-AIDS di Sekolahdi Posyandu

19
m) Penyuluhan Kesehatan Jiwa
n) Penyuluhan Hepatitis di Posyandu
o) Posbindu di Sekolah
p) Pelayanan Posbindu di Masyarakat
q) Pemeberian Obat Cacing di Posyandu dan TK
r) PE Kasus Berdampak KLB/Wabah Penyakit Menular
s) Penyuluhan Keliling DBD
t) Follow Up IVA
u) Follow Up Kusta
v) Kontak Serumah Penderita Kusta
w) Follow Up Pasien Jiwa Post Pengobatan Rumah Sakit
x) Monev Perda KTR di SD dan TK
y) Verifikasi Alert SKDR Pustu
z) Penjamah Makanan
aa) Pendampingan Pasien ke Rumah Sakit
i) Upaya UKS-UKGS
Termasuk upaya preventif sebagai strategi untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat terutama anak-anak sekolah.
Upaya UKS – UKGS dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu:
a) Sikat Gigi Masal pada SD/MI
b) Sikat Gigi Masal pada TK/RA
c) Pembinaan UKS/ UKG

UKM Pengembangan
a) Upaya Kesehatan Lansia
Bertujuan untuk menyediakan pelayanan Kesehatan lanjut usia yang
bermutu dan berkesinambungan di puskesmas.
b) Upaya Kesehatan Pencegahan Penyakit Tidak Menular/ Prolanis
Kegiatan yang bersifat pencegahan dengan bentuk kegiatan scrining
dan olahraga.
c) Upaya Kesehatan Remaja (PKPR)
Bentuk pelayanan Kesehatan remaja ini diwujudkan dalam Penyuluhan

20
Kesehatan reproduksi remaja, konseling remaja dan penjaringan anak
sekolah.
d) Upaya Kesehatan Sekolah
Bertujuan untuk meningkatkan kesehatan siswa dan lingkungan
sekolah. Bentuk kegiatannya adalah penyuluhan kepada siswa,
penyehatan lingkungan, pembinaan sekolah sehat, dokter kecil, UKS/
UKGS
e) Upaya Kesehatan Olahraga
Bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui olahraga.
f) Upaya Kesehatan Kerja
Tujuannya merupakan sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan
lingkungan kerja. Beberapa kegiatan Upaya Kesehatan Kerja yaitu:
1. Pelayanan Kesehatan K3
2. Pembinaan Kader Post UKK
3. Pemantauan dan Pendataan Usaha Rumahan
g) Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji
Kegiatan ini merupakan syarat wajib pemeriksaan Kesehatan tingkat 1
di puskesmas untuk menilai status Calon Jemaah Haji.
B) Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya Kesehatan Perorangan merupakan serangkaian kegiatan pelaanan
Kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pegurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan Kesehatan
perseorangan
a) Angka Kematian (Mortalitas)
b) Angka Kesakitan (Morbiditas)

21
2) Data Dasar Puskesmas

Rasio tenaga kesehatan berdasarkan ketentuan dari indikator kinerja SPM


dengan indikator per 100.000 penduduk. Proporsi tenaga kesehatan di Puskesmas
Kayon dapat dilihat pada tabel.
j) Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Sarana Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga medis di Puskesmas Kayon pada tahun 2018 dapat
dilihat pada Tabel 1.10 berikut ini.
Tabel 1.10 Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Puskesmas Kayon Kota Palangka
Raya Pada Tahun 2020

Jenis Target Nasional Target Rasio per 100.000


Jumlah
No. Tenaga Rasio per Penduduk di Wilayah
Aktual
Medis 100.000 Penduduk Kerja Puskesmas Kayon
1. Dokter 45 22 5
Umum
2. Dokter Gigi 13 6 2

Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,


untuk jenis tenaga kesehatan dokter umum targetnya sebesar 45 atau 1 orang
dokter melayani 2222 orang. Berdasarkan hal tersebut, untuk wilayah kerja
Puskesmas Kayon dengan jumlah penduduk 49.028 dibutuhkan 22 dokter umum.
Berdasarkan data yang didapat, jumlah dokter umum di wilayah kerja Puskesmas
Kayon sebanyak 5 orang atau 1 orang dokter umum melayani 9.806 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa Puskesmas Kayon belum memenuhi standar target ratio
dokter umum per 100.000 penduduk.
Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,
untuk jenis tenaga kesehatan dokter gigi targetnya sebesar 13 atau 1 orang dokter
gigi melayani 7.692 orang. Berdasarkan hal tersebut, untuk wilayah kerja
Puskesmas Kayon dengan jumlah penduduk 49.028 dibutuhkan 6 dokter gigi.
Berdasarkan data yang didapat, jumlah dokter gigi di wilayah kerja Puskesmas
Kayon sebanyak 2 orang atau 1 orang dokter gigi melayani 24.514 orang. Hal ini

22
menunjukkan bahwa Puskesmas Kayon belum memenuhi standar target ratio
dokter gigi per 100.000 penduduk.
k) Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga keperawatan di Puskesmas Kayon pada tahun 2020
dapat dilihat pada Tabel 1.11 berikut ini.

Tabel 1.11 Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Puskesmas Kayon Kota
Palangka Raya Pada Tahun 2020

No. Jenis Target Nasional Target Rasio per 100.000 Jumlah


Tenaga Rasio per Penduduk di Wilayah Aktual
Medis 100.000 Penduduk Kerja Puskesmas Kayon
1. Perawat 180 88 12
2. Perawat 18 9 4
Gigi
3. Bidan 120 58 23

Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,


untuk jenis tenaga kesehatan perawat targetnya sebesar 180 atau 1 orang perawat
melayani 555 orang. Berdasarkan hal tersebut, untuk wilayah kerja Puskesmas
Kayon dengan jumlah penduduk 49.028 dibutuhkan 88 perawat. Berdasarkan data
yang didapat, jumlah perawat di wilayah kerja Puskesmas Kayon sebanyak 12
orang atau 1 orang perawat melayani 4.085. Hal ini menunjukkan bahwa
Puskesmas Kayon belum memenuhi standar target ratio perawat per 100.000
penduduk.
Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,
untuk jenis tenaga kesehatan perawat gigi targetnya sebesar 18 orang atau 1
orang perawat gigi melayani 5.555 orang. Berdasarkan hal tersebut, untuk wilayah
kerja Puskesmas Kayon dengan jumlah penduduk 49.028 dibutuhkan 9 perawat
gigi. Berdasarkan data yang didapat, jumlah perawat gigi di wilayah kerja
Puskesmas Kayon sebanyak 4 orang atau 1 orang perawat gigi melayani 12.257.
Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas Kayon belu memenuhi standar target ratio
perawat gigi per 100.000 penduduk.

23
Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,
untuk jenis tenaga kesehatan bidan targetnya sebesar 120 atau 1 orang bidan
melayani 833 orang. Berdasarkan hal tersebut, untuk wilayah kerja Puskesmas
Kayon dengan jumlah penduduk 49.028 dibutuhkan 58 bidan. Berdasarkan data
yang didapat, jumlah bidan di wilayah kerja Puskesmas Kayon sebanyak 23 orang
atau 1 orang bidan melayani 2.131. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas
Kayon belum memenuhi standar target ratio bidan per 100.000 penduduk.
l) Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga kefarmasian di Puskesmas Kayon pada tahun
2020 dapat dilihat pada Tabel 1.12 berikut ini.

Tabel 1.12 Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Puskesmas Kayon Kota
Palangka Raya Pada Tahun 2020

No. Jenis Target Rasio Rasio per 100.000 Jumlah


Tenaga Nasional per Penduduk di Wilayah Aktual
Medis 100.000 Penduduk Kerja Puskesmas Kayon
Tenaga
1. 24 12 4
Kefarmasian

Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,


untuk jenis tenaga kesehatan tenaga kefarmasian targetnya sebesar 12 atau 1 orang
tenaga kefarmasian melayani 8.333 orang. Berdasarkan hal tersebut, untuk
wilayah kerja Puskesmas Kayon dengan jumlah penduduk 49.028 dibutuhkan 6
tenaga kefarmasian. Berdasarkan data yang didapat, jumlah tenaga kefarmasian di
wilayah kerja Puskesmas Kayon sebanyak 4 orang atau 1 orang tenaga
kefarmasian melayani 12.257 orang. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas
Kayon belum memenuhi standar target rasio tenaga kefarmasian per 100.000
penduduk.
m) Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga gizi di Puskesmas Kayon pada tahun 2020 dapat
dilihat pada Tabel 1.13 berikut ini.
Tabel 1.13 Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Puskesmas Kayon Kota
Palangka Raya Pada Tahun 2020

24
Jenis Target Nasional Rasio per 100.000
Jumlah
No. Tenaga Rasio per 100.000 Penduduk di Wilayah
Aktual
Medis Penduduk Kerja Puskesmas Kayon
1. Tenaga Gizi 14 7 1

Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,


untuk jenis tenaga kesehatan tenaga gizi targetnya sebesar 14 atau 1 orang tenaga
gizi melayani 7.142 orang. Berdasarkan hal tersebut, untuk wilayah kerja
Puskesmas Kayon dengan jumlah penduduk 49.028 dibutuhkan 4 tenaga gizi.
Berdasarkan data yang didapat, jumlah tenaga gizi di wilayah kerja Puskesmas
Kayon sebanyak 1 orang atau 1 orang tenaga gizi melayani 49.028 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa Puskesmas Kayon belum memenuhi standar target ratio
tenaga gizi per 100.000 penduduk.
n) Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga kesehatan masyarakat di Puskesmas Kayon pada
tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 1.14 berikut ini.
Tabel 1.14 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Kayon Kota Palangka Raya Pada Tahun 2020

Rasio per 100.000


Target Nasional
Jenis Tenaga Penduduk di Wilayah
No. Rasio per 100.000 Jumlah
Medis Kerja Puskesmas
Penduduk
Kayon
1. Tenaga 15 7 2
Kesehatan
Masyarakat
Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,
untuk jenis tenaga kesehatan tenaga kesehatan masyarakat targetnya sebesar 15
atau 1 orang tenaga kesehatan masyarakat melayani 6.666 orang. Berdasarkan hal
tersebut, untuk wilayah kerja Puskesmas Kayon dengan jumlah penduduk 49.028
dibutuhkan 7 tenaga kesehatan masyarakat. Berdasarkan data yang didapat,
jumlah tenaga kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kayon sebanyak
2 orang atau 1 orang tenaga kesehatan masyarakat melayani 24.514 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa Puskesmas Kayon belum memenuhi standar target ratio

25
tenaga kesehatan masyarakat per 100.000 penduduk.
o) Jumlah dan Rasio Tenaga Sanitasi di Sarana Kesehatan
Jumlah dan rasio tenaga sanitasi di Puskesmas Kayon pada tahun 2020 dapat
dilihat pada Tabel 1.15 berikut ini.

Tabel 1.15 Jumlah dan Rasio Tenaga Sanitasi di Puskesmas Kayon Kota
Palangka Raya Pada Tahun 2020

Target Nasional Rasio per 100.000 Penduduk di


Jenis Tenaga
No. Rasio per 100.000 Wilayah Kerja Puskesmas Jumlah
Medis
Penduduk Kayon
1. Sanitarian 18 9 2

Berdasarkan standar target ratio kebutuhan SDMK per 100.000 penduduk,


untuk jenis tenaga kesehatan sanitarian targetnya sebesar 18 atau 1 orang
sanitarian melayani 5.555 orang. Berdasarkan hal tersebut, untuk wilayah kerja
Puskesmas Kayon dengan jumlah penduduk 49.028 dibutuhkan 9 sanitarian.
Berdasarkan data yang didapat, jumlah sanitarian di wilayah kerja Puskesmas
Kayon sebanyak 2 orang atau 1 orang sanitarian melayani 24.514 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa Puskesmas Kayon belum memenuhi standar target rasio
sanitarian per 100.000 penduduk.
Puskesmas Kayon merupakan tempat pelayanan kesehatan dalam wilayah
kerjanya mempunyai sarana kesehatan masyarakat sebagai berikut.
a) Gedung Induk Pelayanan Puskesmas
a. Ruang Kepala Puskesmas m. Ruangan Farmasi
b. Ruang Administrasi Kantor n. Toilet
c. Ruangan Kesling dan Promkes o. Gudang
d. Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut p. Pantry
e. Ruangan KIA dan KB
f. Ruangan Pemeriksaan Umum
g. Ruangan Tindakan
h. Ruangan Pendaftaran
i. Ruangan Laboratorium

26
j. Ruangan Tumbuh Kembang
k. Ruangan Poli Gizi/Penimbangan
l. Ruangan Imunisasi

Gambar 2.2 Denah Gedung Puskesmas Kayon

Susunan ruangan di Puskesmas Kayon sudah cukup baik, dimana loket


berada di depan, ruang poli dan apotek berada di samping, serta ruang tunggu
berada di tengah ruangan dengan kapasitas yang cukup. Susunan seperti ini akan
memberikan kenyamanan terhadap pasien. Namun dari segi pencahayaan dan
penghawaan, Puskesmas Kayon kurang baik mengingat bentuk bangunan
Puskesmas Kayon sendiri tertutup sehingga cahaya matahari sulit masuk.

1.3 Sarana dan Prasarana Pendukung


Sarana dan prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara
tidak langsung mendukung pelayanan, sedangkan sarana adalah tempat, fasilitas
dan peralatan yang secara langsung mendukung pelayanan. Adapun prasarana
dan sarana di Puskesmas Kayon dapat dilihat pada Tabel 1.16. berikut ini.

Tabel 1.16 Sarana dan Prasarana Kegiatan Puskesmas Kayon Tahun 2018

27
Nama Sarana dan Kondisi
No Prasarana Keterangan Σ Baik Rusak Rusak
Ringan Berat
1. Gedung Puskesmas Tempat Pelayanan 1 1 - -
Induk Kesehatan
2. Gedung Puskesmas Tempat Pelayanan 5 5 - -
Pembantu Kesehatan
3. Sepeda Motor Digunakan Tenaga 2 3 1 2
Kesehatan
4. Puskesmas Tempat Pelayanan 1 1 - -
Keliling Roda 4 Kesehatan
5. Rumah Dinas Dapat digunakan 4 4 - -
6. Mobil Ambulance Dapat digunakan 2 2 - -

Dari data di atas, maka sarana dan prasarana di Puskesmas Kayon termasuk
lengkap. Penggunaannya serta aplikasi di lapangan juga sesuai dengan keperluan
puskesmas.
1.4 Tenaga Kesehatan
Karyawan Puskesmas Kayon sebanyak 72 orang dengan distribusi sebagai
berikut ini.
Tabel 1.17 Jumlah Karyawan Puskesmas Kayon

No Jenis Ketenagaan Jumlah

1. Dokter Umum 5
2. Dokter Gigi 2
3. Perawat Umum 12
4. Perawat Gigi 4
5. Bidan 23
6. Gizi 1
7. Apoteker 2
8. Asisten Apoteker 2
9. Analis 2

28
10. Promkes 2
11. Sanitarian 2
12. Administrasi Umum 12
13. TKS IT 1
14. Cleaning Service 4
Total 72
Dari tabel di atas jumlah tenaga kerja di Puskesmas Kayon dari komposisi
tenaga kerjanya sudah lengkap karena sudah ada serta mampu untuk mencukupi
pelayanan dasar di Puskesmas.
Tabel 1.18 Jabatan Pegawai Puskesmas Kayon Tahun 2020
No
Nama Jabatan
.
1 dr. Hendy Fahlevi Diputra Kepala UPT Puskesmas Kayon
2. Nomi Norita, SKM Penanggung Jawab UKM Pokok/ Esensial
dan Perawatan Kesehatan Masyarakat
3. dr. Elsa Marliska Penanggung Jawab UKM Pengembangan
4. drg. Wang Yenny Mariani Penanggung Jawab UKP Kefarmasian dan
Laboratorium
5. Priyatin Sakdiyah A.Md.Kep Penanggung Jawab Jejaringan Pelayanan
Kesehatan dan Jejaring Puskesmas
6. Masitoh, A.Md.KL Penanggung Jawab Mutu
2 Nomi Norita, SKM Promosi Kesehatan
3 Masitoh, A.Md.KL Kesehatan Lingkungan
4 Noor Izzati Rosana Kesehatan Ibu dan Anak
5 Asiwei E. Tigoi, SST, M.Kes Upaya Gizi
6 Sri Wulandari Tahan, S.Kep, Ners Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
7 Supratini, A.Md.Kep Perawatan Kesehatan Masyarakat
8 dr. Elsa Marliska Kesehatan Jiwa
9 Kristalili, S.Kep Kesehatan Haji
10 Ermayani, S.Tr.Keb Kesehatan Olahraga
11 Ermayani, S.Tr.Keb Kesehatan Kerja
12 Hertati Sinta, S.Tr.Keb PKPR
13 Martha, SKM Kesehatan Usia Lanjut
14 Sri Malayahati, AMKG Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat

29
15 dr. Maryana L. Bumbungan Pemeriksaan Kesehatan Umum
16 Sri Wulandari Tahan, S.Kep, Ners Ruang Manajemen Terpadu Balita Sakit
17 Kristalili, S.Kep Ruang Tindakan
18 drg. Wang Yenny Mariani Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
19 Asiwei E. Tigoi, SST, M.Kes Pemeriksaan KIA-KB
20 Anastasia Evi Wahyuni, A.Md. Gizi Gizi
21 Yunita, S.ST, M.Keb Imunisasi
22 Evlipina, S.Farm, APT Farmasi
23 Ririn Widayati Laboratorium
24 Yusmince Hatniaty, A.Md.Kep Ruang Pemeriksaan TB dan Kusta
25 Sih Winarti, A.Md.Keb Pustu Pondok Cahaya Mas
26 Rabiatul Adawiyah, A.Md. Keb Pustu Lestari
27 Ester Nivayanti, A.Md. Keb Pustu Komplek Pemda KM.7
28 Bertono, A.Md.Kep Pustu Komplek Pemda KM.10
29 Leolisa Agustina, S.ST Pustu Bumi Palangka II

Dari data jabatan pegawai di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan jabatan-jabatan yang ada di Puskesmas sudah dijabat oleh orang-
orang yang tepat dan sesuai dengan kompabilitas dan kompetensi per individu
direlasikan dengan pendidikannya.

1.5 Sumber Dana


Program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kayon tahun 2020
dibiayai dari berbagai sumber penganggaran pemerintah, yaitu :
a) Bantuan Operasional Puskesmas (BOP)
Dana BOP bersumber langsung dari DAU yang digunakan untuk operasional
kesehatan.

b) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)


Dana BOK bersumber langsung dari APBN yang digunakan untuk bantuan
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Manajemen Puskesmas.

c) Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

30
Dana JKN bersumber dari DPA Murni dan DPA Perubahan yang digunakan
untuk Upaya Kesehatan Masyarakat, Operasional Puskesmas, dan Manajemen
Puskesmas

1.6 Program Kerja Puskesmas


Dalam pelaksanaan kegiatan Puskesmas Kayon melaksanakan program
kerja Puskesmas secara terpadu, artinya dalam melaksanakan kegiatan yang ada
di Puskesmas dilaksanakan secara bersama-sama dengan program lain terkait
yang ada di Puskesmas. Program kerja Puskesmas tersebut meliputi berikut ini.
a) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial :
1) Promosi Kesehatan Masyarakat (Promkes)
2) Program Kesehatan Lingkungan (Kesling)
3) Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
4) Program Pelayanan Gizi
5) Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
b) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
1) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) & Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
2) Upaya Kesehatan Lansia
3) Upaya Kesehatan Kerja
4) Upaya Kesehatan Olahraga
5) Upaya Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Sekolah
c) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1) Rawat Jalan (Poli Gigi, Poli KIA & KB, Poli Umum, Poli Anak & Tumbuh
Kembang)
d) Administrasi dan Tata Usaha
Program-program tersebut dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung
puskesmas, yaitu dengan melaksanakan pelayanan dan pencatatan kegiatan serta
pelaporan hasil kegiatan. Pelayanan di ketatausahaan tediri dari :
1) Loket Pendaftaran
2) Kasir
3) Kegiatan ketatausahaan, yang meliputi kegiatan surat menyurat, kegiatan
pengarsipan, pelayanan surat keterangan sehat, surat keterangan sakit,
pembuatan laporan terpadu puskesmas, kegiatan kepegawaian, inventarisasi
barang, dan kegiatan keuangan.

31
Hari dan jam pelayanan Puskesmas Kayon :
Puskesmas Kayon melakukan pelayanan setiap hari Senin sampai Sabtu.
Waktu Kerja Puskesmas Kayon tahun 2020 yaitu :
Senin – Kamis : Pukul 07.00 – 14.00 WIB
Jumat : Pukul 07.00 – 10.30 WIB
Sabtu : Pukul 07.00 – 11.45 WIB
Waktu Pelayanan untuk loket pendaftaran Puskesmas Kayon tahun
2020 yaitu :
Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 11.00 WIB
Jumat : Pukul 07.30 – 10.00 WIB
Sabtu : Pukul 07.30 – 10.30 WIB
e) Jaringan dan Jejaring Puskesmas
Puskesmas Kayon Mempunyai Jaringan Puskesmas, meliputi :
a. PUSTU ( Puskesmas Pembantu):
1) Lestari
Pustu Lestari merupakan jaringan UPT Puskesmas Kayon, berada di daerah
perumahan. Yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di
daerah Kelurahan Bukit Tunggal, beralamat di Jl. Lumba-Lumba no.47 C.
2) Pondok Cahaya Mas
Puskesmas Pembantu Pondok Cahaya Mas merupakan jaringan UPT
Puskesmas Kayon selain Pustu Lestari, terletak di pinggir salah satu jalan
protokol Palangka Raya. Beralamat lengkap di Jl. Rajawali Km. 4,5
No.122
3) KM 7
Puskesmas Pembantu KM7 merupakan jaringan UPT Puskesmas Kayon yang
terletak di Jl. Hiu Putih VII
4) Bumi Palangka II
Puskesmas Pembantu Bumi Palangka II merupakan jaringan UPT Puskesmas
Kayon yang terletak di Jl. Manyar III No. 04
5) Pemda KM 10
Puskesmas Pembantu Pemda KM 10 merupakan jaringan UPT Puskesmas
Kayon yang terletak di Jl. Merdeka
Puskesmas Kayon Mempunyai Jejaring, meliputi:

32
a. Pendidikan
1. TK/RA sebanyak 30 buah
2. SD sebanyak 15 buah
3. SMP sebanyak 6 buah
4. SMU sebanyak 3 buah
b. Pos Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Posyandu Balita sebanyak 20 buah
2. Posbindu sebanyak 6 buah
3. Posyandu Lansia sebanyak 12 buah
c. Praktik Mandiri Bidan sebanyak 15 buah

1.7 Data Khusus


Tabel 1.19 Sepuluh Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Kayon Tahun 2020

No Nama Penyakit Jumlah


1. Infeksi Saluran Napas Bagian Atas 1939
2. Hipertensi Esensial 1142
3. Penyakit Pulva dan Jaringan Perapikal 1061
4. Diabetes MelitusTidak Tergantung Insulin 802
5. High Hipertensi Desease (HHD) 666
6. Gangguan Perkembangan dan Eropsi Gigi 634
7. Gastritis 616
8. Mialgia 473
9. Pebris 441
10. Dermatitis Kontak Alergi 367
Tabel diatas menggambarkan bahwa dari golongan penyakit menular,
penyakit ISPA tetap menduduki penyakit terbanyak. Sedangkan pada golongan
penyakit tidak menular ditempati oleh penyakit Hipertensi Esensial.

33
Dermatitis Kontak Alergi

Pebris

Mialgia

Gastritis
Gangguan Perkembangan dan Eropsi
Gigi
HHD

DM Tidak Tergantung Insulin

Penyakit Pulva dan Jaringan Perapikal

Hipertensi Esensial

ISPA
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

Gambar 1.3 Sepuluh penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Kayon


Tahun 2020.
Tabel 1.20. Sepuluh Obat dengan Penggunanaan Terbanyak di Wilayah Kerja
Puskesmas Kayon Tahun 2018

No. Obat Pemakaian


1. Parasetamol 500 mg 42.564
2. Multivitamin/ LIVRON B-PLEX 30.630
3. Cyancobalamine (Vitamin B12) 25.470
4. Asam Askorbat/ Vitamin C tab 50 mg 17.658
5. Amoxycilin 500 mg 17.061
6. Thiamin-E 12.515
7. Amporo Tablet 11.805
8. Ambroxol 11.033
9. Pyridoxine (Vitamin B6) 9.492
10. Metil Prednisolon 4 mg 8.770

34
10 Pemakaian Obat Terbanyak
UPT PKM Kayon Tahun 2020
40,000
30,000
20,000
10,000
0
g ) g g -E et l ) g
m EX 2 m m in bl xo B6 m
00 -PL B1 50 00 m Ta r o in 4
5 B in b 5 ia ro
b m on
ol ON ita
m ta ilin Th po Am Vita isol
m R C c
ta LIV e(
V in ox
y Am e( dn
ase n / in am m x in P re
r i t o
Pa m m Vi A
rid eti
l
iv ta bala a t/ P y M
ul
ti co rb
M yan s ko
C A
a m
As

Gambar 2.3. Sepuluh Obat Dengan Penggunaan Terbanyak Di Wilayah Kerja


Puskesmas Kayon tahun 2020.
Puskesmas Kayon memiliki total kunjungan warga tahun 2020 adalah 26.793
dengan 24.994 kunjungan pasien dengan kunjungan dalam gedung sebanyak
19.823 orang dan kunjungan luar gedung sebanyak 5.171 orang. Sedangkan
kunjungan umum sebanyak 12.517 orang dan kunjungan BPJS sebanyak 12.477
orang.

Jumlah Kunjungan Pasien Di Puskesmas Kayon Tahun 2020

12,520
12,510
12,500
12,490
12,480
12,470
12,460
12,450
Kunjungan Pasien BPJS Kunjungan Pasien
Umum

Gambar 2.4 Jumlah Kunjungan Pasien Puskesmas Kayon Tahun 2020

35
Tabel 1.21. Hasil Kegiatan dan Indikator Upaya Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Kayon Tahun 2021
No Variabel Target Satuan Target Capaian Persentase Kinerja
Sasaran Cakupan
1 Penyehatan air Sarana 372 344 92% Belum
tercapai
2 Hygiene dan Tempat 70 21 30% Belum
sanitasi makanan pengelolaan tercapai
dan minuman makanan (87)
Depot air 54 54 100% Tercapai
minum (54)

Pembinaan 113 39 35% Belum


tempat tercapai
pengelolaan
makanan (163)
3 Penyehatan TPS (11) 11 11 100% Tercapai
tempat
TPA (1) 1 1 100% Tercapai
pembuangan
sampah limbah
4 Penyehatan Keluarga dan 370 169 46% Belum
lingkungan sarana tercapai
pemukiman dan
jamban keluarga
5 Pengawasan Tempat-tempat 70 12 14% Belum
sanitasi tempat umum (85) tercapai
umum
6 Klinik sanitasi Masyarakat 377 0 0% Belum
(populasi 25.595) tercapai
7 Pengendalian Kelurahan (1) 1 0 0% Belum
vektor tercapai
8 Inspeksi kesling Depot air minum 63 18 28,5% Belum
depot air minum isi ulang tercapai
9 Inspeksi kesling Tempat 70 21 30% Belum
TPM pengelolaan tercapai
makanan
10 Inspeksi TTU SD (4), SMP (2), 21 21 100% Tercapai
sekolah dan SMA (1)
11 Inspeksi TTU Pasar (1) 1 1 100% Tercapai
pasar
12 Penyuluhan Posyandu balita 8 0 0% Belum
STBM di (6), posbindu (2) tercapai
Posbindu dan
Posyandu
13 Sanitasi total Desa/kelurahan 1 1 100% Tercapai

36
berbasis
masyarakat
(STBM)
14 Advokasi ke RT, RT, Lurah, Camat, 4 3 75% Belum
Lurah, Camat, dan Kuramil tercapai
dan Kuramil

1.3 Latar Belakang Permasalahan

Demam berdarah dengue atau yang biasa disingkat DBD adalah suatu
penyakit infeksi yang dapat menyerang segala usia terutama pada anak-anak.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi dari virus dengue hingga dapat menjadi
demam akut.2 Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang telah terinfeksi oleh
salah satu dari empat tipe virus dengue dengan gejala demam, nyeri sendi dan/atau
nyeri otot yang disertai limfadenopati, leukopenia, ruam, trombositopenia dan
diathesis hemoragik.3-4 Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk betina genus
Aedes yang terinfeksi saat menghisap darah.5 Aedes sp. berkembangbiak dengan
cara bertelur di permukaan air, baik itu berupa genangan maupun berada
dipenampungan air. Perkembangan Aedes sp. membutuhkan waktu sekitar 10 hari
untuk menjadi nyamuk dewasa.6
Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit dengan angka
kematian yang terbilang tinggi di Indonesia sampai sekarang. Selama tahun 2020
tercatat sebanyak 103.509 penderita DBD yang terjadi di 34 provinsi mencapai
725 orang meninggal dunia. Dibandingkan dengan angka pada tahun 2018 yang
tercatat 65.602 penderita DBD dengan 467 orang meninggal, angka tersebut dua
kali lebih tinggi.7 Sedangkan tingkat penyakit demam berdarah dikota Palangka
Raya pada tahun 2017 sebanyak 160 kasus, tahun 2018 sebanyak 356 kasus, tahun
2019 terdapat 97 kasus dan tahun 2020 sebanyak 89 kasus. Di wilayah Puskesmas
Kayon, kasus terbanyak dalam 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2018, dengan 93
kasus DBD.8 Untuk kejadian DBD pada tahun berikutnya cenderung menurun dan
pada awal tahun 2022 mengalami peningkatan kembali mencapai 16 pasien
selama 2 bulan pertama. Sehingga penyakit DBD tetap harus mendapatkan
perhatian khusus agar KLB tidak lagi terjadi.

37
Dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di wilayah kerjanya,
Puskesmas Kayon telah merencanakan beberapa program dan upaya penanganan
DBD. Salah satunya adalah penyuluhan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN). Namun, peran serta masyarakat dalam PSN sangatlah rendah. Pengelolaan
sampah belum berjalan sesuai ketentuan, hal ini terlihat dari sampah anorganik
yang belum terkelola dengan baik akan berpotensi sebagai perindukan vektor.
Selain itu, penyemprotan insektisida perlu kehati-hatian karena zat kimianya dapat
terpapar ke bahan makanan, menyebabkan infeksi bagi yang menghirup asapnya,
juga berdampak pada kekebalan nyamuk dewasa, bahkan bisa menjadikan mutan. 2
Oleh karena itu dibutuhkan salah satu metode yang dapat menurunkan populasi
nyamuk tanpa penggunaan insektisida dengan mudah dan efektif yaitu dengan
menggunakan perangkap telur nyamuk (ovitrap).9
Ovitrap adalah perangkat pemantauan paling sederhana dan paling banyak
digunakan untuk Aedes sp. Ovitrap terbukti dapat mengurangi vektor penyebab
demam berdarah.9 Ovitrap merupakan wadah berbahan plastik berisi air yang ditu
tupi jaring, telur-telur akan diletakkan oleh nyamuk di permukaan air. Alat ini
bekerja dengan cara menghambat perkembangbiakan jentik/larva. Sehingga telur
yang berkembang didalam ovitrap tidak dapat keluar dan akan mati.10

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan status IKM ini adalah untuk menemukan alternatif
pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan capaian pengendalian vektor di
wilayah kerja Puskesmas Kayon di tahun-tahun selanjutnya.

38
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Identifikasi Masalah


Mengapa angka pengendalian vektor di wilayah kerja Puskesmas Kayon
rendah?

2.2 Identifikasi Penyebab Masalah


Pembelajaran yang digunakan pendekatan sistem (system approach) untuk
menggambarkan permasalahan yang mempengaruhi angka pengendalian jentik
nyamuk. Permasalahan diambil berdasarkan 5M yaitu Man, Money, Method,
Machine dan Material. Pada permasalahan Man permasalahan ini muncul dari
internal Puskesmas, yaitu jumlah petugas puskesmas yang masih kurang dan
memiliki tugas rangkap. Pada Money muncul permasalahan internal yaitu
terbatasnya biaya operasional karena pembagian uang pada setiap program tidak
merata. Pada Method dari segi internal yaitu kurangnya inovasi metode serta
optimalisasi di wilayah kerja Puskesmas Kayon. Pada Machine yang menjadikan
masalah tersebut muncul karena terbatasnya fasilitas untuk melakukan promosi
kesehatan. Dari segi Material, media untuk menunjang promosi kesehatan yang
kurang beragam.

39
Identifikasi Penyebab Masalah dituangkan dalam kerangka fishbone
dibawah ini:

Terbatas-nya
Petugas Man Money Kurangnya Method
biaya
puskesmas inovasi
operasional
yang masih metode serta
karena
kurang dan optimalisasi
penyaluran
masih di wilayah
dana yang
merangkap kerja
tidak merata
dalam Puskesmas Angka
pada setiap
mengerjakan Kayon pengendalian
program
tugas lain vektor di
wilayah kerja
Puskesmas
Kayon tahun
2021 tidak
Terbatasnya tercapai (0%)
Media untuk
fasilitas untuk
melakukan
menunjang
kegiatan kurang
pengendalian
beragam
vektor

Machine Material

Gambar 2.1 Kerangka fishbone terhadap permasalahan pengendalian


vektor di wilayah kerja Puskesmas Kayon.

2.3 Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah
masalah-masalah kesehatan terindentifikasi. Dalam hal ini maka cara penentuan
prioritas masalah yang dipilih adalah metode PAHO-CENDES (Pan American
Health Organization – Center for Development Studies). Cara ini digunakan di
Amerika Latin. Kriteria yang dipakai adalah :
 M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat
dilihat dari 1% atau jumlah/kelompok yang terkena masalah,
keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi tersebut.
 I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka

40
morbiditas dan mortalitas serta kecenderungan dari waktu ke waktu.
Importancy terdiri dari :
- Severity (S) : berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah
kesehatan
- Rate of increase (RI) : berat ringannya hambatan jika masalah
tersebut tidak ditangani (semakin berat hambatan, nilai semakin
tinggi)
- Public concern (Pco) : banyak sedikitnya masalah tersebut menjadi
perhatian masyarakat (semakin menjadi perhatian, nilai semakin
tinggi)

- Politic climate (PC) : banyak sedikitnya perhatian politik terhadap


masalah tersebut (semakin menjadi perhatian politik, nilai semakin
tinggi)
- Social benefit (SB) : banyak sedikitnya masalah tersebut
memberikan manfaat sosial jika ditangani (Semakin banyak
memberi manfaat sosial, nilai semakin tinggi).
 V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat
diketahui dari perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan
dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan.
 C = cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan
pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

Hubungan keempat kriteria dalam menentukan prioritas masalah (P), yaitu :

P = M.I.V.C

Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari suatu parameter ke
parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter. Interpretasi angka hasil
penilaian adalah sebagai berikut :
A. Besarnya masalah (Magnitude), diberi skor 1-5 yaitu :

1. Hanya sebagian kecil masyarakat

41
2. Sebagian kecil masyarakat

3. Hanya sebagian besar masyarakat

4. Sebagian besar masyarakat

5. Hampir seluruh masyarakat

B. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy), diberi skor


1- 5 yaitu:
1. Tidak ada kepentingan
2. Kepentingannya sangat rendah
3. Kepentingannya cukup rendah
4. Kepentingannya cukup tinggi
5. Kepentingannya sangat tinggi
C. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vulnerability), diberi skor
1-2, yaitu:
1. Tidak ada cara yang efektif
2. Ada cara yang efektif

D. Biaya (Cost), diberi skor 1-5 yaitu :

1. Sangat tidak murah

2. Tidak murah

3. Cukup murah

4. Murah

5. Sangat murah
Sesuai cara skoring di atas maka prioritas masalah dapat dijabarkan sebagai
berikut :

42
Tabel 2.1 Skoring Prioritas Masalah dengan Metode PAHO-CENDES
Nilai
Kriteria
komposit Ranking
No Masalah
prioritas
M I V C M.I.V.C
1. Man : 4 4 2 3 96 2
Jumlah petugas puskesmas yang
kurang dan masih rangkap tugas
2. Money : 2 3 1 2 12 5
Terbatasnya biaya operasional
karena penyaluran dana yang
tidak merata di setiap program
puskesmas
3. Method : 5 4 2 4 160 1
Kurang nya inovasi metode serta
optimalisasi di wilayah kerja
Puskesmas Kayon
4. Machine : 4 3 2 1 24 4
Terbatasnya fasilitas untuk
menunjang pengendalian vektor
5. Material : 4 3 2 2 48 3
Media kegiatan yang kurang
beragam

43
BAB III
PEMBAHASAN

Lingkungan yang bersih dan sehat identik dengan lingkungan yang jauh
dari unsur kotor dan pengganggu lainnya. Pengganggu ini tidak hanya datang dari
sampah yang berserakan atau tempat yang kumuh, akan tetapi lingkungan yang
bersih juga harus jauh dari unsur hewan pengganggu, vektor, maupun hewan lain
yang akan menambah kekumuhan tempat tersebut dan mengganggu kesehatan
misalnya jentik nyamuk. Jentik nyamuk apabila tumbuh manjadi nyamuk dewasa
menggigit manusia bisa menimbulkan penyakit, misalnya malaria yang
disebabkan gigitan nyamuk.7
Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit dengan angka
kematian yang terbilang tinggi di Indonesia sampai sekarang. Selama tahun 2020
tercatat sebanyak 103.509 penderita DBD yang terjadi di 34 provinsi mencapai
725 orang meninggal dunia. Cara yang dianggap efektif dan tepat dalam
pencegahan dan pemberantasan DBD saat ini adalah dengan mengendalikan
vektor penyebabnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengontrol
vektor nyamuk, baik secara kimiawi maupun natural. Penyemprotan insektisida
perlu kehati-hatian karena zat kimianya dapat terpapar ke bahan makanan,
menyebabkan infeksi bagi yang menghirup asapnya, juga berdampak pada
kekebalan nyamuk dewasa, bahkan bisa menjadikan mutan.10,11 Oleh karena itu
dibutuhkan salah satu metode yang dapat menurunkan populasi nyamuk tanpa
penggunaan insektisida yaitu dengan menggunakan perangkap nyamuk (ovitrap).
Penggunaan perangkap nyamuk (ovitrap) merupakan salah satu metode
pengendalian Aedes sp. yang cukup efektif tanpa menggunakan bahan insektisida
dan berhasil dalam menurunkan densitas vektor di beberapa negara. Pada awalnya
ovitrap dikembangkan untuk survei Ae. aegypti di Amerika. Kemudian digunakan
oleh Central for Diseases Control and Prevention (CDC) untuk surveilans Ae.
aegypti. Di Singapura, ovitrap berhasil diaplikasikan untuk mengontrol penyakit
DBD dengan memasang 2.000 ovitrap di daerah-daerah yang endemis DBD.9
Ovitrap dapat dipasang di kamar mandi atau dekat tandon air. Telur yang muncul
dibuang setiap hari, Setelah 4 minggu berjalan, tidak ditemukan lagi larva di

44
tandon air lainnya. Tujuan dikembangkannya alat ini adalah untuk mendapatkan
ovitrap yang sederhana, murah, dan efektif.

Hal ini di harapkan menjadi sarana serta metode baru dalam pelaksaan
pengendalian vektor sehingga dapat menghentikan penyebaran nyamuk DBD di
wilayah kerja Puskesmas Kayon.

3.1 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang terdapat pada
anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi
yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul renjatan
(shock) angka kematian akan meningkat. Demam pada DBD bisa sampai 390-
400C. Bila demam hanya berkisar 38OC kemungkinan bukan DBD, tetapi bisa jadi
penyakit infeksi virus lain seperti campak, rubella, dan chikungunya atau virus
Hanta (Demam Korea) atau penyakit lain karena infeksi bakteri seperti
tuberkulosa atau thypus atau penyakit radang selaput otak (meningitis).
Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan
penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan
mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta
tersebar luasnya virus Dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di
Indonesia.2

3.2 Penyebab DBD


Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus Dengue sampai sekarang
dikenal 4 serotipe (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, Dengue-4) termasuk dalam
kelompok Arthropod Borne Virus (Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan
merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2,
Dengue-1 dan Dengue-4.2

45
3.3 Mekanisme penularan DBD
Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina.
Nyamuk ini mendapat virus Dengue sewaktu menggigit/menghisap darah orang
yang sakit DBD atau tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus
Dengue. Orang yang mengandung virus Dengue tetapi tidak sakit dapat pergi
kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada
nyamuk Aedes aegypti. Virus Dengue yang terhisap akan berkembang biak dan
menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya. Bila nyamuk
tersebut menggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan berpindah bersama
air liur nyamuk. Apabila orang yang ditulari tidak memiliki kekebalan (umumnya
anak- anak) maka ia akan menderita DBD. Nyamuk yang sudah mengandung
virus Dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain. Dalam
darah manusia, virus Dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih
kurang minggu.3

3.5 Vektor Penyakit DBD


Vektor adalah Arthropoda yang secara aktif menularkan mikroorganisme
penyebab penyakit dari penderita kepada orang yang sehat baik secara mekanik
maupun biologi. Penularan penyakit DBD dari satu orang ke orang lain dengan
perantara nyamuk Aedes. Penyakit ini tidak akan menular tanpa ada gigitan
nyamuk. Nyamuk pembawa virus Dengue yang paling utama adalah jenis Aedes
aegypti.3-4

3.6 Morfologi dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti


Nyamuk berukuran kecil (4-13 mm) dan rapuh. Kepalanya mempunyai
probosis halus dan panjang yang melebihi panjang kepala. Pada nyamuk betina,
probosis dipakai sebagai alat untuk menghisap darah, sedangkan pada nyamuk
jantan untuk menghisap bahan-bahan cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan, buah-
buahan dan juga keringat. Di kiri kanan probosis terdapat palpus yang terdiri dari
5 ruas dan sepasang antena yang terdiri dari 15 ruas. Antena pada nyamuk jantan
berambut lebat (plumose) dan pada nyamuk betina jarang (pilose). Sebagian besar
toraks yang tampak (mesonotum) diliputi bulu halus. Bagian posterior dari
mesonotum terdapat skutelum yang membentuk 3 lengkungan (trilobus). Sayap
nyamuk panjang dan langsing, mempunyai vena yang permukaannya ditumbuhi

46
sisik-sisik sayap (wing scales) yang letaknya mengikuti vena. Pada pinggir sayap
terdapat sederetan rambut yang disebut fringe. Abdomen berbentuk silinder dan
terdiri dari 10 ruas. Dua ruas yang terakhir berubah menjadi alat kelamin.
Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki (heksapoda) yang melekat pada toraks dan
tiap kaki terdiri atas 1 ruas femur, 1 ruas tibia dan 5 ruas tarsus.4
a. Telur
Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telur di atas permukaan air satu per satu. Telur
dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman.
Namun, bila air cukup tersedia, telur-telur biasanya menetas 2-3 hari sesudah
diletakkan. 2
b. Larva
Telur menetas menjadi larva atau sering disebut dengan jentik. Larva nyamuk
memiliki kepala yang cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup jelas.
Untuk mendapatkan oksigen dari udara, larva nyamuk Aedes aegypti biasanya
menggantungkan tubuhnya agak tegak lurus dengan permukaan air. Kebanyakan
larva nyamuk menyaring mikroorganisme dan partikel-partikel lainnya dalam air.
Larva biasanya melakukan pergantian kulit sebanyak empat kali dan berpupasi
sesudah 7 hari. 2
c. Pupa
Setelah mengalami pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa berbentuk
agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam air terutama bila
diganggu. Bila perkembangan pupa sudah sempurna, yaitu sesudah 2 atau 3 hari,
maka kulit pupa pecah dan nyamuk dewasa keluar dan terbang.2

3.7 Tempat Pembiakan Nyamuk Aedes aegypti


Nyamuk Aedes aegypti yang aktif pada siang hari biasanya meletakkan
telur dan berbiak pada tempat-tempat penampungan air bersih atau air hujan
seperti bak mandi, tangki penampungan air, vas bunga (di rumah, sekolah, kantor,
atau perkuburan), kaleng-kaleng atau kantung-kantung plastik bekas, di atas lantai
gedung terbuka, talang rumah, bambu pagar, kulit-kulit buah seperti kulit buah
rambutan, tempurung kelapa, ban-ban bekas, dan semua bentuk kontainer yang
dapat menampung air bersih. Jentik-jentik nyamuk dapat terlihat berenang naik
turun di tempat-tempat penampungan air tersebut.4

47
3.8 Ovitrap
Ovitrap adalah perangkat pemantauan paling sederhana dan paling banyak
digunakan untuk Aedes sp.9 Ovitrap terbukti dapat mengurangi vektor penyebab
demam berdarah.10 Ovitrap merupakan wadah berbahan plastik berisi air yang
ditutupi jaring, telur-telur akan diletakkan oleh nyamuk di permukaan air.14 Alat
ini bekerja dengan cara menghambat perkembangbiakan jentik/larva. Sehingga
telur yang berkembang didalam ovitrap tidak dapat keluar dan akan mati.
Pembuatan ovitrap sangat mudah dan ramah lingkungan. Bahan dasar
pembuatannya dapat menggunakan bahan-bahan bekas yang mudah ditemukan di
lingkungan sekitar seperti ember atau wadah dan plastik bekas. Sehingga sangat
mudah digunakan dan didapatkan oleh semua kalangan. Selain itu ovitrap
menggunakan wadah plastik bekas dapat mengurangi sampah yang susah diurai
dan dijadikan sesuatu yang berguna. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan
ovitrap adalah:
1. Ember hitam atau gelas plastik
2. Air bersih
3. Kasa nyamuk
4. Tali pengikat
Cara pembuatan ovitrap:
1. Pasang kasa nyamuk pada ember (di ikatkan)
2. Isi air sampai 1/3 kasa tergenang air (±150-200 ml)
3. Tempatkan pada area gelap yang disukai nyamuk
Ovitrap diletakkan di tempat tempat gelap seperti sudut rumah yang redup
dimana tempat tersebut sering terdapat nyamuk. Seperti dapur, kamar tidur dan
gudang-gudang serta bisa juga di sudut-sudut kamar mandi. Pada penelitian
sebelumanya yang dilakukan di malaysia11, telah dilakukan pemasangan ovitrap
pada dua tempat yang berbeda yaitu di dalam ruangan (indoor) dan di luar
ruangan (outdoor). Hasil yang didapat telur nyamuk yang terperangkap di dalam
ovitrap indoor lebih banyak untuk jenis Aedes aegypti. Sedangkan pada ovitrap
outdoor lebih banyak telur Aedes albopictus. Hal ini dikarenakan Aedes aegypti

48
lebih suka tinggal didekat manusia (didalam ruangan) sedangkan Aedes
albopictus lebih suka hidup di luar ruangan seperti di semak-semak.

Gambar 2.5. Alat perangkap nyamuk ovitrap

49
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
4.1 Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam upaya meningkatkan program pengendalian vektor pada wilayah
kerja Puskesmas Kayon diperlukan pemecahan masalah yang dapat dianalisis
dengan metode SWOT.

Tabel 4.1 Hasil Analisis SWOT Berdasarkan Data Demografi dan temuan di
Lapangan
Kekuatan (Strengh) Kelemahan (Weakness)

1. Terdapat 5 Puskesmas 1. Kurangnya tenaga kesehatan


Pembantu, dan 6 Posbindu lingkungan
yang dapat menjadi sarana 2. Cakupan wilayah yang cukup
untuk pelatihan pembuatan luas
ovitrap.

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)

 Jumlah usia produktif yang 1. Kurangnya kesadaran


lebih banyak dibandingkan masyarakat dalam membantu
dengan non-produktif (15-44 menangulangi vektor penyebab
tahun) DBD

50
Tabel 4.2 Tabel Alternatif Pemecahan Masalah

S W

O 1. Peran 5 Puskesmas Partisipasi masyarakat yang baik dan


Pembantu, dan 6 Posbindu usia produktif yang lebih banyak
yang dapat menjadi sarana dapat membantu tenaga puskesmas
untuk pelatihan pembuatan yang sedikit dan lebih mudah dilatih
ovitrap. agar mampu menyampaikan pesan
2. Jarak tempuh antar tempat atau informasi tentang pentingnya
tidak memerlukan waktu pengendalian vektor serta pembuatan
lama, jadi menghemat alat ovitrap.
waktu dan biaya
T Posyandu dan posbindu dapat Melakukan pelatihan pembuatan
digunakan sebagai tempat ovitrap agar masyarakat dapat
dilakukannya kegiatan berupa membantu pengendalian vektor
pelatihan pembuatan ovitrap. dirumah masing-masing

Solusi Untuk Permasalahan Yang Ada


Dalam upaya meningkatkan angka pengendalian vektor pada wilayah kerja
puskesmas Kayon diperlukan pemecahan masalah yang melibatkan petugas
kesehatan dan masyarakat. Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan
diantaranya sebagai berikut:

51
4.2 Prioritas Pemecahan Masalah
Alternatif masalah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Alternatif Pemecahan Masalah
No Permasalahan Alternatif

1 Jumlah petugas puskesmas 1. Membentuk DERMAS (Kader


bagian kesehatan Masyarakat) sebagai kader untuk
lingkungan yang masih membantu tenaga kesehatan dalam
melakukan kegiatan.
kurang
2. Menjalin kerjasama lintas program
internal kesehatan puskesmas
3. Menjalin kerjasama lintas sektor

2. Terbatasnya biaya Mebuat daftar prioritas mengenai upaya


operasional karena pokok yang benar-benar membutuhkan
penyaluran dana yang tidak biaya dalam menjalankan programnya.
merata di setiap program
puskesmas

3. Kurangnya inovasi metode Menggunakan inovasi baru dalam


serta optimalisasi wilayah mengendalikan vektor dengan cara
kerja Puskesmas Kayon penggunaan ovitrap

4. Terbatasnya fasilitas untukMendata fasilitas apa yang kurang dan


menunjang pengendalian memprioritaskan pengadaan fasilitas yang
vektor kurang.

5. Media kegiatan yang1. Mengadakan survey sehingga bagian


kurang beragam promosi kesehatan mengetahui tren-tren
penyebaran informasi yang dapat diketahui
oleh seluruh masyarakat.

Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel di atas maka prioritas pemecahan


masalah tentang kurangnnya angka capaian pengendalian vektor adalah dengan
menggunakan inovasi baru tentang penggunaan alat perangkap nyamuk yang
ramah lingkungan (ovitrap).

52
4.3 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah
Adapun rencana tindakan pemecahan masalah dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Perencanaan (planning)
a. Tujuan: Tujuan umum dari kegiatan ini adalah meningkatkan angka
capaian pengendalian vektor di Puskesmas Kayon
b. Pembentukan panitia pelaksana pelatihan pembuatan ovitrap
c. Menentukan sasaran kegiatan: para ketua RT dan masyarakat usia
produktif (15-44 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Kayon
d. Menyusun kegiatan pelatihan dan pendampingan pada masyarakat
e. Menyusun jadwal
f. Menentukan pemberi materi pelatihan: Pemegang program bagian
kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas Kayon
g. Menentukan perangkat yang diperlukan: modul, perangkat presentasi
berupa laptop dan proyektor, alat pembuat ovitrap (botol bekas atau
ember, jaring-jaring, tali)
h. Menentukan tempat pelaksanaan kegiatan
i. Menentukan sumber pendanaan : dana operasional tahunan
puskesmas
2. Panitia (comitee)
Terdiri dari panitia pelaksana (organizing comitee) dan panitia
pengawas (steering commitee). OC bertugas mempersiapkan teknis
pelaksanaan seperti susunan acara, anggaran dana, waktu-tempat kegiatan,
dan peralatan. SC bertugas menyusun materi dan melatih pemberi materi.
3. Pengorganisasian
Melakukan pembentukan panitia pelaksana untuk kegiatan yang
telah direncanakan yaitu sebagai berikut:
Penasihat : Kepala Puskesmas Pahandut Pahandut
Ketua : Koordinator program kesehatan lingkungan
Wakil Ketua : Koordinator bagian

53
Sekretaris : 1 orang bidan
Bendahara : Bendahara Puskesmas Kayon
Pemateri : Koordinator program kesehatan lingkungan

4. Pelaksanaan Kegiatan
a. Penyelenggara : Tim kesehatan lingkungan
b. Pelaksana : Petugas klinik sanitasi
c. Sasaran : Masyarakat usia produktif
d. Waktu kegiatan : Sesuai program pemantauan vektor/ dapat
dilakukan pada waktu penyuluhan kesehatan lingkungan di
masyarakat
C. Evaluasi
1. Jangka Pendek
Kegiatan pelatihan pembuatan alat ovitrap dalam upaya meningkatkan
angka capaian pengendalian vektor DBD.
2. Jangka Menengah
Pemantauan vektor dilakukan dengan melihat jumlah nyamuk yang
terperangkap didalam ovitrap
3. Jangka Panjang
Meningkatnya angka capaian pengendalian vektor di wilayah kerja
Puskesmas Kayon.

54
Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1 Kegiatan pelatihan
pembuatan alat ovitrap
dalam upaya
meningkatkan angka
capaian pengendalian
vektor DBD.

2 Pemantauan vektor
dilakukan dengan
melihat jumlah nyamuk
yang terperangkap
didalam ovitrap

3 Meningkatnya angka
capaian pengendalian
vektor di wilayah kerja
Puskesmas Kayon.

55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data di profil Puskesmas Kayon tahun 2021 target pencapaian
Angka Pengendalian vektor di wilayah kerja Puskesmas Kayon belum tercapai.
Melalui metode PAHO-CENDES didapatkan beberapa prioritas masalah yang
menyebabkan Angka Pengendalian Vektor wilayah kerja Puskesmas Kayon
masih rendah. Maka disusunlah pembahasan dan analisis dari masalah prioritas
maupun masalah-masalah lainya. Berdasarkan analisis prioritas pemecahan
masalah menggunakan metode PAHO- CENDES, maka solusi yang paling utama
untuk dilakukan yaitu diadakannya pelatihan pembuatan alat perangkap nyamuk
(ovitrap) yang akan mempermudah pengendalian vektor serta menurunkan angka
kesakitan akibat vektor DBD di wilayah kerja Puskesmas Kayon.

56
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Profil 2020 UPT Puskesmas Kayon. UPT Puskesmas Kayon. 2021.
2. World Health Organization (WHO). Dengue haemorrhagic fever: diagnosis,
treatment, prevention and control. 2nd edition. Geneva : World Health
Organization.[Internet].WHO.2020.Tersedia:https://www.who.int/csr/resources/
publications/dengue/001-11.pdf?ua=1
3. Suyudi A, Fatiqin A, Salim M. Efektivitas Air Rendaman Cabai Merah
(Capsicum annum) Jerami (Oryza sativa) Serbuk Kulit Jengkol (Pithecellobium
lobattum) sebagai Atraktan Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Prosiding Seminar
Nasional Sains Dan Teknologi. 2018;1(1)
4. Nendissa, Rithe A. Gambaran Perilaku Pencegahan 3M Plus terhadap
Kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kayu Putih. Moluccas Health
Journal 1.3, 2019.
5. Ermayana D, Ishak H, and B. H. Hakim. Effect of Ovitrap Modification and
Attractant Substances to the Mosquito Aedes sp. Density base on the Endemicity
in Makassar City. International journal of sciences Basic and
Applied Research 2015;24(3): 236-243..
6. Hidayati L, Hadi UK, Soviana S. Pemanfaatan ovitrap dalam pengukuran
populasi Aedes sp. dan penentuan kondisi rumah. Jurnal Entomologi
Indonesia 2018;14(3): 126.
7. Yuningsih R. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Kejadian
Luar Biasa Demam Berdarah Dengue. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
RI.2019.
8. Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya. 2018. Profil Kesehatan Kota
Palangka Raya Tahun 2017.
9. Widoretno N. Comparing Effectiveness of Hay Infusion and Sugar
Fermentation Solution as Ovitrap's Attractans to Aedes aegypti. Qanun
Medika-Medical Journal Faculty of Medicine Muhammadiyah
Surabaya.2018;2(2)

57
10. Pramurditya R, Aris S, Widyanto A. Efektifitas Beberapa Jenis Atraktan
Dalam Menangkap Telur Nyamuk Aedes Sp Di Kelurahan Teluk Kecamatan
Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Buletin
Keslingmas 2017;36(3): 244-254.
11. Mohd Arif AK, et al. Ovitrap Surveillance of Aedes aegypti and Aedes
albopictus in Dengue Endemic Areas in Keramat and Shah Alam, Selangor in
2016. IIUM Medical Journal Malaysia, 2018, 17(3).

58

Anda mungkin juga menyukai