오늘 밤에도 별이 바람에 스치운다. Malam ini pun bintang dibuai oleh angin
Puisi karya Yoon Dongju dalam kumpulan puisi yang berjudul "하늘과 바람과 별과
시" sebagian besar berisi tentang keinginan kuat akan kemerdekaan korea, kekecewaan dan
kesedihannya atas penjajahan Jepang. Pada puisi 서시 ini dapat terlihat bahwa Yoon Dongju
pada saat itu sedang mengalami keseulitan dan kesedihan karena ia telah ditangkap dan
dipenjara oleh tentara Jepang demi mewujudkan kemerdekaan Korea. Pada puisi ini juga
terlihat bahwa Yoon Dongju sudah tidak berdaya dan pasrah karena sudah tidak bisa
melakukan apapun lagi, dapat terlihat pada baris pertama dan kedua yang berbunyi sebagai
berikut:
한 점 부끄럼이 없기를
Yang memiliki makna Yoon Dongju berharap tidak ada rasa malu yang ia rasakan
saat meninggal nanti karena ia rasa tidak banyak yang bisa ia lakukan untuk kemerdekaan
Korea, dan ia berharap bisa terus melihat langit yang indah sampai hari kematiannya
menjemput.
Tapi harapan itu seolah tidak pernah terwujud karena ia terus merasa bersalah dan
merasa malu karena tidak bisa melakukan apapun untuk negaranya. Kemudian pada baris
selanjutnya yaitu baris ketiga dan keempat mengekspresikan bahwa karena ia menjadi sangat
sensitif akan rasa bersalah dan kecewanya itu sehingga kesalahan atau kesulitan sekecil
daunpun menjadi perhatian yang besar untuknya dan semakin membuatnua terpuruk akan
kesedihan dan kekecewaan tersebut. Terlihat pada kalimat sebagai berikut :
잎새에 이는 바람에도
나는 괴로워했다.
Pada kedua baris ini terlihat Yoon Dongju merasa terganggu oleh hal-hal kecil,
bahkan seperti daun yang diterpa oleh angin sekalipun ia pedulikan. Pada kata daun (잎새 )
ini bukan makna daun yang sesungguhnya, tetapi memiliki makna bahwa masalah atau
kesulitan yang sepele atau harusnya tidak ia hiraukan.
별을 노래하는 마음으로
모든 죽어 가는 것을 사랑해야지
걸어가야겠다.
Pada baris kelima hingga kesembilan ini menggambarkan kepasrahan Yoon Dongju
akan keadaan yang ada dan hanya bisa berdoa dan terus berharap Korea dapat segera
merdeka. Hal itu terlihat pada penggunaan kata bintang(별) sebagai simbol harapan, ia terus
berharap tanpa henti dan mencoba mencintai kenyataan yang telah terjadi, termasuk
kenyataan bahwa kondisinya yang sakit dan tidak berdaya seperti akan sekarat.