Anda di halaman 1dari 3

Dulu sewaktu aku tinggal di Depok, aku mempunyai sahabat dia namanya

Karla,sejak kecil ak

Dulu sewaktu aku tinggal di Depok, aku mempunyai sahabat dia namanya KARLA,
sejak kecil aku bersahabat dengannya.Rumahnya berdekatan dengan rumahku namaku
FANIA . Aku duduk di depan teras rumah dengan di temani segelas susu dan roti berselai
coklat . Aku sedang menunggu sesosok wanita yang biasanya menjemputku untuk bermain.

“Duh………… karla kok lama banget yah” ujarku dengan mengaduk-ngaduk susu
hingga aku malas untuk meminumnya.tak lama kemudian karla pun datang dengan
mengendarai sepeda kayuh miliknya. Kini ku melihat senyum manis dari bibirnya.dia selalu
ceria, yang tidak pernah menampakkan kesusahannya.bagiku dia adalah wanita yang tegar.

“Fania ………… maaf yah. pasti kamu nunggu lama yah. soalnya tadi aku masih di
suruh Ayah ke rumah paman untuk mengantarkan kue” karla menjelaskan dengan nafas
yang terengah-engah .”ya gak papa kok kar………. kalau gitu sekarang kita maen yuk. aku tau
tempat yang paling pas buat kita maen sekarang “jawabku dengan melontarkan senyuman
dari bibirku.

aku dan karla pun menggayuh sepeda dengan perlahan-lahan karna tempat yang
kita tuju tidak begitu jauh. angin yang berhembusan membuat rambutku yang indah ini
berterbangan.kini sampailah di tempat yang kita tuju.

“wah……… tempat ini sangat bagus fan. aku sangat menyukai tempat ini”ujar kata
dengan wajah cerianya.

“ya iya dong, siapa dulu yang milih fania………” jawabku

“aku berharap persahabatan kita akan selalu melekat . tempat ini akan menjadi
saksi persahabatan kita .” ujarku dengan serius. Dengan berjalannya waktu kini sampailah di
ujung kelulusan aku merasa senang karna aku dan karla mendapatkan nilai yang
memuaskan. di sisi lain aku merasa sedih karna karla di paksa orang tuanya untuk
melanjutkan kuliah di Jakarta. aku tau nasib ku tidak mungkin sama seperti karla karna di
lihat dari perekonomian sudah sangat berbeda.

malam ini dengan di penuhi bintang-bintang dan bulan yang tersenyum padaku.
tapi semua itu tidak akan memberhentikan tetesan air mata yang mengalir di pipiku.aku
terus merenung di dalam kamar dan berkhayal aku juga bisa melanjutkan kuliah bersama
karla. tiba- tiba bunda memanggilku dan kubuka pintu kamarku.ketika ku menoleh kepintu di
situ ku melihat sesosok wanita yang berdiri dengan melontarkan senyumanya.aku pun
langsung memeluk karla.
“karla……………… apa kau yakin akan melanjutkan kuliah di Jakarta” ujarku,air mata
terus menetes di pipi kiri kananku.

“ya fan………aku sudah yakin. tapi tenang aja aku tidak akan melupakan mu. aku
akan selalu mengirim surat padamu”jawab karla yang berusaha menenangkanku.

“aku berharap kamu di sana bisa jaga diri dan aku berharap kamu akan kembali ke
desa itu. aku di sini akan selalu mendo’akanmu” pesanku pada karla sahabatku.

malam ini karla akan berangkat ke Jakarta. dia akan meluangkan waktu untuk berpamiitan
padaku. hari demi hari kulawati tanpa kehadiran seorang sahabat yang selalu ada canda
tawa. tapi ………..aku harus tetap semangat, karena aku tahu karla tidak akan melupakan
persahabatan ini.

hari-hariku kini hanya ditemani membaca buku atau novel. entah kenapa aku
sangat merindukan karla. aku rindu canda tawanya.

“bagaimana sekarang kabarnya karla yah………kok dia masih belum ngirim surat
padaku.masa` ya dia lupa padaku” ujarku dalam renungan

suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Ternyata bunda yang sedang


membawa sebuah amplop yang rupanya itu surat dari karla. aku pun menghampiri bunda
yang sedang berdiri di pintu.

“apakah ini surat dari karla bun” ujarku dengan merasa senang “

“yah ini surat dari karla”.jawab buna dengan memberikan sebuah amplop yang
berwarna coklat, di atas kertas itu tertera namaku.

aku pun langsung membaringkan tubuhku di atas kasur sambil membaca surat dari
karla.kini rinduku pada karla mulai sedikit terobati meskipun hanya sekedar surat.

isi surat

from:karla di Jakarta

to:fania di Depok (sahabatku)

Assalaamu`alaikum wr.wb

Hellow fania ………bagaimana kabar kamu di sana. disini aku sedang merindukan
sesosok wanita yang selalu membuatku tersenyum.kini aku ingin melihat wajahnya tapi jarak
yang tidak memungkinkan kita untuk bertemu.aku di sini mempunyai hewan peliharaan
kelinci yaitu hewan yang kamu sukai. rasanya aku ingin mengirimkan hewan kelinci ini
padamu. cukup ya fan. aku sekarang mau fokus kuliah dulu.do`akan aku ya…….semoga aku
bisa menjalankan kuliah ini.lain kali aku akan mengirim surat padamu.
Wassalamu`alaikum wr.wb.

Itu adalah surat pertama dari karla setelah karla kurang lebih 1 bulan pindah ke
Jakarta. hari demi hari terus ku lewati. suatu masalah terus menghampiriku kini sudah 1
bulan. aku menunggu surat dari karla. hampir 3 bulan karla tidak mengirim surat padaku
dan aku berfikiran mungkin karla masih sibuk dengan kuliahnya di sana. tapi aku terus
berharap mendapatkan surat dari karla.

1 TAHUN KEMUDIAN ………………………………….

tak ada satu surat pun yang sampai padaku. kini aku merasa bingung ada apa
dengan karla di sana? apa dia sudah lupa? Apadia sangat sibuk sampai-sampai dia tidak
meluangkan waktu untuk menulis surat padaku?

aku pun memutuskan berangkat ke Jakarta untuk menjenguk karla di sana. aku
memecahkan tabunganku di dalam kaleng. padahal uang itu akan aku buat untuk kuliah
bersama karla di Jakarta tapi.................aku sudah ingin melepas rindu. awalnya bunda dan
ayah tidak mengizinkan tapi aku terus memaksa.dan akhirnya aku di perbolehkan untuk
pergi ke Jakarta.

“mas tau alamat ini dimana”ujarku sambil memperhatikan alamat itu ke tukang
ojek.

“oh ya tau mbak. ayo naik” jawabnya

aku sekarang menuju ke rumahnya karla. begitu senangnya aku, sebentar lagi rindu
ini akan terlepas dan sesampainya di rumah karla, aku melihat seorang wanita yang duduk
di depan rumah dengan kursi roda. aku terkejut ternyata wanita itu adalah karla.dia kini
lumpuh karna musibah menimpa pada dirinya.aku merasa sedih dan ternyata semua ini
alasan karla tidak mengirim surat padaku dia merasa malu padaku karna dia lumpuh
.tapi……………………bagiku semua itu tidak merubah persahabatan yang selama ini aku dan
karla berusaha untuk menyatukan.kami tetap menjadi sahabat walau situasi dan kondisi
sudah tidak sama seperti dulu.

Anda mungkin juga menyukai