Anda di halaman 1dari 37

Visi Kemenkes RI:

Sesuai Edaran Menteri PPN/ Bappenas No. B.899/M.PPN/Ses/PP.03.02/12/2019 tanggal 20 Desember 2019

Visi Kemenkes:

“Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan untuk Menuju Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”

Misi Kemenkes RI:

Sesuai Edaran Menteri PPN/ Bappenas No. B.899/M.PPN/Ses/PP.03.02/12/2019 tanggal 20 Desember 2019

Misi Kemenkes:

Guna mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, Kemenkes menetapkan misi sebagai berikut:

1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia

2. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan kesehatan

3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumberdaya kesehatan

4. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

Aspek Fundamental SDGs:

1) People (manusia)
2) Planet (bumi)
3) Prosperity (kesejahteraan)
4) Peace (Perdamaian)
5) Partnership (Kemitraan)

Goal’s SDG’s untuk pemerataan defekasi :


Tujuan 6. Air Bersih dan Sanitasi untuk Semua
Sanitasi, begitu juga air bersih, secara khusus dibahas pada tujuan enam SDGs, walaupun tetap perlu
menjadi catatan bahwa tujuan-tujuan yang ada ini sesungguhnya merupakan suatu kesatuan. Dalam
penjelasan mengenai tujuan enam, ditetapkan target atau sasaran capaian sebagai berikut:

 Pada tahun 2030, mencapai akses air minum universal dan layak yang aman dan terjangkau bagi
semua;
 Pada tahun 2030, mencapai akses sanitasi dan kebersihan yang memadai dan layak untuk semua, dan
mengakhiri buang air besar sembarangan (BABS), memberikan perhatian khusus pada kebutuhan
perempuan dan anak perempuan dan orang-orang dalam situasi rentan;
 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan timbulan
sampah serta mengurangi pembuangan bahan kimia berbahaya, dan mengurangi hingga separuh
proporsi air limbah yang tidak ditangani serta meningkatkan guna ulang dan daur ulang aman secara
global;
 Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor dan
memastikan keberlangsungan pengambilan dan pasokan air tawar untuk mengatasi kelangkaan air
dan secara substansial menurunkan jumlah masyarakat yang menderita kelangkaan air;
 Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumberdaya air terpadu di semua tingkatan, termasuk
melalui kerjasama lintas batas yang sesuai;
 Pada tahun 2020, melindungi dan memperbaiki ekosistem yang terkait air, termasuk pegunungan,
hutan, lahan basah, sungai, akuifer dan danau.
 Pada tahun 2030, memperluas kerjasama dan pengembangan kapasitas dukungan internasional untuk
negara-negara berkembang dalam kegiatan ataupun program yang berhubungan dengan air bersih
dan sanitasi, termasuk pemeliharaan sumber air, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air limbah,
teknologi daur ulang dan guna ulang;
 Pada tahun 2030, mendukung dan memperkuat partisipasi masyarakat lokal dalam meningkatkan
pengelolaan air dan sanitasi.

Tujuan 05
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan

TARGET

1. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan anak perempuan dimana saja
2. Mengeliminasi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan pada ruang publik
dan privat, termasuk perdagangan (trafficking) dan seksual dan bentuk eksploitasi lainnya
3. Menghapukan segalasemua praktek-praktek yang membahayakan, seperti perkawinan anak, dini dan
paksa dan sunat pada perempuan
4. Menyadari dan menghargai pelayanandan kerja domestik yang tidak dibayar melalui penyediaan
pelayanan publik, kebijakan perlindungan infrastruktur dan sosial serta mendorong adanya tanggung
jawab bersama didalam rumah tangga dan keluarga yang pantas secara nasional
5. Memastikan bahwa semua perempuan dapat berpartisipasi penuh dan mendapat kesempatan yang
sama untuk kepemimpinan pada semua level pengambilan keputusan dalam kehidupan politik,
ekonomi dan publik
6. Memastikan adanya akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi dan hak reproduksi
sebagaimana telah disepakati dalam Program Aksi Konferensi Internasional mengenai
Kependudukan dan Pembangunan dan Aksi Platform Beijing dan dokumen hasil dari konferensi
review keduanya
 Melakukan reformasi untuk memberikan hak yang sama bagi perempuan terhadap sumber-sumber
ekonomi dan juga akses terhadap kepemilikan dan kontrol terhadap tanah dan bentuk property
lainnya pelayanan finansial, warisan dan sumber daya alam, sesuai dengan hukum nasional
 Memperbanyak penggunaan teknologi terapan, khususnya teknologi informasi dan komunikasi,
untuk mendukung pemberdayaan perempuan
 Mengadopsi dan menguatkan kebijakan yang jelas dan penegakkan perundang-undangan untuk
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan pada
semua level

Tahap-tahap rehabilitasi bagi pecandu narkoba :


1. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya baik fisik dan
mental oleh dokter terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk
mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat
ringanya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna memdeteksi
gejala kecanduan narkoba tersebut.

2. Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi. Di Indonesia sudah di
bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido
(Kampus Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Di tempat rehabilitasi ini, pecandu menjalani
berbagai program diantaranya program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas langkah,
pendekatan keagamaan, dan lain-lain.

3. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk
mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di
bawah pengawasan.

Untuk setiap tahap rehabilitasi diperlukan pengawasan dan evaluasi secara terus menerus terhadap proses
pulihan seorang pecandu.

Dalam penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode terapi dan rehabilitasi yang
digunakan yaitu :

1. Cold turkey; artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan narkoba/zat adiktif. Metode ini
merupakan metode tertua, dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa memberikan obat-
obatan. Setelah gejala putus obat hilang, pecandu dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi konseling
(rehabilitasi nonmedis). Metode ini bnayak digunakan oleh beberapa panti rehabilitasi dengan pendekatan
keagamaan dalam fase detoksifikasinya.

2. Metode alternatif

3. Terapi substitusi opioda; hanya digunakan untuk pasien-pasien ketergantungan heroin (opioda). Untuk
pengguna opioda hard core addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun menggunakan opioda
suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu berulang kali menjalani terapi
ketergantungan. Kebutuhan heroin (narkotika ilegal) diganti (substitusi) dengan narkotika legal. Beberapa
obat yang sering digunakan adalah kodein, bufrenorphin, metadone, dan nalrekson. Obat-obatan ini
digunakan sebagai obat detoksifikasi, dan diberikan dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan pecandu,
kemudian secara bertahap dosisnya diturunkan.

Keempat obat di atas telah banyak beredar di Indonesia dan perlu adanya kontrol penggunaan untuk
menghindari adanya penyimpangan/penyalahgunaan obat-obatan ini yang akan berdampak fatal.

4. Therapeutic community (TC); metode ini mulai digunakan pada akhir 1950 di Amerika Serikat. Tujuan
utamanya adalah menolong pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat dan dapat kembali
menjalani kehidupan yang produktif. Program TC, merupakan program yang disebut Drug Free Self Help
Program. program ini mempunyai sembilan elemen yaitu partisipasi aktif, feedback dari keanggotaan, role
modeling, format kolektif untuk perubahan pribadi, sharing norma dan nilai-nilai, struktur & sistem,
komunikasi terbuka, hubungan kelompok dan penggunaan terminologi unik. Aktivitas dalam TC akan
menolong peserta belajar mengenal dirinya melalui lima area pengembangan kepribadian, yaitu manajemen
perilaku, emosi/psikologis, intelektual & spiritual, vocasional dan pendidikan, keterampilan untuk bertahan
bersih dari narkoba.

5. Metode 12 steps; di Amerika Serikat, jika seseorang kedapatan mabuk atau menyalahgunakan narkoba,
pengadilan akan memberikan hukuman untuk mengikuti program 12 langkah. Pecandu yang mengikuti
program ini dimotivasi untuk mengimplementasikan ke 12 langkah ini dalam kehidupan sehari-hari.
HKN tanggal 12 November
CERDIK
Tujuan-tujuan dari dilaksanakannya program KB antara lain:

1. Membentuk keluarga kecil yang sejahtera dan sesuai dengan kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh keluarga
tersebut. Perencanaan jumlah anak dan pengaturan jarak kelahiran adalah cara untuk mendapatkan keluarga kecil
dan bahagia.

2. Mencanangkan keluarga kecil dengan 2 anak, mencegah terjadinya pernikahan di usia dini serta peningkatan
kesejahteraan keluarga Indonesia.

3. Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda atau terlalu tua serta memelihara
kesehatan alat reproduksi.

4. Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia.

MANFAAT MENGIKUTI PROGRAM KELUARGA BERENCANA

1. Menurunkan Risiko Kanker Rahim dan Serviks Rahim adalah bagian penting dalam organ reproduksi wanita. Salah
satu penyakit berbahaya yang dapat menyerang sistem reproduksi ini adalah kanker rahim. Kanker rahim menyerang
sel-sel pada dinding rahim. Sementara kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim organ wanita.
Serviks berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim. Kedua kanker ini disebabkan oleh virus HPV atau Human
Papillomavirus. Penggunaan alat-alat kontrasepsi seperti spiral dapat menurunkan resiko terserang kanker ini secara
signifikan. Hal ini dikarenakan spiral yang ditanam di dalam rahim dapat mencegah serangan dari virus HPV.

2. Menghindari Kehamilan yang Tidak Diharapkan Kehamilan yang tidak diharapkan sering kali terjadi di tengah
masyarakat dan biasanya disebabkan oleh kecerobohan. Kasus ini umumnya terjadi pada pasangan muda yang
belum terikat pernikahan atau keluarga yang sudah memiliki terlalu banyak momongan.

3. Mencegah Penyakit Menular Seksual Berhubungan seksual tidak terlepas dari risiko menderita penyakit menular
seksual (PMS). Penggunaan alat kontrasepsi dapat mencegah penyakit-penyakit seperti HIV/AIDS, sipilis, dan
penyakit menular seksual lainnya.

4. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Bayi Proses kehamilan yang direncanakan dengan matang akan memberikan
dampak baik bagi kesehatan ibu dan bayi.

5. Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Kasus ibu dan bayi yang meninggal pada proses persalinan masih sering
dijumpai. Kasus tersebut bisa terjadi sewaktu proses persalinan maupun di hari-hari awal kelahiran sang bayi. Hal
seperti ini terjadi karena sang ibu kurang mengerti hal-hal yang harus dilakukan sewaktu masa hamil atau belum siap
untuk melahirkan. Program keluarga berencana juga akan memberikan pengarahan kepada ibu hamil dan keluarga
tentang cara merawat kesehatan ibu dan janin. Selain itu pengarahan tentang proses persalinan juga akan diberikan.
6. Menghasilkan Keluarga yang Berkualitas Kualitas keluarga banyak ditentukan oleh perencanaan keluarga yang
matang mengenai jumlah anak, jarak kelahiran dan usia ideal untuk hamil. Keluarga yang merencanakan hal tersebut
secara mendalam memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi keluarga berkualitas dari berbagai aspek
kehidupan. Kesehatan yang terjaga, ekonomi yang stabil, serta pendidikan yang baik adalah beberapa aspek penting
untuk keluarga berkualitas.

7. Menjamin Pendidikan Anak Lebih Baik Dewasa ini, banyak dijumpai anak di bawah umur yang seharusnya
bersekolah, terlihat membanting tulang untuk mencari uang sendiri. Hal tersebut dilakukan untuk membantu
menghidupi dan mengurangi beban keluarganya.
Tatalaksana neuralgia trigeminal

Penanganan awal trigeminal neuralgia dimulai dengan pemberian obat, yang bertujuan
mengurangi atau menghalangi sinyal rasa nyeri yang dikirim ke otak. Beberapa jenis obat
tersebut, antara lain:

 Antikonvulsan, seperti carbamazepine, oxcarbazepine, lamotrigine, phenytoin,


clonazepam, atau gabapentin. Obat antikonvulsan yang umumnya ditujukan untuk penyakit
epilepsi, dapat diberikan untuk kasus ini dengan tujuan memperlambat impuls saraf
sehingga mengurangi kemampuan saraf mengirimkan rasa nyeri ke otak. Obat ini perlu
dikonsumsi secara teratur dan dapat dihentikan saat rasa nyeri mereda atau mengalami
perbaikan. Dosis obat dapat ditingkatkan atau diganti jika obat tersebut sudah tidak efektif.
Efek samping yang mungkin muncul adalah mual, pusing, linglung, dan kelelahan.
 Suntikan botox atau botulinum toxin diduga dapat mengurangi rasa sakit yang tidak bisa
ditangani dengan pemberian obat-obatan. Namun, metode ini masih perlu diteliti kembali.
 Obat antispasmodik, yaitu golongan obat yang dapat melemaskan otot dan dapat
digunakan bersama carbamazepine. Contoh golongan obat ini adalah baclofen. Efek
samping yang mungkin muncul yaitu mual, kelelahan, dan linglung.

Metode lain untuk penanganan trigeminal neuralgia adalah operasi. Prosedur ini dapat dilakukan
jika gejala tidak kunjung mereda atau muncul efek samping terus menerus dari konsumsi obat.
Terdapat beberapa prosedur operasi yang bisa dilakukan untuk trigeminal neuralgia, antara lain:

 Dekrompresi mikrovaskular (microvascular decompression). Melalui prosedur ini,


pembuluh darah yang berhubungan dengan saraf trigeminal akan diangkat atau
dipindahkan, kemudian sebuah bantalan akan ditempatkan di antara pembuluh darah dan
saraf. Pada kasus tertentu, dokter dapat memotong pembuluh darah yang menekan saraf
trigeminal jika memang diperlukan. Beberapa risiko dari prosedur ini, yaitu pendengaran
menurun, kelumpuhan, baal pada wajah, atau stroke.
 Bedah radiasi pisau gamma (gamma knife radiosurgery). Melalui prosedur ini, dokter
akan memaparkan radiasi dalam dosis tertentu ke akar saraf trigeminal untuk merusaknya,
sehingga dapat mengurangi rasa sakit. Prosedur ini dapat diulang jika rasa nyeri
menyerang kembali.
 Rhizotomy. Prosedur ini dilakukan dengan merusak serabut saraf guna menghambat rasa
nyeri. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk merusak serabut saraf adalah
penyuntikan gliserol steril pada ganglion saraf trigeminal untuk merusak saraf tigeminal
(glycerol injection), mengembangkan balon melalui selang kateter di dasar tulang
tengkorak (balloon compression), dan memasukkan jarum serta mengalirkannya dengan
aliran listrik ringan pada dasar tulang tengkorak untuk merusak jaringan serat saraf
(radiofrequency thermal lesioning). Meski dapat mengatasi rasa nyeri, ketiga prosedur ini
berisiko menyebabkan wajah menjadi mati rasa atau terasa kebas, perdarahan dan memar
pada wajah, gangguan mata dan pendengaran pada sisi lokasi tindakan, bahkan Namun,
hal tersebut jarang terjadi.

-Tumor di leher tidak nyeri tetapi mendorong telinga (tumir jinak parotis) ??

-Gangguan pita suara, laringoskop tampak berdarah bila disentuh, diagnose (kanker pita suara) ?
Pencegahan Asma
OBAT CACING

Beberapa jenis obat cacing untuk dewasa yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati
penyakit cacingan adalah:

1. Mebendazole
Mebendazole digunakan untuk mengobati infeksi cacing gelang, cacing tambang, dan cacing
cambuk. Obat cacing ini tersedia dalam bentuk tablet dan cair. Meskipun obat ini dapat
membunuh cacing dewasa, namun mebendazole tidak dapat membasmi telur cacing.
Obat cacing mebendazole dapat diperoleh melalui resep dokter. Saat mengonsumsinya, pastikan
Anda mengikuti petunjuk penggunaan yang disarankan oleh dokter.
Selain itu, obat cacing ini juga tidak disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil, menyusui, dan anak
berusia di bawah 2 tahun.
2. Albendazole
Albendazole digunakan untuk mengobati cacingan yang disebabkan cacing pita. Obat ini ada
yang tersedia dalam bentuk tablet kunyah atau tablet minum dan hanya bisa diperoleh melalui
resep dokter.
Obat cacing albendazole bekerja dengan cara menghambat metabolisme cacing, sehingga cacing
tidak dapat memperoleh energi. Agar bisa diserap dengan baik oleh tubuh, albendazole
disarankan untuk dikonsumsi bersama makanan yang mengandung lemak.
3. Pirantel pamoat
Obat cacing pirantel pamoat digunakan untuk mengobati infeksi cacing gelang dan cacing kremi.
Obat ini dapat dibeli bebas tanpa resep dokter. Saat menggunakannya, pastikan Anda membaca
petunjuk penggunaan dan dosis pemakaian sesuai yang tertera pada kemasan produk.
Meski obat ini bisa dibeli secara bebas, pirantel tidak direkomendasikan untuk ibu hamil dan
menyusui, anak berusia di bawah 2 tahun, atau orang yang memiliki gangguan fungsi hati, kecuali
atas petunjuk dokter.

4. Ivermectin
Ivermectin merupakan obat cacing untuk mengobati infeksi cacing gelang. Obat ini tersedia dalam
bentuk tablet dan hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Agar dapat bekerja dengan baik,
Anda disarankan untuk mengonsumsi obat cacing ivermectin dalam keadaan perut kosong atau
sebelum makan.
5. Praziquantel
Praziquantel digunakan untuk mengobati infeksi cacing yang hidup di dalam aliran darah, saluran
penceranan, atau hati. Praziquantel tersedia dalam bentuk tablet dan hanya boleh dikonsumsi
sesuai dengan petunjuk dan resep dokter.

SKABIES
Skabies, atau dikenal sebagai kudis, merupakan penyakit kulit yang sangat gatal, disebabkan oleh infestasi
dan sensitisasi terhadap parasit Sarcoptes scabiei var hominisdan produknya, seperti telur, feses, saliva, atau
produk sekretori lainnya. Penyakit ini bersifat menular dan umumnya menyerang sekelompok orang,
misalnya pada perkampungan padat penduduk atau penghuni asrama. [1]
Parasit Sarcoptes scabiei berukuran kecil dengan panjang sekitar 0,5 mm dan sulit diidentifikasi tanpa
penggunaan kaca pembesar. Skabies betina tinggal di terowongan di bawah kulit, di mana mereka bertelur
dan berkembang biak. Baik parasit skabies sendiri maupun produk yang dihasilkannya dapat menyebabkan
reaksi alergi yang bermanifestasi sebagai makula kemerahan atau papul eritem dan memberikan rasa sangat
gatal. Tungau skabies tidak menyebabkan infeksi, namun kebiasaan menggaruk yang hebat karena rasa gatal
yang ditimbulkan tungau skabies dapat berujung pada infeksi sekunder. [2]
Sumbe
r: AR Walker, Wikimedia commons, 2006.
Infestasi skabies sering dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah, lokasi dan kebersihan tempat
tinggal, serta kebiasaan higiene yang buruk. [1] Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak, baik
langsung maupun tidak langsung. Kontak tidak langsung umumnya jarang terjadi, kecuali bila pasien
menderita skabies berkrusta / skabies Norwegia. Kontak langsung didapatkan melalui sentuhan kulit,
misalnya berjabat tangan, tidur bersama, maupun hubungan seksual. Sementara itu, kontak tidak langsung
(melalui benda) dapat terjadi pada kondisi bertukar handuk, seprei, bantal, serta pakaian. Umumnya
penularan terjadi disebabkan oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau dapat pula dalam bentuk
larva. [1-3]
Terdapat 4 gejala klinis utama skabies yang dikenal sebagai tanda kardinal, yaitu :
1. Pruritus nokturna, munculnya rasa gatal pada malam hari akibat aktivitas tungau yang lebih tinggi
pada suhu lembab dan panas
2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga, perkampungan
padat penduduk, maupun orang yang tinggal dalam satu asrama
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada daerah predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan.
Daerah predileksi yang dimaksud yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian
luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mamae (pada wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna dan perut
bagian bawah pada pria
4. Ditemukannya tungau hidup minimal 1
Diagnosis skabies dapat ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut. [1]
Tata laksana skabies membutuhkan pendekatan yang komprehensif. Selain mengatasi masalah skabies pada
pasien, penting pula untuk mencegah berulangnya infestasi skabies baik pada pasien maupun orang yang
tinggal bersama pasien. Untuk itu, edukasi mengenai higiene, kebersihan tempat tinggal dan pakaian serta
alat-alat pribadi perlu ditekankan. Kebiasaan bertukar-tukar pakaian, handuk, dan perlengkapan tidur perlu
di sampaikan dapat menimbulkan risiko penularan. Pengobatan yang dapat diberikan untuk skabies harus
efektif terhadap semua stadium tungau dan tidak menimbulkan iritasi maupun bersifat toksik. Beberapa jenis
obat yang dapat digunakan di antaranya sulfur presipitatum, emulsi benzil-benzoas, gamma benzena heksa
klorida (Gameksan), krotamiton, dan permetrin. 

PENGOBATAN KUSTA
-EKG T INVERTED, SAKIT DADA KIRI (NSTEMI) ?

Osteoarthritis
adalah peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada tulang rawan.
Osteoarthritis adalah jenis arthritis (peradangan sendi) yang paling sering terjadi.
Kondisi ini menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak.
Penyakit ini bisa menyerang semua sendi, namun sendi di jari tangan, lutut, pinggul, dan tulang
punggung, adalah sendi-sendi yang paling sering terkena. Pengobatan untuk osteoarthritis
ditujukan untuk meminimalisir rasa nyeri serta untuk membantu penderitanya bisa beraktivitas dan
bergerak dengan normal.

Penyebab dan Faktor Risiko Osteoarthritis


Osteoarthitis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan dan sendi. Kerusakan ini
berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Kondisi ini dimulai saat tulang rawan yang
merupakan bantalan pelindung tulang mengalami kerusakan.
Kerusakan ini kemudian menyebabkan terjadinya gesekan langsung antar tulang. Gesekan ini
lama kelamaan akan merusak dan menyebabkan peradangan pada sendi. Pertambahan usia
adalah salah satu faktor utama terjadinya kondisi ini.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoarthritis, antara
lain:

 Berjenis kelamin wanita, terutama yang sudah menopause


 Mengalami obesitas
 Mengalami cedera pada sendi atau pernah menjalani operasi pada tulang dan sendi
 Melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik yang menyebabkan sendi tertekan secara terus-menerus
 Memiliki riwayat osteoarthritis di keluarga
 Menderita penyakit tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan hemokromatosis

 Mengalami kelainan bawaan atau cacat pada tulang rawan atau sendi

Gejala Osteoarthritis
Pada tahap awal, penderita osteoarthritis akan merasakan rasa sakit atau nyeri sendi dan kaku
pada sendi. Gejala yang ditimbulkan akan berkembang secara perlahan dan menjadi semakin
parah seiring waktu. Hal ini akan membuat penderita kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.
Selain rasa sakit dan kaku, beberapa gejala lain yang bisa terjadi adalah:

 Pembengkakan pada sendi


 Munculnya suara gesekan pada sendi ketika digerakkan
 Melemahnya otot dan berkurangnya massa otot
 Munculnya taji atau tulang tambahan
 Munculnya benjolan pada sendi yang ada di jari tangan
 Membengkoknya jari tangan

Diagnosis Osteoarthritis
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan
penunjang, seperti:

 Pemindaian dengan Rontgen dan MRI, untuk melihat kondisi tulang dan mendeteksi peradangan


pada tulang dan sendi
 Tes darah, untuk mendeteksi infeksi atau penyebab lain dari peradangan sendi, sepertirheumatoid
arthritis
 Analisis cairan sendi, untuk mengetahui apakah terjadi peradangan atau infeksi pada sendi

Pengobatan Osteoarthritis
Pengobatan osteoarthritis bertujuan untuk meredakan keluhan dan gejala agar penderitanya bisa
tetap beraktivitas secara normal.
Untuk meredakan rasa nyeri dan peradangan dokter akan memberikan obat-obatan, seperti:

 Paracetamol

 Obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen dan naproxen sodium


 Capsaicin krim
 Suntikan obat golongan kortikosteroid 

Selain dengan memberikan obat-obatan di atas, osteoarthritis juga bisa ditangani dengan
fisioterapi dan operasi. Berikut penjelasannya:
 Fisioterapi
Penderita osteoarthritis dapat menjalani fisioterapi untuk memperkuat otot-otot di sekitar
persendian. Cara ini juga bisa meningkatkan fleksibilitas sendi dan otot, serta mengurangi rasa
sakit.
 Operasi
Meski jarang dilakukan, operasi bisa dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti sendi yang
rusak agar penderita bisa lebih mudah bergerak.

Selain pengobatan yang dilakukan di dokter, penderita osteoarthritis disarankan untuk


menerapkan pola hidup sehat, seperti:

 Rutin berolahraga
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memperkuat
otot-otot di sekitar persendian, sehingga membuat persendian stabil. Olahraga yang bisa dilakukan
antara lain berjalan, bersepeda, berenang, yoga, dan tai chi.
 Menurunkan berat badan
Penderita osteoarthritis yang memiliki berat badan berlebihan disarankan untuk menurunkan berat
badan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada sendi dan bisa mengurangi rasa sakit.

Komplikasi Osteoarthritis
Osteoarthritis yang tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan nyeri dan rasa tidak
nyaman. Kondisi ini dapat menyebabkan pendeitanya mengalami beberapa komplikasi, seperti:

 Gangguan tidur.
 Gangguan kecemasan.
 Depresi.
 Osteonecrosis atau avascular necrosis (kematian jaringan tulang).
 Infeksi pada sendi.
 Saraf terjepit di tulang belakang.

Pencegahan Osteoarthritis
Osteoarthritis tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat menurunkan risiko penyakit ini dengan
beberapa langkah di bawah ini:

 Menjaga berat badan ideal


 Selalu aktif, rajin bergerak, dan berolahraga
 Menjaga postur tubuh saat duduk atau berdiri
 Melakukan peregangan otot secara rutin
 Beristirahat dengan cukup dan teratur

Artritis Gout
Artritis gout merupakan bentuk artritis inflamatorik yang terjadi pada individu dengan kadar asam
urat darah yang tinggi. Asam urat ini dapat membentuk kristal dengan bentuk, seperti jarum di
sendi. Akibatnya, kondisi ini dapat menyebabkan serangan gout yang sangat nyeri, disertai
kemerahan, bengkak, dan hangat di area tersebut.

Faktor Risiko Artritis Gout

 Genetik: Jika anggota keluarga mengidap gout, kemungkinan besar seseorang dalam
keluarga akan mendapatkannya juga.
 Kondisi kesehatan lainnya: Kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit
jantung dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.
 Obat-obatan: Obat-obatan diuretik yang diminum untuk tekanan darah tinggi dapat
meningkatkan kadar asam urat; begitu juga beberapa obat yang menekan sistem kekebalan
yang digunakan oleh pengidap rheumatoid arthritis, pengidap psoriasis, serta penerima
transplantasi.
 Jenis kelamin dan usia: Gout lebih sering terjadi pada pria daripada wanita (sampai sekitar
usia 60 tahun). Para ahli percaya bahwa estrogen alami melindungi wanita sampai titik itu.
 Diet: Makan daging merah dan kerang meningkatkan risiko.
 Alkohol: Bagi kebanyakan orang, mengonsumsi lebih dari dua gelas minuman keras sehari
dapat meningkatkan risiko gout.
 Soda: Fruktosa dalam soda manis baru-baru ini terbukti meningkatkan risiko asam urat.
 Obesitas: Orang gemuk memiliki risiko gout lebih tinggi dan cenderung
mengembangkannya pada usia yang lebih muda daripada orang dengan berat badan
normal.
 Operasi Bypass: Mereka yang telah menjalani operasi bypass lambung memiliki
peningkatan risiko gout.

Penyebab Artritis Gout

Artritis gout terjadi ketika kristal urat menumpuk di sendi, kondisi ini menyebabkan peradangan
dan rasa sakit yang hebat dari serangan asam urat. Kristal urat dapat terbentuk ketika seseorang
memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darah.

Tubuh menghasilkan asam urat ketika memecah purin, yakni zat yang ditemukan secara alami di
dalam tubuh. Purin juga ditemukan pada makanan tertentu, seperti steak, daging organ, dan
makanan laut. Makanan lain juga mempromosikan kadar asam urat yang lebih tinggi, seperti
minuman beralkohol, terutama bir, dan minuman yang dimaniskan dengan gula buah (fruktosa).

Biasanya, asam urat larut dalam darah dan melewati ginjal ke dalam urine. Namun, kadang-
kadang tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal mengeluarkan terlalu sedikit
asam urat. Ketika ini terjadi, asam urat dapat menumpuk, membentuk kristal urat yang tajam dan
membutuhkan, seperti urat di jaringan sendi atau sekitarnya yang menyebabkan rasa sakit,
peradangan, dan pembengkakan.

Gejala Artritis Gout

Gejala artritis gout meliputi:

 Nyeri yang tiba-tiba dan parah pada sendi, biasanya di tengah malam atau dini hari.
 Nyeri di sendi. Rasa nyeri bisa terasa hangat pada saat disentuh dan terlihat merah atau
ungu.
 Kekakuan pada sendi menyebabkan terbatasnya pergerakan.
 Sendi yang paling sering terkena adalah sendi jempol kaki, pergelangan kaki, lutut, siku,
pergelangan tangan, dan jari-jari tangan.
Jika artritis gout tidak diobati dalam jangka waktu yang lama, kristal dapat membentuk gumpalan
di bawah kulit di sekitar sendi. Mereka disebut tophi. Mereka tidak sakit, tetapi dapat
memengaruhi cara penampilan sendi. Jika kristal menumpuk di saluran kemih, mereka dapat
membentuk batu ginjal

Ada beberapa tahapan artritis gout dan perbedaan gejala pada tiap tahapan:

 Hiperurisemia asimtomatik adalah periode sebelum serangan asam urat pertama. Tidak
ada gejala, tetapi kadar asam urat darah tinggi dan kristal mulai terbentuk di sendi.
 Artritis gout akut atau serangan asam urat terjadi ketika sesuatu (seperti makan dan
minum) menyebabkan kadar asam urat untuk melonjak dan menyebabkan berdesakannya
kristal yang telah terbentuk di sendi yang memicu serangan. Peradangan dan rasa sakit
yang ditimbulkan biasanya menyerang pada malam hari dan berlangsung selama delapan
sampai 12 jam berikutnya. Gejala mereda setelah beberapa hari dan kemungkinan hilang
dalam seminggu hingga 10 hari. Beberapa orang tidak pernah mengalami serangan kedua,
tetapi diperkirakan 60 persen orang yang mengalami serangan asam urat akan mengalami
serangan kedua dalam setahun. Secara keseluruhan, 84 persen mungkin memiliki serangan
lain dalam tiga tahun.
 Artritis gout interval adalah waktu antara serangan. Meskipun tidak ada rasa sakit, tetapi
asam urat tidak hilang. Peradangan walau dalam tingkat rendah, tetapi dapat merusak
sendi. Ketika seseorang mengidap artritis gout interval, maka merubah gaya hidup dan
menjalani pengobatan yang sesuai bisa dilakukan untuk mengelola gout. Selain itu, untuk
mencegah serangan di masa depan atau terjadinya gout kronis.
 Artritis gout kronis berkembang pada orang dengan gout yang kadar asam uratnya tetap
tinggi selama beberapa tahun. Serangan menjadi lebih sering dan rasa sakit mungkin tidak
hilang seperti dulu. Kerusakan sendi dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan hilangnya
mobilitas. Dengan manajemen dan perawatan yang tepat, tahap ini dapat dicegah.

Diagnosis Artritis Gout

Selain dengan wawancara dan pemeriksaan untuk menggali riwayat keluhan dan juga menemukan
tanda dan gejala yang khas, dokter juga dapat melakukan beberapa tes penunjang. Tes ini
membantu dokter mengetahui apakah seseorang memiliki gout atau sesuatu yang lain dengan
gejala serupa:

 Tes cairan sendi. Cairan diambil dari sendi yang sakit dengan jarum, lalu dipelajari di bawah
mikroskop yang bertujuan untuk memeriksa apakah kristal ada di sana.
 Tes darah. Tes darah dapat memeriksa kadar asam urat. Tingkat asam urat yang tinggi
tidak selalu berarti gout, tetapi berarti terdapat risiko untuk mendapat gout
 X-ray. Gambar dari sendi akan membantu mengesampingkan masalah lain.
 USG. Tes tanpa rasa sakit ini menggunakan gelombang suara untuk melihat area asam
urat.

 
Pengobatan Artritis Gout
Obatan-obatan untuk Mengobati Serangan Artritis Gout 

Obat yang digunakan untuk mengobati serangan akut dan mencegah serangan di masa depan
meliputi:

 Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID).


 Dokter mungkin meresepkan dosis yang lebih tinggi untuk menghentikan serangan akut bila
diikuti dengan dosis harian yang lebih rendah untuk mencegah serangan di masa depan.
 NSAID membawa risiko sakit perut, perdarahan, dan ulkus lambung.
 Pereda nyeri yang efektif mengurangi nyeri gout. Efektivitas obat dapat diimbangi,
bagaimanapun, oleh efek samping, seperti mual, muntah, dan diare, terutama jika diambil
dalam dosis besar.
 Setelah serangan asam urat akut sembuh, dokter mungkin meresepkan dosis rendah
colchicine harian untuk mencegah serangan di masa depan.
 Kortikosteroid. Obat-obat kortikosteroid dapat mengontrol peradangan dan nyeri gout.
Kortikosteroid dapat dalam bentuk pil atau dapat disuntikkan ke sendi.
 Kortikosteroid umumnya hanya digunakan pada orang dengan gout yang tidak bisa
menggunakan NSAID. Efek samping dari kortikosteroid mungkin termasuk perubahan
suasana hati, peningkatan kadar gula darah, dan peningkatan tekanan darah.

Obatan-obatan untuk Mencegah Komplikasi Artritis Gout 

Jika mengalami beberapa serangan asam urat setiap tahun atau serangan asam urat tidak begitu
sering, tetapi sangat menyakitkan, dokter dapat merekomendasikan obat untuk mengurangi risiko
komplikasi terkait asam urat. Jika sudah memiliki bukti kerusakan akibat artritis gout pada
rontgen sendi atau memiliki tophi, penyakit ginjal kronis atau batu ginjal, dan obat untuk
menurunkan kadar asam urat tubuh mungkin disarankan. Pilihannya termasuk:

 Obat-obatan yang menghalangi produksi asam urat. Konsumsi obat-obatan tersebut agar
kadar asam urat darah turun dan mengurangi risiko gout. Efek samping yang terjadi
termasuk ruam dan jumlah darah yang rendah.
 Obat yang meningkatkan penghapusan asam urat. Efek samping termasuk ruam, sakit
perut, dan batu ginjal.

Pencegahan Artritis Gout

Selama periode tanpa gejala, pedoman diet ini dapat membantu melindungi terhadap serangan
artritis gout di masa depan:

 Minum banyak cairan. Jaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik, dengan minum banyak
air. Batasi berapa banyak minuman manis yang diminum, terutama yang dimaniskan
dengan sirup jagung fruktosa tinggi.
 Batasi atau hindari alkohol. Diskusikan dengan dokter tentang apakah jumlah atau jenis
alkohol apa pun yang aman untuk diminum. Berdasarkan penelitian, risiko gejala asam urat
bisa meningkat karena konsumsi bir yang berlebihan, terutama pada pria.
 Dapatkan protein dari produk susu rendah lemak. Produk susu rendah lemak sebenarnya
memiliki efek perlindungan terhadap asam urat adalah sumber protein terbaik.
 Batasi asupan daging, ikan, dan unggas. Sejumlah kecil mungkin dapat ditolerir, tetapi
perhatikan jenis apa saja dan seberapa banyak yang dampaknya menimbulkan masalah
kesehatan.
 Pertahankan berat badan yang diinginkan. Pilih porsi yang memungkinkan untuk
mempertahankan berat badan yang sehat. Menurunkan berat badan dapat menurunkan
kadar asam urat dalam tubuh. Namun, hindari penurunan berat badan cepat atau cepat
karena hal itu dapat meningkatkan kadar asam urat untuk sementara.

Pencegahan Tuberkulosis
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin, yang disarankan dilakukan sebelum bayi berusia 2
bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara:

 Mengenakan masker saat berada di tempat ramai.


 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

DEMAM TIFOID, TERAPI DAN INTERPRETASI HASIL TUBEX


Pemeriksaan serologis test cepat/ rapid test Pemeriksaan serologis test cepat antibodi S. Typhi saat ini merupakan
diagnostik bantu yang paling banyak dilaporkan dan dikembangkan, mengingat sebagian besar penderita demam
tifoid adalah penduduk negara berkembang dengan sarana laboratoriumnya terbatas. Alat diagnostik seperti
Typhidot dan Tubex mendeteksi antibodi IgM terhadap antigen spesifik outermembrane protein (OMP) dan O9
lipopolisakarida dari S. Typhi. Telah banyakpenelitian yang membuktikan bahwa pemeriksaan ini memiliki sensitivitas
spesifisitas hampir 100% pada pasien demam tifoid dengan biakan darah positif S. Typhi. Pemeriksaan antibodi IgM
terhadap antigen O9 lipopolisakarida S. Typhi (Tubex)R dan IgM terhadap S. Typhi (Typhidot)R memiliki sensitivitas
dan spesifisitas berkisar 70% dan 80%.2,15,16 Studi meta analisis di 2015 menunjukkan bahwa Tubex TF memiliki
sensitivitas 69% dan spesifisitas 88%. Rapid Diagnostic Test (RDT) Tubex dan Typhidot tidak direkomendasi sebagai
uji diagnosis cepat tunggal, pemeriksaan kultur darah dan teknik molekuler tetap merupakan baku emas.18
Penelitian di Bangladesh (2008) menunjukan bahwa Tubex memiliki sensitivitas 60%, spesifisitas 58%, positive
predictive value 90% dan negative predictive value 58%; sedangkanTyphidot memiliki sensitivitas 67%, spesifisitas
54%, positive predictive value85% dan negative predictive value 81%.19 Hari pemeriksaan terbaik adalah pada anak
dengan demam ≥5 hari. Penelitian di Palembang (2014), menunjukan bahwa pemeriksaan Tubex-TF untuk deteksi
antibodi IgM S. Typhi pada anak demam hari ke-4 dengan nested PCR positif S. Typhi mendapatkan sensitivitas 63%
dan spesifisitas 69%, nilai duga positif 43% dan nilai duga negatif 83%, sehingga pemeriksaan ini tidak dianjurkan
pada anak dengan demam < 5 hari.20 Pemeriksaan serologi dengan nilai ≥ 6 dianggap sebagai positif kuat. Namun,
interpretasi hasil serologi yang positif harus berhati-hati pada kasus tersangka demam tifoid yang tinggal di daerah
endemis. IgM anti Salmonella dapat bertahan sampai 3 bulan dalam darah

ANAK 7 TAHUN TERTUSUK PAKU, TATALAKSANA?

Protokol profilaksis tetanus mencakup manajemen luka segera, pemberian vaksin tetanus, dan/atau tetanus
imunoglobulin. Tetanus imunoglobulin hanya diberikan pada luka yang berisiko tinggi terkena tetanus.
Profilaksis tetanus jika dilakukan sesuai dengan protokol di bawah ini efektif untuk mencegah pasien
terkena tetanus.
Tetanus yang ditandai dengan gejala khas berupa spasme dan rigiditas otot yang menyebabkan terjadinya
trismus, disebabkan oleh endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani, bakteri Gram positif
yang umum ditemui pada tanah dan feses hewan.
Kategori Luka yang Rentan Terkena Tetanus

Sebelum memberikan profilaksis tetanus, perlu diketahui kategori luka yang rentan terkena tetanus. Secara
umum, luka selain luka minor yang bersih, dianggap sebagai luka yang rentan terkena tetanus. Definisi luka
bersih adalah luka yang bersifat non-penetrating, dengan kerusakan jaringan minimal.
Contoh luka yang rentan terkena tetanus adalah sebagai berikut:
 Luka tusuk yang memiliki kecenderungan sudah terkontaminasi oleh lingkungan yang mengandung
spora tetanus, misalnya luka yang didapat pada saat berkebun
 Luka yang mengandung benda asing
 Compound fracture
 Luka terbuka maupun luka bakar yang disertai dengan sepsis
 Luka gigitan binatang maupun luka gores. Luka gigitan binatang yang termasuk adalah binatang
yang berkeliaran di luar rumah atau hewan liar
 Luka terkontaminasi materi yang mengandung spora tetanus seperti contohnya tanah, dan pupuk
 Luka terbuka atau luka bakar dengan jaringan mati yang ekstensif
 Luka terbuka atau luka bakar yang membutuhkan intervensi pembedahan yang ditunda lebih dari 6
jam meskipun tidak dengan kontaminasi berat. [1]
Manajemen Luka

Profilaksis tetanus dilakukan pertama-tama dengan melakukan eksplorasi dan debridemen secara


menyeluruh pada luka. Pada luka dengan jaringan mati yang ekstensif, debridemen operatif sebaiknya
dilakukan. Luka bersih yang terjadi tidak lebih dari 6 jam tidak perlu dilakukan debridemen.
Luka yang terinfeksi (luka dengan pus), luka yang terkontaminasi (mengandung benda asing atau benda
terinfeksi), serta luka bersih yang terjadi lebih dari 6 jam, tidak boleh ditutup. Lakukan wound toilet dan
debridemen operatif, serta irigasi menggunakan cairan salin normal hingga luka bersih. Luka baru boleh
ditutup 48 jam setelah penanganan. Debridemen dan wound toilet harus dilakukan sesegera mungkin
(sebaiknya <8 jam).[1,2]
Wound Toilet dan Debridemen Operatif
Wound toilet dilakukan dengan irigasi menggunakan air bersih mengalir dalam jumlah banyak,
membersihkan debu dan benda asing dari laku, serta debridemen jaringan nekrotik. Anestetik lokal dapat
diberikan sebagai analgesik saat melakukan penanganan luka. Pemberian antibiotik dan anestetik topikal,
serta pencucian luka dengan cairan antibiotik tidak didukung oleh bukti yang cukup sehingga tidak
direkomendasikan.[3]
Antibiotik Profilaksis
Antibiotik profilaksis hanya diindikasikan pada luka yang berisiko tinggi terkena infeksi, misalnya luka
yang terkontaminasi, luka tembus, trauma abdomen, compound fracture, laserasi >5 cm, luka dengan
jaringan mati, serta luka pada area yang berisiko secara anatomis seperti tangan atau kaki. Luka yang
memerlukan pembedahan tetap harus diberikan antibiotik profilaksis dalam 2 jam sebelum pembedahan
dilakukan.[3,4]
Pemberian Vaksin Tetanus dan Tetanus Imunoglobulin (TIG)

Jenis profilaksis tetanus yang akan diberikan tergantung dari jenis luka dan status vaksinasi pasien. Pasien
yang sudah pernah mendapat vaksinasi vaksin secara lengkap namun immunocompromised dianggap
sebagai orang yang belum pernah divaksinasi. Status vaksinasi dianggap lengkap jika pasien sudah
mendapat 5 dosis vaksin tetanus.
TIG hanya diperlukan jika luka rentan terkena tetanus. Pada pasien dengan status vaksinasi lengkap, tidak
membutuhkan vaksin tetanus dan cukup diberikan TIG saja.
Pasien yang hanya mendapat vaksinasi primer tetanus (tiga dosis) perlu diberikan dosis booster jika
vaksinasi terakhir dilakukan lebih dari 5 tahun untuk luka rentan tetanus dan lebih dari 10 tahun untuk luka
bersih. Pada pasien dengan vaksinasi primer tidak lengkap atau belum mendapat vaksinasi primer, berikan
vaksinasi tetanus sesuai dengan dosis pemberian vaksin.[5,6]
Tata laksana dari pencegahan tetanus dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1. Tata Laksana Pencegahan Tetanus.

Status Vaksinasi Luka Minor yang Bersih Luka Rentan Tetanus


Vaksin booster diberikan jika jadwal Vaksin booster diberikan jika
vaksinasi terakhir >10 tahun. TIG tidak jadwal vaksinasi terakhir >5
3 dosis atau lebih diperlukan tahun. TIG tidak diperlukan

Berikan booster jika dosis


vaksinasi terakhir lebih dari 5
tahun
Tidak tervaksinasi, status Berikan vaksinasi sesuai dengan
tidak diketahui, atau kurang jadwal pemberian vaksin. TIG tidak Berikan TIG di tempat yang
dari 3 dosis perlu diberikan berbeda dengan vaksin
Sumber: dr. Amelia, 2019.[5,6]
TIG diberikan sebesar 500 IU dosis tunggal melalui intramuskular. Apabila tidak terdapat TIG, Human
Normal Immunoglobulin (HNIG) dapat digunakan sebagai alternatif secara subkutan atau intramuskuler.
Dosis yang digunakan bervariasi tergantung potensi HNIG yang tersedia. HNIG belum terdapat di
Indonesia. Dosis pada pasien anak-anak sama dengan dewasa.[1,2]
Sediaan vaksin tetanus di Indonesia adalah
1. Jenis DPT (Difteri-Pertusis whole cell – Tetanus)
2. Jenis dTap (Difteri – acellular Pertusis – Tetanus)
3. Jenis Td (Difteri – Tetanus)
4. Jenis TT (Tetanus – Toxoid)
Vaksinasi yang disarankan diberikan pada anak <6 tahun adalah DPT, pada anak 7-17 tahun dTap, dan
untuk dewasa serta anak usia 18 tahun ke atas Td atau dTap.
Pada orang yang belum pernah divaksinasi atau vaksinasi belum lengkap, berikan vaksinasi 0,5 mL secara
intramuskuler sesuai dengan jadwal vaksinasi tetanus yang belum diberikan.[7]
Tabel 2. Jadwal Vaksinasi Tetanus

Vaksin 1 Vaksin 2 Vaksin 3 Booster


+4 minggu vaksin
Hari 0 1 +6 bulan vaksin 2 +10 tahun vaksin 3

Kesimpulan

Profilaksis tetanus didahului dengan klasifikasi jenis luka yang diderita pasien, apakah luka bersih atau luka
yang rentan terkena tetanus. Lakukan profilaksis dengan melakukan manajemen luka dengan wound
toilet dan debridemen operatif, serta memberikan vaksin tetanus dan tetanus imunoglobulin (TIG). Vaksin
tetanus diberikan pada pasien yang belum mendapat vaksinasi secara lengkap atau booster terakhir diberikan
lebih dari 5 tahun untuk luka rentan tetanus dan lebih dari 10 tahun untuk luka bersih. TIG hanya diberikan
pada luka rentan terkena tetanus saja.

TATALAKSANA DIARE
TATALAKSANA KEJANG
1. Bangkitan Umum Terjadi pada seluruh area otak. Kesadaran akan terganggu pada awal kejadian kejang. Kejang
umum dapat terjadi diawali dengan kejang parsial simpleks atau kejang parsial kompleks. Jika ini terjadi, dinamakan
kejang umum tonik-klonik sekunder.

1.1. TONIK – KLONIK (GRAND MAL) Jenis kejang yang paling dikenal. Diawali dengan hilangnya kesadaran dan sering
penderita akan menangis. Jika berdiri, orang akan terjatuh, tubuh menegang (tonik) dan diikuti sentakan otot
(klonik). Bernafas dangkal dan sewaktu-waktu terputus menyebabkan bibir dan kulit terlihat keabuan/ biru. Air liur
dapat terakumulasi dalam mulut, terkadang bercampur darah jika lidah tergigit. Dapat terjadi kehilangan kontrol
kandung kemih. Kejang biasanya berlangsung sekitar dua menit atau kurang. Hal ini sering diikuti dengan periode
kebingungan, agitasi dan tidur. Sakit kepala dan nyeri juga biasa terjadi setelahnya.

1.2. ABSENS (PETIT MAL) Kejang ini biasanya dimulai pada masa anak-anak (tapi bisa terjadi pada orang dewasa),
seringkali keliru dengan melamun atau pun tidak perhatian. Sering ada riwayat yang sama dalam keluarga. Diawali
mendadak ditandai dengan menatap, hilangnya ekspresi, tidak ada respon, menghentikan aktifitas yang dilakukan.
Terkadang dengan kedipan mata atau juga gerakan mata ke atas. Durasi kurang lebih 10 detik dan berhenti secara
tiba-tiba. Penderita akan segera kembali sadar dan melanjutkan aktifitas yang dilakukan sebelum kejadian, tanpa
ingatan tentang kejang yang terjadi. Penderita biasanya memiliki kecerdasan yang normal. Kejang pada anak-anak
biasanya teratasi seiring dengan pubertas.

1.3. MIOKLONIK Kejang berlangsung singkat, biasanya sentakan otot secara intens terjadi pada anggota tubuh atas.
Sering setelah bangkitan mengakibatkan menjatuhkan dan menumpahkan sesuatu. Meski kesadaran tidak
terganggu, penderita dapat merasa kebingungan dan mengantuk jika beberapa episode terjadi dalam periode
singkat. Terkadang dapat memberat menjadi kejang tonik-klonik.

1.4. TONIK Terjadi mendadak. Kekakuan singkat pada otot seluruh tubuh, menyebabkan orang menjadi kaku dan
terjatuh jika dalam posisi berdiri. Pemulihannya cepat namun cedera yang terjadi dapat bertahan. Kejang tonik dapat
terjadi pula saat tertidur

1.5. ATONIK Terjadi mendadak, kehilangan kekuatan otot, menyebabkan penderita lemas dan terjatuh jika dalam
posisi berdiri. Biasanya terjadi cedera dan luka pada kepala. Tidak ada tanda kehilangan kesadaran dan cepat
pemulihan kecuali terjadi cedera.

2. Bangkitan Parsial / Fokal Kejang parsial mungkin tidak diketahui maupun dibingungkan dengan kejadian lain.
Terjadi pada satu area otak dan terkadang menyebar ke area lain. Jika menyebar, akan menjadi kejang umum
(sekunder), paling sering terjadi kejang tonik klonik. 60 % penderita epilepsi merupakan kejang parsial dan kejang ini
terkadang resisten terhadap terapi antiepileptik.

2.1. PARSIAL SEDERHANA Kejang singkat ini diistilahkan “aura” atau “warning” dan terjadi sebelum kejang parsial
kompleks atau kejang tonik klonik. Tidak ada penurunan kesadaran, dengan durasi kurang dari satu menit.

2.2. PARSIAL KOMPLEKS Serangan ini dapat sangat bervariasi, bergantung pada area dimulai dan penyebaran di otak.
Banyak kejang parsial kompleks dimulai dengan tatapan kosong, kehilangan ekspresi atau samar-samar, penampilan
bingung. Kesadaran terganggu dan orang mungkin tidak merespon. Kadang-kadang orang memiliki perilaku yang
tidak biasa. Perilaku umum termasuk mengunyah, gelisah, berjalan di sekitar atau bergumam. Kejang parsial dapat
berlangsung dari 30 detik sampai tiga menit. Setelah kejang, penderita sering bingung dan mungkin tidak ingat apa-
apa tentang kejang.

Berdasarkan consensus ILAE 2014, epilepsi dapat ditegakkan pada tiga kondisi, yaitu:

1. Terdapat dua kejadian kejang tanpa provokasi yang terpisah lebih dari 24 jam

2. Terdapat satu kejadian kejang tanpa provokasi, namun resiko kejang selanjutnya sama dengan resiko rekurensi
umum setelah dua kejang tanpa provokasi dalam 10 tahun mendatang, serta,

3. Sindrom epilepsi (berdasarkan pemeriksaan EEG).


Tujuan tatalaksana adalah status bebas kejang tanpa efek samping. Obat-obat lini pertama untuk epilepsi antara
lain:

1.Karbamazepine, untuk kejang tonik-klonik dan kejang fokal. Tidak efektif untuk kejang absens. Dapat
memperburuk kejang myoklonik. Dosis total 600-1200 mg dibagi menjadi 3-4 dosis per hari.

2. Lamotrigine, efektif untuk kejang fokal dan kejang tonik-klonik. Dosis 100-200 mg sebagai monoterapi atau
dengan asam valproat. Dosis 200-400 mg bila digunakan bersama dengan fenitoin, fenobarbital, atau
karbamazepine.

3. Asam valproat, efektif untuk kejang fokal, kejang tonik-klonik, dan kejang absens. Dosis 400-2000 mg dibagi 1-2
dosis per hari.

4. Obat-obat yang tersedia di puskesmas:

a. Fenobarbital, dapat dimulai dengan dosis 60mg/hari per oral dinaikkan 30 mg setiap 2-4 minggu hingga tercapai
target 90-120 mg/hari.

b. Fenitoin (300-600 mg/hari per oral dibagi menjadi satu atau dua dosis)

c. Karbamazepine (800-1200 mg/ hari per oral dibagi menjadi tiga hingga empat dosis). Obat ini merupakan obat
pilihan untuk pasien epilepsi pada kehamilan.

Terapi lain berupa terapi non-farmakologi dan terapi bedah (lobektomi dan lesionektomi).

KEJANG 15 MENIT, DIKASIH DZP REKTAL KEJANG LAGI. TRUS KLO PULANG KE RUMAH APA
OBAT YANG DIBAWA PULANG?
APA KEPANJANGAN IMUNISASI MMR?

Pada dasarnya, vaksin MR merupakan kombinasi dari vaksin campak, yaitu Measles (M) dan
Rubella (R). Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan
rubella alias campak jerman. Kedua penyakit ini sangat menular melalui saluran pernapasan dan
udara, seperti saat batuk atau bersin.

Sementara MMR merupakan vaksin yang terdiri atas 3 jenis vaksin, yaitu Mumps (gondongan),
Measles (campak), dan Rubella. Jenis vaksin ini diberikan pada anak untuk mencegah penyakit
campak, rubella, dan gondongan. Hal yang membedakan vaksin MMR dan MR adalah kandungan
mumps yang melawan gondongan. Pada vaksin MR, mumps tidak dimasukkan.

Centers for Disease Control And Prevention  merekomendasikan vaksin MR dan MMR dapat
diberikan mulai dari anak berusia 12-15 bulan untuk dosis pertama dan usia 4-6 tahun untuk dosis
kedua.

KARYAWAN BARU NIKAH, GA BOLEH HAMIL 1 TAHUN, JADI KB APA YANG BOLEH?
(URUTANNYA BINGUNG/TIDAK TAU )

Tidak semua pengantin baru berencana untuk segera memiliki anak. Alasannya beragam, antara
lain kontrak kerja yang tidak memperbolehkan karyawan untuk memiliki anak terlebih dahulu,
pasangan yang tinggal di kota berbeda, hingga belum merasa siap untuk memiliki anak. Agar
penundaan kehamilan berjalan efektif, sebaiknya pengantin baru menggunakan metode KB yang
sesuai dengan perencanaan keluarga: menunda untuk sementara atau jangka panjang. Berikut
adalah pilihannya.
1.  KB alami
KB alami atau KB tradisional dilakukan dengan cara menghitung masa subur (sering disebut KB
kalender) dan senggama terputus. KB kalender memerlukan kedisiplinan dan ketelitian dalam
menghitung siklus menstruasi dan umumnya lebih sulit di gunakan pada wanita yang memiliki
siklus menstruasi yang tidak teratur. Tingkat kegagalannya lebih tinggi jika salah menghitung
ataupun terlupa. Kelebihannya adalah tidak membutuhkan waktu jika akhirnya berencana untuk
hamil.

2. Kondom
Kondom adalah salah satu KB barrier (penghalang) yang bekerja dengan cara mencegah
pertemuan antara sperma dengan sel telur. Selain itu, kondom juga mencegah pertukaran cairan
pada alat kelamin sehingga melindungi dari penyakit menular seksual. Karena kondom memiliki
efektivitas yang lebih rendah dari metode KB modern lainnya, yaitu 85%, penggunaan kondom saja
tidak dianjurkan untuk mencegah kehamilan. Kesalahan saat pemasangan, kadaluwarsa, bocor,
gerakan yang berlebihan saat penetrasi sehingga kondom terlepas, merupakan beberapa hal yang
mengurangi efektivitas kondom. Kelebihannya bagi pengantin baru adalah tidak perlu menunggu
jika ingin segera hamil, cukup dengan cara menghentikan penggunaan kondom.

3.  KB suntik
KB  ini dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon progestin (suntik KB 3 bulanan) atau hormon
progestin dan estrogen (suntik KB 1 bulanan). Beberapa efek samping yang dapat terjadi adalah
menstruasi yang tidak teratur, perdarahan di luar siklus menstruasi, peningkatan berat badan, dan
timbulnya jerawat. Namun, tingkat keberhasilannya mencapai 97%.

Bagi pengantin baru yang berencana untuk menunda kehamilan kurang dari satu tahun, KB suntik
sebaiknya dihindari. Alasannya, kesuburan tidak akan langsung kembali setelah berhenti
melakukan suntik KB. Paling lama, kesuburan akan kembali setelah 10 bulan.  

4. Pil KB
Pil KB berisi hormon dan placebo (pil tanpa hormon/kosong) yang harus diminum setiap hari pada
jam yang sama sehingga kadarnya di dalam tubuh stabil. Apabila pasien sering terlupa, tingkat
kegagalannya meningkat. Sehingga, pil KB cocok untuk wanita yang disiplin. Pil KB relatif murah,
mudah didapat, dapat dikonsumsi sendiri tanpa harus ke dokter, tidak menganggu hubungan
seksual, dan dapat kembali subur 1-3 bulan setelah penggunaan pil dihentikan.

Empat metode KB di atas cocok untuk pengantin baru yang belum ingin memiliki keturunan
setidaknya untuk dua tahun ke depan. Untuk penundaan dalam jangka waktu yang lebih lama, IUD
dan implan jauh lebih praktis dan efektif. Sekali pasang, implan bisa mencegah kehamilan hingga
3 tahun dan IUD hingga 10 tahun.

Untuk menunda kehamilan (sebelum usia 20 tahun), menurut Prof Biran ada beberapa pilihan alat
kontrasepsi yang bisa digunakan, yaitu:

1. Pil KB
2. IUD (Uterine Device yaitu spiral)
3. Konvensional (dengan menghitung masa subur atau sistem kalender)
4. Suntik KB
5. Implan
"Untuk menunda kehamilan sebelum usia 20 tahun, yang terbaik adalah pil KB karena ketika
dihentikan akan lebih mudah untuk bisa hamil

ANAK DEMAM BADAN MERAH2. IMUNISASI SEHARUSNYA AGAR TIDAK TERJADI HAL
TERSEBUT? CAMPAK

PENCEGAHAN GERD

 Selalu makan dalam porsi secukupnya, atau tidak terlalu berlebihan.


 Jaga berat badan tetap dalam rentang normal.
 Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat, terutama di bagian perut, karena
berisiko menekan katup kerongkongan bagian bawah.
 Jangan biasakan langsung tidur setelah makan.
 Jangan makan terlalu dekat dengan waktu tidur.
 Hindari beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa memicu munculnya
GERD. 

TENAGA MEDIS MINIMAL YANG HARUS ADA DI PKM


Di dalam Peraturan Menteri kesehatan No. 75 tahun 2014, pada lampiran romawi V tentang Standar Ketenagaan
Puskesmas disebutkan bahwa kondisi minimal yang diharapkan agar kegiatan Puskesmas dapat diselenggarakan
dengan baik ada empat jenis tenaga kesehatan strategis (Dokter, Dokter Gigi, Perawat dan Bidan)

Anda mungkin juga menyukai