Anda di halaman 1dari 4

SDG untuk Anak-Anak di Indonesia

Profil singkat provinsi: Kepulauan Bangka Belitung


461.000 anak-anak
Pendahuluan
Profil singkat provinsi ini menyajikan indikator-indikator prioritas dari seluruh
34%
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang terkait anak, populasi
berdasarkan survei nasional berbasis rumah tangga dan sumber
data lainnya. Profil ini melengkapi Laporan Baseline SDG tentang
Anak-Anak di Indonesia yang disusun oleh BAPPENAS dan UNICEF,
untuk mendukung pemantauan dan penyusunan kebijakan berbasis Kepulauan Bangka
bukti. Belitung
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk provinsi dengan
jumlah penduduk muda yang signifikan. Sebanyak 461.000 orang
atau 34 persen dari total penduduk di provinsi ini adalah anak-anak.
Hampir setengah dari semua anak tinggal di wilayah perkotaan.
Diperlukan investasi strategis yang lebih signifikan untuk anak-anak
dalam rangka mempercepat pencapaian SDG di provinsi ini.

TUJUAN 1 PENGENTASAN KEMISKINAN


Hampir 31.000 anak (6,6 persen) hidup di bawah garis kemiskinan Kondisi kemiskinan anak multidimensi di provinsi Kepulauan
provinsi pada tahun 2015 (Rp 16.067 per orang per hari). Namun, Bangka Belitung
lebih banyak rumah tangga yang berada dalam posisi rentan dan
hidup dengan pendapatan yang sedikit di atas garis kemiskinan.
80%
Selain itu, 43 persen anak mengalami deprivasi di dua dimensi Perkotaan
kemiskinan non-pendapatan atau lebih, dengan ketimpangan yang
mencolok antara wilayah perkotaan dan perdesaan.1 60%
Perdesaan

Persen Jumlah 40%


Rata-rata
Populasi di bawah garis kemiskinan nasional 5,4 74.000 nasional
20%
Anak-anak < 18 di bawah garis kemiskinan nasional 6,6 31.000 Kepulauan
43 Bangka
0% Belitung
Anak-anak < 18 di bawah dua kali garis kemiskinan 59,4 274.000

TUJUAN 2 PENGENTASAN KELAPARAN


Menerapkan praktik pemberian makan yang optimal sangat Prevalensi malnutrisi relatif tinggi, terutama di wilayah perdesaan,
penting untuk menjaga keberlangsungan hidup, pertumbuhan, dan meskipun kinerja provinsi ini lebih baik dibandingkan rata-rata
perkembangan anak. Hanya satu di antara empat bayi diberikan ASI nasional. Sekitar 14 persen bayi lahir dengan berat badan rendah,
eksklusif pada enam bulan pertama kehidupannya, yang merupakan dan lebih dari seperempat anak di bawah lima tahun mengalami
angka terendah di Indonesia. stunting (tinggi badan rendah dibanding usia) pada tahun 2013.

Ketimpangan berdasarkan wilayah dalam hasil pemberian makanan dan gizi anak

50% Perkotaan

40%
Perdesaan
30%

20% Rata-rata
nasional
10% Kepulauan
14 25 27 14 Bangka
0% Belitung
Berat lahir rendah ASI eksklusif Stunting pada anak Berat badan berlebih pada anak
(Data terpilah tidak tersedia)
TUJUAN 3 KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
Meskipun sudah ada kemajuan, angka kematian anak masih termasuk dalam hal peningkatan akses terhadap metode
menjadi tantangan. Untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, 20 bayi kontrasepsi modern.
yang baru lahir meninggal pada bulan pertama kehidupan dan 32
Pada tahun 2015, delapan puluh tujuh persen bayi menerima
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun.
vaksinasi campak, dan lebih dari empat di antara lima bayi
Mayoritas perempuan dapat mengakses layanan persalinan dan menerima tiga dosis vaksin DTP yang dianjurkan. Diperlukan upaya
95 persen kelahiran dibantu oleh penolong persalinan terlatih. berkelanjutan untuk mencapai dan mempertahankan cakupan
Namun, layanan kesehatan reproduksi tetap masih perlu perbaikan, imunisasi yang tinggi di wilayah perdesaan dan perkotaan.

Ketimpangan berdasarkan wilayah pada kesehatan ibu dan anak

Kebutuhan keluarga berencana 80


Kesehatan ibu dan

telah terpenuhi dengan metode 76


kontrasepsi modern 70
reproduksi

60
Persalinan di fasilitas
82
kesehatan
50

Kelahiran yang dibantu 40


penolong persalinan terlatih 95
30

20
Kesehatan anak

Cakupan imunisasi –
DPT3
82
10
Cakupan imunisasi – 61 20 32
87 0
campak
Angka kelahiran dari Angka kematian Angka Kematian
remaja (per 1.000 neonatal (per Balita (AKBa) per
0% 20% 40% 60% 80% 100% perempuan) 1.000 kelahiran 1.000 kelahiran
hidup) hidup

Perkotaan Perdesaan Rata-rata nasional Kepulauan Bangka Belitung

TUJUAN 4 PENDIDIKAN BERKUALITAS


Kesiapan anak untuk masuk sekolah dasar dapat ditingkatkan Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
dengan memasukkan anak ke program perkembangan anak usia angka penyelesaian sekolah
dini. Angka partisipasi dalam pembelajaran PAUD yang terorganisir
di kalangan anak usia 6 tahun mencapai 95 persen pada tahun
100% Kuintil
2015, walaupun sebagian besar anak pra-sekolah sudah masuk
terkaya
sekolah dasar. 80%
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hampir mencapai akses Kuintil
60% termiskin
universal pendidikan dasar. Namun, anak-anak dari rumah tangga
termiskin berpeluang jauh lebih rendah untuk menyelesaikan 40%
sekolah menengah dibandingkan anak-anak dari keluarga yang kaya. Rata-rata
nasional
20%
Kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama. Meskipun
provinsi ini berkinerja di atas rata-rata nasional, hanya enam dari 90 65 47 Kepulauan
0% Bangka
10 anak sekolah dasar mampu mencapai ambang batas nasional Sekolah Sekolah menengah Sekolah Belitung
minimum dalam kemampuan membaca dan seperempat dalam dasar pertama menengah atas
kemampuan matematika.

Persentase anak-anak dan remaja yang masuk sekolah berdasarkan usia

Pendidikan
100% tinggi

80% Menengah atas

Menengah
60% pertama

40% Dasar

20% PAUD

0%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Usia (pada awal tahun ajaran)
TUJUAN 5 KESETARAAN GENDER
Praktik perkawinan usia anak telah menurun. Di Provinsi Kepulauan Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
Bangka Belitung, enam belas persen perempuan usia 20–24 tahun perkawinan usia anak
sudah menikah atau hidup bersama sebelum berusia 18 tahun pada
tahun 2015. Tingkat pernikahan anak jauh lebih tinggi di kalangan 25% Kuintil
anak perempuan dari rumah tangga termiskin. terkaya
Tidak ada data yang representatif tentang kekerasan terhadap 20%
perempuan dan anak perempuan di tingkat provinsi. Namun, data Kuintil
termiskin
dari survei nasional menunjukkan bahwa jenis kekerasan ini tersebar
15%
luas: Sebanyak 28 persen dari perempuan dan anak perempuan
Rata-rata
yang pernah memiliki pasangan pernah mengalami kekerasan nasional
fisik, seksual, dan/atau psikologis yang dilakukan oleh mantan atau 10%
Kepulauan
pasangan intimnya saat ini. Bangka
5% Belitung

16%
menikah 16
perempuan sebelum 0%
berusia Perkawinan usia anak

TUJUAN 6 AIR BERSIH DAN SANITASI


Pencapaian akses universal terhadap air minum, sanitasi, dan sekolah sudah memiliki fasilitas toilet terpisah untuk laki-laki dan
higienitas sangat penting untuk mempercepat kemajuan di bidang perempuan dan akses ke layanan air dasar.
kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan. Pada
Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan dan tempat tinggal
tahun 2015, hampir 80 persen penduduk menggunakan fasilitas
sangat mencolok, yang menunjukkan pentingnya mengintegrasikan
sanitasi dasar di rumah, sementara satu di antara 10 orang masih
prinsip keadilan ke dalam kebijakan dan praktik. Sejumlah kemajuan
mempraktikkan BAB sembarangan. Cakupan sumber air minum
sudah dicapai melalui penerapan program sanitasi total berbasis
yang layak sudah sama dengan rata-rata nasional.2 Sebagian besar
masyarakat.
Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada akses
air dan sanitasi
layanan
100% Kuintil 9% dengan air 90%
dasar
terkaya
sekolah
80%
Kuintil
60% termiskin Lingkungan sekolah

40% Rata-rata Sekolah dengan layanan air dasar (%) 90


nasional
Sekolah dengan fasilitas sanitasi terpisah menurut jenis kelamin (%) 81
20%
Kepulauan
72 79 11 Bangka Komunitas
0% Belitung
Air minum Sanitasi BAB Desa dan kelurahan yang menerapkan Sanitasi Total Berbasis
75
terlindungi dasar sembarangan Masyarakat (STBM) (%)

PERDAMAIAN, KEADILAN DAN


TUJUAN 16 KELEMBAGAAN YANG KUAT
Saat ini proses peningkatan cakupan pencatatan kelahiran masih Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
berjalan: Sembilan di antara 10 anak di bawah usia 5 tahun telah pencatatan kelahiran
memiliki akta lahir pada tahun 2015. Masih terdapat perbedaan
antara wilayah perkotaan dan perdesaan, dan berdasarkan status
kekayaan rumah tangga, yang disebabkan hambatan keuangan dan 100% Kuintil
terkaya
ketersediaan pelayanan (supply-side barriers).
80%
Anak dalam tahanan masih menjadi bentuk hukuman yang umum Kuintil
bagi anak yang menjadi pelaku kejahatan, yang mana hal ini 60% termiskin
melanggar prinsip bahwa penahanan anak harus merupakan pilihan
terakhir. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 13 persen dari 40% Rata-rata
seluruh anak yang ada di dalam tahanan belum mendapatkan vonis, nasional
yang berarti lebih baik daripada sebagian besar provinsi lain. 20% Kepulauan
90 Bangka
Hanya ada sedikit atau tidak ada data sama sekali tentang masalah 0% Belitung
perlindungan anak, seperti kekerasan terhadap anak maupun Pencatatan kelahiran
perdagangan anak.
KARTU NILAI (SCORECARD) PROVINSI
Kartu nilai ini berisi ringkasan kinerja Provinsi Kepulauan Bangka Di sisi kanan tercantum peringkat Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dalam beberapa indikator SDG dibandingkan dengan Belitung untuk setiap indikator, yaitu antara peringkat 1 untuk
provinsi-provinsi lain di Indonesia. Grafik di bawah ini menunjukkan kinerja tertinggi dan 34 untuk kinerja terendah. Data menurut
nilai rata-rata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan provinsi- provinsi di Indonesia dibagi menjadi empat kuartil (biru tua untuk
provinsi dengan nilai tertinggi dan terendah untuk tiap indikator. kuartil terbaik dan merah untuk kuartil terbawah).

atau Angka provinsi tertinggi Angka provinsi terendah Kepulauan Bangka Belitung
Titik panah mengarah ke arah kemajuan positif
Peringkat
(dari 34 provinsi)

Anak-anak di bawah
garis kemiskinan (%) 4
SDG 1

Deprivasi anak multidimensi (%) 2

ASI eksklusif (%) 34

SDG 2
Stunting pada anak (%) 2

Kebutuhan keluarga berencana


telah terpenuhi dengan metode 13
kontrasepsi modern (% perempuan)

Kelahiran dibantu penolong


persalinan terlatih (%)
5
SDG 3
Kematian neonatal
(per 1.000 kelahiran hidup) 15

Cakupan imunisasi lengkap (%) 3

Kemampuan minimal
dalam matematika (%) 7
SDG 4
Kemampuan minimal
dalam membaca (%) 7

Perkawinan usia anak (%) 26


SDG 5

Air minum yang layak(%) 12


SDG 6

Sanitasi dasar (%) 2

SDG 16 Pencatatan kelahiran (%) 3

0 20 40 60 80 100

Keterangan warna: Kuartil terbaik (1–8) Kuartil kedua (9–17) Kuartil ketiga (18–25) Kuartil terbawah (26–34)

Catatan
Sumber: S
 urvei rumah tangga nasional (SUSENAS, RISKESDAS, SDKI) dan data administratif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Kesehatan). Informasi terperinci tentang sumber data dan definisi indikator tersedia online di: https://sdg4children.or.id
1 Kemiskinan anak multidimensi didefinisikan sebagai anak-anak yang mengalami deprivasi pada setidaknya dua dimensi berikut: pangan dan gizi; kesehatan;
pendidikan; perumahan; air dan sanitasi; dan perlindungan.
2 Saat ini, Indonesia masih belum memiliki data nasional yang representatif tentang kualitas air yang dapat digunakan untuk menghitung indikator SDG terkait
penggunaan layanan air minum yang dikelola secara aman. Namun setidaknya telah digunakan indikator proxy dalam menyusun baseline data untuk SDG 6.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di: jakarta@unicef.org

Anda mungkin juga menyukai