Anda di halaman 1dari 3

Pengalaman birokrasi saat membuat sim A

2 tahun yang lalu akhirnya SIM A saya sudah jadi,sekarang umur saya sudah 20tn.
setelah melalui proses yang panjang terbit sudah SIM A saya .memang saya akui saya
mendapatkan SIM A ini dengan melalui proses yang berkelok-kelok.

Sebelum mendapatkan SIM A saya akui saya sudah bisa mengendarai roda 4 sebelum umur
saya 17 thn, itu tepat nya smp kelas 3. Saya sudah dapat mengemudi roda 4 karena di rumah
saya semua keluarga sudah bisa mengemudi,itu membuat saya penasaran ingin belajar
terlebih dahulu walaupun umur belum mencukupi. saya memakai kendaraan tersebut jika
yang lain tidak sibuk sehingga mobil di rumah jarang di pakai. Setelah umur saya 17 thn
orang tua saya menyarankan untuk membuat SIM saja, namun saya menolak .toh saya juga
jarang memakai mobil hanya jika berkepentingan sesekali saja itupun berkendara tidak
dengan pergi jarak yang jauh .

Ujian teori dan praktek SIM A

Setelah umur saya 18thn saya mengajukan SIM A, dan syarat yang diajukan cukup mudah ;
foto kopi KTP , stopmap biru dan surat kesehatan. Okee saya lulus tes kesehatan da waktu
nya tes teori dan praktek, nah pada ujian teori saya lulus dan ujian praktek gagal. Nyesek
rasanya kegagalan saya adalah pada ujian praktek mungkin karena saya kuang mahir
menyetir di tikungan yang berliku-liku.

Beberapa hari kemudian saya mencoba lagi bertemu dengan pak polisi yang sama , dia tanya
“ gimana sudah mahir ‘? Saya menjawab “insyaallah sudah pak” .kemdian saya mencoba lagi
dan ditikungan yang berliku yang sebelum nya saya gagal kali ini saya berhasil ,namun gagal
di tes mengemudi belokan angka 8. Namun pak polisi memberikan kesempatan berkali-kali
untuk mengulang di angka 8 sambil memberikan intruksi mengemudi dan akhir nya saya
lulus ujian praktek.

Setelah ujian nya tersebut saya menuju ke polres kembali karna tempat praktek terpisah
dengan polres. Dan saya disuruh menunggu untuk pengambilan foto SIM A ,saat itu saya di
panggil saya di minta untuk memberikan sidik jari jempol kiri dan jempol kanan serta tanda
tangan digital ,selang 15 menit SIM A saya sudah jadi.

Menyogok dan lewat calo


Awal ketika saya masuk kedalam polres untuk membuat SIM A, saya sendiri sempat
kepikiran untuk menyogok dan memakai calo ,ada banyak sekali calo di luar kantor polres
yang menawarkan jasa nya dalam pemembuatan SIM A secara cepat .namun saya waktu itu
tidak memakai nya karena di dalam polres ada tulisan untuk tidak memakai calo.sehingga
saya tidak sempat ingin memakai calo saja, toh saya juga sudah mampu menyetir. Namun
saya sempat terpikir oleh saya ,ini adalah sebuah test kenapa saya mesti curang ? kalau saya
gagal kemungkinan memang saya belum layak untuk mendapatkan nya. Setelah kegagalan
aya ini kemudian saya menuju sebuah LPK untuk latihan, di LPk ini saya di ajarkan
mengemudi yang baik serta di ajarkan mengemudi pada medan berliku-liku. Hasil nya
lumayan dapat nilai bagus dan LPK juga menawarkan bantuan menguruskan SIM A tanpa
ujian praktek. Apa bisa ? kata polisi itu bisa karna rata-rata yang belajar di LPK tersebut
rata-rata ibuk ibuk,hanyalah formalitas dan semua diurus dan tinggal foto. Tapi saya sendiri
tidak tidak memakai jasa LPK tersebut untuk mengurus SIM A , sebenarnya saya juga suda
separuh jalan sekaligus juga ingin menjajal kemampuan saya mengemudi roda 4 dan
alhamdulillah lulus.

Biaya yang di keluarkan membuat SIM A

Jika dihitung biaya yang saya keluarka untuk membuat Sim A sebenarnya cukup murah
,sekitar 150 ribu saja,namun biaya ini membengkak karena saya juga harus bayar biaya surat
kesehatan 40 ribu. Menurut tempat saya berlatih biaya yang biasanya di keluarkan pada calo
sekitar 450-500 ribu. Anda tinggal menunggu di panggil dan di foto langsung jadi. Suka atau
tidak suka selalu saja ada cara cepat untuk memperoleh SIM, sim adalah surat izin
mengemudi atau kelayakan mengemudi sebuah kendaraan. Untuk di anggap layak
mendapatkan nya maka anda harus lolos pada sebuah tahapan test. Saya sendiri memutuskan
tidak memakai calo karna saya sendiri ingin lulus tes dengan benar karena kelak ketika saya
mengemudi itu berarti saya memang benar-benar layak dan bukan hanya menjamin rasa
keselamatan diri saya sendiri ,melainkan juga keselamatan para pengguna jalan lain.

Anda mungkin juga menyukai