Anda di halaman 1dari 40

KAJIAN ISLAM

1. Iman, Islam,Ihsan

2. Islam danSains

3. Islam dan PenegakanHukum

4. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf dan NahiMunkar

5. Fitnah AkhirZaman
Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:
Nama : FIRHAT RAMADHAN

NIM : C1G020084
Fakultas&Prodi: Pertanian dan Agribisnis

Semester : 1 (Satu)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
ini,semoga dengan selesai nya hal ini bisa mendatangkan manfaat yang banyak.Sholawat
dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr.Taufiq Ramdani sebagai dosen

pengampuh mata Kuliah Pendidkan Agama Islam yang telah membimbing dan membina
kami lebih khususnya saya pribadi.

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi orang lain dan tentunya bagi
saya pribadi serta semoga di luaskan kebermanfaatannya.

Penyusun,Mataram,10 Desember 2020

Nama : FIRHAT RAMADHAN

NIM : C1G020084

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 2


DAFTARNYA ISI

HALAMANCOVER .............................................................................................1

KATAPENGANTAR............................................................................................ 2

DAFTARISI...........................................................................................................3

BAB I. Iman,Islam,Ihsan........................................................................................4

BAB 2. Islam Dan Sains...................... .... . ........................................................15

BAB 3. Islam Dan Penegakan Hukum ................................. . ..........................18

BAB 4. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf Dan NahiMunkar ......................21

BAB 5. Fitnah Akhir Zaman ................................................................................27

DAFTARPUSTAKA ….......................................... ....... .....................................36

LAMPIRAN..........................................................................................................37

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 3


BAB 1

IMAN,ISLAM,IHSAN

Manshur bin Muhammad bin Abdullah ash-Sha’qub dalam men-syarah hadis-hadis di


dalam Kitab Matan Arba‘in, menjelaskan bahw bahwa Isla>m yang berasal dari dari
bahasa arab aslama, berarti menerima, menyerah, atau tunduk. Maka kata muslim
(sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islam yang berarti
orang yang berserah diri kepada Allah. Islam memiliki rukun-rukun atau pilar-pilar yang
harus ditunaikan oleh seorang muslim. Sebagaimana Rasulullah saw juga telah
merincikan 5 rukun yang menjadi pondasi Islam. Hal ini didukung oleh hadis yang ke-3
dalam kitab matan Arba’in an-Nawawi yang berbunyi:

“Dari Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhuma, ia
mengatakan: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam
dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah)
melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah;
menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji ke Baitullah; dan berpuasa

“Kabarkanlah kepadaku tentang iman!”

Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Anda beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-
Kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan Anda beriman kepada takdir yang baik
maupun yang buruk.”

, “Kabarkan kepadaku tentang ihsan!”

Beliau (Nabi SAW) menjawab, “Anda menyembah Allah seolah-olah melihatnya. Jika
Anda tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat Anda.”

❖ URGENSI

Syaikh bnu Utsaimin menyebutkan banyak 30 faidah yang bisa dipetik dari hadits ini.
Yang utama adalah bahwa Islam memiliki lima rukun dan iman mencakup enam rukun.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 4


Islam adalah amalan-amalan anggota badan dan iman sebagai amalan-amalan hati.
Sedangkan penjelasan tentang ihsan yaitu manusia beribadah kepada Tuhannya dengan
ibadah yang mengharapkan dan menginginkan (Wajah Allah), seolah-olah ia melihatnya,
sehingga ia ingin sampai kepada-Nya.

Jika ia tidak sampai pada tingkatan tersebut, maka kepada derajat kedua yaitu beribadah
kepada Allah karena takut dan menghindari siksa-Nya.

Kata iman mencakup pengertian kata islam dan semua bentuk ketaatan yang tersebut
dalam hadits ini, karena semua hal tersebut merupakan perwujudan dari keyakinan yang
ada dalam bathin yang menjadi tempat keimanan. Oleh karena itu kata Mukmin secara
mutlak tidak dapat diterapkan pada orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar atau
meninggalkan kewajiban agama, sebab suatu istilah harus menunjukkan pengertian yang
lengkap dan tidak boleh dikurangi, kecuali dengan maksud tertentu. Juga dibolehkan
menggunakan kata Tidak beriman sebagaimana pengertian hadits Rasulullah, “Seseorang
tidak berzina ketika dia beriman dan tidak mencuri ketika dia beriman” maksudnya
seseorang dikatakan tidak beriman ketika berzina atau ketika dia mencuri.

Kata islam mencakup makna iman dan makna ketaatan, Syaikh Abu ‘Umar berkata, “kata
iman dan islam terkadang pengertiannya sama terkadang berbeda. Setiap mukmin adalah
muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin” ia berkata, “pernyataan seperti ini sesuai
dengan kebenaran” Keterangan-keterangan Al-Qur’an dan Assunnah berkenaan dengan
iman dan islam sering dipahami keliru oleh orang-orang awam. Apa yang telah kami
jelaskan diatas telah sesuai dengan pendirian jumhur ulama ahli hadits dan lain-lain.

A.pengertian Iman,Islam,Ihsan

a.Iman

Iman (bahasa Arab: ‫ )اإليمان‬secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (‫)إيمان‬
diambil dari kata kerja 'aamana' (‫ )أمن‬-- yukminu' (‫ )يؤمن‬yang berarti 'percaya' atau
'membenarkan. Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam , di
antaranya dalam ayat 62 yang bermaksud: "Dia itu membenarkan (mempercayai) kepada
Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada
Allah, kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua jenis: Iman Hak dan Iman Batil.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 5


Definisi Iman berdasarkamerupakan tambahan yang diucapkan dan dilakukan merupakan
satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama
dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya,
disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut
dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan
sikap hidup.
ulama mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam : "Iman
itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan
anggota." r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan
dengan hati dan mengerjakan dengan anggota." Imam menguraikan makna iman:
"Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan
mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

Imam Al-Ghazali memaknakannya dengan

kata tashdiq (‫ ( التصديق‬yang berarti “pembenaran”. Pengertian Iman adalah membenarkan


dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dilakukan dengan perbuatan. Iman secara bahasa
berasal dari kata Asman-Yu’minu-limaanan artinya meyakini atau mempercayai.
Pembahasan pokok aqidah Islam berkisar pada aqidah yang terumuskan dalam rukun
Iman, yaitu:

1) Iman kepada Allah

2) Iman kepada Malaikat-Nya

3) Iman kepada kitab-kitab-Nya

4) Iman kepada Rasul-rasul-Nya

5) Iman kepada hari akhir

6) Iman kepada Takdir Allah


Dalam penjabaranya, iman meliputi arkanuliman yakni rukun Iman. Yaitu antara
lain :

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 6


1. Iman kepada Allah SWT

Rukun iman yang pertama ialah iman kepada Allah SWT. Iman kepada Allah
adalah yang paling pokok dan mendasari seluruh islam, dan ia harus diyakinkan dengan
ilmu yang pasti seperti ilmu yang terdapat dalam kalimat syahadat “laa ilaaha ilallaah”.
Qur’an sebagai sumberpokok ajaran islam telah memberikan pedoman kepada kita dalam
mengenal Allah SWT. Demikian pula dikemukkakannya bukti-bukti yang pasti tentang
kekuasaan-Nya bersama seluruh sifat keagungan-Nya.

Konsep ketuhanan dalam islam menurut Qur’an berdasar atas firman Allah surah Al-
An’am 102-103 :

‫ار‬
َ ‫ص‬ َ ‫ار َوه َُو يُد ِركُ األب‬ َ ‫علَى كُ ِل شَيء َوكِيل ال تُد ِركُهُ األب‬
ُ ‫ص‬ َ ‫َللا َربُّكُم ال ِإلَهَ ِإال ه َُو خَا ِلقُ كُ ِل شَيء فَاعبُدُوهُ َوه َُو‬
ُ ّ ‫ذَ ِلكُ ُم‬
ٌ‫ير‬ ُ ِ‫َوه َُو ال ّلط‬
ُ ‫يف ال َخ ِب‬

Artinya : Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia;
dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata,
sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.

Iman kepada Allah SWT juga meyakini bahwa Allah adalah pencipta seluruh alam
semesta beserta isi-isinya, sehingga dengan itu akan menambah keimanan manusia untuk
mengenal Allah melalui ayat-ayat qauliyah dan ayat kauniah. Selain itu banyak ayat-ayat
Qur’an yang mendesak kepada manusia untuk memikirkan terbentuknya dan kejadian
alam semesta, sebagai tanda kekuasaan Allah SWT.

2. Iman kepada Malaikat

Iman kepada malaikat adalah masalah akidah yang kedua sesudah iman kepada
Allah SWT. Pengetahuan kita kepada malaikat hanya semata-mata berdasarkan Qur’an
dan keterangan-keterangan Nabi. Para malaikat termasuk persoalan alam gaib, tidak
bersifat material namun sebahagian tabiatnya bahwa dia dapat menjelma kealam
immaterial. Kita wajib beriman kepada para malaikat oleh karena Qur’an dan Nabi

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 7


memerintahkannya, sebagaimana wajibnya beriman kepada Allah SWT dan para
Nabinya.

Tentang sifat-sifat malaikat, Qur’an menerangkan bahwa mereka adalah hamba


Allah yang mulia, tidak pernah durhaka. Tidak bermaksiat dan tidak pernah menentang
perintah Allah. Meraka tidak membutuhkan makan dan minum selalu taat terhadap segala
perintah Allah yang diamanatkan kepadanya.Hal itu ditegaskan melaui Qur’an :

ٌَ َ‫ِعبَاد ُمك َر ُمون ال يَسبِقُونَهُ بِالقَو ِل َوهُم بِأَم ِر ِه يَع َملُون‬

Artinya : Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan,


mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-
perintah-Nya.

Apabila kita telah beriman kepada para malaikatnya hendaklah kita selau bersifat
optimis dalam menempuh jalan kehidupan ini , karena iman itulah yang membawa kita
untuk menuju ketenangan dan ketentraman jiwa.

3. Iman kepada para Nabi

Dalam analisa yang lalu telah diuraikan tentang iman kepada maliakat, meraka
sebagai makhluk tertinggi menjadi jalan turunya wahyu yang agung kepada para rasul,
dimana para rasul itulah sebagai duta-duta Allah untuk manusia. Mengenai jumlah para
nabi /rasul tidaklah diketahui secara pasti. Sebagian ilama berkata Rasul itu berjumlah
“313” orang, dan nabi barjumlah “124.000” orang.

Para rasul berkewajiban menyampaikan risalah dan wahyu kepada para umat
manusia . kerena itulah iman kepada para rasul berarti mempercayai bahwa allah telah
memilih di antara manusia menjadi utusanya dengan tugas risalah kepada manusia
sebagai hamba-hamba Allah dengan wahyu yang diterima dari Allah SWT untuk
membimbing para umat manusia ke jalan yang lurus dan benar.Para rasul memiliki sifat
keistimewaan yang merupakan kelebihan mereka dari manusia lainya dikenal dengan
istilah sifat-sifat wajib. Sifat ini sebagai bukti bagi seorang rasul Allah, yakni :

• Siddiq yang artinya benar.

• Amanah yang artinya dapat dipercaya.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 8


• Tablig yang artinya menyanpaikan.

• Fatonah yang artinya cerdas.

Dari sekian sifat khas seorang rasul Allah, yang paling esensial yang menjadi
bukti kerasulan ialah mukjizat. Setiap rasul mempunyai maukjizat sendiri-sendiri.
Mukjizat adalah keluarbiasaan atau perbuatan ajaib seorang rasul, menyalahi kebiasaan.
Ia tidak dapat ditiru dan ditandingi oleh manusia biasa. Sehingga dapat dengan mudah
intuk membedakan antara rasul yang benar dengan rasul atau nabi palsu.

4. Iman pada kitab-kitab Allah SWT

Setiap rasul mendapatkan wahyu-wahyu yang wajib di sampaikan kepada


umatnya, wahyu-wahyu yang diterima itu dinamai dengan kitab. Kitab itulah yang
menjadi pedoman bagi umatnya untuk menuju jalan yang benar. Maka kita wajib
mengimani kitab-kitab Allah sebagai bagian dari rukun iman. Kitab-kitab Allah yang
wajib kita imani antara lain :

•Kitab Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa, di dalamnya terdapat beberapa
syariat dan hukum agama yang sesuai dengan tempat dan kondisi masa itu.

•Kitab Zabur adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Daud. Isinya
mengandung beberapa doa, zikir, pengajaran dan hikmat.

• Kitab Injil adalah wahyu Allah kepada Nabi Isa. Injil bertujuan untuk mengajak umat
manusia untuk bertauhid kepada Allah. Dan untuk mengadakan perbaikan agama Bani
Israil yang telah kacau dan menyeleweng.

•Kitab Al-Qur’an yaitu wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini
sebagai kitab Allah yang terkhir yang bertujuan untuk penyempurna dari ajaran-ajaran
kitab terdahulu. Ajaranya mencakup seluruh aspek kehidupan dan sebagai pedoman
hidup umat islam sepanjang masa.

5. Iman Kepada Hari Akhirat.

Iman kepada hari akhirat adalah masalah yang paling berat dari segala macam akidah dan
kepercayaan manusia. Sejak zaman purba, manusia telah membicarakan dan
mendiskusikan sampai ke zaman modern sekarang ini. Para ilmuwan dan para filosof

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 9


selau menempatkan masalah ini sebagai bahan penyelidikan. Demikian esensial masalah
ini, maka manakala kita meneliti ayat-ayat Qur’an dan hadist nabi, maka yang
dipersoalkan dari kedua sumber wahyu tersebut adalah Iman dan Islam., maka pastilah
penekanannya kepada iman kepada Allah dan iman kepada hari akhir.maka seyogyanya
jika kita mengaku dan beriman kepada Allah maka sudah pastilah kita juga harus beriman
kepada hari akhirat. Iman kepada hari akhirat termasuk masalah yang penting karena hal
itu sangatlah esensial dan berhubungan dengan alam gaib.

6. Iman kepada Qadha dan Qadar.

Iman kepada qadha dan qadar adalah tiang iman yang keenam atau rukun iman
yang terakhir. Qadha dan qadar dalam pembicaraan sehari-hari selalu disebut dengan
takdir. Rukun iman yang terakhir ini kalau tridak hati-hati , tidak didasari dengan iman
dan ilmu yang kuat maka akn tergelincir kepada aqidah dan cara hidup yang fatal.
Kekeliruan yang umumnya terjadi pada masyarakat terhadap qadha dan qadar ialah :
“segala nasib baik dan buruk seseorang, atau muslim/kafir, telah ditetapkan secara pasti
oleh Allah SWT” sesungguhnya pemahaman seperti itu adalah salah karena jika berbicara
takdir itu kalau kita sudah berusaha dan berdoa.

Jika kita beriman kepada takdir itu sesuai dengan ilmu yang benar maka iman
yang terakhir itu akan membawa peningkatan kepada ketakwaan, bahwa baik
keberuntungan maupun kegagalan dapat dianggap sebagai ujian dari Allah SWT.
Manusia hendaklah selalu berusaha secara maksimal sambil tawakal dan berdoa.
Kemudian yakin bahwa penentuan hasil akhir kita berada di tangan Allah SWT, Dialah
yang maha kuasa terhadap segala sesuatu.

‫َللا يَسِير‬ َ َ‫ض َوال فِي أَنفُسِ كُم إِال فِي ِكتَاب مِن قَب ِل أَن نَب َرأَهَا إِنّ ذَلِك‬
ِ ّ ‫علَى‬ ِ ‫صيبَة فِي األر‬
ِ ‫اب مِن ُم‬
َ ‫ص‬َ َ‫َما أ‬

Artinya : Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

b. Islam

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 10


Kata islām berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti semantik sebagai
berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan,
memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan, menyampaikan (addā), masuk
dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-
salām).[4] Dari istilah-istilah lain yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat
dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian. Islam sebagai agama, maka tidak
dapat terlepas dari adanya unsur-unsur pembentuknya yaitu berupa rukun Islam, yaitu:

1) Membaca dua kalimat Syahadat

2) Mendirikan shalat lima waktu

3) Menunaikan zakat

4) Puasa Ramadhan

5) Haji ke Baitullah jika mampu

Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan terhadap
perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap ketentuan dan hukum-
hukum-Nya.[6] Pengertian “berserah diri” dalam Islam kepada Tuhan bukanlah sebutan
untuk paham fatalisme, melainkan sebagai kebalikan dari rasa berat hati dalam mengikuti
ajaran agama dan lebih suka memilih jalan mudah dalam hidup.[5] Seorang muslim
mengikuti perintah Allah tanpa menentang atau mempertanyakannya, tetapi disertai
usaha untuk memahami hikmahnya

• Pengertian Islam dalam Alquran.

Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran dalam surah Al Maidah ayat
3,yangartinya:

"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu."

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 11


Kemudian dalam surah Ali Imran ayat 9 yang artinya:
"Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam."

Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya:
"Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan
dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."

• Pengertian Islam dalam Hadits.

Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits tersebut terkenal sebagai
hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan wujud laki-laki datang dan menemui
Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya tentang Islam dan meminta penjelasan pada
Rasulullah,sebagaiberikut:

Dari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu berkata,

"Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul
seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya
tidak terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami yang
mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya ke lutut
Nabi SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi.

Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW
menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat,
menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Bitullah jika engkau
mampu melaksanakannya." (HR. Muslim)

c.Ihsan

Menurut bahasa Ihsan (Arab: ‫" ;احسان‬kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang
yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 12


membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya
Allah melihat perbuatannya.

Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan
kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan
kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya. Ihsan di dalam
beribadah kepada Allah.

a) Ihsan di dalam beribadah kepada Al-khaliq memiliki dua tingkatan yaitu :

• Kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, ini adalah ibadah
dari seseorang yang mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya. Nama lain dari
perbuatan ini disebut Maqam al-Musyahadah ]3).[‫ (مقام المشاهدة‬Dan keadaan ini
merupakan tingkatan ihsan yang paling tinggi, karena dia berangkat dari sikap
membutuhkan, harapan dan kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan
diri kepada-Nya. Sikap seperti ini membuat hatinya terang-benderang dengan
cahaya iman dan merefleksikan pengetahuan hati menjadi ilmu pengetahuan,
sehingga yang abstrak menjadi nyata.
• Jika kamu tidak mampu beribadah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu, dan ini ibadah dari seseorang yang lari dari adzab
dan siksanya. Dan hal ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang
pertama, karena sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi, takut akan hukuman.
Sehingga, dari sini, ulama salaf berpendapat bahwa, "Barangsiaa yang beramal
atas dasar melihat Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia seorang yang arif, sedang
siapapun yang bermal karena merasa diawasi Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka
dia seorang yang ikhlas (mukhlis)."[3]

Maka suatu ibadah dibangun atas dua hal ini, puncak kecintaan dan kerendahan, maka
pelakunya akan menjadi orang yang ikhlas kepada Allah. Dengan ibadah yang seperti itu
seseorang tidak akan bermaksud supaya di lihat orang (riya'), di dengar orang (sum'ah)
maupun menginginkan pujian dari orang atas ibadahnya tersebut. Tidak peduli ibadahnya
itu tampak oleh orang maupun tidak diketahui orang, sama saja kualitas kebagusan

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 13


ibadahnya. Muhsinin (seseorang yang berbuat ihsan) akan selalu membaguskan
ibadahnya disetiap keadaan.

b) Ihsan kepada makhluk ciptaan Allah.

Berbuat ihsan kepada makhluk ciptaan Allah dalam empat hal, yaitu

• Harta

Yaitu dengan cara berinfak, bersedekah dan mengeluarkan zakat. Jenis perbuatan ihsan
dengan harta yang paling mulia adalah mengeluarkan zakat karena dia termasuk di dalam
Rukun Islam. Kemudian juga nafkah yang wajib diberikan kepada orang-orang yang
menjadi tanggung jawabnya seperti istri, anak, orang-tua, dll. Kemudian sedekah bagi
orang miskin dan orang yang membutuhkan lainnya.

• Kedudukan

Manusia itu bertingkat-tingkat jabatannya. Sehingga apabila dia memiliki kedudukan


yang berwenang maka digunakannya untuk membantu orang lain dalam hal menolak
bahaya ataupun memberikan manfaat kepada orang lain dengan kekusaannya tersebut.

• Ilmu

Yakni memberikan ilmu bermanfaat yang diketahuinya kepada orang lain, dengan cara
mengajarkannya.

• Badan

Yakni menolong seseorang dengan tenaganya. membawakan barang-barang orang yang


keberatan, mengantarkan orang untuk menunjukan jalan, dan ini termasuk bentuk
sedekah dan bentuk ihsan kepada makhluk Tuhan.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 14


BAB 2
ISLAM DAN SAINS

Ilmu pengetahuan dalam islam merupakan sederet penjabaran mengenai pandangan


Islam yang tercantum dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an dan berkenaan dengan ilmu
pengetahuan modern.

❖ URGENSI
Penjelasan mengenai Islam dan sain merupakan sesuatu hal yang mutlak yang wajib di
percaya.maka untuk itu ada beberapa yang insyaallah saya tulis di bawah ini mengenai
sains dalam islam.ada beberapa poin sebagai berikut :
a) Teori Big Bang

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?”Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu.
Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang menyatakan bahwa alam
semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang
ini.

b) Garis edar planet

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-
masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak
dalam garis edar tertentu:

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha


Perkasa lagi Maha Mengetahui.”

c) Langit yang mengembang (Expanding Universe

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 15


Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-
benar meluaskannya.”

Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai


ilmu pengetahuan masa kini.Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah
mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan
menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang
sedang ditiup.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu
pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala
tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan
dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki
permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi
Belgia, George Lemaitre, secara teoretis menghitung dan menemukan bahwa alam
semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

FaktaFakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929.
Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika,
menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauh.

d) Gunung yang Bergerak

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan.”

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun
dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.Gerakan gunung-gunung ini disebabkan

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 16


oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di
atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam
sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa
benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, tetapi
kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak
saling menjauhi.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni
50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam
sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan
yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea.
Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya
bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah
Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Amerika Utara dan Asia, kecuali India.
Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi
daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada


permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa
ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di
Bumi.Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan
di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas
lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa
lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan
ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya.
Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-
lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi
bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih
lebar.[6] Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut
Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 17


awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan
mengapung dari benua” untuk gerakan in.

BAB 3

ISLAM DAN PENEGAKKAN HUKUM

perintah menegakkan hukum secara adil yang penting untuk kita ketahui.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 18


ّ‫َللا نِ ِع ّما يَ ِعظُكُم بِ ِه إِن‬
َ ّ ّ‫اس أَن تَحكُ ُموا بِالعَد ِل ِإن‬
ِ ّ‫ت إِلَى أَه ِل َها َو ِإذَا َحكَمتُم بَينَ الن‬
ِ ‫َللا يَأ ُم ُركُم أَن ت ُ َؤدُّوا األ َ َمانَا‬
َ ّ ّ‫إِن‬
‫يرا‬
ً ‫ص‬ َّ
ِ َ‫َللا كَانَ َسمِ يعًا ب‬

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran
kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. – (Q.S An-Nisa:
58)

ً ‫غنِيًّا أَو فَق‬


ّ ‫ِيرا ف‬
ُ‫َالِل‬ َ ‫علَى أَنفُسِ كُم أَ ِو ال َوا ِلدَي ِن َواألَق َربِينَ إِن يَكُن‬
َ ‫لِل َولَو‬ ُ ِ‫يَا أَيُّ َها الّذِينَ آ َمنُوا كُونُوا قَ ّوامِ ينَ بِالقِسط‬
ِ ّ ِ ‫ش َهدَا َء‬
َ ّ ّ‫أَولَى بِ ِه َما ف ََل تَتّبِعُوا ال َه َوى أَن تَع ِدلُوا َوإِن تَل ُووا أَو تُع ِرضُوا فَإِن‬
ً ِ‫َللا كَانَ بِ َما تَع َملُونَ َخب‬
‫يرا‬

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu para penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap kedua orangtua dan kaum
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatan (untuk kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau
enggan untuk menjadi saksi, maka ketahuilah bahwa Allah Mahateliti terhadap segala
sesuatu yang kamu kerjakan. – (Q.S An-Nisa: 135)

❖ URGENSI

Ada sejumlah ayat dalam alquran yang secara jelas dan tegas memerintahkan kita untuk
menegakkan keadilan dengan sebenar-benarnya. Ini membuktikan bahwa keadilan
merupakan salah satu isu penting yang diperhatikan dalam islam. Sebagai seorang
muslim, tentu saja kita harus bisa menyerap pesan-pesan keadilan yang tersebar dalam
ayat-ayat alquran. Berikut ini beberapa ayat alquran tentang .Berbagai masalah hukum,
mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, pungutan liar, penistaan agama, hingga
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) datang silih berganti. Diperlukan kecepatan dalam
menyelesaikannya. Jika lamban, satu masalah belum selesai maka akan tumbuh masalah
baru yang lebih banyak dan pelik.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 19


Penegakan supremasi hukum adalah keniscayaan. Tegaknya supremasi hukum akan
melahirkan suatu kepastian. Kepastian tentang yang benar (al-haq) dan mana yang salah
(al-bathil).

Dari penglihatan sehari-hari, sering kali kita menyaksikan keadilan masih lebih berpihak
kepada orang berduit, sehingga muncul istilah yang dipelesetkan, kasih uang habis
perkara, atau istilah wani piro.

Dalam masalah hukum, rakyat kecil sering kali terpinggirkan. Persoalan sederhana
ditangani secara berlebihan. Persoalan yang seharusnya diselesaikan menurut ukurannya,
malah menjadi lebar dan luas hanya karena tidak mampu menempatkan persoalan secara
proporsional.

Keadilan menuntut kejujuran dan objektivitas, artinya tidak berpihak kecuali kepada
kebenaran dan rasa keadilan itu sendiri. Berkaitan dengan penegakan hukum, Rasulullah
SAW berpesan secara khusus kepada penegak hukum agar dapat menjalankan tugasnya
dengan baik dan benar.

Pertama, memutuskan perkara secara adil. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang
menjadi hakim lalu menghukumi dengan adil, niscaya ia akan dijauhkan dari keburukan."
(HR Tirmidzi).

Kedua, tipologi hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Hakim itu ada tiga, dua di neraka dan
satu di surga. Seseorang yang menghukumi secara tidak benar, padahal ia mengetahui
mana yang benar maka ia masuk neraka. Seorang hakim yang bodoh lalu menghancurkan
hak-hak manusia maka ia masuk neraka. Dan, seorang hakim yang menghukumi dengan
benar maka ia masuk surga." (HR Tirmidzi).

Ketiga, tidak meminta jabatan hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa
mengharap menjadi seorang hakim maka (tugas dan tanggung jawab) akan dibebankan
kepada dirinya. Dan barang siapa tidak menginginkannya maka Allah akan menurunkan
malaikat untuk menolong dan membimbingnya dalam kebenaran." (HR Tirmidzi).

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 20


Keempat, jangan silau menjadi hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang
diberi jabatan hakim atau diberi kewenangan untuk memutuskan suatu hukum di antara
manusia, sungguh ia telah dibunuh tanpa menggunakan pisau." (HR Tirmidzi).

Oleh karena itu, kita sangat menaruh hormat kepada setiap aparat penegak hukum yang
masih tegar dan setia membela kebenaran dan keadilan.

BAB 4

KEWAJIBAN MENEGAKKAN AMAL MAKRUF DAN NAHI MUNKAR

• Firman Allah subhanahu wata’ala :

﴿ َ‫ع ِن ال ُمنك َِر َوأُوالَئِكَ هُ ُم ال ُمف ِلحُون‬


َ َ‫﴾ َولتَكُن ِمنكُم أ ُ ّمة يَدعُونَ إِلَى الخَي ِر َويَأ ُم ُرونَ بِال َمع ُروفِ َويَن َهون‬

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-
orang yang beruntung.” (Al-Imran:104).

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 21


• Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :

‫ان‬
ِ ‫اْلي َم‬
ِ ‫ف‬ ُ َ‫َمن َرأَى مِ نكُم ُمنك ًَرا فَليُغَيِرهُ بِيَ ِد ِه فَإِن لَم يَستَطِ ع فَبِ ِل َسانِ ِه فَإِن لَم يَستَطِ ع فَبِقَلبِ ِه َوذَلِكَ أَضع‬

“Siapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka cegahlah dengan
tangannya. Jika belum mampu, cegahlah dengan lisannya. Jika belum mampu, dengan
hatinya, dan pencegahan dengan hati itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim no.
70 dan lain-lain)

• Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

‫ِس‬َ ‫فَإِذَا أَبَيتُم ِإ ّال ال َمجل‬: ‫ قَا َل‬،ِ‫ّث فِيه‬ ِ ّ ‫يَا َرسُو َل‬: ‫ قَالُوا‬،ِ‫ط ُرقَات‬
ُ ‫ َما لَنَا بُد مِن َم َجالِسِ نَا نَتَ َحد‬،‫َللا‬ ُّ ‫وس فِي ال‬َ ُ‫إِيّاكُم َوال ُجل‬
‫ع ِن‬ ُ ‫ َواألَم ُر بِال َمع ُروفِ َوالنّه‬،‫ َو َردُّ الس َّل ِم‬،‫َف األَذَى‬
َ ‫ي‬ ُّ ‫ َوك‬،‫ص ِر‬ ّ ‫فَاعطُوا ال‬
َ َ‫غَضُّ الب‬: ‫ َما َحقُّهُ؟ قَا َل‬: ‫ قَالُوا‬،ُ‫ط ِريقَ َحقّه‬
‫ال ُمنك َِر‬.

“Hindarilah duduk-duduk di pinggir jalan!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah


bagaimana kalau kami butuh untuk duduk-duduk di situ memperbincangkan hal yang
memang perlu?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Jika memang perlu
kalian duduk-duduk di situ, maka berikanlah hak jalanan.” Mereka bertanya, “Apa
haknya?” Beliau menjawab, “Tundukkan pandangan, tidak mengganggu, menjawab
salam (orang lewat), amar ma’ruf nahi mungkar.” (HR. Muslim 2161).

❖ URGENSI

Amar makruf nahi mungkar (bahasa Arab: ‫األمر بالمعروف والنهي عن المنكر‬, al-amr bi-l-maʿrūf
wa-n-nahy ʿani-l-munkar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang berisi perintah
menegakkan yang benar dan melarang yang salah. Dalam ilmu fikih klasik, perintah ini
dianggap wajib bagi kaum Muslim. "Amar makruf nahi mungkar" telah dilembagakan di
beberapa negara, contohnya adalah di Arab Saudi yang memiliki Komite Amar Makruf
Nahi Mungkar (Haiʾat al-amr bi-l-maʿrūf wa-n-nahy ʿani-l-munkar). Di kekhalifahan-
kekhalifahan sebelumnya, orang yang ditugaskan menjalankan perintah ini disebut
muhtasib. Sementara itu, di Barat, orang-orang yang mencoba melakukan amar makruf
nahi mungkar disebut polisi syariah.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 22


Dalil amar ma'ruf nahi munkar adalah pada surah Luqman, yang berbunyi sebagai
berikut:

“ Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan
laranglah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).” (Luqman 17) ”

Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan (kekuasaan)
jika dia adalah penguasa/punya jabatan, dengan lisan atau minimal membencinya dalam
hati atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah selemah-lemahnya iman
seorang mukmin.[1]

Amar ma'ruf nahi mungkar ialah mengajak, menyuruh, atau menyeru ke arah kebaikan
dan mencegah atau menghalangi kemungkaran.

َ‫ع ِن ال ُمنك َِر َوأُوالَئِكَ هُ ُم ال ُمف ِلحُون‬


َ َ‫َولتَكُن ِمنكُم أ ُ ّمةٌُُ يَدعُونَ إِلَى الخَي ِر َويَأ ُم ُرونَ بِال َمع ُروفِ َويَن َهون‬

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-
orang yang beruntung”. (QS Ali Imron:104).

ً‫ب لَكَانَ خَيرا‬ ِ ‫ع ِن ال ُمنك َِر َوتُؤمِ نُونَ بِالِلِ َولَو آ َمنَ أَه ُل ال ِكتَا‬ ِ ّ‫كُنتُم خَي َر أ ُ ّمة أُخ ِر َجت لِلن‬
َ َ‫اس تَأ ُم ُرونَ بِال َمع ُروفِ َوتَن َهون‬
َ‫ّل ُهم ِمن ُه ُم ال ُمؤمِ نُونَ َوأَكثَ ُرهُ ُم الفَاسِ قُون‬

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma’ruf mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110).

ّ َ‫صلَةَ َويُؤتُون‬
َ‫الزكَاة‬ ّ ‫ع ِن ال ُمنك َِر َويُقِي ُمونَ ال‬ َ َ‫ض ُهم أَو ِليَآ ُء بَعض يَأ ُم ُرونَ بِال َمع ُروفِ َويَن َهون‬
ُ ‫َوال ُمؤمِ نُونَ َوال ُمؤمِ نَاتُ بَع‬
َ َ‫َويُطِ يعُونَ للاَ َو َرسُولَهُ أُوالَئِكَ َسيَر َح ُم ُه ُم للاُ ِإنّ للا‬
ٌُ‫ع ِزيز َحكِي ُم‬

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 23


“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf,
mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS At-Taubah:71).

َ َ‫َو َمن أَح َسنُ قَوالً ِم ّمن د‬


َ ‫عآ إِلَى للاِ َوعَمِ َل‬
َ‫صا ِلحًا َوقَا َل إِنّنِى مِنَ ال ُمسلِمِ ين‬

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang shaleh dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri.” )QS Fushilat :33).

َ ّ ّ‫صةً ۖ َواعلَ ُموا أَن‬


ِ ‫َللا َشدِيدُ ال ِعقَا‬
‫ب‬ َ َ‫صيبَنّ الّذِين‬
ّ ‫ظلَ ُموا مِ نكُم خَا‬ ِ ُ ‫َواتّقُوا فِتنَةً َال ت‬

“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim
saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS Al-Anfal:
25).

DALAM sebuah hikayat, Nabi Musa as, pernah mengadu kepada Allah SWT, "Ya, Allah!
Mengapa Engkau menghukum orang tidak berdosa hanya karena mereka hidup bersama
di lingkungan orang-orang yang berbuat dosa."

Allah SWT tidak menjawab keluhan Nabi Musa AS tersebut.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 24


Dengan perasaan kecewa, Nabi Musa duduk di atas sebatang kayu lapuk. Tidak lama
setelah duduk, tiba-tiba pantatnya digigit seekor semut. Ia marah. Kemudian, semut-
semut yang berada di atas kayu tersebut diusirnya.

Nabi Musa as marah kepada semua semut yang berada di sekitar batang kayu tersebut,
padahal yang menggigit pantatnya hanya seekor semut. Hal tersebut dikarenakan semut
yang berada di sekitarnya tidak peduli terhadap perbuatan buruk semut yang menggigit
Nabi Musa.

Jawaban Allah SWT atas keluhan Nabi Musa mirip dengan perumpamaan penumpang
perahu yang digambarkan Nabi Muhammad SAW.

Rasulullah Saw menggambarkan orang bermasyarakat seperti penumpang perahu. Di


antara penumpang itu ada yang iseng melubangi perahu, sementara penumpang lain diam,
tidak peduli, dengan dalih itu bukan urusannya.

Akibatnya, ketika perahu itu bocor, air masuk ke dalam, kemudian perahu tenggelam.
Ketika perahu tenggelam yang celaka bukan hanya pembocor perahu, melainkan semua
penumpang.

"Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dengan orang yang


melanggarnya seperti suatu kaum yang melakukan undian dalam sebuah kapal. Maka,
sebagian (penumpang) berada di atas dan sebagian yang lain di bawah. Dan, penumpang
bagian bawah jika akan mengambil air melewati penumpang yang di atas. Dan suatu saat
berkata: Kalau kita lubangi kapal ini (untuk mengambil air), mungkin tidak mengganggu
orang yang di atas. Jika mereka membiarkan saja orang yang melubangi kapal maka
semuanya akan hancur, tetapi jika dilarang, maka mereka semua selamat." (HR Bukhari).

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 25


Dua cerita di atas menggambarkan esensi amar makruf nahi mungkar. Jika pada satu
lingkungan masyarakat terjadi kemungkaran, tapi dibiarkan oleh orang-orang baik
dengan alasan bukan urusannya maka kalau lingkungan tersebut mendapat azab,
imbasnya tidak hanya dirasakan oleh pelaku kejahatan, tapi juga oleh semua orang yang
ada di sekitarnya.

Sebaliknya, jika orang-orang baik itu memiliki kepedulian, kemudian melakukan


pencegahan melalui tindak amar maruf nahi mungkar maka yang selamat tidak hanya
pembuat kejahatan, tapi semua orang yang berada di sekitarnya.

A.Pengertian Amal Makruf Dan Nahi Munkar

Amar makruf nahi mungkar (bahasa Arab: ‫األمر بالمعروف والنهي عن المنكر‬, al-amr bi-l-maʿrūf
wa-n-nahy ʿani-l-munkar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang berisi perintah
menegakkan yang benar dan melarang yang salah. Dalam ilmu fikih klasik, perintah ini
dianggap wajib bagi kaum Muslim. "Amar makruf nahi mungkar" telah dilembagakan di
beberapa negara, contohnya adalah di Arab Saudi yang memiliki Komite Amar Makruf
Nahi Mungkar (Haiʾat al-amr bi-l-maʿrūf wa-n-nahy ʿani-l-munkar). Di kekhalifahan-
kekhalifahan sebelumnya, orang yang ditugaskan menjalankan perintah ini disebut
muhtasib. Sementara itu, di Barat, orang-orang yang mencoba melakukan amar makruf
nahi mungkar disebut polisi syariah.

B.Hukum Amal Makruf Dan Nahi Munkkar

Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan kewajiban yang dibebankan Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada umat Islam sesuai kemampuannya. Ditegaskan oleh dalil Al Qur’an dan
As-Sunnah serta Ijma’ para Ulama.

Dalil Al Qur’an

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. َ‫َولتَكُن ِمنكُم أ ُ ّم ُةٌُ يَدعُونَ ِإ َلى الخَي ِر َويَأ ُم ُرونَ ِبال َمع ُروفِ َويَن َهون‬
َ‫ع ِن ال ُمنك َِر َوأُوالَئِكَ هُ ُم ال ُمف ِلحُون‬
َ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 26


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung“.[Al-Imran:104]. Ibnu Katsir
berkata dalam menafsirkan ayat ini,”Maksud dari ayat ini, hendaklah ada sebagian umat
ِ ّ‫كُنتُم خَي َر أ ُ ّمة أُخ ِر َجت لِلن‬
ini yang menegakkan perkata ini”.[3] Dan firman-Nya. َ‫اس تَأ ُم ُرون‬
ِ ‫ع ِن ال ُمنك َِر َوتُؤمِ نُونَ ِبا‬
‫لل‬ َ َ‫“ ِبال َمع ُروفِ َوتَن َهون‬Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah“. [Al-Imran :110]. Umar bin Khathab berkata ketika memahami
ayat ini,”Wahai sekalian manusia, barang siapa yang ingin termasuk umat tersebut,
hendaklah menunaikan syarat Allah darinya”.[4]

Dalil Sunnah

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

‫ان‬
ِ ‫اْلي َم‬
ِ ‫ف‬ ُ َ‫َمن َرأَى مِ نكُم ُمنك ًَرا فَليُغَيِرهُ بِيَ ِد ِه فَإِن لَم يَستَطِ ع فَبِ ِل َسانِ ِه فَإِن لَم يَستَطِ ع فَبِقَلبِ ِه َوذَلِكَ أَضع‬

“Barang siapa yang melihat satu kemungkaran, maka rubahlah dengan tangannya, jika
tidak mampu maka dengan lisannya dan jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itu
selemah-lemahnya iman“. [HR Muslim].

Sedangkan Ijma’ kaum muslimin, telah dijelaskan oleh para ulama, diantaranya: Ibnu
Hazm Adz Dzahiriy, beliau berkata, “Seluruh umat telah bersepakat mengenai kewajiban
amar ma’ruf nahi mungkar, tidak ada perselisihan diantara mereka sedikitpun”.[5] Abu
Bakr al- Jashshash, beliau berkata,”Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan
kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar melalui beberapa ayat dalam Al Qur’an, lalu
dijelaskan Rasulullah n dalam hadits yang mutawatir. Dan para salaf serta ahli fiqih Islam
telah berkonsensus atas kewajibannya”.[6] An-Nawawi berkata,”telah banyak dalil-dalil
Al Qur’an dan Sunnah serta Ijma yang menunjukkan kewajiban amar ma’ruf nahi
mungkar” [7] Asy-Syaukaniy berkata,”Amar ma’ruf nahi mungkar termasuk kewajiban,
pokok serta rukun syari’at terbesar dalam syariat. Dengannya sempurna aturan Islam dan
tegak kejayaannya”.[8] Jelaslah kewajiban umat ini untuk beramar ma’ruf nahi mungkar

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 27


BAB 5

FITNAH AKHIR ZAMAN

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda

yang artinya: “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipuan.
Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur didustakan. Pengkhianat
dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat
itu Ruwaibidhah berbicara. Ada yang bertanya, ‘Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?’.
Rasulullah menjawab, “Orang fasik dan bodoh yang turut campur dan berbicara dalam
urusan orang banyak”.(HR.Abu Hurairah RA)

❖ URGENSI

Akhir zaman adalah waktu terakhir adanya dunia ini, sebelum terjadinya kiamat. Yang
mana tanda tanda kiamat kecil (sugro) sudah banyak terjadi, jika tanda kiamat kecil sudah

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 28


terjadi semuanya maka muncullah tanda kiamat besar (kubro), setelah tanda kiamat besar
terpenuhi maka terjadilah hari kiamat.

Walaupun waktu terjadinya kiamat tidak ada yang tahu, tapi tanda tanda kiamat yang di
sebutkan dalam hadits sudah banyak kita jumpai, dan inilah tanda tanda akhir zaman. Dan
kita sekarang pada masa ini, sudah masuk ke dalam akhir zaman, seperti yang di jumpai
dalam banyak hadits yang menerangkan tentang akhir zaman, di antaranya adalah hadits
yang di riwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫عةُ َك َهاتَي ِن‬


َ ‫بُعِثتُ أَنَا َوالسّا‬.

Artinya: “Jarak diutusnya aku dan hari Kiamat seperti dua (jari) ini.’” Anas Radhiyallahu
anhu berkata, “Dan beliau menggabungkan jari telunjuknya dengan jari tengah.” [HR
Muslim].

Kata fitnah berarti musibah, cobaan, dan ujian. Kata ini disebutkan secara berulang di

dalam al-Qur’an pada hampir 70 ayat (lihat al-Mu’jam al-Mufahras), dan seluruh
maknanya

berkisar pada ketiga makna di atas. Kata fitnah bisa juga bermakna sesuatu yang
mengantarkan

kepada adzab Allah, seperti firman-Nya: “Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke
dalam

fitnah…” (QS. at-Taubah: 49)

Di sisi lain, kata fitnah bermakna ujian, sebab keduanya bisa digunakan dalam konteks

kesulitan maupun kesenangan yang diterima seseorang. Hanya saja, makna “kesulitan”
lebih

sering digunakan. Allah berfirman (yang artinya): “Dan Kami akan menguji kamu dengan

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 29


keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)…” (QS. al-Anbiyaa’:
35)

(Mufradat Alfazh al-Qur’an al-Karim karya ar-Raghib al-Ashfahani)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya pengertian fitnah adalah hal-hal

dan kesulitan-kesulitan yang Allah timpakan kepada hamba-hamba-Nya sebagai ujian


dan

cobaan yang mengandung hikmah. Biasanya fitnah terjadi secara umum, namun ada juga
fitnah

yang terjadi secara khusus. Pada akhirnya, berkat karunia Allah, fitnah itu diangkat
sehingga

meninggalkan dampak yang baik bagi orang-orang yang berbuat kebaikan dan yang
beriman,

sebaliknya meninggalkan dampak yang buruk bagi mereka yang berbuat kejahatan dan
tidak

beriman. Wallaahu a’lam. (Fitnah Akhir Zaman/al-Fitnah wa Mauqif al-Muslim minhaa”,

A.Hadits Fitnah Akhir Zaman

1. Dari Tsauban Ra. berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda;

“Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang
mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang kelaparan mengerumuni tempat
hidangan mereka”.

Maka salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit pada hari itu?”

Nabi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab,

“Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir,
dan Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan
Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit ‘wahn‘.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 30


Seorang sahabat bertanya: “Apakah ‘wahn’ itu, ya Rasulullah?”. Rasulullah menjawab:
“Cinta dunia dan takut mati”.[HR. Abu Daud

2. Dari Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy, beliau berkata:

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan


cemas sambil bersabda,

“La ilaha illallah, celaka (binasa) bangsa Arab dari kejahatan (malapetaka) yang sudah
hampir menimpa mereka, Pada hari ini telah terbuka bagian dinding Ya’juj dan Ma’juj
seperti ini”, dan Baginda menemukan ujung ibu jari dengan ujung jari yang sebelahnya
(jari telunjuk) yang dengan itu mengisyaratkan seperti bulatan.

Saya lalu bertanya, “Ya Rasulullah! Apakah kami akan binasa, sedangkan dikalangan
kami masih ada orang-orang yang shaleh?” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda,

“Ya, kalau kejahatan sudah terlalu banyak dilakukan.” [HR. Bukhari dan Muslim]

3. Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash Ra. ia berkata, Aku mendengar Rasullullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

“Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mencabut (menghilangkan) ilmu


dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menghilangkan
ilmu agama dengan mematikan para ulama.

Apabila sudah ditiadakan para ulama, orang banyak akan memilih orang-orang jahil
sebagai pemimpinnya.

Apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu. Mereka sesat
dan menyesatkan orang lain.” [HR. Muslim]

4. Dari Ali bin Abi Thalib Ra, Bahwasanya kami sedang duduk bersama Rasulullah
Shallallahu‘Alaihi wa Sallam di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus’ab bin Umair Ra ..
dan tidak ada di badannya kecuali hanya selembar selendang yang bertambal dengan
kulit.

Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat kepadanya. Baginda menangis


dan meneteskan air mata karena mengenangkan kemewahan Mus’ab ketika berada di

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 31


Mekkah dahulu (karena sangat dimanjakan oleh ibunya), dan karena memandang nasib
Mus’ab sekarang (ketika berada di Madinah sebagai seorang Muhajirin yang
meninggalkan segala harta benda dan kekayaan di Mekkah).

Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bagaimanakah


keadaan kamu pada suatu hari nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian, dan pergi
di waktu sore dengan pakaian yang lain pula. Dan bila diberikan satu hidangan, diletakkan
pula satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu sebagaimana
kamu memasang kelambu Ka’bah?.

Maka jawab sahabat, “Wahai Rasulullah, tentunya keadaan kami di waktu itu lebih baik
dari pada keadaan kami di hari ini. Kami akan memberikan perhatian sepenuhnya kepada
masalah ibadah saja dan tidak bersusah payah lagi untuk mencari rezeki”.

Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak! Keadaan kamu hari ini adalah
lebih baik daripada keadaan kamu pada hari itu”. [HR. Tirmizi]

B.. Fitnah-Fitnah Akhir Zaman

Diantara fitnah akhir zaman yang dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah:

1). Fitnah dalam agama, yaitu dengan mudahnya manusia berpindah dari agama Islam.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menjelaskan: “Cepat-cepatlah kalian beramal


shalih

sebelum datang fitnah, seperti malam yang gelap. Seorang pada pagi harinya dalam
keadaan

mukmin, kemudian pada sore harinya menjadi kafir. Pada sore harinya dalam keadaan
mukmin,

pada pagi harinya menjadi kafir; dia menjual agamanya dengan benda-benda dunia.”
(HR. Muslim)

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 32


2). Fitnah kebodohan, kerakusan, dan kekacauan dengan dicabutnya ilmu agama dari hati
manusia.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Zaman semakin dekat, ilmu dicabut,

muncul fitnah-fitnah, tersebar kebakhilan-kebakhilan, banyak terjadi al-haraj. Para

sahabat bertanya, ‘Apakah al-haraj itu, ya Rasulullah?” beliau menjawab,


‘Pembunuhan.’”

(Muttafaqun ‘alaih)

Ilmu akan dicabut dari hati manusia dengan cara diwafatkannya para ulama’ ahli ilmu

agama. Maka setelah itu akan terjadilah kebodohan dimana-mana dan akan ada muncul
da’i-da’i

yang menyeru ke dalam neraka jahanam.

3). Diangkatnya amanah dari manusia.

Hal ini merupakan tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat. Sebagaimana yang telah

di kabarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam yang ketika itu datang seorang
Badui

kepada beliau dan berkata, “Kapankah hari kiamat akan terjadi?” Beliau menjawab
dengan

sabdanya: “Apabila telah disia-siakannya amanah, maka tunggulah hari kiamat! Orang
tersebut

kembali bertanya, ‘Bagaimana disia-siakannya, wahai Rasulullah?’ beliau menjawab,


‘Apabila

suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tungguhlah hari
kiamat.’” (HR.

Bukhari)

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 33


Pada kenyataan yang bisa kita amati adalah dengan dicabutnya sifat amanah dari pundak-

pundak para pemimpin. Kepemimpinan merupakan amanah yang sangat besar.


Sebagaimana

sabda shallahu ’alaihi wasallam: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan
diminta

pertanggungjawaban terhadap apa yang pimpin.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal tersebut telah muncul di zaman ini seperti yang bisa kita amati seksama, yaitu

banyaknya para pemimpin yang tidak melaksanakan amanahnya dengan baik. Mereka
malah

menyelewengkan amanah itu untuk kepentingan dirinya sendiri dan keluarganya seperti
halnya

korupsi yang telah merajalela dimana-mana. Hal itu termasuk bentuk penyelewengan
amanah

yang seharusnya disampaikan kepada rakyat.

4). Fitnah harta.

Macam-macam fitnah tersebut merupakan sebagian dari tanda-tanda hari kiamat. Dari

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda:

“Sesungguhnya di antara tanda hari kiamat ialah; diangkat ilmu (agama), tersebar
kejahilan

(terhadap agama), arak diminum (secara leluasa), dan zahirnya zina (secara terang-
terangan)”.

(HR. al-Bukhari no. 78 dan Muslim no. 4824)

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 34


Fitnah-fitnah tersebut mulai muncul setelah wafatnya Umar bin al-Khattab. Karena beliau

merupakan dinding pembatas antara kaum Muslimin dengan fitnah tersebut, sebagaimana
yang

diterangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau berkata kepada ‘Umar:
“Sesungguhnya

antara kamu dan fitnah itu terdapat pintu yang akan hancur.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka kita semua harus berhati-hati pada fitnah-fitnah tersebut, karena hal tersebut akan

menghancurkan semua umat. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala: “Dan


takutlah

kepada fitnah yang tidak hanya menimpa orang yang zhalim di antara kalian semata dan

ketahuilah, bahwa Allah memiliki adzab yang sangat pedih.” (QS. al-Anfal: 25)

5).Fitnah Dajjal

Para ulama berpendapat bahwa tidaklah seorang Nabi di mana pun berada dari zaman
Nabi Adam ‘alaihis salam hingga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
semuanya sudah memperingatkan bahayanya fitnah dajjal.

Dari Anas bin Malik dalam kitab Muslim bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak setiap makhluk itu dari zaman Nabi Adam sampai akhir zaman, fitnah
yang terbesar yaitu fitnah dajjal.”.

C.Cara Menghindari Fitnah Al-Masih Dajjal

1. Berpegang teguh dengan Nabi Muhammad

Dikisahkan, ketika Nabi Muhammad sedang duduk bersama sahabat – sahabatnya yang
sedang berbincang mengenai dajjal. Lalu, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang bagaimana cara untuk menghindari fitnah Dajjal.

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 35


Kemudian, Rasulullah mengatakan, “Berpegang teguhlah kepada ajaran Allah. Dajjal
berada di Bumi selama 40 hari yang dimana satu hari terasa seperti satu tahun dan dalam
sehari ia bisa ke seluruh penjuru dunia kecuali Mekah dan Madinah. Kecepatan ia dalam
mengunjungi seluruh penjuru bumi bagaikan hujan yang lebat kemudian dihembuskan
oleh angin.”

Ada seorang mukmin yang datang kepada Dajjal dan mengatakan dengan keras, “Saya
ingin bertemu Dajjal musuhnya Allah dan saya ingin bertemu penipu penyihir ini!” Maka
bala tentara Dajjal berkata kepada orang tersebut, “Buat apa engkau ingin menemui
Tuhan kami, mengapa engkau tidak beriman kepada Tuhan kami?” Maka dia dipukuli
oleh bala tentara Dajjal di punggungnya, lututnya, dan semua anggota badannya.

Setelah dipukuli dan diikat, barulah bala tentara membawa dirinya kepada Dajjal. Lalu
orang mukmin tersebut berteriak, “Jangan kalian ikuti!” Kemudian Dajjal marah dan
mereka menggergaji mukmin dari kepalanya hingga terbelah. Lalu badannya dipisahkan
dan Dajjal melewati tubuh mayit mukmin tersebut dan menghidupkannya kembali dan
berkata, “Bangkitlah engkau.”

2. Baca doa setelah tasyahud akhir sebelum salam

Setelah membaca tasyahud akhir, sebelum salam berdoalah untuk meminta perlindungan
dari fitnah dajjal.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫اَللّ ُه ّم‬. ‫ت‬


ِ ‫ َواَعُو ذُ ِبكَ مِن فِتنَ ِة ال َمحيَا َوال َم َما‬، ‫ح الدّ جّال‬
ِ ‫ َواَعُو ذُ ِبكَ مِن فِتنَ ِة ال َمسِي‬، ‫ب القَب ِر‬ َ ‫اَللّ ُه ّم ِإنِي اَعُوذُ ِبكَ مِن‬
ِ ‫عذَا‬
‫ ِإنِي اَعُوذُ ِبكَ مِن ال َما ثَ َم َوال َمغ َر ِم‬.

Artinya, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku
berlindung kepada-Mu dari fitnah al - Masih Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari
fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu
dari perbuatan dosa dan kerugian." (HR. Bukhari dan Muslim)

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 36


DAFTAR PUSTAKA
Abdul, M. K.. (2012). Hadis Tarbawi, Jakarta: Prenadamedia Group.

Abu Z. Y. bin Syaraf al-Din al-Nawawi al-Syafi’iy, & Imam N. (2009) Riyadh al-
Shalihin, Indonesia al-Haramian: Jaya Indonesia.

At-Tamimiy, (2017). Kitab Tauhid (Jiilid 2), Jakarta: Darul Haq.

Abdur Rahman, “Rekonstruksi Sains Sekular dan Pengembangan Sains Islam” dalam Tri
Shubhi (ed.), Membangun Peradaban dengan Ilmu, Depok: Kalam Indonesia.

Abdul Rahim, Imaddudin. 1987. Tauhid. Bandung: Mizan.

Al hafiz Ibnul ktasir.(2006), Malapetaka Akhir Zaman.Jakarta : Pustaka As Sunnah.

Dr.Muhammad bin A.W.al-'Aqil(2006).Manhaj Aqidah Imam Asy-syafu'i.Jakarta :


pustakaa Imam Asy-Syafii.

Syaikh Dr.Ibrahim Amir ar-Ruhaii(2006). Rahasia Keutamaan Amal, Jakarta:Pustaka At


Tazkia.

https://umma.id/article/share/id/1002/272772

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 37


https://almanhaj.or.id/2708-amar-maruf-nahi-mungkar-menurut-hukum-islam.htm

http://agungsyifaul.blogspot.com/2012/02/epistemologi-islam.html?m=1

https://m.republika.co.id/berita/plokyw313/landasan-agama-dalam-pengembangan-
sains-islam-seperti-apa

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam_dan_ilmu_pengetahuan

https://www.neliti.com/id/publications/76085/islam-dan-ilmu-pengetahuan-pengaruh-
temuan-sains-terhadap-perubahan-islam

https://www.neliti.com/id/publications/22774/penegakan-hukum-dalam-perspektif-
hukum-islam

https://republika.co.id/berita/oh6pth313/4-pesan-rasulullah-untuk-penegak-hukum

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Islam_dan_ilmu_pengetahuan

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 38


LAMPIRAN

KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 39


KAJIAN AGAMA ISLAM 5 BAB 40

Anda mungkin juga menyukai