Anda di halaman 1dari 16

FI FADHLIL AL-ILMI, WAL ULAMA’I, WA FADHLI TA’LIMIHI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Bahtsul Kutub

Dosen Pengampu: Tri Pujiati, M. Pd. I

Oleh:

Kelompok 3

Lailatul Jannah (1710110311)

Siti Shofiaatun (1710110313)

Shoimatun Niswah (1710110332)

Rikky Subaktiyar (1710110319)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting di dalam kehidupan ini.
Pendidikan juga mampu mengubah karakter setiap individu maupun
kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi dalam perjalanannya pendidikan terus
mengalami perubahan dan perkembangan dengan potensi yang dimiliki setiap
generasi. Hal inilah yang menjadikan pendidikan menjadi suatu tantangan
yang perlu di hadapi manusia.
Dalam pendidikan, ilmu dan peran guru juga sangat penting dalam proses
pembelajaran. Ilmu juga dipandang sebagai bagian terpenting dari proses
menata dan mengarahakan individu menjadi lebih baik. Sebab dengan Ilmu
juga yang membedakan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Maka
pendidikan menjadi satu-satunya jaminan kehidupan manusia menjadi lebih
berakhlak dan bermoral. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya peran
guru dalam menunjang proses pendidikan. Maka dari itu menghormati dan
memuliakan guru (pendidik) merupakan kewajiban siswa (peserta didik).
Namun kenyataannya, pendidikan di zaman sekarang ini sangat
memprihatinkan. Banyak siswa yang kurang memperhatikan keutamaan Ilmu
dang sewenang-wenang terhadap guru, tidak memiliki sopan santun, bahkan
menyepelehkan pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Salah satu permasalahan yang terjadi saat ini adalah kasus para guru yang
dipenjarakan atau dilaporkan ke pihak polisi oleh orang tua murid yang tidak
terima terhadap cara guru dalam mendidik anaknya. Sekarang pun guru
semakin tertekan dengan tindakan pelajar yang kurang mencerminkan akhlak
dan moral seorang pelajar sekarang ini.
Untuk itu, kelompok kami akan membahas bagaimana pentingnya
keutamaan Ilmu, pentingnya peran guru dalam proses pendidikan, dan
bagaimana pentingnya mempelajari Ilmu. Sebab hal tersebut sangat penting
diketahui oleh seorang penuntut Ilmu (pelajar) sebelum melakukan proses
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pentingya keutamaan ilmu?
b. Bagaimana keutamaan guru?
c. Bagaimana pentingnya mempelajari ilmu?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keutamaan Ilmu dalam Pendidikan


Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa arab ‫“ علم‬ilmun”, masdar
dari madhi dan mudhori’ ‫ “ علم – يعلم‬alima – ya’lamu ” yang secara bahasa
artinya tahu atau mengetahui. Dalam bahasa inggris ilmu di padakan dengan
science, sedang pengetahuan di padakan dengan knowledge. Dalam bahasa
Indonesia kata science umumnya di artikan ilmu, tapi sering juga di artikan
dengan ilmu pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna
yang sama.
ilmu juga dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini di batasi agar di hasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan mambatasi
lingkungan pandangannya dan kepastian ilmu itu di peroleh dari
keterbatasannya.
Syaikh Bin Bazz juga telah menyatakan, “Sesungguhnya (kata) ilmu itu
dilontarkan untuk banyak hal. akan tetapi , menurut para ulama islam, yang
dimaksud dengan ilmu adalah ilmu syar’i. Inilah yang dimaksud dalam
kitabulloh dan sunnah RosulNya shollallohu ‘alaihi wa sallam beroperasi
mutlak, yaitu ilmu tentang Alloh, Asma’-Nya, SifatNya, ilmu tentang hakNya
atas hambaNya dan tentang segala sesuatu yang disyariatkan untuk mereka
oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala. “(Majmu ‘Fatawa wa Maqolat
Mutanawwi’ah, jilid 23, hal. 297)
Ilmu sangat penting di dalam kehidupan, oleh sebab itu Menuntut ilmu
diwajibkan bagi semua umat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah tentang bagaimana hukum asal menuntut
Ilmu.
)‫كل مسلم ومسلمة (رواه ابن ماجه‬
ّ ‫طلب العلم فريضة على‬
Oleh karena itu dengan adanya ilmu, manusia dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang tidak baik. Ilmu juga mampu membedakan derajat
manusia satu dengan yang lainnya. Allah SWT berfirman di dalam surat al
mujadillah ayat 11,
ٍ ‫يَ ْرفَع ِ اهَّلل ُ اذَّل ِ َين آ َمنُوا ِمنمُك ْ َواذَّل ِ َين ُاوتُواالْ ِعمْل َ د ََر َج‬
َ ُ‫ َواهَّلل ُ ِب َماتَ ْع َمل‬.‫ات‬
ٌ‫ون َخبِري‬
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”QS. Al
Mujadillah: 11
Dari ayat tersebut Ibnu Abbas menafsirkan bahwa derajat para ahli ilmu
dan orang mukmin yang lain sejauh tujuh ratus derajat. Satu derajat sejauh
perjalanan lima ratus tahun.1 Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu
sangat penting bagi kehidupan individu maupun kehidupan masyarakat. Sebab
Ilmu merupakan kunci untuk menyelesaikan segala persoalan, baik persoalan
yang berhubungan dengan kehidupan beragama maupun persoalan yang
berhubungan dengan kehidupan dunia. Ilmu itu sendiri ibarat cahaya, karena
Ilmu memiliki fungsi sebagai petunjuk kehidupan manusia, dan pemberi
cahaya bagi seseorang yang ada dalam kegelapan.
Dalam terjemah kitab Ta’limul Muta’allim Syaikh Zanuji berkata:
،‫ أل ّن جميع الخصال سوى العلم‬،‫أحدإذهوالمختص باإلنسانيّة‬
ّ ‫وشرف العلم اليخفى على‬

‫يشترك فيهااإلنسان وسائرالحيوانات كالشجاعة والجرأة والقوة والجود والشفقة وغيرهاسوى‬

‫ وإنماشرف‬.‫ وأمرهم بالسجودله‬،‫ وبه أظهراللّه تعالى فضل ادم عليه السالم على المالئكته‬،‫العلم‬

‫ والسعادةاأل بدية‬،‫ الذى يستحق بهاالمرءالكرامة عنداللّه‬،‫البروالتقوى‬


ّ ‫العلم بكونه وسيلة الى‬،
Sudah tidak diragukan lagi bahwa ilmu hanya diperuntukkan khusus untuk
manusia, karena semua sifat selain ilmu dimiliki oleh manusia dan juga
dimiliki oleh semua binatang. sebagaimana keberanian yang juga dimiliki oleh
hewan seperti singa yang bahkan lebih berani dari manusia, kekuatan yang

1
Al-Ghazali, Ihya’ ulum al-Din, Beirut: Darul Ma’rifah. hlm. 5
dimiliki oleh gajah yang jauh lebih kuat dari manusia, dan kedermawanan dan
kasih sayang sebagaiamana kasih sayang yang dimiliki induk ayam yang
selalu mengutamakan anaknya dalam hal makan dan sifat lainnya.
Dan dengan ilmu Allah juga menampakkan keutamaan Bani Adam atas
para malaikat dan memerintahkan mereka untuk sujud kepada Nabi Adam
sebagai penghormatan dan pemuliaan kepada beliau. Hal yang membuat ilmu
mulia dan paling utama adalah karena esensi (keberadaan) ilmu itu sendiri
merupakan perantara menuju taqwa, yang berhak memperoleh kemuliaan di
sisi Allah dan kebahagiaan abadi.
Dan dengan adanya ketaqwaan akan mengantarkan pemiliknya menuju derajat
yang paling luhur. Sebagaimana sebuah syi’ir yang didendangkan kepada
Muhammad bin Hasan bin Abdullah:
‫كماقيل لمحمدبن الحسن بن عبداللّه شعر‬:

‫تعلم فإ ّن العلم زين ألهله ÷ وفضل وعنوان لكل المحامد‬

‫وكن مستفيداكل يوم زيادة ÷ من العلم واسبح فى بحور الفوائد‬

‫تفقه فإن الفقه أفضل قائد ÷ إلى البر والتقوى وأعدل قاصد‬

‫هوالعلم الهادى الى سنن الهدى ÷ هوالحصن ينجى من جميع الشدائد‬

‫فإن فقيها واحدا متورعا ÷ أشد على الشيطان من ألف عابد‬

“Belajarlah! Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya dan sumber


keutamaan, serta pertanda bagi segala hal yang dipuji, jadikanlah hari-
harimu untuk menggapai faidah dengan meambah ilmu dan berenanglah di
lautan faidah. Belajarlah ilmu fiqih karena fiiqih itu paling utama-utamanya
penuntun pada kebaikan dan taqwa, dan lebih adil-adilnya keadilan. Fiqih
adalah ilmu yang menunjukkan pada jalan-jalan hidayah, dia mampu sebagai
benteng yang menyelamatkan dari segala kesulitan. Karena satu orang faqih
yang wira’i akan lebih sulit bagi setan dibanding seribu orang ahli ibadah.
Selain ilmu pengetahuan setiap orang islam juga wajib mempelajari ilmu
akhlak.2
B. Keutamaan Ahli Ilmu (Guru)
Penghormatan tidak hanya diberikan kepada penuntut ilmu. Melainkan
juga diberikan kepada para ahli ilmu, khususnya ulama ahli agama yang telah
mengamalkannya dengan sepenuh hati dan menyiarkannya kepada orang
awam. Jika dikaitkan dengan pendidikan, ahli ilmu yang dimaksud disini
adalah guru.3 dalam pendidikan, guru sangat mempunyai peran penting dalam
proses pembelajaran. Disamping menjadi seorang pendidik, guru juga
berperan dalam membimbing dan menjadi contoh untuk murid-muridnya.
Menurut Al-Ghazali seorang pendidik merupakan Malikhul Kabir, bahkan
dapat dikatakan pada satu sisi, seorang pendidik mempunyai peran lebih
utama dibandingkan peran orang tua dirumah. Al-Ghazali juga mengambil
dari beberapa hadis Nabi tentang keutamaan seorang pendidik, Ia mengatakan
bahwa seorang pendidik disebut sebagai orang-orang besar (Great Individual),
yang dimana aktivitasnya lebih baik daripada ibadah satu tahun. selain itu Al-
Ghazali juga menyimpulkan dari perkatakan para Ulama’ yang mengatakan
bahwa seorang pendidik merupakan pelita (siraj) segala zaman, orang yang
hidup semasa dengan seorang pendidik akan memperoleh pancaran cahaya
keilmuannya. Andaikata dunia tidak ada pendidik, maka manusia bagaikan
binatang, sebab mendidik adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat
kebinatangannya.4
1. Peran Guru dalam pembelajaran
Agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal, peserta didik juga
harus diberi kemudahan dari seorang guru. Dalam hal ini, guru harus kreatif,
professional dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai :
a. Orang tua, yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.

2
Aliy As’ad, Terjemah Ta’lim Muta’allim. Kudus: Menara Kudus. 2007. Hlm. 7-9
3
DRS. Fatchurrahman. Al-Hadisun Nabawy, jogyakarta: Menara. hlm. 27
4
Vika Rini Wigati, http;//keutamaan.seorang.pendidik.blogspot.com.2015 Diakses pada tanggal
13 september 2018 pukul 22:00
b. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta
didik.
c. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta
didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.
d. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran
pemecahannya.
e. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
f. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain
secara wajar.
g. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang
lain, dan lingkungannya.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Demikian beberapa peran yang harus dijalani seorang guru dalam
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh para siswanya.

Masalah yang muncul

Saat ini permasalahan yang menimpa bidang pendidikan sangat beragam


dan tergolong berat. Mulai dari sarana dan prasarana pendidikan, tenaga
pengajar yang kurang, serta tenaga pengajar yang belum kompeten. Kondisi
sekolah yang memprihatinkan, ruang kelas bocor bila hujan dan sebagian
sekolah ambruk. Maka tidaklah aneh kalau kondisi pendidikan kita jauh dari
harapan.
Salah satu permasalahan yang menimpa dunia pendidikan adalah
kompetensi guru. Guru yang harusnya memiliki kompetensi sesuai ketentuan
dan kebutuhan, nyatanya hanya sedikit yang masuk kategori tersebut. Sisanya
sungguh memprihatinkan. Program sertifikasi guru yang sekarang sedang
digalakkan adalah salah satu bagian dari usaha pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
C. Pentingnya Mempelajari Ilmu
1. Kedudukan Ilmu Menurut Islam
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam ,
hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-Qur’an yang memandang orang
berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi
yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Didalam Al qur’an , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari
780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari al-
Qur’an sangat kental dengan nuansa-nuansa yang berkaitan dengan ilmu,
sehingga dapat menjadi ciri penting dari agama Islam sebagaimana
dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani sebagai berikut ;
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al-qur’an dan sunah
mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan
kearifan ,serta menempatkan al-qur’an dan sunah di atasnya. Yang berarti
harus berpegang teguh dengan al-qur’an dan sunah Rosul.
2. keistimewaan dari ilmu
Disamping ayat–ayat Qur’an yang memposisikan Ilmu dan orang
berilmu sangat istimewa, al-Qur’an juga mendorong umat Islam untuk
berdo’a agar ditambahi ilmu, dan katakanlah, Tuhanku ,tambahkanlah
kepadaku ilmu penggetahuan. Dalam hubungan inilah konsep membaca,
sebagai salah satu wahana menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan
islam sejak awal telah menekankan pentingnya membaca , sebagaimana
terlihat dari firman Allah yang pertama diturunkan yaitu surat Al-Alaq
ayat 1-5 :

(٣) ‫ك ْس ِم بِا اِق َْرأ‬ ِ ِ


ْ َّ‫) َخلَ َق ال‬١( ‫ ) َعلَ ْق م ْن َن نْ َسا األ َخلَ َق‬٢( ْ‫ك َو إِق َْرأ‬
َ ِّ‫ذي َرب‬ َ ُّ‫األَ ْك َر ُام ُرب‬
ِ ‫ي ْعلَم لَم ما َن نْسا‬
(٥) ‫) لْ َقلَ ْم بِا َعلَّم ي لّ ْذ ا‬٤( ‫األ َعلَ َم‬ َ َْ ْ َ
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan kamu dari segummpal darah. Bacalah,dan Tuhanmulah yang
paling pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui”.
Ayat –ayat tersebut, jelas merupakan sumber motivasi bagi umat
Islam untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu, untuk terus membaca,
sehingga posisi yang tinggi dihadapan Allah akan tetap terjaga, yang
berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas
kehidupan manusia untuk melakukan amal shaleh, dengan demikian
nampak bahwa keimanan yang dibarengi dengan ilmu akan membuahkan
amal.
Di samping al-qur’an banyak juga hadis-hadis yang menyebutkan tentang
dorongan kuat untuk menuntut/mencari ilmu.Di antaranya :

َ َ‫س طَ ِر ْي ًقا َسل‬


‫ سلم و عليه اهلل صلى اهلل رسول قال‬:‫ك َم ْن‬ ِ ِ ِ ِ ‫بِ ِه اهلل سه‬
ُ ‫َّل عل ًْما ف ْيه َيلْتَم‬
َ َ ُ
‫ْجن َِّةإِلَىطَ ِر ْي ًقا‬
َ ‫ ال‬. ‫الترمذي رواه‬
”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya
Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”. (HR. Turmudzi)

ِ َ ‫مسلِ ٍم ُك ِّل َعلَى فَ ِري‬


ُ َ‫ضةٌ الْعل ِْم طَل‬
.‫ سلم و عليه اهلل صلى اهلل رسول قال‬: ‫ب‬ ُْ
“ Mencari ilmu wajib bagi setiap orang-orang muslim”
3. Manfaat dalam Menuntut Ilmu
Ada empat sebab mengapa kita wajib menuntut ilmu :
a. Dengan Ilmu, agama (islam) akan tegak.
Islam akan tegak harus dengan ilmu. Bagaimana orang akan
menjalankan rukun-rukun islam bila tidak memiliki ilmu. Bagaimana
mungkin orang akan melakukan sholat dengan benar jika ia tidak
memiliki ilmu tentang sholat , sedangkan sholat merupakan amal yang
akan di hisap pertama kali pada hari kiyamat. Bagaimana mungkin
orang akan berperilaku sesuai tuntunan Rosululloh SAW kalau tidak
tau tentang tuntunan itu. Bagaimana bisa orang akan bermuamalah
dengan baik sedangkan dia tidak tahu cara beradab , berakhlak dengan
baik kepada orang lain. Semuanya itu akan tegak bila di jalankan
dengan ilmu.
b. Ilmu adalah penangkal imperialisme.
Pada zaman dahulu kaum muslimin tidak pernah di jajah. Ketika
kaum muslim berpegang teguh dengan sunah Rosululloh. Bangsa lain
tidak berani sembarangan dengan kaum muslimin. kaum Muslimin
ketika itu, berwibawa dihadapan bangsa-bangsa lain. Maka da’wah
Islam semakin menyebar ke berbagai penjuru dunia. Sampai ditulis
dalam sejarah peradaban manusia, bahwa Islam sempat menguasai
dunia.
Zaman sekarang menjadi kebalikannya. Karena kaum Muslimin
sudah menjauhi dan melucuti dirinya dari tuntunan Alloh SWT dan
Rosululloh SAW. Padahal bila manusia beriman, berilmu, bertaqwa
kepada Alloh SWT, bergantung dan tawakal kepada Alloh SWT,
membela dan menolong agama Alloh SWT, maka Alloh SWT akan
memberikan kepada mereka kejayaan. Tetapi begitu mereka semakin
jauh dari Alloh SWT, semakin suka bermaksiat, semakin tergiur dan
terpedaya oleh dunia, semakin menjauhi Syari’at Alloh SWT, maka
akan Alloh SWT datangkan kepada mereka kehancuran, dan juga
dihina oleh orang-orang non Islam. Demikian itu Sunatulloh. Maka
kalau kita ingin jaya, kita harus ber-Ilmu
c. Ilmu adalah Penangkal dari Berbagai Ajaran dan Paham yang Sesat.
Pada zaman sekarang banyak orang jahil ( tidak berilmu), apa yang
masuk datang kepada dirinya, ia tidak punya daya tangkal,
imunisasinya lemah sekali, sehingga dirinya rentan, mudah sekali virus
apa saja masuk pada dirinya. Karena tidak punya Penangkal yang kuat.
Karena tidak punya filter (penyaring) yang berupa Ilmu Al Qur’an dan
As Sunnah, maka semua yang datang kepada dirinya langsung diterima
dan diserapnya. Akhirnya ia bingung sendiri.
Kita sebagai Ahlussunnah wal Jama’ah tidak boleh bingung, asal
kita yakin kepada Alloh SWT dan Rasul-Nya, dan memahami Firman
Alloh SWT dan Sunnah Rosululloh SAW sesuai dengan pemahaman
para sahabat (Ijtihad dan Fatwa mereka). Karena Al Qur’an dan
Sunnah saja tidak cukup, dalam arti: perlu pemahaman yang benar
terhadap al-qur’an dan hadits. Memang cukup dengan al-qur’an dan
Sunnah.
Dari itu dapat kita ambil dalih, mengapa kita harus ber-Ilmu ?
harus mencari Ilmu ? karena kalau Ilmu sudah didapat, kita tidak
mudah terjangkit berbagai “penyakit” hati seperti Syirik, Ghuruur,
‘Ujub, mengikuti hawa-nafsu, Taklid, Ashobiyah, dan sebagainya.
d. Ilmu adalah sesuatu yang tidak akan sempurna sebagai sesuatu
kewajiban kecuali dengan sesuatu itu, maka sesuatu itu hukumnya
wajib.
Kalimat itu di terjemahkan oleh para ulama :
‫واجب فهو الواجب به يتم ال ما‬

Artinya:
“Sesuatu apabila tidak dapat sempurna kecuali dengannya maka dia
adalah Wajib“
Contoh : sholat lima waktu merupakan ibadah makhdhoh. Sholat itu tidak
akan sah tanpa di dahului dengan wudhu . yang berarti bahwa wudhu
tersebut adalah penentu sahnya sholat.
Atau orang yang akan melaksanakan sholat itu ber-Wudhu, tetapi
Wudhunya tidak benar, maka tidak sah pula Wudhunya. Oleh karena itu,
bila ingin sholatnya sah, maka syarat sahnya sholat itu juga harus benar.
Syarat wajib sholat, antara lain: Baligh, muslim, itu wajib. Syarat sahnya:
Sudah masuk waktu, kalau belum masuk waktu maka tidak sah sholatnya.
Oleh karena itu seorang muslim harus tahu kapan waktu-waktu sholat.
Itulah Ilmu. Maka memperlajari sholat dan waktu-waktu sholat serta syarat
dan rukunnya, hukumnya wajib. Karena akan menentukan sah dan
benarnya akan sholatnya itu. Itulah sebabnya mengapa orang harus
mencari/atau memntut ilmu, di antaranya karena sebab yang 4 perkara di
atas.5
D. Kontekstualisasi
Banyak orang bilang, belajar di sekolah itu untuk mencari ilmu. Tapi
kenyataan yang terjadi saat ini tidak sesuai dengan pernyataan tersebut.
Pergaulan dan teknologi sudah semakin maju dan dikenal. Ada siswa yang
saat pelajaran tidak pernah memperhatikan, saat ditanya tidak bisa
menjawab dan ketika diadakan ulangan dia mendapat nilai bagus, tetapi
beda dengan temannya yang berusaha mati-matian untuk mengerti dan
memahami segala macam ilmu dan hasil yang ia dapatkan tidak sebanding
dengan usahanya. Banyak siswa yang berpikiran “Yang Penting Dapat
Nilai Bagus” hal ini yang menjadikan siswa menjadi lebih mementingkan
nilai daripada suatu ilmu.

E. Nilai-nilai Pendidikan
1. Keutamaan ilmu
2. Menuntut ilmu hukumnya wajib
3. Setiap orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT
4. Ilmu dapat membentengi kita dari ajaran yang sesat
5. Ilmu dapat merubah akhlak seseorang

5
https://wordpress.com, Pentignya Menuntut Ilmu, 2014, Diakses pada tanggal 13 september
2018 pukul 20.00
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari banyak tentang pentingnya mengetahui
keutamaan-keutamaan Ilmu, peran seorang pendidik dalam proses
pendidikan, dan pentingnya keutamaan mempelajari Ilmu, secara garis
besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Menuntut Ilmu hukumnya wajib bagi semua Umat, disamping itu
juga Ilmu sangat penting baik di kehidupam dunia maupun
kehidupan Akhirat, sebab dengan Ilmu itulah yang mampu
membedakan manusia satu dengan manusia yang lainnya, yang
mampu mengangkat derajat manusia, seorang yang mempunyai
ilmu akan diberikan penghormatan sendiri oleh Allah sebagai
bintang kegelapan dan pewaris Nabi.
2. Peran guru sebagai seorang pendidik sangat penting dalam proses
pendidikan, disamping membimbing dan memberikan contoh
terhadap murid (pelajar), guru juga sebagai great Individual dan
pelita segala zaman, yang dimana guru mampu menjadikan murid
(pelajar) lebih berakhlak dan bermoral.
3. Bahwa setiap orang yang berilmu akan di angkat drajatnya oleh
Allah SWT. Ilmu akan membentengi kita dari berbagai ajaran dan
paham yang sesat dan menyesatkan. Serta paham imperialisme.
Ilmu itu akan menjaga kita, bukan kita yang akan menjaga ilmu.
Berbeda dengan harta, sedangkan harta, kita yang harus
menjaganya bukan harta yang akan menjaga kita. Seberapa
bodohnya kita, selagi kita masih berusaha dengan tekun pasti kita
bias meraihnya. .“Tetesan air yang terus-menerus mampu
melubangi batu yang keras sekalipun”.
B. Saran
Setelah membaca dan menguraikan tentang Makalah yang dibuat
oleh kelompok kami, saran yang dapat kelompok kami berikan adalah:
1. Penulis perlu menggali lebih dalam lagi tentang bagaimana
pentingnya keutamaan-keutamaan Ilmu, peran guru dalam proses
pendidikan dan bagaimana pentingnya mempelajari Ilmu.
2. Perlu adanya pengaplikasian terhadap Ilmu yang kita dapat
kedalam kehidupan yang nyata, sehingga dapat berguna dan
bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali. Ihya’ ulum al-Din. Beirut: Darul Ma’rifah.

Aliy As’ad. Terjemah Ta’lim Muta’allim. Kudus: Menara Kudus. 2007.

DRS. Fatchurrahman. Al-Hadisun Nabawi. jogyakarta: Menara. hlm. 27

Vika Rini Wigati. http;//keutamaan.seorang.pendidik.blogspot.com.

https://wordpress.com. Pentignya Menuntut Ilmu. 2014

Anda mungkin juga menyukai