Anda di halaman 1dari 6

ESSAY

UROREPRO II

Nama : Ni Nengah Bela Ariyanti

Nim : 018.06.0007

Kelas : A

Materi : PAYUDARA ( NON NEOPLASMA)

Dosen : dr. Santyowibowo, SpB

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM
I. Latar belakang masalah

Payudara (buah dada) adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi,
terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki
payudara. Faktanya, pria juga memiliki payudara sama seperti wanita. Tetapi
terdapat perbedaan yang mencolok antara payudara pria dan payudara wanita.
Payudara wanita biasanya membesar seiring dengan perkembangan hormonal,
sementara payudara pria umumnya tidak akan mengalami pembesaran karena
hormon yang berkembang pada pria berbeda dengan hormon yang berkembang
pada wanita, fungsi dari payudara wanita dan pria juga tentunya berbeda, payudara
wanita berfungsi untuk menyusui, sedangkan payudara pria tidak memiliki fungsi
yang mencolok, hanya sebagai daerah sensitif saja.
Walaupun tidak dapat membesar layaknya payudara dan puting pada
wanita, namun ditemukan kasus bahwa payudara pria juga dapat mengalami
pembesaran. Pembesaran kelenjar payudara pada pria ini disebut ginekosmatia.
Menurut American Cancer Society (2013), ginekosmatia umumnya terjadi pada
laki-laki karena keseimbangan hormon tubuhnya berubah ketika masa remaja
Oleh karena kondisi payudara pria yang pada umumnya tidak dapat
membesar seperti payudara wanita, banyak orang yang beranggapan bahwa
kanker payudara hanya dapat terjadi pada wanita saja. Tetapi ternyata kanker
payudara dapat ditemukan pada pria juga. Kanker payudara terjadi 100 kali lebih
sering pada wanita dibandingkan pria. Sebagaimana kanker payudara pada wanita,
maka kanker payudara pada pria juga didefinisikan sebagai pertumbuhan sel-sel
abnormal dari jaringan payudara yang tidak terkendali. Kanker payudara pria
terjadi saat hormon estrogen lebih tinggi daripada hormon testosteron dalam
tubuhnya
II. Definisi
Oncology merupakan ilmu tentang tumor.
Neoplasma adalah petumbuhan jaringan sel yang abnormal, tidak teratur dan
berbeda dengan jaringan asalnya.
III. Klasifikasi
Non Neoplasma :
o Anomali.
o Kelainan Pertumbuhan.
o Infeksi.
o Penyakit Fibrokistik Payudara (F.C.C).
o Galaktokel.
Neoplasma :
o Tumor jinak.
o Tumor ganas.
Pembahasan mengenai Non Neoplasma :
Anomali
o Benjolan Spence: Lanjutan Payudara ke aksila.
o Amastia: Tdk ada payudara, kadang2 berikut m. Pektoralisnya.
o Mamma aksesoris: Papila mamma lebih dari 2.
o Mamma aberan: Jaringan mamma di aksila.
Kelainan Pertumbuhan
 Tidak berkembang:

o Agenesis ovarium.
o Pubertas terlambat.
 Hipertrofi atau Makromastia:
o Obesitas.
 Ginekomastia
Ginekomastia
o Hipertrofi payudara pd laki2.
o Pd remaja bisa menghilang.
o Biasa pd usia >65 th.
o Berhubungan dg: Kanker/sirosis hati, karsinoma testis, tumor anak ginjal,
Hipertiroidisme, Hipogonadisme, Obat2an.
o 50% penyebab (-)
o Perlu mammografi dan biopsi.
o Bila mengganggu  operasi.
Infeksi
o Mastitis puerpuralis akut.
o Mastitis tuberkulosa.
o Galaktokel.
o Fistel paraareola
Mastitis puerpuralis akut
o Minggu2 pertama laktasi.
o Oleh Stafilokokus atau Streptokokus yg masuk melalui putting susu yg luka.
o Tanda2 radang (+)  abses.
o Pencegahan: jaga kebersihan putting susu.
Penyakit Fibrokistik Payudara (Fibrocystic Change = F.C.C)
o Nama lain: Mastitis kronik kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik, displasia
payudara, dll.
o Masa dengan batas yang tidak jelas.
o Keluhan utamanya: nyeri.
o Gambaran P.A nya beragam.
o Bukan neoplasma.
Galaktokel
o Kista retensi berisi asi.
o Kadang2 bisa timbul infeksi.
o Terapi: Operasi (Ekstirpasi).
Mastitis tuberkulosa
o Berhubungan dg tbc ditempat lain ( Paru2).
Fistel Para areola
o Pelebaran duktus laktiferus.
o Keluar cairan hemoragik atau serous dari puting.
o Retraksi puting akibat fibrosis.
o Abses/fistel dipinggir areola.
o Terapi: Eksisi.
IV. Etiologi
Biasanya disebabkan karena mutasi gen dan beberapa factor dari luar tubuh
seperti konuumsi makanan dan pola hidup yang tidak sehat.
V. Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi
Duduk atau berbaring dengan bantal dipunggung. Perhatikan: warna kulit,
retraksi kulit dan ada atau tidaknya benjolan
 Palpasi
 Ganjal punggung
 Telapak tangan : 4kuadran: lateral atas dan bawah medial atas dan
bawah kemudian subareolar
 Discharge pada putting susu
 Periksa aksila pada posisi duduk
VI. Pemeriksaan Penunjang
 Untuk diagnostik
 Mammografi: Kalsifikasi  ganas.
 Ultrasonografi: Kista, jaringan padat.
 Biopsi:
o FNAB (Bajah).
o Large core needle.
o Terbuka.
 Potong beku (“Frozen Section” = “Vries Coupe”).
 Imunohistokimia.
Refrensi :

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis


Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC; 2014.

Anda mungkin juga menyukai