Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH TAFSIR TARBAWI

Subjek Pendidikan dalam QS. An-Nahl ayat 43

Dosen Pengampu : Mardhiya Agustina, S.Th.I, M.Pd.I

Disusun oleh:

Fitriani (180101030704)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
BANJARMASIN
2020
PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
pedoman bagi kehidupan manusia melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an mengandung
beberapa aspek yang terkait dengan pandangan hidup yang dapat membawa manusia ke jalan
yang benar dan menuju kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Selain Al-Quran
sebagai pedoman hidup manusia, didalamnya terkandung ayat-ayat yang dapat kita gunakan
sebagai pedoman dalam dunia pendidikan. Diantaranya merupakan ayat-ayat yang
menjelaskan tentang subjek pendidikan yaitu pendidik(guru). Dalam Al-Qur’an telah
dijelaskan bagaimana menjadi guru yang baik dan profesional. Salah satu ayat alqur’an yang
menjelaskan subyek pendidikan adalah surat an-Nahl ayat 43. Di dalam ayat tersebut
mengandung makna pendidikan terutama yang berhubungan dengan masalah subjek
pendidikan yang akan kita bahas lebih lanjut di dalam makalah ini.

A. Lafal dan Terjemah QS An-Naḥl : 43

َ‫الذ ْك ِر ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ََّل ت َ ْعلَ ُمون‬ ِ ُ‫س ْلنَا ِم ْن قَ ْب ِل َك ِإ اَّل ِر َج ااَّل ن‬


ِ ‫وحي ِإلَ ْي ِه ْم ۚ فَاسْأَلُوا أ َ ْه َل‬ َ ‫َو َما أ َ ْر‬

Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang
Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui

B. Tafsir surah An-Naḥl : 43


Tafsir Al-Azhar
“Dan tidaklah Kami mengutus sebelum engkau, melainkan orang-orang laki-laki
yang Kami beri wahyu kepada mereka”. Hal ini mengandung peringatan kembali kepada
beliau, bahwa Rasul Allah sebelumnya juga sama seperti dirinya. Mempunyai isi
pengajaran yang sama, bahkan nasib pertentangannya pun banyak yang sama. Sebab
mereka itu semua adalah manusia, orang laki-laki yang tidak lepas dari suka dan duka.
Kemudian Nabi saw. disuruh untuk menyampaikan kepada orang-orang itu: “Maka
bertanyalah kepada ahli-ahli yang telah mempunyai peringatan, jika kamu belum
mengetahui”.
Kalau masih kurang percaya akan hal itu, mereka boleh menanyakan kepada Ahlu
Al-Żikri, ahli peringatan yaitu orang orang Yahudi dan Nasrani yang telah menerima kitab-
kitab ajaran dari Nabi-nabi yang dahulu itu. Kalau mereka orang yang jujur, niscaya
mereka akan beritahukan hal yang sebenarnya. Ahlu Al-Żikri disini adalah orang yang ahli
peringatan, atau orang yang berpengatahuan lebih luas. Umum artinya adalah menyuruh
orang yang tidak tahu untuk bertanya kepada yang lebih tahu, karena ilmu pengetahuan itu
adalah umum sifatnya, berfaedah buat mencari kebenaran (Hamka, 1983: 246). Menurut
yang dirawikan oleh Mujahid dari Ibnu Abbas bahwa Ahlu Al-Żikri disini maksutnya ialah
Ahlu AlKitab. Sebelum Ahlu Al-Kitab itu dipengaruhi oleh nafsu ingin menang sendiri,
mereka akan mengakui bahwa Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang terdahulu itu semuanya
adalah manusia belaka, manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah.
Dengan ayat ini kita mendapat pengertian bahwasanya kita boleh menuntut ilmu
kepada ahlinya, dimana saja dan siapa saja, sebab yang kita cari ialah kebenaran. Ulama
besar Syi’ah yang terkenal, cucu Rasulullah saw. Ja’far Al-Baqir, menafsirkan bahwa yang
dimaksud dengan Ahlu Al-Żikri ialah kita sendiri, yaitu ulama dari umat ini sehingga
mereka berhak disebut sebagai Ahlu Al-Żikri. Diantara kedua tafsir mengenai Ahlu Al-Żikri
tidaklah berlawanan. Dalam hal mengenai ilmu ilmu Agama Islam sendiri, kita dapat
bertanya kepada Ahlu AlŻikri dalam hal Islam, dan ilmu-ilmu yang lain yang lebih umum
kita tanyai pula kepada Ahlu Al-Żikrinya sendiri; tandanya kita berfaham luas dan berdada
lapang.
Nabi-nabi dan Rasul-rasul itu diutus Tuhan: “Dengan penjelasan-penjelasan dan
kitab-kitab”. Penjelasan yaitu, keterangan-keterangan dan alasan untuk menguatkan
pendirian bahwa Allah Ta’ala itu ada dan tunggal, tidak berserikat dengan yang lain.
Sedangkan zubur, merupakan kata jama’ dari zabūr, artinya kitab-kitab. Taurat yang
diturunkan kepada Musa, Injil kepada Isa, Mazmur atau Zabur kepada Daud, dan Shuhuf,
yaitu catatan-catatan yang diterima nabi Ibrahim, semuanya itu disebut “zubur”.
“Dan Kami turunkan kepada engkau peringatan”, yaitu Al-Qur’an “supaya
engkau terangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka”. Dengan ayat ini
teranglah bahwa kewajiban Nabi Muhammad saw. menyampaikan peringatan (Al-Qur’an
bukanlah kewajiban yang baru sekarang, melainkan sambungan mata rantai saja dari
rencana Tuhan membimbing dan memberi petunjuk kepada umat manusia yang telah
dimulai sejak Adam sampai kepada berpuluh Rasul sesudahnya, sampai kepada Nabi
Muhammad saw. (Hamka, 1983: 247). “Mudah-mudahan mereka akan berfikir”. Maksud
al-Qur’an atau peringatan itu yang paling utama adalah mengajak orang berfikir tentang
dirinya, tentang hidupnya, tentang Tuhannya dan hubungannya dengan Tuhan. (Fadillah,
2018)

Dalam tafsir Tafsir Ath-Thabari karya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-
Thabari Maksud firman tersebut ialah Allah berfirman kepada Nabi Muhammad SAW,
“Kami tidak mengutus sebelummu,wahai Muhammad, kepada suatu kaum untuk
mengajak mereka mengesakan Kami dan mematuhi perintah serta larangan kami,
melainkan beberapa orang laki-laki dari anak Adam yang kami beri wahyu, bukan
malaikat. Tegasnya, Kami tidak mengutus Rasul kepada kaummu melainkan seperti Rasul
yang Kami utus kepada umat-umat sebelum mereka, yaitu dari jenis mereka. “maka
bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan”. Disini Allah berfirman kepada
orang-orang musyrik Quraisy, “jika kalian tidak mengetahui bahwa orang-orang yang
kami utus kepada umat-umat sebelum kalian itu adalah laki-laki dari anak Adam, seperti
Muhammad, tetapi kalian mengatakan bahwa mereka adalah malaikat, kalian mengira
Allah berbicara kepada mereka melalui para malaikat, maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai pengetahuan, yaitu yang membaca kitabkitab sebelum mereka (taurat
dan Injil) serta kitab-kitab Allah lainnya yang diturunkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya.
(Ath-Thabari, 2009)
C. Implikasi Nilai nilai Pendidikan dalam QS. An Nahl ayat 43
Dari tafsir diatas kita tahu bahwa surat an Nahl 43 mempunyai macam macam nilai
pendidikan, yang mana nilai nilai pendidikan tersebut dapat mengantarkan seorang peserta
didik untuk mengapai tujuan pendidikan Islam. Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam
tersebut diperlukan beberapa proses, diantara nya:
a. Bertanya
Dalam surat an Nahl 43 yang digarisbawahi adalah pada penggalan ayat

ِ ‫فَاسْأَلُوا أ َ ْه َل‬. Al-Zujaj menjelaskan, bahwa kata ‫أ َ ْه َل‬


َ‫الذ ْك ِر ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ََّل تَ ْعلَ ُمون‬
‫الذ ْكر‬
ِ berarti orang ahli kitab yang paham terhadap makna makna kitab Allah
SWT kemudian menjelaskannya kepada orang orang. Arti lainnya adalah ahli
ilmu yang menguasai informasi masa lampau kemudian diinformasikan pada
orang-orang. (Muhammad, 1993)
b. Berfikir
Setelah peserta didik mampu bertanya tentang apa yang tidak diketahui,
secara otomatis dia akan berfikir. Pada dasarnya manusia diciptakan Allah
SWT dalam struktur yang paling baik dan sempurna diantara makhluk Allah
SWT lainnya. Dengan anugerah pendengaran, penglihatan dan hati pada
manusia agar dapat digunakan untuk berfikir, merenungi dan memperhatikan
apa yang ada disekeliling nya.
Untuk memfungsikan dirinya, manusia tidak dapat lepas dari pendidikan.
Karena pendidikan merupakan faktor utama yang sangat urgen dalam
kehidupan manusia, dan lewat pendidikan itulah manusia mendapatkan
pengetahuan. Disamping itu, lewat pendidikan itulah manusia dapat mengasah
otaknya untuk berfikir. Karena pendidikan mempunyai fungsi utama, yaitu
untuk menumbuhkan kreatifitas peserta didik dan menanamkan nilai nilai yang
baik agar menjadi manusia yang baik menurut pandangan manusia dan
Tuhannya. Hal ini senada dengan tujuan umum pendidikan Islam, sehingga
nilai nilai yang ada di surat an Nahl 43 mempunyai implikasi terhadap tujuan
umum yaitu berusaha mendidik individu mukmin agar tunduk, bertaqwa dan
beribadah dengan baik kepada Allah SWT. (Herry Noer, 2000)
D. Kesimpulan
Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari surat An-Nahl ayat : 43 antara lain:
1. Menganjurkan kita untuk bertanya apabila kita tidak tahu.
2. Apabila kita mempunyai ilmu sebaiknya ajarkan kepada yang belum tahu.
3. Berfikir, merenungi dan memperhatikan apa yang ada disekeliling.
DAFTAR PUSTAKA

Ath-Thabari, A. J. (2009). Tafsir Athabari. Jakarta: Pustaka Azzam.

Fadillah, N. (2018). Implementasi Peran pendidik dalam Perspektif Q.S An-Nahl ayat 43-44.

Temanggung: IAIN Salatiga.

Herry Noer, M. S. (2000). Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Agung Insani.

Muhammad, I. F. (1993). Tafsir Kabir Terjemahan Bahrun Abu Bakar. Semarang: Thoha Putera.

Anda mungkin juga menyukai