Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINGGUAN

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

LEAF SAMPLING UNIT (LSU) PADA TANAMAN KELAPA


SAWIT

PUTRI DWI ARDIANA


1906111470
AGRIBISNIS B

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
TINJAUAN PUSTAKA

A. Leaf Sampling Unit

Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara untuk produksi yang optimal.

Apabila tanaman mengalami kahat hara, maka tanaman akan mengalami pertumbuh

dengan tidak sehat, mudah diserang penyakit, serta produksi cenderung

menurun. Kondisi tanaman seperti ini akan merugikan bagi pihak perkebunan.

Mengingat bahwa dalam usaha perkebunan kelapa sawit, biaya pemupukan adalah

60 % (Hakim,2007) dari biaya pemeliharaan.

Pemupukan tanaman dilaksanakan untuk memenuhi unsur hara pada tanaman.

Untuk menentukan jenis pupuk yang akan diberikan pada tanaman kelapa sawit baik

masih dalam tanaman belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan, maka

dilakukan penelitian seperti analisa daun, analisa tanah dengan memperhatikan kondisi

alam. Dengan analisis daun dan analisis tanah yang tepat dan efisien,yang bertujuan

untuk memperoleh jenis dan dosis pupuk yang tepat,

cara aplikasi dan frekuensi Pempukan berdasarkan analisis tanah dan daun dalam peni

ngkatan produksi tanaman kelapa sawit.

Leaf sampling Unit (LSU) merupakan kegiatan pengambilan contoh-contoh

daun dari setiap blok di lahan untuk keperluan analisis daun di laboratorium, ditujukan

untuk merekomendasikan pemberian pupuk pada tanaman belum menghasilkan

(TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Analisis daun dilakukan untuk mengetahui
banyaknya unsur hara yang dibutuhkan pokok kelapa sawit. Adapun tujuan dari

pelaksanaan pengambilan sampel daun ini adalah :

a) Dapat mengidentifikasi pelepah pertama (1), tiga (3), sembilan (9), dan ke tujuh

belas (17).

b) Dapat menilai kondisi lahan secara visual ( gejala-gejala defisiensi hara pada

tanaman, kondisi tandan, dan kondisi lahan ).

c) Dapat membuat sampel kering untuk dianalisa di laboratorium.

Dalam pengabilan sampel ini alat-alat yang dibutuhkan adalah sebagsi berikut:

1. Area Statement

2. Peta

3. Field Observation Card

4. Alat Tulis

5. Eggrek dan Pengait

6. Kantung Plastik

7. Kartu Label

8. Gunting

9. Parang
10. Aquadest

11. Oven

12. Kapas

Dalam pembuatan rekomendasi pemupukan, hasil analisis kandungan unsur

hara di daun merupakan salah satu pertimbangan yang sangat menentukan. Faktor

yang mempengaruhi keakuratan analisis kandungan hara daun di laboratorium sangat

ditentukan oleh proses pengambilannya di lapangan. Faktor-faktor yang harus

diperhatikan dalam proses pengambilan sampel daun di lapangan antara lain :

1. Jenis tanah

Jenis tanah yang berbeda harus dipisahkan dalam penentuan kesatuan contoh

daun (LSU=leaf sampling unit). Karena kandungan hara untuk jenis tanah yang

berbeda maka dalam perekomendasian pupuk jaga akan berbeda, jika tidak

dipisahkan, akan memberikan interpretasi yang keliru oleh rekomendator apabila

digabungkan.

2. Umur tanaman

Umur tanaman yang berbeda, seharusnya dalam proses penentuan LSUnya

juga harus dipisah. Karena umur tanaman yang berbeda, akan memiliki kandungan

(kriteria) status unsur hara daun yang berbeda pula.


3. Topografi

Antara topografi yang datar dan bergelombang harus dipisahkan dalam

penentuan LSU. Hal ini untuk memberikan suatu gambaran status hara yang ada di

lapangan yang lebih akurat. Sehingga rekomendator dapat menentukan rekomendasi

pupuk yang lebih akurat.

4. Luasan

Pada umumnya, luas yang kesatuan contoh daun adalah 1 blok minimal (16

Ha), yang merupakan satu kesatuan terkecil dalam rekomendasi pemupukan atau dapat

digabung dari beberapa blok.

5. Kultur teknis

Penentuan LSU juga harus memperhatikan kultur teknis. Untuk pola tanam

yang berbeda, maka sampel daunnya juga harus dibedakan.

6. P & D

Menyangkut tentang pengendalian hama atau penyakit yang akan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

B. Cara Penentuan Pokok Contoh & Daun Contoh

LSU bisa merupakan gabungan dari beberapa blok sesuai dengan kesamaan.

Diambil satu blok sebagai blok contoh, dengan syarat yang mewakili. Bisa juga

merupakan gabungan dari beberapa blok untuk memenuhi luasan minimal 16 Ha.
Dalam pengambilan sampel daun (LSU) terlebih dahulu kita harus mengetahui Ha

Statement / data pengambilan sampel daun ini untuk memudahkan dalam pengambilan

contoh daun. Ha statement merupakan data wilayah atau area yang akan dilakukan

pengambilan sampel daun.

Setelah mengetahui lokasi yang akan diambil contoh daunnya, masih ada

beberapa hal yang harus diperhatikan demi kelancaran pengambilan sampel daun

diantaranya kelengkapan alat seperti eggrek, pengait,gunting, plastik (tempat sampel

yang telah diambil), kartu pengamatan (digunakan untuk mengamati kondisi lahan

maupun tanaman), dan alat tulis.

Pokok yang dipakai sebagai pokok contoh haruslah memenuhi beberapa ketentuan

seperti berikut :

• Bukan merupakan pokok sisipan

• Tumbuh normal

• Tidak terletak berbatasan dengan jalan atau parit / sungai

• Tidak berdampingan dengan pohon sisipan dan

• Tidak terserang hama dan atau penyakit

Pada pokok contoh yang ditetapkan, ditentukan daun contoh yang akan

diambil. Daun contoh yang akan diambil adalah daun no 17 (TM) untuk tanaman

menghasilkan dan daun no 9 untuk tanaman belum menghasilkan (TBM). Untuk tanah
gambut, yang mana tanah ini belum terdekompisisi dengan sempurna maka dilakukan

juga pengambilan sampel daun no 3 diambil untuk menganalisa kekurangan unsur

hara mikro pada tanaman kelapa sawit dan berlaku untuk tanaman menghasilkan

maupun tanaman belum menghasilkan, jadi dalam 1 pohon diambil 2 sampel yaitu

daun no 3 dan no 17 untuk tanaman menghasilkan serta daun no 3 dan daun no 9

untuk tanaman belum menghasilkan. Daun ke-3 berada diantara daun ke-1 dan daun

ke-6 sesuai dengan spiral dari tanaman kelapa sawit.

Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8, lingkaran atau spiralnya ada yang

berputar ke kiri (Left Handed) dan kekanan tetapi kebanyakan putar ke kanan (Right

Handed) . Pengenalan ini penting diketahui agar kita dapat mengetahui letak daun ke-

3, ke-9, dan ke-17. Daun yang ke-9 berada pada sumbu yang sama dengan daun no.1

agak ke kanan pada spiral pelepah kiri dan agak ke kiri pada spiral kanan. Daun no. 1

adalah daun yang paling muda dan telah terbuka sempurna.

Cara pengambilan contoh daun

1. Temukan nomor daun yang akan diambil.

2. Potong pelepahnya ( bila masih dapat dijangkau pelepah tidak perlu dipotong

cukup dikait saja).

3. Ambil 4 anak daun dari titik ujung yang datar pada posisi tengah pelepah yang

biasanya ditandai dengan adanya duri (ekor kadal), jumlah anak daun yang

diambil pada posisi tersebut adalah 2 kiri dan 2 kanan.


4. Buang atau potong 1/3 bagian pangkal dan ujung anak daun, dan yang dipakai

adalah 1/3 bagian tengah ± 20 cm.

5. Kemudian dibelah dengan membuang lidinya dan posisi helai anak daun di kiri

diletakkan di kiri dan yang kanan di kanan sehingga dari masing-masing LSU

akan diperoleh 2 kumpulan contoh daun yang sama jumlah dan pembagiannya.

6. Masukkan kedalam kantong atau amplop yang telah disediakan dan diberi kode

(nomor daun, tahun tanam, nomor blok, serta tanggal pengambilan contoh daun).

7. Lakukan kembali seperti tahap awal pada pohon contoh selanjutnya hingga

seluruh pohon contoh. Jumlah anak daun yang terkumpul sekitar 160 lembar dari

40 pohon contoh.

8. Selain pengambilan pohon contoh kita juga harus mengamati keadaan tanaman

dan lahan sebagai data tambahan tentang kondisi tanaman maupun lahan.

C. Waktu Pengambilan Sampel Daun

Dalam pengerjaannya sampel daun tidak boleh sembarang dalam

pengambilannya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan

sampel daun, diantaranya:

1. Dilakukan pada akhir musim hujan.

2. Dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-11.00

3. Jika terjadi hujan pengambilan contoh daun segera dihentikan.


4. Jarak atau waktu pengambilan dilakukan minimal 2 bulan sebelum atau sesudah

pemupukan.

D. Pembekalan Pengetahuan Tentang LSU & Penentuan Pekerja

Pengambilan contoh daun (leaf sampling unit – LSU) sangat penting

peranannya dalam perkebunan kelapa sawit. Ketepatan pengambilan sampel daun

akan memberi dampak positif terhadap produksi kelapa sawit. Pemahaman yang

memadai tentang penentuan daun yang akan dijadikan sampel sangat penting.

Pembekalan pengatahuan yang memadai terhadap pelaksana di lapangan akan

memudahkan pekerjaan di lapangan.

Ketentuan-ketentuan penentuan pelepah sampel yang diambil harus dipahami

sebagai suatu pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan ketepatan, karena kesalahan

penentuan daun akan sangat mempengaruhi rekomandasi pemupukan. Untuk

mengurangi kesalahan dalam pengambilan daun dapat dilaksanakan setidaknya

minimal oleh tiga orang pekerja, dengan ketentuan orang pertama menentukan daun

pertama dan menentukan daun/pelepah dan orang kedua memotong pelepah setra

orang ketiga bertugas memotong daun. Jika terjadi kebingungan dapat dirundingkan

oleh pelaksana dilapangan, sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien.

Pada kegiatan pengambilan contoh daun masih sering dijumpai kesalahan yang

dilakukan oleh para pekerja. Kesalahan-kesalahan yang timbul lebih banyak

disebabkan oleh faktor manusia yang melakukan pekerjaan ini. Oleh sebab itu, untuk
mencegah terjadinya kesalahan seperti yang telah dipaparkan diatas, maka langkah-

langkah penanggulangannya adalah dengan melakukan seleksi pekerja, sosialisasi dan

pengawasan kepada pekerja pengambilan contoh daun.

1. Seleksi pekerja

Kualitas tenaga kerja akan sangat mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan yang

dilakukannya. Oleh sebab itu, pemilihan tenaga kerja yang berkualitas baik dalam

pengambilan contoh daun adalah penting, karena hasil dari pengambilan contoh daun

akan sangat berpengaruh pada jenis pupuk dan dosis pupuk yang akan diberikan

kepada tanaman nantinya. Pemakaian tenaga kerja pengambilan contoh daun ini

sebaiknya menggunakan tenaga kerja yang sama setiap tahunya. Adapun kriteria yang

dapat dijadikan sebagai dasar pemilihan tanaga kerja pengambilan contoh daun, yaitu :

a). Jujur, disiplin, serta bertanggung jawab.

b). Memiliki ketelitian dan kesabaran

c).Mampu membaca, menulis dan menghitung dengan baik dan benar.

d). Memiliki kondisi fisik yang sehat dan kuat.

2. Sosialisasi Teknik Pengambilan Contoh Daun

Sosialisasi merupakan pekerjaan memperkenalkan dan memberikan

pemahaman tentang prosedur pengambilan contoh daun kepada pekerja di lapangan.

Sosialisasi ini dilakukan secara terus-menerus setiap kali akan ada periode pekerjaan
pengambilan contoh daun. Hal-hal penting yang harus dipahami oleh pekerja sebelum

melakukan pengambilan contoh daun meliputi penentuan pohon contoh, penentuan

pelepah contoh dan penentuan daun contoh.

Pemahaman tentang pentingnya peranan contoh daun dalam perkebunan

kelapa sawit akan mendorong pelaksana dilapangan melakukannya dengan teliti dan

sesuai ketentuan (kaidah), sehingga kekeliruan dapat diminimalisasi untuk

meningkatkan efisiensi dan ketepatan rekomendasi pemupukan.

E. Penanganan Sampel Daun Setelah Diambil dari Pokok

Pemahaman berikutnya yang sangat penting demi tercapainya tujuan

pengambilan sampel daun adalah penanganan sampel daun setelah diambil dari pokok.

Penanganan tersebut meliputi pemotongan daun agar seragam, Pembersihan

daun,kemudian pengeringan daun.

• Anak daun yang sudah terkumpul dalam 1 LSU dilanjutkan pembersihan dengan

kapas dan aquadest.

• Kemudian dimasukkan kedalam amplop dengan diberi kode ( nama kebun,

nomor daun, tahun tanam, tanggal pengambilan, nomor blok ).

• Pengeringan pada suhu 70-80o C

• Waktu dapat berkisar 12-24 jam


• Daun yang sudah dikeringkan dimasukkan kedalam kantong sambil menunggu

semua contoh daun siap dikeringkan.

• Siap semua contoh daun dikeringkan akan dikirimkan ke laboratorium untuk

dianalisa.
PEMBAHASAN

A. Perawatan Tanaman Kakao 4 Minggu ST

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Tujuan

penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan

air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat

pada tanaman cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin

minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan

tangan(Ali, 2018).

Penyiraman

Penyiraman tanaman cokelat 1 kali sehari dilakukan pada sore hari. Air yang

berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman dilakukan

dengn menggunakan gembor.

B. Pengamatan Tanaman Kakao 4 Minggu ST

Pada praktikum penanaman kakao telah diambil 5 sampel dari 50 populasi tanaman

kakao yang ditanam untuk diteliti tinggi tunas,, jumlah daun, dan hari muncul tunas.

Sampel yang diambil, dipilih dari tanamam kakao yang paling baik tumbuhnya.
Hasil dari penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

NO Tinggi Tunas Jumlah Daun Hari Muncul Tunas


1 18cm 4 Daun Hari ke 6
2 15 cm 4 Daun Hari ke 6
3 14 cm 3 Daun Hari ke 6
4 16cm 3 Daun Hari ke 6
5 14cm 3 Daun Hari ke 6

Pada tabel diatas dapat dinyatakan bahwa 5 sample tanaman kakao memiliki tinggi

tunas yang bervariasi begitu pula dengan jumlah daun pada tanaman kakao tersebut.

Tanaman kakao ini harus selalu diberikan perawatan seperti penyiraman dan

pengendalian gulma agar pertumbuhan tanaman kakao tidak terganggu.


KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Leaf sampling Unit (LSU) merupakan kegiatan pengambilan contoh-contoh daun dari

setiap blok di lahan untuk keperluan analisis daun di laboratorium, ditujukan untuk

merekomendasikan pemberian pupuk pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan

tanaman menghasilkan (TM). Tujuan leaft sampling unit; a)Dapat mengidentifikasi

pelepah pertama (1), tiga (3), sembilan (9), dan ke tujuh belas (17), b)Dapat menilai

kondisi lahan secara visual ( gejala-gejala defisiensi hara pada tanaman, kondisi

tandan, dan kondisi lahan ), c) Dapat membuat sampel kering untuk dianalisa di

laboratorium. Pada pembahasan diatas yaitu mengenai perawatan tanaman kakao yaitu

perlunya pengendalian gulma untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan

unsur hara serta penyiraman yang 1 kali sehari minimal dilakukan sore hari.

B. Saran

Diharapkan kepada semuanya mampu mengerjakan praktikum dengan baik dan

lancar walau dirumah masing-masing. Dan tetap mengikuti arahan yang sudah

diberikan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1984. Dasar- Dasar Bercocok Tanam. Jakarta : Kanisus

http://setohardiansyah.blogspot.com/2014/07/prosedur-pengambilan-leaf-sampling-

unit.html?m=1. Diakses pada tanggal 16 Desember 2020

https://docplayer.info/46278667-Leaf-sampling-unit-lsu-soil-sampling-unit-ssu-

manfaatnya-ilham-s-si-asosiasi-samade-sawitku-masa-depanku.html.

Diakses pada tanggal 16 Desember 2020

Adi, P., 2015. Karya Dengan Bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press. Yogyakarta

Pardamean, M., 2011. Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Penebar

Swadaya. Jakarta

file:///C:/Users/WIN-10/Downloads/KAKAO.pdf. Diakses pada tanggal 16 Desember

2020.

Harjadi, M.M. Sri setyati. 1984. Pengantar Agronomi. Jakarta : Gramedia

Chantrapradist, C and K, Kanchanapoom, 1995., Somatic Embryo Formation From

Cotyledonary Culture Of Theobroma cacao L. J.Sci.Soc.Thailand, 21

(1995), 125-130.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Tunas Gambar 2. Penyiraman Tanaman Kakao

Gambar 3. Tanaman Kakao

Anda mungkin juga menyukai