Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN PATI BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr.

) DAN
PATI SAGU (Metroxylon sp.) DALAM PEMBUATAN BIOPLASTIK

(THE UTILIZATION OF DURIAN SEED STARCH (Durio zibethinus Murr.) AND SAGO
STARCH (Metroxylon sp.) IN MAKING OF BIOPLASTIC)

Melanie Cornelia1, Rizal Syarief2, Hefni Effendi3, Budi Nurtama4


1)
Doctoral Student of Bogor Agricultural University
2-4)
Supervisors , Natural Resources and Environmental Management, Bogor Agricultural University

E-mail: melanie.cornelia@uph.edu

Received : 22 Maret 2013 ; revised : 12 April 2013; accepted : 29 April 2013

ABSTRAK

Bioplastik adalah plastik yang dapat didegradasi oleh mikroba yang ada di dalam tanah karena adanya
kandungan pati di dalamnya. Bioplastik diharapkan merupakan salah satu solusi dari masalah lingkungan yang
disebabkan oleh penumpukan sampah kantong plastik belanja yang menjadi beban lingkungan. Secara
komersial sudah ada bioplastik yang diproduksi dengan variasi jumlah penambahan pati singkong atau pati
jagung, namun kendalanya adalah harga produk masih mahal jika dibandingkan dengan harga kantong plastik
konvensional pada umumnya, karena tepung dan pati tersebut masih dibutuhkan di sektor pangan dan energi.
Pada penelitian ini bioplastik dibuat dengan menggunakan pati yang diekstraksi dari biji durian yang selama ini
merupakan limbah, untuk dicampur dengan biji plastik LDPE pada variasi konsentrasi pati 0% sampai 50%.
Sebagai pembanding dipakai pati dari empulur sagu, sehingga karakteristik fisik seperti warna dan sifat mekanik
dari bioplastik seperti kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan kekerasan dapat dibandingkan. Uji penurunan
berat bioplastik dilakukan dengan pemendaman di dalam tanah selama 8 minggu. Hasil uji Anova menunjukkan
perlakuan jenis pati dan konsentrasi pati yang ditambahkan tidak beda nyata (p>0,05) terhadap kehilangan berat
plastik. Analisis SEM dilakukan untuk membandingkan rongga diantara molekul pati dengan polimer plastik pada
perbesaran 2500x yang menyebabkan kekuatan mekanik plastik menjadi berkurang dan rapuh ketika ditarik. Pati
biji durian 10% terbukti optimal dapat digunakan sebagai substitusi polimer tanpa penambahan aditif dalam
pembuatan bioplastik, dengan karakteristik mekanik yang dapat dibandingkan dengan pati sagu dan pati
singkong, namun memiliki laju degradasi yang lebih rendah.

Kata kunci : Bioplastik, Low density poly ethylene, Pati biji durian, Pati sagu, Kekuatan tarik, Perpanjangan putus

ABSTRACT

Bioplastics are a plastic that are able to be degradated by microbes in the soil due to its starch content.
Bioplastics is expected to be solution of environmental problems caused by the plastic shopping bags waste
which became an environmental burden. Commercially, bioplastics already being produced with the variation of
percentage cassava or corn starch addition. However the problem regarding such matter is the price of the
product is still expensive compared to conventional plastic bags, because the starches are still needed in food
and energy sectors. In this study, bioplastic is made from extracted durian seeds starch to be mixed with LDPE
plastic ores, with the variation addition of starch concentration by 0% until 50%. For comparison, starch from
sago is used, so that the physical characteristics such as color and mechanical properties such as tensile
strength, elongation, and hardness can be compared. Decreasing of bioplastic weight were evaluated with burial
in soil for 8 weeks. Anova test results showed that types of starch and percentage of starch are added, give no significant
difference (p> 0.05) on weight loss of plastic. SEM analysis was conducted to compare the cavity between starch
molecules and plastic polymer at 2500x magnification, which causes plastic strength reduced and becomes
brittle when being pulled. Addition of 10% durian seed starch is proven as optimal polymer substitution without
additives in making bioplastics, with mechanical characteristics that can be compared with sago and cassava
starch, but has a lower degradation rate.

Key words : Bioplastic, Durian seeds starch, Elongation, Low density poly ethylene, Sago starch, Tensile
strength

J. Kimia Kemasan, Vol.35 No.1 April 2013 : 20-29 20


PENDAHULUAN

Biji plastik merupakan senyawa polimer Selain biji durian, empulur tanaman sagu juga
organik yang berasal dari minyak bumi yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat
sudah mengalami proses polimerisasi, bioplastik. Ketersediaan tanaman sagu di
polikondensasi, dan poliadisi dari monomer- Indonesia paling banyak dibandingkan tanaman
monomernya, sehingga dapat dibentuk sesuai padi ataupun jagung. Setiap tahun Indonesia
dengan bentuk yang diinginkan (Coles et al. mampu menghasilkan sagu sebesar 6,5 juta ton,
2003). Plastik dipilih sebagai bahan baku tetapi pemanfaatan sagu sendiri masih rendah
kantong belanja karena plastik memiliki banyak hanya sekitar 6% dari ketersediaan yang ada
kelebihan, diantaranya ringan, relatif murah, (Christianty 2009).
fleksibel, tahan terhadap air, dan praktis Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah
(Gunawan et al. 2007). Selain memiliki buah musiman yang paling populer di Asia
keunggulan, plastik juga memiliki kelemahan, Tenggara, khususnya Malaysia, Indonesia,
karena bahan baku plastik berasal dari sumber Thailand, dan Filipina (Mirhosseini dan
daya yang tak terbarukan dan tidak ramah Tabatabaee 2012). Di Indonesia durian
lingkungan, sehingga limbah plastik sulit sekali merupakan tanaman yang dibudidayakan, durian
terurai oleh mikroorganisme yang akhirnya termasuk familia bombaceae, genus Durio, dan
menimbulkan pencemaran lingkungan (Sanjaya spesies Durio zibethinus Murr. yang tumbuh di
dan Puspita 2012). Manusia berusaha untuk daerah tropik (Mirhosseini dan Tabatabaee
mengatasi pencemaran lingkungan akibat 2012). Menurut Badan Pusat Statistik Republik
limbah plastik dengan membuat bioplastik Indonesia (2011) menyatakan bahwa produksi
(Subowo dan Pujiastuti 2003). Bioplastik adalah durian rata-rata terjadi peningkatan dari 17.405
plastik yang dibuat dari campuran biji plastik ton pada tahun 1999 menjadi 741.831 ton pada
yang dicampur dengan pati jagung, pati tapioka, tahun 2003 dan pada akhir tahun 2011 menjadi
atau jenis pati yang lain. Bioplastik dalam 883.969 ton. Pemanfaatan biji durian masih
penelitian ini didefinisikan sebagai plastik yang terbatas, karena hanya sepertiga dari buah
dibuat dari campuran biji plastik dengan pati dari durian yang bisa dimakan, sedangkan biji (20%
limbah biji durian agar diperoleh plastik ramah sampai 25%) dan kulit biasanya dibuang. Biji
lingkungan yang harga jualnya lebih murah. durian memiliki kandungan pati yang cukup
Selain itu pencampuran antara pati dengan biji tinggi sehingga berpotensi sebagai alternatif
plastik juga dapat meningkatkan nilai ekonomis pengganti bahan yang memerlukan sifat-sifat
dari pati itu sendiri. Pencampuran antara polimer pati. Pati merupakan karbohidrat yang berasal
alami dan polimer sintetis membuat produk yang dari tanaman sebagai hasil fotosintesis, yang
dihasilkan lebih mudah didegradasi oleh disimpan dalam bagian tertentu tanaman
mikroorganisme di dalam tanah. Bioplastik dapat sebagai cadangan makanan. Sifat pati
dicetak secara manual menggunakan mesin tergantung pada jenis tanaman serta tempat
tekan panas (hot press) atau menggunakan penyimpanannya. Terdapat dua jenis pati yang
mesin moulding (Subowo dan Pujiastuti 2003). sering digunakan di industri yaitu pati alami dan
Penelitian tentang bioplastik berkembang sangat pati modifikasi. Pati alami (native starch) adalah
pesat di negara-negara maju seperti Amerika pati yang dihasilkan dari sumber umbi-umbian
Serikat dan Jepang (Sanjaya dan Puspita 2012). dan belum diolah atau mengalami perubahan
Proses degradasi bioplastik dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia. Proses pembuatan
jenis pati yang digunakan, konsentrasi pati yang bioplastik dari pati dapat berlangsung dengan
ditambahkan, dan kondisi lingkungan teknik casting atau proses termoplastik (Aguilera
pemendaman (Syamsu et al. 2008). Pati adalah et al. 2011).
salah satu polimer alami yang tersusun dari Tujuan umum dari penelitian ini adalah
struktur bercabang yang disebut amilopektin dan menghasilkan ekstrak pati biji durian dan
struktur lurus yang disebut amilosa. Pati dapat membuat bioplastik dengan variasi penambahan
diperoleh dengan cara mengekstrak dari masing-masing konsentrasi pati sagu dan pati
tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti biji durian. Tujuan khusus penelitian ini adalah
sagu, singkong, jagung, gandum, dan ubi jalar. mempelajari karakteristik bioplastik yang dibuat
Pati juga dapat diekstrak dari biji buah-buahan dari campuran biji plastik LDPE dengan
seperti pada biji nangka, biji alpukat, dan biji penambahan pati biji durian dan penambahan
durian. Biji durian yang selama ini dianggap pati sagu sebagai pembanding, melihat
limbah oleh manusia karena kurang pengaruh jenis pati, dan variasi konsentrasi pati
pemanfaatannya ternyata dapat digunakan yang ditambahkan terhadap kualitas fisik,
sebagai bahan dalam pembuatan bioplastik. mekanik, dan tingkat degradasi bioplastik.

Pemanfaatan Pati Biji Durian Melanie Cornelia dkk 21


BAHAN DAN METODE Metode
Alur kerja penelitian terdiri dari ekstraksi
Penelitian ini dilaksanakan selama 7 pati biji durian dan pembuatan bioplastik yang
(tujuh) bulan mulai dari bulan Agustus 2012 dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
sampai dengan bulan Februari 2013 di daerah Perhitungan rendemen dan analisis
Karawaci, Tangerang, Propinsi Banten. proksimat seperti kadar air, kadar abu,
kandungan protein, kandungan lemak,
Bahan karbohidrat, dan kadar pati dilakukan terhadap
Bahan utama yang digunakan yaitu biji pati biji durian yang dihasilkan. Analisis kadar
durian varietas montong dari penjual durian di amilosa dan amilopektin juga dilakukan dalam
Jalan Raya Legok Tangerang, biji plastik LDPE penelitian ini untuk mendapatkan kualitas pati
kualitas komersial, dan pati sagu merk ”ALINI”. yang dihasilkan. Analisis yang sama dilakukan
Peralatan yang digunakan adalah blender, terhadap pati sagu yang akan digunakan
pisau, gelas ukur, kain saring, oven, loyang, sebagai bahan untuk mensubstitusi biji plastik
timbangan analitik, mesin rheomix, mesin hot LDPE. Selanjutnya masing-masing pati biji
press, dan beaker glass. Peralatan analisis yang durian dan pati sagu dicampur dengan biji plastik
digunakan adalah neraca analitik, pot berisi LDPE, sesuai dengan perlakuan menjadi
tanah humus, jangka sorong, termometer, poliblend menggunakan mesin Rheomix.
higrometer, Material Testing Machine “Lloyd”, Kombinasi perlakuan dalam pembuatan
Texture Analyzer “TA.XT.Plus”, dan Scanning poliblend dapat dilihat pada Tabel 1.
Electron Microscope (SEM).

Biji buah durian

Kulit biji dikupas

Biji dipotong menggunakan pisau

Biji dicuci sampai bebas lendir

Biji ditimbang

Biji ditambahkan air dengan perbandingan 1:10

Biji dihancurkan menggunakan blender selama 5 menit

Pati yang terbentuk diendapkan selama 24 jam

Dekantasi air diatas endapan

Endapan dicuci menggunakan akuades dan diendapkan kembali selama 24 jam

Endapan pati diletakkan dalam loyang

Endapan pati dikeringkan dalam oven suhu 50°C selama 24 jam

Endapan pati yang telah kering dihaluskan menggunakan blender kering

Pati biji durian


Gambar 1. Diagram alir ekstraksi pati biji durian (modifikasi Jufri et al. 2006)

Tabel 1. Kombinasi jenis pati dan variasi konsentrasi pati

Konsentrasi penambahan pati (%)


Jenis pati Total perlakuan
0% 10% 30% 50%
Biji durian Y11 Y12 Y13 Y14 Y.1
Sagu Y21 Y22 Y23 Y24 Y.2

J. Kimia Kemasan, Vol.35 No.1 April 2013 : 20-29 22


Biji plastik LDPE

Penimbangan biji plastik LDPE sesuai dengan perlakuan

Penimbangan pati sesuai dengan perlakuan

Pencampuran biji plastik dengan pati menggunakan mesin Rheomix ( t = 140°C, 50 rpm selama 10 menit)

Poliblend

Pencetakan poliblend dengan mesin hot press ( t = 190°C, 10 bar selama 18 menit)

Bioplastik

Gambar 2. Diagram alir pembuatan bioplastik (modifikasi Subowo dan Pujiastuti 2003)

Rancangan percobaan adalah Rancangan Pati disusun oleh molekul yang lurus
Acak Lengkap (RAL) dua faktor, yaitu kombinasi (amilosa) yang membuat pati membentuk gel
jenis pati yang digunakan dan variasi ketika dipanaskan dan molekul yang bercabang
penambahan konsentrasi pati dengan model (amilopektin) yang membuat pati memiliki sifat
matematika sebagai berikut: lengket. Rasio amilosa dan amilopektin
Yij = µ + αi + βj + (αβ)ij + εij ..(1) bervariasi untuk setiap jenis pati. Pati tapioka
dimana: memiliki rasio amilosa dan amilopektin 15:69;
Yij : kualitas bioplastik dengan menggunakan pati kentang 21:79; sedangkan pati sagu 23:63
pati i dan konsentrasi j (Tongdang 2008). Pati biji durian hasil ekstraksi
µ : nilai rataan populasi memiliki rasio 14:74 yang hampir sama dengan
αi : pengaruh akibat perlakuan sumber pati pati tapioka, sehingga memungkinkan untuk
yang digunakan taraf ke-i dijadikan bahan baku dalam pembuatan plastik
βj : pengaruh akibat konsentrasi pati taraf ke-j biodegradable (bioplastik). Pati memiliki ikatan
(αβ)ij : pengaruh interaksi faktor α taraf ke-i asetal yang mudah sekali untuk diuraikan oleh
dengan faktor β taraf ke-j mikroorganisme. Kelemahan dari komposit
polietilena-pati adalah penambahan pati dapat
εij : pengaruh galat dari perlakuan ke-i yang
menurunkan kekuatan tarik dari komposit
memperoleh perlakuan ij
polietilena-pati (Gunawan et al. 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Bioplastik-LDPE (Low Density
Poly Ethylene)
Biji durian memiliki berat minimal 35 gram
Pembuatan bioplastik dari campuran pati
karena memiliki daging biji yang banyak ketika
biji durian dengan biji plastik LDPE dan juga pati
biji dikupas (Hutapea 2010). Pati hasil ekstraksi
sagu dengan biji plastik LDPE sesuai dengan
biji durian berupa serbuk halus berwarna putih
diagram alir pada Gambar 2, dengan variasi
dengan rendemen 19,36%. Komposisi kimia dari
konsentrasi pati 0% sampai 50%. Penambahan
pati biji durian dan pati sagu dapat dilihat pada
pati untuk pembuatan bioplastik bisa dilakukan
Tabel 2. Adanya protein dalam pati durian yang
mulai dari pati 15% sampai 80% (Chinnaswamy
cukup tinggi dapat menginduksi terjadinya reaksi
dan Hanna 1996). Pati sagu, pati biji durian, dan
pencoklatan sehingga bioplastik yang terbuat
biji plastik LDPE sulit untuk bercampur secara
dari pati durian warnanya lebih gelap dari
manual pada suhu ruang karena perbedaan
bioplastik yang terbuat dari pati sagu.

Tabel 2. Analisis kimia pati biji durian dan pati sagu

Analisis Pati biji durian Pati sagu Pati singkong **)


Karbohidrat (%) 83,92 88,94 93,33
Rasio amilosa/amilopektin 14/74 23/63 15/69
Protein (%) 4,76 0,35 -
Lemak (%) 0,38 0,04 -
Abu (%) 0,25 0,26 0,06
Air (%) 10,71 10,34 8,62
*)
Granula pati 8 µm sampai 10 µm 20 µm sampai 60 µm -
*)
Sumber: Soebagio et al. 2009 dan **) Theresia 2003

Pemanfaatan Pati Biji Durian Melanie Cornelia dkk 23


polaritas antara pati sagu dan pati biji durian bioplastik yang dihasilkan. Perlakuan jenis pati
yang bersifat polar, sedangkan biji plastik LDPE dan variasi konsentrasi pati serta interaksi
bersifat non polar. Pada penelitian ini antara jenis dan konsentrasi pati berpengaruh
pencampuran antara pati dan biji plastik LDPE nyata (p<0,05) terhadap indeks putih bioplastik
dilakukan menggunakan alat rheomix dengan (hasil uji Anova). Hasil uji lanjut dengan metode
suhu 140ºC dan kecepatan putar motor 50 rpm Tukey HSD menunjukkan indeks putih bioplastik
selama 10 menit. pati biji durian berbeda nyata dengan indeks
Hasil pencampuran biji plastik dengan pati putih bioplastik pati sagu pada perlakuan yang
disebut poliblend (Subowo dan Pujiastuti 2003) sama. Bioplastik pati biji durian memiliki warna
yang ukurannya akan diperkecil menjadi bentuk yang lebih coklat dari bioplastik pati sagu karena
pelet. Ada empat komposisi pencampuran pati pati biji durian yang dipakai belum mengalami
dan biji plastik LDPE yang dipakai dalam proses bleaching dan pemurnian (ditunjukkan
pembuatan poliblend, baik untuk pati sagu dengan adanya kandungan protein yang tinggi
maupun pati biji durian (Tabel 1), yaitu %pati : pada pati). Adanya protein ini dapat memicu
%LDPE adalah 0:100; 10:90; 30:70; dan 50:50. terjadinya reaksi maillard (Tongdang 2008).
Selanjutnya poliblend dicetak menggunakan Sedangkan pati sagu yang digunakan dalam
mesin hot press pada suhu 190ºC, tekanan 10 penelitian ini adalah pati sagu komersial yang
bar, selama 18 menit, dan dihasilkan lembaran telah mengalami proses bleaching dan
bioplastik dengan diameter 20 cm dan ketebalan pemurnian, sehingga warna bioplastik yang
0,79 cm. Hasil cetakan poliblend durian (D) dan dihasilkan lebih cerah. Penurunan berat
sagu (S) dapat dilihat pada Gambar 3. Terlihat merupakan salah satu indikasi terjadinya proses
bahwa poliblend yang dibuat dari pati biji durian degradasi bioplastik yang dinyatakan dalam
memiliki warna yang lebih coklat daripada persen kehilangan berat selama dipendam
poliblend yang dibuat dari pati sagu, baik dalam dalam tanah. Pada penelitian ini bioplastik
penambahan 10%, 30%, dan 50%. dipendam dalam tanah yang telah diletakkan
dalam pot selama 8 minggu dengan kedalaman
Hasil Uji Warna dan Uji Pendam Bioplastik 10 cm dari permukaan tanah. Pot diletakkan di
Bioplastik yang dihasilkan diukur indeks laboratorium agar suhu dan kelembaban tanah
putihnya menggunakan kromameter dan dapat dikontrol. Bioplastik yang dipendam
diperoleh hasil dengan rentang nilai indeks putih ditimbang setiap minggu untuk diketahui
berkisar 7,66 sampai 98,36 (rentang warna perubahan beratnya. Selama pemendaman
coklat sampai ke warna putih). Tingkat indeks bioplastik tidak mengalami perubahan warna
putih dapat dilihat pada Gambar 4. Tujuan uji yang menunjukkan bahwa tidak terjadi reaksi
warna adalah untuk melihat rentang indeks dari kimia (Aidzan 2009).

LDPE LDPE-D10% LDPE-S10% LDPE-D30%

LDPE-S30% LDPE-D50% LDPE-S50%


Gambar 3. Poliblend bioplastik (sumber: dokumentasi pribadi)

J. Kimia Kemasan, Vol.35 No.1 April 2013 : 20-29 24


Jenis dan variasi konsentrasi pati tidak Hasil Uji Kekuatan Mekanik Bioplastik
berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap Uji kuat tarik, uji perpanjangan putus, dan
kehilangan berat, artinya persen penurunan modulus elastisitas (modulus Young) dilakukan
berat bioplastik pati biji durian tidak berbeda dengan menggunakan Mat.Testing Machine,
nyata dibandingkan dengan bioplastik pati sagu sedangkan kekerasan bioplastik dengan
(Gambar 5). Uji mikrobiologi menunjukkan menggunakan Texture Analyzer TAT/X2.
bahwa jumlah mikroba yang ada di dalam tanah Modulus Young adalah perbandingan besaran
semakin bertambah. Spesies-spesies dominan kekuatan tarik dan perpanjangan putus. Modulus
yang terdapat pada polietilena adalah Bacillus Young berkaitan dengan nilai elastisitas dari
sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp., bioplastik (Askeland et al. 2010), makin banyak
Pseudomonas sp., Moraxella sp., Aspergillus pati yang ditambahkan akan membuat modulus
niger, dan A. flavus. Mikroba-mikroba tersebut Young bioplastik menjadi berkurang.
umumnya terdapat pada permukaan plastik Gambar 6 dan 7 menunjukkan bahwa
polietilena dan memanfaatkan polietilena bioplastik pati sagu memiliki nilai kekuatan tarik
sebagai sumber karbon untuk metabolisme dan kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan
mereka (Vijaya dan Reddy 2008). dengan bioplastik pati biji durian. Ini disebabkan

Gambar 4. Grafik indeks putih bioplastik


Keterangan: notasi huruf yang berbeda di belakang angka menunjukkan beda nyata (p<0,05)

Gambar 5. Grafik persen kehilangan berat selama uji pendam


Keterangan: notasi huruf yang berbeda di belakang angka menunjukkan beda nyata (p<0,05)

Pemanfaatan Pati Biji Durian Melanie Cornelia dkk 25


Gambar 6. Kekuatan tarik terhadap jenis pati
Keterangan: notasi huruf yang berbeda di belakang angka menunjukkan beda nyata (p<0,05)

Gambar 7. Kekerasan terhadap jenis pati


Keterangan: notasi huruf yang berbeda di belakang angka menunjukkan beda nyata (p<0,05)

pati sagu memiliki ukuran granula pati lebih Gambar 8 menunjukkan jenis pati dan
besar, sehingga memiliki gaya adhesi antara variasi konsentrasi pati berpengaruh nyata
pati dan polimer yang kuat sehingga nilai (p<0,05) terhadap perpanjangan putus
kekuatan tariknya besar (Moura 2006). Data bioplastik. Interaksi antara jenis pati dan variasi
penelitian penambahan pati singkong 15% konsentrasi pati berpengaruh nyata (p<0,05)
dalam pembuatan bioplastik menyebabkan terhadap perpanjangan putus bioplastik. Hasil uji
penurunan kekuatan tarik sebesar 37,3% lanjut dengan metode Tukey HSD menunjukkan
dibandingkan dengan resin LLDPE murni bahwa perpanjangan putus pada perlakuan
(Theresia 2003). Makin tinggi persen pati yang LDPE-pati biji durian konsentrasi 30% dan 50%
ditambahkan maka kompatibilitas campuran berbeda dengan perlakuan LDPE-pati sagu
berkurang, terjadi pelemahan gaya adhesi konsentrasi 10% serta berbeda dengan
antara molekul pati dengan molekul plastik konsentrasi 0%.
sehingga plastik berubah menjadi rapuh dan Gambar 9 menunjukkan modulus Young
keelastisitasan bioplastik berkurang. bioplastik pati sagu lebih besar daripada
Penambahan komponen pati diatas 20% bioplastik pati durian. Menurut Moura (2006)
membuat plastik menjadi rapuh (Aidzan et al. bioplastik pati sagu (granula pati besar) memiliki
2009). kekuatan tarik dan regangan tarik yang lebih

J. Kimia Kemasan, Vol.35 No.1 April 2013 : 20-29 26


Gambar 8. Persen perpanjangan putus terhadap jenis dan konsentrasi pati
Keterangan : notasi huruf yang berbeda di belakang angka menunjukkan beda nyata (p<0,05)

Gambar 9. Modulus Young terhadap jenis dan konsentrasi pati


Keterangan : notasi huruf yang berbeda di belakang angka menunjukkan beda nyata (p<0,05)

tinggi daripada bioplastik pati biji durian. Karena bahwa penyebaran granula pati meningkat
modulus Young dipengaruhi oleh kekuatan tarik seiring dengan tingginya konsentrasi pati dalam
dan regangan tarik, maka semakin besar nilai campuran. Hasil analisis SEM menunjukkan
kekuatan tarik dan regangan tarik maka modulus bahwa semakin tinggi persen pati ditambahkan,
Young semakin besar dan benda semakin semakin banyak penyebaran granula pati di
elastis. Jenis pati tidak berpengaruh nyata dalam polimer plastik. Terlihat pencampuran
(p>0,05) terhadap modulus Young, namun merata (Gambar 10c dan 10d) pada
variasi konsentrasi pati berpengaruh nyata penambahan pati durian dan pati sagu 10%,
(p<0,05). Interaksi tidak berpengaruh nyata berbeda dengan Gambar 10e dan 10f
(p>0,05) terhadap modulus Young dari penambahan pati 50%. Penambahan pati 10%
bioplastik. Hasil uji lanjut dengan metode Tukey dianggap merupakan konsentrasi yang optimal
HSD menunjukkan bahwa modulus Young pada pembuatan bioplastik tanpa penambahan
bioplastik pada konsentrasi pati 10% berbeda zat aditif. Adanya rongga di antara molekul pati
dengan perlakuan konsentrasi pati 50%. dengan polimer plastik ditunjukkan pada
perbesaran 2500x. Celah ini yang menyebabkan
Analisis SEM kekuatan mekanik plastik menjadi berkurang
Struktur morfologi bioplastik dianalisis karena membuat plastik menjadi rapuh ketika
menggunakan SEM. Hasil analisis SEM dengan ditarik (Aht-Ong dan Charoenkungthum 2002).
perbesaran 2500x (Gambar 10) menunjukkan

Pemanfaatan Pati Biji Durian Melanie Cornelia dkk 27


(a) LDPE (b) Pati biji durian (c) LDPE-D10%

(d) LDPE-S10% (e) LDPE-D50% (f) LDPE-S50%


Gambar 10. Struktur morfologi LDPE, pati biji durian, dan bioplastik

KESIMPULAN absorption of LDPE/banana starch


biocomposite films. Journal of Metal,
Pati yang diperoleh dari ekstrak biji durian Material, and Minerals. 12(1): 1-10.
menggunakan pelarut air, berpotensi, dan dapat Aidzan, W., R. A. Ali, J. Jamaluddin, dan I. I.
dimanfaatkan sebagai campuran bahan untuk Mohammad. 2009. Development of
membuat bioplastik yaitu plastik ramah polyethylene sago based biofilm via
lingkungan (biodegradable). Karakteristik blown film molding technique. Faculty
mekanik bioplastik yang dihasilkannya hampir of Chemical and Natural Resources.
sama dengan bioplastik dari pati sagu dan pati Malaysia.
singkong. Penampakan fisik bioplastik yang Askeland, D. R., P. P. Fulay, dan W. J. Wright.
terbuat dari pati biji durian terlihat lebih gelap 2010. The science and engineering of
daripada bioplastik yang terbuat dari pati sagu materials 6th edition. USA: Cengange
karena adanya protein dalam pati biji durian Learning.
cukup tinggi yang dapat menginduksi terjadinya Badan Pusat Stastistik (BPS). 2011. Produksi
reaksi pencoklatan. Bioplastik pati biji durian dan buah-buahan menurut provinsi (ton).
bioplastik pati sagu yang dipendam dalam tanah Jakarta.
akan mengalami pengurangan berat akibat Chinnaswamy, R. dan M. A. Hanna. 1996.
terjadi proses degradasi oleh mikroba di dalam Biodegradable polymer. USA.
tanah, namun keduanya tidak berbeda nyata. Christianty, M.U. 2009 .Produksi biodegradable
Potensi pati ini diharapkan dapat dipakai untuk plastic melalui pencampuran pati sagu
membuat kantong plastik belanja ramah termoplastis dan compatibilized linear
lingkungan sehingga produknya dapat dijual low density polyethylene. Tesis. Bogor:
dengan harga yang lebih murah, karena pati biji Institut Pertanian Bogor.
durian merupakan limbah namun Coles, R., D. McDowel, dan M. J. Kirwan. 2003.
keberadaannya juga mudah diperoleh. Kantong Food packaging technology. Iowa:
plastik ramah lingkungan dengan memakai pati Blackwell Publishing.
dari limbah biji-bijian diharapkan dapat Gunawan, I., Deswita, Aloma, dan Sudirman.
diproduksi skala industri, agar masyarakat mulai 2007. Modifikasi polyethylene sebagai
tertarik menggunakan kantong plastik belanja polimer komposit biodegradable untuk
jenis ini, sehingga dampak negatif sampah bahan kemasan. Jurnal Sains Materi
kantong plastik belanja terhadap lingkungan Indonesia (edisi khusus): 37-42.
dapat diminimalisasi. Gunawan, I., Deswita, Aloma, dan Sudirman.
2008. Sintesis dan karakterisasi
DAFTAR PUSTAKA komposit high density polyethylene-
pati tapioka. Jurnal Sains Materi
Aguilera, J. M., R. Simpson, J. W. Chanes, D. B. Indonesia (1): 5-8.
Aguirre. 2011. Food engineering Hutapea, P. 2010. Pembuatan tepung biji durian
intefaces. New York: Springer. (Durio Zibethinus Murr) dengan variasi
Aht-Ong, D. dan K. Charoenkongthum. 2002. perendaman dalam air kapur dan uji
Thermal properties and moisture

J. Kimia Kemasan, Vol.35 No.1 April 2013 : 20-29 28


mutunya. Tesis. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Jufri, M., R. Dewi, A. Ridwan, dan Firli. 2006.
Studi kemampuan pati biji durian
sebagai bahan pengikat dalam tablet
ketoprofen secara granulasi basah.
Majalah Ilmu Kefarmasian 3(2): 78-86.
Mirhosseini, H., and Tabatabaee Amid, B. 2012.
A review study on chemical
composition and molecular structure of
newly plant gum exudates and seed
gums. Food Res. Int. (46): 387–398.
Moura, R. A. 2006 .The effect of physical aging,
starch particle size, and starch
oxidation on thermal-mechanical
properties of poly (lactic acid)/starch
composites. An abstract of a
Dissertation
Sanjaya, I. G. dan T. Puspita. 2012. Pengaruh
penambahan khitosan dan plasticizer
glicerol pada karakteristik plastik
biodegradable dari pati limbah kulit
singkong. Tesis. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November.
Soebagio, B., Sriwidodo, dan A. Aditya. 2009.
Pengujian sifat fisikokimia pati biji
durian (Durio zibethinus Murr) alami
dan modifikasi secara hidrolisa asam.
Tesis. Bandung :
UniversitasPadjajaran.
Subowo, W. S. dan S. Pujiastuti. 2003. Plastik
yang terdegradasi secara alami
(biodegradable) terbuat dari LDPE dan
pati jagung terlapis. Journal of Applied
Polymer Science (42): 2691-2701.
Syamsu, K., K. Setyowati, dan A. A. Khoiri.
2008. Pengaruh penambahan
pemlastis (polietilen glikol 400, dietilen
glikol, dan dimetil ftalat) terhadap
proses biodegradasi bioplastik poli β-
hidroksialkanoat pada media cair
dengan udara terlimitasi. Jurnal
Teknologi Pertanian 4(1): 1-11.
Theresia, V. 2003. Aplikasi dan karakterisasi
sifat fisik-mekanik plastik
biodegradable dari campuran LLDPE
dan tapioka. Tesis. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Tongdang, T. 2008. Some properties of starch
extracted from three thai aromatic fruit
seeds. Journal of Starch 60(3-4): 199-
207.
Vijaya, C. dan R. M. Reddy. 2008. Impact of soil
composting using municipal solid
waste biodegradation of plastics.
Indian Journal of Biotechnology (7):
235-239.

Pemanfaatan Pati Biji Durian Melanie Cornelia dkk 29

Anda mungkin juga menyukai