Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“Inovasi Kurikulum dan Pembelajran”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Dasar – Dasar


Pengembangan Kurikulum

yang Dibina Oleh Andriani. S.Pd,M.Pd dan Indri Novayanti S.Pd,


M.Pd

Di Susun Oleh :

Rahmawati

(91811402111026)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO

POSO

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas RahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini demi untuk
menjalankan tugas mata kuliah Konservasi Lingkungan dan SDA.

Pada kesempatan ini, penulis mengharapka kritik dan saran pembaca


dalam penyusunan makalah ini, jika ada penulisan yang tidak sesuai dengan
materi penulis mohon maaf.

Poso, 15 Desember 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................

BAB I............................................................................................................................................................

PENDAHULUAN.........................................................................................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................................

PEMBAHASAN...........................................................................................................................................

A. Definisi Inovasi.................................................................................................................................
B. Hakikat, Unsur, dan Ciri Inovasi Pendidikan.....................................................................................
C. Adopsi dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan.....................................................................................
D. Kontribusi Inovasi dalam Pendidikan................................................................................................
E. Beberapa Hasil Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran.......................................................................
BAB III.........................................................................................................................................................

PENUTUP.....................................................................................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang
Dalam perjalanan sejarah, kurikulum pendidikan nasional kita telah
mengalami perubahan, dimulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1952,
kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984,
kurikulum 1994, kurikulum 2004, dan kurikulum 2006. Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial
budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Hal
ini disebabkan oleh kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu
dikembangkan secara dinamis disertai berbagai inovasi sesuai dengan tuntutan
dan perubahan yang terjadi di masyarakat.

Semua perubahan kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan


yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan
pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikan yang
berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan
tertentu yang ingin dicapai untuk memajukan pendidikan nasional kita..

Pendidik sebagai salah oknum yang dibebani tugas dan tanggung jawab
utama untuk melaksanankan pembelajaran hendaknya mampu melakukan
berbagai inovasi pada setiap dimensi pembelajaran (dimensi perencanaan
pembelajaran, dimensi pelaksanaan pembelajaran, dan dimensi penilaian
pembelajaran). Papan dimensi perencanaan pembelajaran sesungguhnya sudah
tergambar aspek-aspek yang tercakup pada dimensi pelaksanaan pembelajaran
dan dimensi penilaian pembelajaran. Oleh karena itu, dalam makalah akan
membahas inovasi pada kurikulum dan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan hakikat dan batas waktu sebuah inovasi?
2. Mengidentifikasi unsuk dan ciri inovasi pendidikan?
3. Menganalisis adopsi dan pelaksanaan inovasi pendidikan?
4. Menganalisis kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia?
5. Menganalisis beberapa temuan inovasi dalam kurikulum dan
pembelajaran?

C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat dan batas waktu sebuah inovasi
2. Mengetahui unsur dan ciri inovasi pendidikan

3
3. Dapat menganalisis adopsi dan pelaksanaan inovasi pendidikan
4. Dapat menganalisis kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia
5. Dapat menganalisis beberapa temuan inovasi dalam kurikulum dan
pembelajaran

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Inovasi
Secara sederhana, inovasi dimaknai sebagai pembaharuan atau
perubahan dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Inovasi pada
dasarnya merupakan hasil pemikiran yang bercirikan hal baru, baik berupa
praktik-praktik tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan
olah-teknologi yang diterapkan malalui tahapan tertentu yang diyakini dan
dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki
suatu keadaan menjadi lebih baik. Dalam bidang pendidikan antara lain:
usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi
dan efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan.

Beberapa contoh inovasi, antara lain : program belajar jarak jauh,


manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran
konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM). Sedangkan, difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan
dari gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang
dilakukan dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang
waktu tertentu diantara anggota sistem sosial masyarakat. Ada keterkaitan
erat antara difusi, inovasi dan komunikasi. Dalam bidang pendidikan,
banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan
atau inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan tersebut antara lain dalam hal
manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar,
pelatihan guru, implementasi kurikulum, pembelajaran dan sebagainya.

Dalam kajian unsur inovasi, paling tidak ada empat unsur inovasi
yang akan dibahas yaitu: inovasi, saluran komunikasi, waktu dan proses
inovasi, serta sistem sosial. Satu hal yang tidak diharapkan muncul dalam
pikiran-pikiran seseorang untuk melakukan inovasi yaitu: salah persepsi
atau asumsi

(a) cenderung berpikir negatif;

(b) dihantui kecemasan dan kegagalan;

(c) tidak mau mengambil resiko terlalu dalam;

(d) malas;

(e) saat ini berada pada daerah “nyaman” dan aman;

5
(f) cenderung resisten/menolak terhadap setiap perubahan.

B. Hakikat, Unsur, dan Ciri Inovasi Pendidikan


1. Hakikat dan Batasan Inovasi
Difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan
inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu
tertentu diantara anggota sistem sosial masyarakat. Aspek batasan
waktu merupakan suatu indikator penting dalam membicarakan suatu
hasil inovasi tertentu. Artinya bahwa suatu hasil olah pikir, olah ide,
dan olah teknologi yang menghasilkan sesuatu yang inovatif, maka
salah satunya harus memenuhi syarat batas waktu.
Everett M. Rogers (1983) menyebut inovasi adalah suatu ide,
gagasan, praktik, atau obyek/benda yang disadari, dan diterima sebagai
suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Dengan demikian, kata kunci inovasi adalah gagasan, benda atau
proses adopsi yang dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok
masyarakat terhadap inovasi yang ditawarkan, termasuk di bidang
pendidikan.
Ahli lain, seperti Stephen Robbins (1994) menyebut inovasi
sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakasai atau
memperbaiki suatu produk atau proses, dan jasa. Robbins lebih
memfokuskan pada tiga hal utama, pertama adalah adanya gagasan
baru (new ideas) dari suatu olah pikir dalam mengamati suatu
fenomena yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan. Hal
yang kedua adalah produk dan jasa, yaitu hasil langkah lanjutan dari
adanya gagasan baru yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas,
kajian, penelitian, dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang
lebih kongkrit, dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan
dan diimplementasikan, termasuk hasil inovasi dalam dunia
pendidikan. Hal yang ketiga adalah usaha sistematis untuk melakukan
penyempurnaan dan melakukan perbaikian (improvement) yang terus-
menerus sehingga buah inovasi itu bisa dirasakan manfaatnya dan
berguna.

2. Inovasi Pendidikan
Santoso S. Hamidjojo menyatakan bahwa inovasi pendidikan
sebagai suau perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari
hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu, termasuk
dalam bidang pendidikan. Inovasi pendidikan pada dasarnya

6
merupakan suatu perubahan ataupun pemikiran cemerlang di bidang
pendidikan yang bercirikan hal baru, atau berupa praktik-praktik
pendidikan tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan
olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini
dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan pendidikan yang
timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan, atau proses
pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.
Mattew B. Milles (1973) inovasi yaitu suatu perubahan yang
sifatnya khusus, memiliki nuansa kebaruan, dan sengaja melalui suatu
program yang jelas dan diremcanakan terlebih dahulu, serta
direncanakan terlebih dahulu, serta dirancang untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dari suatu sistem tertentu. Namun demikian, miles
menyarankan agar inovasi bias dilaksanakan dengan berhasil,
diperlukan adanya strategi atau alat yang jitu dengan tahapan dan
mekanisme advokasi yang benar.

3. Difusi Inovasi Pendidikan


Everett M. Rogers (1983), menyebut difusi sebagai proses untuk
mengkomunikasikan suatu inovasi kepada anggota suatu sistem social
melalui saluran komunikasi tertentu dan berlangsung sepanjang waktu.
Sedangkan difusi inovasi dimaknakan sebagai penyebarluasan gagasan
inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu
tertentu diantara anggota sistem sosial masyarakat.
Ada keterkaitan erat antara difusi, inovasi, dan komunikasi. Oleh
karena difusi adalah proses komunikasi untuk menyebarluaskan
gagasan, ide, karya dan sebagainya, sebagai suatu produk inovasi,
maka aspek komunikasi menjadi sangat penting dalam
menyebarluaskan gagasan, ide, ataupun produk tersebut. Komunikasi
adalah suatu proses dimana partisipan melakukan tukar-menukar
informasi satu sama lain, sehingga menghasilkan saling pengertian.
Shanon dan Weaver menyebut komunikasi adalah semua prosedur
dimana pemikiran seseorang bias mempengaruhi yang lain.
Salah satu ciri komunikasi linier atau sering juga disebut sebagai
komunikasi satu arah atau “one way communication”, adalah adanya
penyandian yang dilakukan pengirim pesan dan interpretasi oleh
penerima, serta antisipsi kemungkinan adanya gangguan (noises)
dalam proses komunikasi yang berlangsung. Komunikasi linier sangat
berpengaruh pada kegiatan sehari-hari, sehingga peristiwa komunikasi
itu ditunjukkan dengan proses penyampaian pesan yang berupa bahan

7
oleh pengirim kepada penerima melalui saluran yang digunakan.
Deskripsi diatas, menghubungkan betapa erat hubungan antara difusi
inovasi sebagai proses penyebarluasan ide, dengan proses kominiaksi
dimana suatu ide disampaikan kepada pihak lain.

4. Ciri Inovasi Pendidikan


Dalam proses difusi inovasi, dibutuhkan waktu yang cukup lama,
bulanan atau bahkan mungkin tahunan, untuk menjadikan produk
inovasi dapat diadopsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat.
Dalam kaitannya dengan proses difusi inovasi itu, Rogers (1983)
mengemukakanempat ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi,
termasuk inovasi pendidikan, yaitu:
a) Esensi Inovasi itu sendiri Proses adopsi inovasi tak datang
dengan sereantak tiba-tiba. Dalam kaitannya dengan esensi
inovasi, paling tidak ada tiga hal yang berkaitan erat, yaitu:
teknologi, informasi dan pertimbangan ketidakpastian, dan
reinovasi. Dalam kadar tertentu, makna inovasi sering identik
dengan teknologi yang digunakan. Teknologi adalah suatu
desain aksi kegiatan yang ditempuh guna mengurangi
ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dari hasil yang
ingin dicapai. Adanya teknologi, termasuk pemanfaatan
teknologi informasi dalam difusi inovasi antara lain untuk
menjawab persoalan dalam hal mengurangi ketidakpastian
masa depan.
b) Saluran Komunikasi Komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan
dengan “siapa mengatakan atau mengemukakan apa, dengan
saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak apa
(hasil yang dicapai)”. Pada tahun 1979, Lawrence Kincaid
mengembangkan model komunikasi konvergen, yang
bercirikan adanya beberapa komponen utama, yaitu: informasi,
ketidak menentuan, konvergen, saling pengertian, saling
menyetujui, kegiatan bersama, dan hubunga jalinan. Melalui
proses komunikasi tersebut, akan sangat mempengaruhi proses
difusi inovasi yang dilakukan. Dalam telaah lain, saluran
komunikasi dapat diklasifikasikan pada dua hal, yaitu:
1) Komunikasi Homofil
Komunikasi homofil adalah proses komunikasi yang
dilakukan oleh dua individu atau kelompok yang
dikategorikan memiliki kesamaan satu sama lain.
2) Komunikasi Heterofil

8
Komunikasi heterofil yaitu proses komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih, dimana pengirim
pesan dan penerima pesan, memiliki latar belakang
yang berbeda, baik dilihat dari social budaya,
pendidikan, agama, atau karakteristik sosial lainnya.
Oleh karena proses komunikasi yang dilakukan bersifat
heterofil, maka proses difusi inovasi tak senantiasa
berjalan mulus, karena perbedaan latar belakang diatas.
3) Faktor Waktu dan Proses Pengambilan Keputusan
Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu
proses yang dilalui individu atau kelompok, mulai da ri
pertama kali adanya inovasi, dilanjutkan dengan
keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan keputsan
untuk menerima atau menolak, implementasi inovasi,
dan keputusan inovasi yang dipilihnya.
4) Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan berbagai unit yang slaing
berhubungan satu sama lain dalam tatanan masyarakat,
dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
a) Struktur sosial
Struktur sosial pada dasarnya merupakan
penyusunan yang terpola dari berbagai unit
dalam suatu sistem. Adanya struktur sosial,
menghasilkan beberapa keuntungan dalam
perkembangan menghadapi dinamika sosial
kemasyarakatan.
b) Norma sosial dan difusi
Norma merupakan hal yang penting dalam
proses difusin inovasi. Norma bisa bercirikan
budaya lokal, bernafas keagamaan, ataupun ciri
khusus suatu masyarakat tertentu yang memberi
warna tersendiri terhadap sosila budaya
masyarakat yang bersangkutan. Disisi lain
norma suatu sistem juga bisa berperan sebagai
penghalanga atau barrirers suatu perubahan.
Berikut ini adalah kegiatan inovasi pendidikan
yang melibatkan sistem sosial tertentu:
 Batasan pelaksanaan inovasi (boundary
maintenance operation), yaitu suatu
sistem sosial dalam garapan pendidikan

9
yang secara nyata membatasi (melalui in
dan out) pelaksanaan suatu perubahan
pendidikan yang dilakukan.
 Ukuran dan kewilayahan (size and
territoriality), yaitu suatu sistem sosial
yang secara jelas mempersyaratkan
kelompok orang ataupun geografis untuk
melaksanakan suatu inovasi yang akan
dilakukan.
 Kelengkapan fasilitas (physical
facilities), yaitu sistem social yang
mengaitkan berbagai fasilitas dan
teknologi termasuk sumber daya
manusia yang akan terlibat untuk
melaksanakan suatu proyek inovasi
pendidikan yang dilakukan.
 Pengguanaan durasi waktu (time use),
yaitu suatu sistem social yang
mempersyaratkan faktor waktu sebagai
ciri dominan suatu inovasi pendidikan.
 Tujuan yang ingin dicapai (goals), yaitu
suatu sistem social yang
mempersyaratkan faktor tujuan sebagai
ciri dominan.
 Prosedur yang digunakan (procedure),
yaitu suatu sistem social yang
mengaitkan berbagai prosedur dan
teknologi untuk melaksanakan suatu
proyek inovasi pendidikan yang
dilakukan.
 Definisi peran (role definition), yaitu
suatu sistem sosial yang mengkaitkan
berbagai peran sosial, seperti peran guru,
peran kepala sekolah sesuai dengan
tugas dan kewenangannya untuk
melaksanakan sesuai proyek inovasi.
 Kondisi normatif (normative believe),
yaitu sistem sosial yang
mengaitkan/mempersyaratkan perlunya

10
norma da ciri normative lainnya untuk
melaksanakan suatu proyek inovasi.
 Sistem struktur sosial (structure), yaitu
sistem sosial yang mengaitkan berbagai
struktur dan hubungan antar manusia
dalam organisasi atau sistem sosial
lainnya untuk melaksanakan suatu
proyek inovasi.
 Metode sosialisasi
(socializationmethod), yaitu suatu
system sosial yang menghubungkan
berbagai metode sosialisasi atau
prosedur tertentu untuk melaksanakan
suatu proyek inovasi. Keterkaitan
dengan sistem/instansi lain (linkage with
other system), yaitu suatu kondisi sistem
sosial dalam inovasi yang mengaitkan
berbagai sistem lain atau instansi lain
dalam implementasi inovasi yang akan
dilakukan.

C. Adopsi dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan


Menurut Mattew B. Miles, ciri-ciri inovasi, termasuk inovasi dalam
pendidikan terdiri dari empat hal utama, yaitu:
1) Memiliki kekhasan/khusus, artinya suatu inovasi akan memiliki
ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk
kemungkinan hasil yang diharapkan.
2) Memiliki ciri atau unsurkebaruan. Suatu inovasi memiliki
karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki
kadar orisinalitas dan kebaruan.
3) Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana.
Suatu inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak
tergesa-gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang
dengan program yang jelas dan terencana terlebih dahulu.
4) Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program
inovasi yang dilakukan harus memiliki apa yang ingin dicapai,
termasuk arah dan strategi yang bagaimana untuk mencapai tujuan
tersebut dicapai dari sistem inovasi yang dilakukan.

11
a. Tahap Pelaksanaan Inovasi
Ada beberapa tahapan proses keputusan inovasi, yaitu:
 Tahap pengetahuan (knowledge)
Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok,
membuka diri terhadap adanya suatu inovasi serta ingin
mengetahui bagaimana fungsi dan peran inovasi
tersebut memberi konstribusi perbaikan di masa
mendatang.
 Tahap bujukan (persuation)
Tahap ini berlangsung manakala individu atau
kelompok, mulai membentuk sikap menyenangi atau
bahkan tida menyenangi terhadap inovasi.
 Tahap pengambilan keputusan (decision making)
Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan
aktivitas yang mengarah kepada keputusan untuk
menerima atau menolak inovasi tersebut.
 Tahap implementasi (implementation)
Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok
menerapkan atau menggunakan inovasi iti dalam
kegiatan organisasinya.
 Tahap konfirmasi (confirmation)
Tahap dimana sesorang atau kelompok mencari
pengguatan terhadap keputusan inovasi yang dilakukan.
Organisasi atau tatanan kemasyarakatan yang baik dan
stabil akan mengadopsi suatu inovasi dengan
mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut:
 Memiliki tujuan yang jelas
 Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan
secara jelas
 Memiliki kejelasan struktur otoritas satu
kewenangan
 Memiliki peraturan dasar dan peraturan umum
 Memiliki pola hubungan informasi yang teruji.
b. Peran Agen Perubahan
Dalam sistem sosial, salah satu komponen penting adalah
pemimpin pendapat (opinion leaders) dan agen perubahan.
Pendapat adalah suatu tingkat dimana seorang individu dapat
mempengaruhi individu yang lainnya atau mengatur perilaku
individu lainnya secara tidak formal ke arah kondisi yang
diharapkan, sesuai dengan norma yang berlaku. Sedangkan

12
agen perubahan (agent of change) merupakan individu yang
bisa mempengaruhi pengambilan inovasi klien ke arah yang
diharapkan para agent perubahan.
c. Percepatan Adopsi Inovasi
Derajat adopsi sangat bergantung pada karakteristik atau ciri
dari inovasi itu sendiri. Karakteristik inovasi, yang sangat
mempengaruhi derajat adopsi tersebut akan sangat bergantung
pada:
 Adanya keuntungan relatif (relative advantage), artinya
sampai sejauh mana suatu inovasi yang diperkenalkan
memberi manfaat dan keuntungan bagi perorangan atau
masyarakat yang akan mengadopsinya.
 Memiliki kekompakan dan kesepahaman
(compatibility) , artinya sampai sejauhmana suatu
inovasi bisa sejalan dan kompak dengan sistem nilai
yang ada, ataupun sejalan dengan pengalaman masa lalu
masyarakat yang akan mengadopsinya.
 Memiliki derajat kompleksitas (complexity), artinya
sampai sejauhmana derajat kompleksitas, kesukaran,
dan kerumitan suatu produk inovasi dirasakan oleh
masyarakat.
 Dapat dicobakan (triability), artinya sampai sejauhmana
suatu inovasi dapat dicobakan keandalan dan
manfaatnya.
 Dapat diamati (observability) , artinya sampai
sejauhmana suatu hasil inovasi dapat diamati. Semakin
gampang suatu hasil inovasi diamati, maka akan
semakin tinggi peluang hasil in ovasi dapat diadopsi.
d. Penemuan Kembali (Re-Invention)
Re-invention adalah penemuan kembali, setelah melalui proses
modifikasi. Rogers menulis re-invention adalah tingkat dimana
inovasi berubah atau dimodifikasi oleh penggunanya selama
dalam proses adopsi dan implementasi. Itulah sisi lain dari
difusi, yaitu proses penyebarluasan inovasi, namun dalam
perkembangan dan proses implementasinya mengalami
berbagai perubahan, penyesuaian, dan modifikasi, sehingga
seolah menghasilkan temuan baru.

13
D. Kontribusi Inovasi dalam Pendidikan
Dalam kaitan dengan kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia, telah
banyak dilakukan berbagai inovasi pendidikan dalam skala luas dengan
biaya yang cukup besar ataupun inovasi pada skala kecil dengan biaya
yang sederhana dan hanya dilakukan pada kelompok terbatas. Namun
demikian, dalam adopsi inovasi, paling tidak ada lima kategori perbedaan
individu atau kelompok yang harus diperhatikan. Kelima kelompok
tersebut adalah:
1) Para pembaharu atau pioner/perintis (inovators), yaitu mereka yang
paling cepat mengadopsi inovasi dalam masyarakat.
2) Para adopter awal (early adopter), yaitu orang-orang yang
tergolong cepat mengikuti kelompok inovator.
3) Para kelompok mayoritas awal (early majority), yaitu mereka
termasuk kelompok kebanyakan yang mau meniru cara baru
apabila hal tersebut benar-benar berhasil.
4) Kelompok mayoritas akhir (late majority), yaitu kelompok massal
yang umumnya ragu-ragu terhadap pengetahuan baru.
5) Adopter akhir (late adopter), yaitu kelompok yang sangat skeptis,
dan senantiasa resisiten terhadap perubahan.

Poensoen mengungkapkan tentang tiga kecenderungan kontribusi dan


misi difusi inovasi, khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu:

a. Difusi inovasi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi


demokratis, artinya difusi inovasi yang dilaksanakan
mengemban misi atau kecenderungan untuk meninggalkan
konsepsi pendidikan yang terbatas bagi kepentingan elite
tertentu, menuju pada konsepsi pendidikan yang lebih
demokratis.
b. Inovasi pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak
dari konsepsi pendidikan yang berat sebelah dalam peningkatan
kemampuan pribadi diantara pengetahuan, sikap, dan
keterampilan, menuju pada konsepsi pendidikan yang
mengemban pola dan isi yang lebih komprehensif dalam
rangka pengembangan semuruh potensi manusia secara
menyeluruh dan utuh.
c. Pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari
konsepsi pendidikan yang bersifat individual perorangan,
menuju kearah konsepsi pendidikan yang mengguanakan
pendekatan yang lebih kooperatif. Dari konsepsi pendidikan

14
yang boros menuju pada konsepsi yang lebih efektif, efisien,
dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.

Dalam inovasi pendidikan, unsur strategi merupakan suatu


hal penting.Salah satu dimensi strategi yang digunakan adalah
Tipologi strategi inovasi pendidikan yang pada dasarnya
membedakan antara target sistem, yaitu sistem target yang
menjadi sasaran inovasi dilaksanakan. Pada tahapan yang
dilakukan dalam mengadopsi inovasi, termasuk dalam inovasi
pendidikan, ada empat tahapan yang bisa dipertimbangkan
yaitu:
 Design, yaitu tahap perencanaan dan perancangan
 Awareness-interest, yaitu tahap komunikasi untuk
penyadaran terhadap masyarakat yang diharapkan dapat
mengadopsi inovasi yang ditawarkan.
 Evaluation, yaitu melakukan kajian evaluasi terhadap
kemungkinan pro kontra , ataupun kaji an terhadap
masyarakat yang menerima atau menolak.
 Trial, yaitu ujicoba atas produk inovasi tersebut, untuk
melihat sejauh mana kemungkinan diterima atau
ditolaknya inovasi kepada target sistem.
Sedangkan pada sisi lain, target sistem atauoun sistem lain
dalam penyebarluasan inovasi, dikenal dua ciri struktur sosial,
yaitu:
 Existing structure, yaitu struktur sosial ataupun struktur
organisasi kemasyarakatan yang sudah ada.
 New structure, yaitu struktur kemasyarakatan yang baru
sebagai konsekuensi atas adanya inovasi. 

Dalam kaitannya dengan kontribusi inovasi pendidikan,


Huberman seperti dikutip Ishak Abdulhak membagi sifat
perubahan dalam inovasi ke dalam enam kelompok, yaitu:

 Penggantian (substitution), misalnya inovasi dalam


penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk
perabot, alat-alat, atau sistem ujianyang lam diganti
dengan yang baru.
 Perubahan (alternation), misalnya upaya mengubah
tugas guru yang tadinya hanya bertugas mengajar,
juga harus bertugas menjadi guru bimbingan dan
penyuluhan, atau mengubah kurikulum sekolah

15
menengahn umum yang bercorak teoritis akademis,
juga harus memasukkan orientasi kurikulum dan mata
pelajaran yang bernuansa keterampilan hidup praktis.
 Penambahan (addition), dalam inovasi yang bersifat
penambahan ini tidak ada penggantian atau
perubahan. Kalaupun ada yang berubah, maka
perubahan itu hanya berupa perubahan dalam
hubungan antar-komponen yang terdapat dalam
sistem yang masih p erlu dipertahankan.
 Penyusunan kembali (restructuring), yaitu upaya
penyusunan kembali berbagai komponen yang ada
dalam sistem dengan maksud agar mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan.
 Penghapusan (elimination), upaya pembaharuan
dengan cara menghilangkan aspek-aspek tertentu
dalam pendidikan, atau pengurangan komponen-
komponen tertentu dalam pendidikan, atau
penghapusan pola atau cara-cara lama.
 Penguatan (reinforcement), yaitu upaya peningkatan
untuk memperkokoh atau memantapkan kemampuan
atau pola dan cara-cara yang sebelumnya terasa
lemah. 

Proses adopsi inovasi bisa juga terhambat oleh berbagai faktor. Ada tiga
faktor hambatan utama, yaitu:

 Mental block barriers, yaitu hambatan yang lebih disebabkan oleh sikap
mental
 Hambatan yang sifatnya culture block (hambatam budaya)
 Hambatan social block (hambatan sosial), yaitu hambatan inovasi sebagai
akibat dari faktor sosial dan pranata masyarakat sekitar.

E. Beberapa Hasil Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran


Perubahan-perubahan kurikulum sejak tahun 60-an hingga tahun 2007
yang lalu telah banyak dirasakan. Inovasi kurikulum terjadi dan dilakukan
pada setiap jenjang pendidikan bahkan untuk tingkat inovasi satuan
pembelajaran sangat banyak inovasi yang dilakukan. Berikut adalah
beberapa hasil inovasi yaitu:
a. Kurikulum 2013
b. KTSP

16
c. KBK
d. Kurikulum 2007
e. Broad Based Curriculum
f. Kurikulum Sistem Ganda (PSG)
g. Kurikulum Muatan Lokal

Ada beberapa hasil inovasi dari pembelajaran antara lain:

a. Model pembelajaran Brain Based Learning


Model ini merupakan model suplemen terhadap model
pembelajaran yang menggunakan landasan psikologis
perkembangan, psikologi pembelajaran, dan teori-teori
belajar.aspek yang ditelaah dari inovasi ini yaitu aspek
keunggulan otak manusia.
b. Model pembelajaran LCBT
Model pembelajaran Lateral Computer Based Tutorial, ini pada
dasarnya menerapkan prinsip model latihan dan tutorial melalui
penerapan berpikir lateral atau loncatan berpikir yang didukung
kemampuan visual dalam memahami informasi pembelajaran
dari layar komputer.
c. Model pembelajaran ICARE Pembelajaran ini merupakan
singkatan dari 5 kata, yaitu:
1) Introduction (pengenalan);
2) Connect (menghubungkan);
3) Apply (menerapkan dan mempraktikan);
4) Reflect (merefleksikan), dan
5) Extend (memperluas dan evaluasi).

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya sengaja
untuk memperbaiki suatu keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang
pendidikan, baik dalam bentuk ide, praktik, ataupun produk baru untuk
meningkatkan kemapuan guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien. Terdapat empat ciri utama dalm inovasi pendidikan, yaitu
memiliki kekhasan/khusus, memiliki ciri atau unsur kebaruan, program
inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dan inovasi yang
digulirkan memiliki tujuan.
Hubungan antara inovasi, proses difusi inovasi, dan komunikasi,
ketiganya berhubungan erat satu sama lain. Inovasi bisa disebarluaskan
bila ada proses difusi inovasi yang menyebarluaskan gagasan, ide, praktik
suatu inovasi. Sedangkan dalam proses difusi inovasi ada komponen
komunikasi, yang lebih merupakan “medium” atau saluran bagaimana
suatu proses difusi inovasi dilaksanakan dengan mengguanakan saluran
komunikasi tertentu.
Perhatian utama pembaharuan pendidikan yang dilaksanakan di Negara
Indonesia tertuju pada upaya mengadakan perubahan ke arah yang lebih
baikdalam arti meningkatkan pemerataan kesempatan pendidikan,
meningkatkan pemerataan pelayanan pendidikan, meningkatkan mutu,
proses dan hasil pendidikan, meningkatkan efisiensi, dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
pembangunan, serta meningkatkan kesadaran dan kegemaran masyarakat
untuk senantiasa belajar sepanjang hayat.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ruhimat, T. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. MKDP Kurikulum dan


Pembelajaran UPI Bandung.

19

Anda mungkin juga menyukai