Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Nur Hidayat

Nim : 185080500111002

Kelas : B03

1.

A. Alat diagnostik merupakan salah satu komponen vital dalam usaha pengendalian penyakit menular.

B. Pcr, haematologi, kondisi ikan, nafsu makan

2.

A. Hematologi mempelajari tentang struktur komponen darah, sehingga dapat membedakan setiap
struktur sel darah.

B.

 Sel Darah (45%) (Eritrosit, Leukosit, Polimorfonuklear (Neutrofil, Basofil, Eusinofil),


Mononuklear (Monosit, Limfosit))
 Cairan Darah/ plasma darah (55%) (Serum, enzim, komplemen dll.)

3. Meningkatnya sel leukosit ini bisa berarti dua, yaitu tanda keganasan atau respons tubuh dalam
menangani infeksi atau penyakit dan dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh ikan.

4.

 Jumlah sel sel darah putih neutrofil meningkat pada keadaaan infeksi bakteri.
 sel darah putih basofil meningkat pada kondisi rekasi bakteri dan keganasan darah tipe
tertentu.

3. Jumlah sel darah putih eosinofil meingkat pada kondisi alergi, asthma, infeksi parasit dan keganasan
darah tipe tertentu.

5. Apabila sel leukosit didominasi oleh sel monosit menandakan bahwa pada tubuh ikan terjadi infeksi
bakteri dan jika sel limfosit tinggi maka menandakan system kekebalan tubuh ikan menurun. Bila sel
leukosit yang didominasi oleh sel monosit dan limfosit maka sistem kekebalan tubuh ikan menurun dan
menyebabkan bakteri mudah masuk sehingga terjadi infeksi bakteri pada tubuh ikan.

6.

A. Suatu teknik uji positif terhadap adanya virus melalui reaksi berantai suatu primer dari sequence DNA
dengan bantuan enzym polymerase sehingga terjadi amplifikasi DNA target secara in vitro.
B.

 Denaturasi : Pemecahan DNA target dari untai ganda menjadi untai tunggal pada suhu 94°C
 Annealing : Penempelan primer kepada untai tunggal DNA. Pada suhu 56 oC, primer akan
menempel pada pangkal dan ujung dari masing-masing DNA untai tunggal yang komplementer
sehingga mengapit daerah tertentu dari sequence DNA target.
 Extention : Pemanjangan primer dg bantuan enzyme polymerase pada suhu 74 °C, sehingga
pada akhir proses akan terbentuk 2 buah DNA untai tunggal baru yang komplemen thd
sequence DNA target.

7. Melakukan ekstraksi DNA, menyiapkan master mix, mencampurkan master mix dan hasil ekstraksi
DNA, lalu di amplifikasi.

8. Pada deteksi bakteri dapat menggunakan tool diagnostik yaitu PCR, yang pertama diambil sampel
terlebih dahulu yang akan diamati menggunakan PCR lalu kemudian dilakukan pemilihan jenis
primernya. Setelah itu dilakukan ekstraksi DNA untuk mengeluarkan DNA bakteri yang tersimpan
didalam inti sel. Setelah itu dilakukan pencamuran bahan yang dilakukan menggunakan master mix.
Kemudian dilakukan amplifikasi DNA kedalam PCR melalui 3 tahapan yaitu denaturasi, annealing dan
extention. Setelah itu diambil dan diletakkan pada elektroforesis gel agarose yang selanjutnya diamati
dengan UV Tran Illuminator dan didapatkan jenis spesies bakteri yang menginfeksi ikan bisa dengan
bantuan software genbank yang berisi kumpulan sequence DNA virus maupun bakteri.

9. Pada deteksi virus dapat menggunakan tool diagnostik yaitu PCR, yang pertama diambil sampel
terlebih dahulu yang akan diamati menggunakan PCR lalu kemudian dilakukan pemilihan jenis
primernya. Setelah itu dilakukan ekstraksi DNA untuk mengeluarkan DNA virus yang tersimpan didalam
inti sel. Setelah itu dilakukan pencamuran bahan yang dilakukan menggunakan master mix. Kemudian
dilakukan amplifikasi DNA kedalam PCR melalui 3 tahapan yaitu denaturasi, annealing dan extention.
Setelah itu diambil dan diletakkan pada elektroforesis gel agarose yang selanjutnya diamati dengan UV
Tran Illuminator dan didapatkan jenis spesies virus yang menginfeksi ikan bisa dengan bantuan software
genbank yang berisi kumpulan sequence DNA virus maupun bakteri.

Anda mungkin juga menyukai