Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science), Maret 2020, hal.

37 – 44 Vol. 10 No. 1
e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X

Profil Darah pada Kucing Selama Proses Kesembuhan Luka Melalui Teknik Skin
Flaps Rotasi yang Dirawat dengan Dry Dressing dan Moist Dressing

Blood Profile of Cats during the Wound Healing Process using the Rotation Flap
with both Dry and Moist Dressing

Erwin Erwin1)*, Rusli Rusli1), Fidella Diva Jones2)


1)
Laboratorium Klinik dan Bedah Fakultas Kedokteran Hewan, Jln. Teungku Hasan Krueng Kalee
No.4, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
2)
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan, Jln. Teungku Hasan Krueng
Kalee No.4, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Abstract

The skin flap is one of the techniques employed to reconstruct defects and
close wounds. This study aims to observe the blood profile in cats during the
healing process of rotation skin flaps that were treated with a dry and moist
dressing. This study used six male cats within the age of 1-2 years old and
weighed among 2-4 kg, divided into two treatment groups. All of the specimens
were treated with the following procedure; the fur on the abdominal area was
Article history shaved and disinfectant was applied to the area between the os sacrum and os
Received: Jan 9, 2020; femur, lastly, 2 cm2 triangle wound was deliberately made on the area. The
Accepted: Mar 3, 2020 treatment of the wound was done by the rotation skin flaps method. Group 1 was
treated with sterile bandage and group 2 was treated with sofratulle®. Blood
* Corresponding author:
E-mail: samples were taken from the cephalica antebrachii vein on the 1st, 3rd, 6th, and
erwin2102@unsyiah.ac.id 12th days. The erythrocytes, hemoglobin, hematocrit, platelets, leukocytes,
neutrophils, basophils, eosinophils, monocytes, and lymphocytes were counted
DOI: https://doi.org/10.46549 by hematology analyzer. The results showed that there is a significant difference
/jipvet.v10i1.83 (P<0.05) in the increase of neutrophil levels between the group treated with
sterile kassa (P-1) and the group treated with sofratulle® (P-2). The number of
the cats’ red blood cells rose on the 3rd day and rose again on the 12th day after
the treatment with a significant difference (P<0.05) during the observation. In
conclusion, the rotation flaps treatment method with dry dressing and moist
dressing in the wound healing process affected the cats’ blood profile and the
moist dressing was preferred to the dry dressing.

Keywords: Rotation flaps; Cat; Dry dressing; Moist dressing; Blood profile

bagian tubuh lain dan masih memiliki


hubungan suplai darah dengan jaringan asal
Luka didefinisikan sebagai gangguan
(Langley-Hobbs et al., 2014). Berdasarkan
kontinuitas pada lapisan epitel kulit atau
suplai darah flaps diklasifikasikan menjadi
mukosa akibat kerusakan fisik atau termal
local skin flaps dan distance skin flaps. Local
(Dhivya et al., 2015). Luka dengan kehilangan
skin flaps dibagi menjadi rotating flaps dan
jaringan yang cukup luas membutuhkan
advancement flaps (Smith, 2010). Penutupan
jaringan penutup untuk mengatasinya. Metode
luka dengan jahitan dan dressing dapat
yang tersedia untuk menutup luka adalah
menahan luka dengan baik dan meminimalkan
dengan jahitan, perekat jaringan dengan
masuknya benda asing (Schulitz et al., 2005).
dressing, dan skin graft/skin flaps (Lawrence
Dressing merupakan bahan yang digunakan
dan Tierney, 2002). Skin flaps adalah salah satu
secara topikal pada luka (Galiano, 2007)
teknik bedah untuk menutupi luka pada kulit,
diklasifikasikan menjadi perban tradisional,
dimana flaps ditarik dari suatu bagian tubuh ke
37
Erwin et al., Profil Darah pada Kucing Selama Proses Kesembuhan Luka

biologis, dan buatan (Kamoun et al., 2017). kelompok 2 dengan perban framycetin sulfate
Salah satu produk perban tradisional seperti (Sofra-Tulle®, Pantheon UK Limited, Swidon,
kassa termasuk dry dressing (Boateng et al., UK for Sanofi-Aventis, Thailand). Kucing
2008), sedangkan moist dressing merupakan dipuasakan selama 8 jam kemudian
produk tulle grass (kassa steril) yang dipremedikasi dengan atropin sulfat 0.02-0.04
mengandung framycetin sulphate 1% (Carville, mg/kg BB SC dan kombinasi ketamin 10% 10-
2012) dengan kondisi lembab. Produk ini 40 mg/kg BB IM dan xylazine 2% 1-4 mg/kb
melindungi luka dengan menyediakan BB IM digunakan sebagai anastesi umum
lingkungan luka yang lembab (Wijaya, 2018). (Tilley dan Smith, 2005). Kucing yang telah
Kesembuhan luka secara klinis terlihat dengan memasuki tahap anastesi diposisikan lateral
bertemunya kedua tepi luka dan adanya recumbency, kemudian, dilakukan pencukuran
vaskulariasasi yang sehat pada daerah rambut dan desinfeksi. Kulit lateral abdomen
penempelan luka merupakan penentu antara os sacrum dan os femur diincisi untuk
keberhasilan teknik skin flaps (Erwin et al., pembuatan luka segitiga dengan luas 2 cm 2.
2016). Pembentukan dan perkembangan Sumber flaps semisirkuler dari kulit abdomen,
pembuluh darah baru atau angiogenesis serta undermining kemudian flaps dirotasi hingga
terdapatnya bekuan darah merupakan hal yang mampu menutupi luka. Kulit dijahit dan area
sangat berpengaruh pada proses penyembuhan flaps rotasi ditutup menggunakan perban sesuai
luka (Mast, 2000). kelompok perlakuan. Pengambilan darah
Pemeriksaan darah sebelum dan sesudah sebanyak 1 ml pada vena cephalica antebrachii
bedah menggambarkan kondisi tubuh secara dan dimasukkan ke dalam vacuum tab berisi
sistemik. Kehilangan darah setelah bedah skin antikoagulan EDTA (Furman et al., 2014).
flaps menyebabkan dehidrasi yang berpengaruh Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-0
pada gambaran eritrosit kucing. Trombosit sebelum, hari ke-3, 6, dan 12 setelah skin flaps
berperan sebagai lem biologis untuk dilakukan.
mempertautkan skin flaps, leukosit berperan
sebagai sel pertahanan untuk mengeliminasi
antigen asing dalam proses kesembuhan skin Pemeriksaan profil darah dilakukan
flaps. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati dengan menggunakan mesin penghitung
profil darah kucing selama proses kesembuhan otomatis hematology analyzer (Mindray®,
skin flaps rotasi yang dirawat dengan dry Shenzen, China).
dressing dan moist dressing. Hasil penelitian
diharapkan dapat memberi informasi mengenai Data hasil penelitian dianalisis dengan
profil darah kucing selama proses kesembuhan ANAVA multivarian menggunakan program
luka skin flaps rotasi dan perban yang baik SPSS 21.
digunakan dalam perawatan skin flaps rotasi.

Profil darah menggambarkan kondisi


Penelitian ini telah mendapat izin tubuh hewan secara sistemik sehingga menjadi
pelaksanaan penelitian dari Komisi Etik parameter dalam keberhasilan teknik skin flaps
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah (Erwin et al., 2017). Pengamatan profil darah
Kuala dengan nomor 49/KEPH/X/2019. bertujuan untuk melihat perubahan sistemik
Penelitian ini menggunakan enam ekor kucing yang terjadi setelah bedah skin flaps. Profil
lokal jantan yang dinyatakan sehat secara darah yang diamati meliputi eritrosit, leukosit,
klinis. Kucing diadaptasikan selama 2 minggu hemoglobin, hematokrit, trombosit, dan
dalam kandang individu diberi makan 2 kali diferensial leukosit selama proses kesembuhan
sehari dan air minum ad libitum. Kucing dibagi luka pada tiap-tiap hari pengamatan.
menjadi 2 kelompok perlakuan, kelompok 1
dirawat dengan perban kassa steril dan

38
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science), Maret 2020, hal. 37 – 44 Vol. 10 No. 1
e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X

Gambar 1. Hasil pengukuran hematologi kedua kelompok perlakuan selama proses kesembuhan
skin flaps rotasi pada hari ke-0, ke-3, ke-6, dan ke-12. (a) eritrosit, (b) hemoglobin, (c) hematokrit,
(d) trombosit, (e) leukosit.
dan sofratulle® (P-2) jumlah eritrosit
Jumlah eritrosit antara kelompok meningkat. Peningkatan jumlah eritrosit karena
perlakuan kassa steril (P-1) dan sofratulle® (P- hari 12 dan 24 setelah skin flaps tubuh mencoba
2) menunjukkan perbedaan yang tidak memulihkan kondisi fisiologis (Erwin et al.,
signifikan (P>0,05). Penurunan eritrosit pada 2017).
hari ke-3 dan 6 setelah skin flaps masih dalam
nilai normal. Nilai normal eritrosit kucing Jumlah hemoglobin antara kelompok
menurut Triastuty (2006), adalah 4.09- perlakuan kassa steril (P-1) dan sofratulle® (P-
8.15x106/μl. Rata-rata jumlah eritrosit P-1 2) menunjukkan perbedaan yang tidak
meningkat pada hari ke-12 setelah skin flaps signifikan (P>0,05). Rata-rata jumlah
dengan perbedaan yang signifikan (P<0,05) hemoglobin pada hari ke-3 dan ke-6 setelah
terhadap hari ke-0,3, dan 6 setelah skin flaps. skin flaps mengalami penurunan. Nilai normal
Hasil pengamatan jumlah eritrosit kedua hemoglobin kucing adalah 5.6-13.78 g/dl
kelompok terdapat pada Gambar 1a. (Triastuty, 2006). Hasil pengamatan jumlah
Jumlah eritrosit pada kedua kelompok hemoglobin pada kedua kelompok terdapat
perlakuan menurun pada hari ke-3 dan 6 setelah pada Gambar 1b.
skin flaps. Penurunan jumlah eritrosit terjadi Hemoglobin merupakan pigmen pembawa
akibat luka akut saat incisi kulit untuk skin flaps oksigen (Mc Curnin dan Bassert, 2006) yang
rotasi sehingga menyebabkan terpotongnya menjadi parameter mengukur keadaan anemia
pembuluh darah dan jaringan. Penurunan (Cunningham dan Klein, 2007). Nilai
jumlah eritrosit juga disebabkan karena fase hemoglobin berbanding lurus dengan eritrosit
inflamasi yang terjadi pada hari 3-6 setelah sehingga peningkatan jumlah hemoglobin
terjadinya luka (Erwin, 2019). Pada hari ke-12 mengindikasikan peningkatan jumlah eritrosit
antara kelompok perlakuan kassa steril (P-1) (Indrianti et al., 2015). Penurunan nilai

39
Erwin et al., Profil Darah pada Kucing Selama Proses Kesembuhan Luka

hemoglobin di bawah kisaran normal dapat pengamatan dengan perbedaan yang tidak
menyebabkan hipoksia dan diakhiri dengan signifikan (P>0,05). Nilai normal trombosit
kematian jaringan jika berlangsung dalam pada kucing adalah 86-484x103/μl (Triastuty,
jangka yang panjang (Erwin et al., 2017). 2006). Hasil pengamatan jumlah trombosit
kedua kelompok terdapat pada Gambar 1d.
Pada hari ke-3 setelah skin flaps terjadi
Persentase hematokrit antara kelompok penurunan jumlah trombosit karena trombosit
perlakuan kassa steril (P-1) dan sofratulle® (P- menuju tempat luka untuk menghentikan
2) tidak menunjukkan perbedaan yang pendarahan (Erwin et al., 2016). Jumlah
signifikan (P>0,05). Hasil pengamatan jumlah trombosit pada kelompok perlakuan kassa steril
hematokrit kedua kelompok terdapat pada (P-1) terus menurun hingga hari ke-6 setelah
Gambar 1c. skin flaps hal ini menunjukkan fase hemostasis
Persentase nilai normal hematokrit pada pada kelompok perlakuan kassa steril (P-1)
kucing adalah 15.76-36.4% (Triastuty, 2006). lebih lama dibandingkan kelompok perlakuan
Pada kelompok perlakuan kassa steril (P-1) dan sofratulle®(P-2). Namun, jumlah trombosit
sofratulle® (P-2), rata-rata jumlah hematokrit mengalami peningkatan kembali pada hari ke-
masih dalam nilai normal. Hal ini 12 setelah skin flaps. Hal ini menunjukkan
mengindikasikan hewan tidak mengalami bahwa tubuh merespon akibat terjadinya
anemia. Sesuai dengan pernyataan Erwin et al. penurunan trombosit dalam sirkulasi darah
(2017) bahwa pemeriksaan hematokrit (Keohane et al., 2015). Jumlah trombosit yang
dilakukan untuk mengidentifikasi adanya menurun kembali pada hari ke-12 setelah skin
anemia. Penurunan jumlah hematokrit kedua flaps pada kelompok perlakuan sofratulle® (P-
kelompok pada hari ke-6 setelah skin flaps 2) dikarenakan jumlah trombosit dalam
disebabkan hewan mengalami stres. Stres sirkulasi darah hewan normal selalu dalam
akibat rasa sakit setelah bedah skin flaps rotasi keadaan dinamis (Erwin et al., 2017).
yang menyebabkan penurunan nafsu makan
dan keinginan minum (Fowler, 2006). Menurut
Erwin et al., (2016) kehilangan cairan Rata-rata jumlah leukosit antara kelompok
menyebabkan penurunan nilai hematokrit. Nilai perlakuan kassa steril (P-1) dan sofratulle® (P-
hematokrit berpengaruh dalam proses 2) menunjukkan perbedaan yang tidak
penyembuhan luka, karena hematokrit signifikan (P>0,05). Pada kelompok perlakuan
mengandung oksigen. Jumlah hematokrit yang kassa steril (P-1) jumlah leukosit meningkat
tercukupi maka proses penyembuhan luka pada hari ke 3,6, dan 12 setelah skin flaps. Pada
berjalan dengan baik (Gottrup, 2004). kelompok perlakuan sofratulle® (P-2) jumlah
leukosit mengalami peningkatan pada hari ke-3
setelah skin flaps. Hari ke-6 dan 12 setelah skin
Jumlah trombosit antara kelompok flaps jumlah leukosit kembali menurun, namun
perlakuan kassa steril (P-1) dan sofratulle® (P- masih dalam kisaran nilai normal. Total
2) menunjukkan perbedaan yang tidak
leukosit normal pada kucing adalah 5.5-
signifikan (P>0,05). Jumlah trombosit antar 19.5x103/μl (Feldman et al., 2000). Hasil
kelompok perlakuan mengalami perubahan pengamatan jumlah leukosit kedua kelompok
yang berfluktuasi pada tiap-tiap hari terdapat pada Gambar 2a.

40
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science), Maret 2020, hal. 37 – 44 Vol. 10 No. 1
e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X

Gambar 2. Hasil pengukuran hematologi kedua kelompok perlakuan selama proses kesembuhan
skin flaps rotasi pada hari ke-0, ke-3, ke-6, dan ke-12. (a) leukosit, (b) neutrofil, (c) eosinofil, (d)
monosit, (e) limfosit
Peningkatan leukosit pada hari ke-3 setelah pada kelompok perlakuan kassa steril (P-1)
skin flaps akibat terdapatnya hormon kortisol di terus meningkat hingga hari ke-12 setelah skin
dalam darah. Keadaan stress menstimulasi flaps, berbeda dengan kelompok perlakuan
munculnya adrenalin yang memicu pergerakan sofratulle® (P-2) jumlah leukosit mengalami
leukosit dari MGP (Marginal Granulosit Pool) penurunan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
menuju CGP (Circulating Granulosit Pool) (Casey, 2000) fase inflamasi dapat terjadi lebih
sehingga terjadi peningkatan leukosit dalam singkat jika tidak terjadi infeksi.
sirkulasi darah. Peningkatan jumlah leukosit
sebagai bentuk fisiologis tubuh untuk
Jumlah neutrofil pada kelompok perlakuan
memfagosit antigen asing (Erwin et al., 2017).
kassa steril (P-1) dan sofratulle® (P-2)
Fase inflamasi yang berlangsung sejak
menunjukkan perbedaan yang signifikan
terjadinya luka hingga hari ke-6 menunjukkan
(P<0,05). Rata-rata jumlah neutrofil kelompok
penurunan leukosit ditandai migrasi sel leukosit
perlakuan kassa steril (P-1) mengalami
ke daerah luka (Erwin, 2019). Jumlah leukosit

41
Erwin et al., Profil Darah pada Kucing Selama Proses Kesembuhan Luka

fluktuasi. Nilai normal neutrofil adalah 35-75% Persentase eosinofil normal kucing yaitu 2-
(Feldman et al., 2000). Rata-rata jumlah 12% (Feldman et al., 2000). Kondisi eosinofilia
neutrofil kelompok perlakuan sofratulle® (P-2) seringkali terjadi pada penderita infeksi parasit
menurun pada hari ke-3, 6 dan 12 dengan (Campbell, 2004). Persentase eosinofil pada
perbedaan yang signifikan (P<0,05). Hasil kelompok perlakuan kassa steril (P-1)
pengamatan jumlah neutrofil kedua kelompok mengalami penurunan pada hari ke-3 setelah
terdapat pada Gambar 2b. skin flaps, naik kembali pada hari ke-6
Neutrofil memfagosit benda asing dan kemudian turun pada hari ke-12 setelah skin
mikroorganisme terutama bakteri pada luka flaps. Fluktuasi eosinofil disebabkan peran
(Anderson, 2001) selama tiga hari (Erwin, eosinofil terhadap respon inflamasi. Eosinofil
2019). Jumlah neutrofil akan meningkat 24 jam mampu mengatur respon inflamasi lokal dan
– 36 jam setelah terjadi luka (Primadina et al., akumulasinya di dalam aliran darah maupun di
2019). Jumlah neutrofil yang meningkat jaringan (Fulkerson dan Rothenberg, 2013).
disebabkan infeksi bakteri akut. Persentase
neutrofil pada kelompok kassa steril (P-1)
meningkat pada hari ke-3 dan 12 setelah skin Persentase monosit antara kelompok
flaps. Tidak adanya dekontaminasi yang efektif perlakuan kassa steril (P-1) dan sofratulle® (P-
memperpanjang fase inflamasi. Hal ini dipicu 2) menunjukkan perbedaan yang tidak
keberadaan mikroba selama perawatan (Guo signifikan (P>0,05). Persentase monosit normal
and Dipietro, 2010). pada kucing adalah 1-4 % (Feldman et al.,
Persentase neutrofil pada kelompok 2000). Persentase monosit kelompok perlakuan
perlakuan sofratulle® (P-2) menurun hari ke-3, sofratulle® pada hari ke-0 sebelum skin flaps
6, dan 12 setelah skin flaps. Hal ini berbeda signifikan (P<0,05) dengan hari ke-6
menunjukkan perawatan luka dengan dan 12 setelah skin flaps. Hasil pengamatan
sofratulle® mengurangi resiko infeksi. jumlah monosit pada kedua kelompok terdapat
Sofratulle® mengandung antibiotik (framycetin pada Gambar 2d.
sulphat 1%), yang dapat mengendalikan infeksi Kerusakan jaringan akibat penyayatan
sekunder (Carville, 2012). Kartika (2015) kulit flap rotasi menimbulkan reaksi
menyatakan resiko infeksi perawatan luka persembuhan luka yang diawali dengan
dengan suasana lembab relatif lebih rendah inflamasi akut (Erwin et al., 2017). Persentase
dibandingkan dengan perawatan suasana monosit kelompok perlakuan kassa steril (P-1)
kering. menurun pada hari ke-3 setelah skin flaps. Pada
hari ke-3 luka, monosit bermigrasi ke jaringan
dan berdiferensiasi menjadi makrofag (Nucera
Jumlah basofil pada kelompok perlakuan et al., 2010). Peningkatan persentase monosit
kassa steril (P-1) dan sofratulle® (P-2) tidak pada hari ke-6 dan ke-12 setelah skin flaps
ditemukan. Persentase normal basofil pada menunjukkan respon tubuh terhadap agen
kucing adalah 0-1 % (Feldman et al., 2000). infeksi (Primadina et al., 2019). Persentase
Basofil memiliki peran penting pada reaksi monosit pada hari ke-3 setelah skin flaps
alergi (Ganong, 2013), tidak ditemukan basofil kelompok perlakuan sofratulle® (P-2) tidak
menunjukan bahwa tidak terdapat reaksi alergi mengalami perubahan. Kandungan framycetin
dalam tubuh akibat perawatan skin flaps rotasi sulfate 1% pada sofratulle® dapat
dengan kassa steril dan sofratulle®. mengendalikan infeksi sekunder (Carville,
2012) sebagaimana peran monosit memfagosit
bakteri dalam penyembuhan luka (Primadina et
Persentase eosinofil antara kelompok al., 2019).
perlakuan kassa steril dan sofratulle®
menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan
(P>0,05). Eosinofil pada kedua kelompok Persentase limfosit pada kelompok
perlakuan mengalami perubahan yang perlakuan kassa steril (P-1) dan sofratulle® (P-
berfluktuasi pada tiap-tiap hari pengamatan. 2) menunjukkan perbedaan yang tidak
Hasil pengamatan jumlah eosinofil kedua signifikan (P>0,05). Persentase limfosit
kelompok terdapat pada Gambar 2c kelompok perlakuan sofratulle® (P-2)

42
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science), Maret 2020, hal. 37 – 44 Vol. 10 No. 1
e-ISSN: 2620-9403 p-ISSN: 620-939X

mengalami peningkatan pada hari ke-3,6, dan


12 setelah skin flaps dengan perbedaan
Anderson, J.M. (2001). Biological responses to
signifikan (P<0,05) antara hari ke-0 sebelum
materials. Annu. Rev. Mater. Res, 31: 81-
skin flaps dengan hari ke-6 dan 12 setelah skin
110.
flaps. Hasil pengamatan jumlah limfosit kedua
Boateng, JS., Matthews, KH., Stevens, H.N.E.
kelompok terdapat pada Gambar 2e.
and Eccleston, G.M. (2008). Wound
Peningkatan dan penurunan limfosit
healing dressings and drug delivery
berkaitan dengan respon imunitas tubuh.
systems : a review. Indian. J. Pharm. Sci,
Peningkatan jumlah limfosit pada kelompok
97 (28) : 922-923.
perlakuan kassa steril (P-1) terjadi pada hari ke-
Campbell, T.W. (2004). Mammalian
6 setelah skin flaps sedangkan kelompok
Hematology: Laboratory Animals And
perlakuan sofratulle® (P-2) jumlah limfosit
Miscellaneous Species, Philadelphia
meningkat pada hari ke-3,6 dan 12 setelah skin
Carville, K. (2012). Wound Care Manual 6th
flaps. Kartika (2015) menyatakan bahwa pada
Edition. Silver Chain Foundation, Western
keadaan lembab invasi limfosit ke daerah luka
Australia.
berlangsung lebih dini. Menurut Landen et al.
Casey, G. (2000). Modern wound dressing.
(2016), limfosit, neutrofil dan makrofag adalah
Nurs. Stand, 15(5) : 47-51.
sel yang pertama kali mencapai daerah luka.
Cunningham, J.G and Klein, B.G. (2007).
Limfosit memiliki peran dalam mengatur
Texbook of Veterinary Physiology. Ed
perilaku monosit dan makrofag pada reaksi
ke˗4. Saunders Elsivier, Missouri (US).
benda asing.
Dhivya, S., Padma, V.V and Santhini, E.
Dressing pada luka membantu proses re-
(2015). Wound dressings- a review.
epitelisasi lebih cepat, sintesis kolagen dan
Biomedicine, 5 (4) : 24-28
angiogenesis (Sujatha, 2012). Kandungan
Erwin, (2019). Ilmu Bedah Hewan Kecil. Syiah
senyawa kimia berbeda dari setiap dressing
Kuala University Press, Banda Aceh.
berpengaruh terhadap kesembuhan luka. Setiap
Erwin, Gunanti, Handharyani, E., and Noviana,
dressing memiliki kelebihan dan
D. (2017). Blood profile of domestic cat
kekurangannya, penggunaan dressing yang
(Felix catus) during skin graft recovery
tepat sesuai kondisi luka mempercepat
with different period. Jurnal Veteriner,
kesembuhan luka (Dhivya et al., 2015).
18(1): 31-37.
Dressing yang ideal untuk kesembuhan luka
Erwin, Gunanti., Handharyani, E. and Noviana,
yaitu mampu menciptakan lingkungan lembab,
D. (2016). Subjective and objective
menyerap eksudat yang berlebihan, mencegah
observation of skin graft recovery on
infeksi, mengurangi nyeri, mencegah trauma
Indonesia local cat with different periods of
lanjutan, mengontrol perdarahan dan non
transplantation time. Vet. Word, 9(5): 481-
alergic (Wijaya, 2018).
486.
Erwin, Noviana, D., Gunanti, dan Putra,
I.G.A.N.A.E. (2016). Kesembuhan skin
Perawatan skin flaps rotasi menggunakan flap h-plasty dan linear closure untuk
dry dressing dan moist dressing berpengaruh penutupan luka area lateral thoraks. Jurnal
terhadap proses kesembuhan luka. Profil Sain Veteriner, 34 (2) : 203-208.
neutrofil menunjukkan kesembuhan luka moist Feldman, B.F., Zinkl, J.G., Jain, N.C., and
dressing pada hari ke-12 sedangkan perawatan Schalm, O.W. (2000). Schalm`s Veterinary
luka dry dressing menunjukkan peradangan Hematology. Lippincot Williams &
yang berkepanjangan Wilkins, Philadelphia (US).
Fowler D. (2006). Distal limb and paw injuries.
Vet Clin North Am Small Anim Pract
Terimakasih penulis ucapkan kepada 36(4): 819-845.
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Furman, E., Leidinger, E., Hooijberg, E.H.,
Syiah Kuala. Bauer, N., Beddies, N. and Moritz, A.
(2014). A Retrospective study of 1098
43
Erwin et al., Profil Darah pada Kucing Selama Proses Kesembuhan Luka

blood samples with anemia from adult cats: Langley-Hobbs, S.J., Demetriou, J.L, and
frequency, classification, and association Landlow, J.F. (2014). Feline Soft Tissue
with serum creatinine concentration. J.Vet. And General Surgery. Saunders Elevier,
Intern. Med, 28(5): 1391-1397. New York.
Fulkerson, P. C. and Rothenberg, M. E. 2013. Lawrence, M. dan Tierney, J. (2002). Diagnosis
Targeting eosinophils in allergy, dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam).
inflammation and beyond. Nature Reviews Salemba Medika, Jakarta.
Drug Discovery, 12: 117-129 Mast, A.B. (2000). Normal Wound Healing
Galiano, R.D. (2007). Topical vascular Plastic Surgery, Indications, Operations
endothelial growth factor accelerates and Outcomes. Mosby, St Louis (US).
wound healing through increased Mc Curnin, D.M. and Bassert, J.M. (2006).
angiogenesis and by mobilizing and Clinical Textbook for Veterinary
recruiting bone marrow-derived cells. J. Technicians 6 th Ed. Elsevier, Ames (US).
Pathol, 16 (4) : 1935-1947 Nucera, S., Biziato, D. and Palma, M.D. (2010).
Ganong, W.F. (2013). Buku Ajar Fisiologi The interplay between macrophages and
Kedokteran, edisi ke-20. EGC, Jakarta angiogenesis in development tissur injury
Gottrup, F. (2004). Oxygen in wound healing and regeneration. Int.J.Dev.Biol, 55 : 495-
and infection. Word of Journal Surgery, 503.
28(3): 312-315. Primadina, N., Basori, A. dan Perdanakusuma,
Guo, S. and Dipietro, L.A. (2010). Factors D.S. (2019). Proses penyembuhan luka
affecting wound healing. J. Den. Res, ditinjau dari aspek mekanisme seluler dan
89(3): 219-229. molekuler. Qanun Medika, 3 (1) : 31-38.
Indrianti, M. D., Tana, S., dan Mardiati, S. M. Schulitz, G., Mozingo, D., Romanelli, M. and
(2015). Hematologi kelinci (Lepus sp.) Claxton, K. (2005). Wound healing and
setelah perlakuan implantasi material TIM new concepts and scientific
stainless steel aisi 316l selama 2,5 bulan. applications. Wound Repair and
Buletin Anatomi dan Fisiologi, 23(2): 85. Regeneration, 13 (4) : 1-11.
Kamoun, E.A., Kenawy, E.R. and Chen, X. Smith, K. (2010). Soft tissue surgery.
(2017). A review on polymeric hydrogel Malaysian Small Animal Veterinary
membranes for wound dressing Association, Selangor .
applications : PVA-based hydrogel Sujatha S. (2012). Recent advances in topical
dressings. Journal of Advanced Research, wound care. Indian J. Plast. Surg, 45: 87-
8(1): 218-223 379.
Kartika, R.W. (2015). Perawatan luka kronis Tilley, L. P. and Smith, F. W. K. (2011).
dengan modern dressing. Cermin Dunia Blackwell’s Five-minute Veterinary
Kedokteran, 42(7) : 546-549. Consult Canine and Feline 5th Edition.
Keohane, E.M., Smith, L.J., and Walenga, J.M. Wiley-Blackwell, London.
(2015). Rodaks's Hematology: Clinical Triastuty, F.N. (2006). Gambaran darah Kucing
Principles and Applications 5th Ed. St. Kampung di Daerah Bogor. Skripsi.
Louis. Elsevier Fakultas Kedokteran Hewan. Institut
Landen, N.X., Li, D., and Stahle, M. (2016). Pertanian Bogor. Bogor.
Transition from inflammation to Wijaya, I.M.S. (2018). Perawatan Luka
proliferation : a critical step during wound Dengan Pendekatan Multidisiplin.
healing. Cellular and Molecular Life Sci, Penerbit Andi, Yogyakarta.
73(20): 3861-3885.

44

Anda mungkin juga menyukai