Anda di halaman 1dari 6

JSV 32 (2), Desember 2014 JURNAL

SAIN VETERINER
ISSN : 0126 - 0421

Kadar Kolesterol pada Kambing Bligon Selama Siklus Estrus


Cholesterol Levels In Bligon Goats During Estrous Cycle
1 1
Nadia Kartikasari , Risa Ummami
1
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email: risafarindi@gmail.com

Abstract

The study was aimed to assess the status of cholesterol levels during the estrous cycle in goats. The present
study was conducted by using 4 female cycling bligon goats (Capra hircus), aged 2-3 years, weighed 27-45 kgs,
and clinically healthy and Venous blood sampling was done on days 1 (estrus), 3-4 (early luteal), 10-16 (late
luteal), 17-20 (proestrus) using a syringe and collected in tubes containing lithium heparin. Plasma was
separated by centrifugation, put into 1.5 ml Eppendorf tube and stored at a temperature of -20° C until analysis
performed. Cholesterol levels were measured by using spectrophotometric method. Cholesterol concentrations
during the estrous cycle were analyzed by General Linear Model Repeated Measure. The average of cholesterol
levels in bligon goats is 52.20 ± 11.11 – 64.50 ± 18.46 mg/dl. The results showed that the concentration of
cholesterol was between phases during the estrous cycle was not significantly different (P>0.05). However, there
was a decreasing tendency of cholesterol concentration at the early luteal phase (52.20 mg/dl) and at the late
luteal (53.19 mg/dl) compared to the levels at the follicular phase (65.50 mg / dl at estrus and 59.22 mg / dl at
proestrus ). It can be concluded that the plasma level of cholesterol does not change significantly during the
estrous cycle.

Key words : cholesterol, bligon goats, estrous cycle, early luteal, late luteal

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status kadar kolesterol selama siklus estrus pada kambing Bligon.
Pada penelitian ini digunakan kambing bligon (Capra hircus) sebanyak 4 ekor, berumur 2-3 tahun, berat badan
27-45 kg, berjenis kelamin betina, secara klinis sehat, tidak bunting, dan memiliki siklus estrus normal.
Pengambilan sampel darah sebanyak 5 ml dilakukan pada hari ke 1 (estrus), 3-4 (luteal awal), 10-16 (luteal
akhir), dan 17-20 (fase proestrus) dari vena jugularis dengan menggunakan spuit dan ditampung pada tabung
berisi lithium heparin. Plasma dipisahkan dengan cara sentrifugasi, dimasukkan ke dalam Ependorf ukuran 1,5
ml dan disimpan pada temperatur -20° C sampai analisis dilakukan. Kadar kolesterol diukur dengan metoda
spektrofotometrik. Perbedaan kadar kolesterol selama siklus estrus dianalisis dengan menggunakan metode
General Linear Model Repeated Measure. Perbedaan dinyatakan signifikan jika P < 0,05. Rerata kadar
kolestrol pada kambing bligon pada penelitian ini berkisar antara 52,20 ± 11,11 - 64,50 ± 18,46 mg/dl. Hasil
analisis data dengan Repeated Measure menunjukkan bahwa konsentrasi kolesterol antar fase selama siklus
estrus tidak berbeda nyata (P>0,05). Namun demikian, terlihat adanya kecenderungan kadar kolesterol yang
lebih rendah pada fase luteal awal ( 52,20 mg/dl) dan fase luteal akhir (53,19 mg/dl) jika dibandingkan dengan
kadar kolesterol pada fase folikuler (65,50 mg/dl) saat estrus dan (59,22 mg/dl) saat proestrus. Berdasarkan hasil
penelitian ini, dapat disimpulkan, bahwa kadar kolesterol dalam plasma tidak mengalami perubahan yang nyata
selama siklus estrus.

Kata kunci : kolesterol, kambing bligon, siklus estrus, luteal awal, luteal akhir

162
Nadia Kartikasari, dan Risa Ummami

Pendahuluan hati atau memudahkan penimbunan di dalam darah


(Hull, 1996). Kolesterol dibutuhkan untuk
 Kebutuhan masyarakat akan protein hewani membangun dan memelihara membran sel yang
senantiasa mengalami peningkatan dengan membuat derajat membran yang bersifat cair dapat
bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. melekat (Anonim, 2010).
Meskipun pertumbuhan produksi ternak sudah Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh
cukup menggembirakan, namun secara makro masih Tarumi et al. (1988), kadar kolesterol dalam serum
belum terpenuhinya kebutuhan dalam negeri, berubah selama masa kebuntingan dan selama
khususnya produksi daging dan susu dengan hasil siklus estrus. Kadar kolesterol dalam serum pada
olahannya (Ayuningsih, 2007). Kambing memberi manusia (Oliver and Boyd, 1955), anjing (Tietz et
sumbangan bagi kesehatan dan gizi berjuta-juta al., 1967), dan tikus (Hunter, 1970) meningkat
penduduk di berbagai negara berkembang. Kambing selama masa kebuntingan seiring dengan kadar
bernilai sebagai penghasil daging, susu, kulit dan estrogen yang meningkat mendekati pertengahan
serat (Devendra and Burns, 1994). sampai akhir kebuntingan, sementara itu pada kera
Perhatian dan penelitian kambing di berbagai (McSherry et al., 1977) dan kelinci (Zilversmit et al.,
daerah tropis dan subtropis meningkat tajam dalam 1972) kadar kolesterolnya menurun. Pada sapi,
kurun waktu 10 tahun belakangan ini (Devendra and konsentrasi kolesterol dan protein lebih rendah
Burns, 1994). Apabila kita tinjau dari sejarah selama fase non luteal (Killian et al., 1989).
peternakan kambing di dunia, perkembangannya Menurut Juma et al. (2009), konsentrasi total
tidak sepesat peternakan domba. Meskipun protein, total kolesterol dan albumin pada kambing
demikian, kambing merupakan salah satu hewan meningkat selama masa kebuntingan, kemudian
yang paling tua yang berhasil didomestikasi oleh berkurang minggu pertama setelah proses kelahiran.
manusia (Murtijo, 1992). Sampai saat ini status kolesterol dalam darah
Kolesterol tidak hanya berasal dari makanan kambing Bligon selama siklus estrus belum pernah
yang kita makan, tetapi juga diproduksi dalam hati. dilaporkan.
Sulit untuk meramalkan perubahan kadar kolesterol Bertitik tolak dari wacana di atas, maka dalam
darah hanya dengan mengurangi konsumsi penelitian ini dilakukan kajian mengenai kadar
kolesterol, sebab apabila jumlah yang dikonsumsi kolesterol dalam darah pada kambing Bligon betina
dalam makanan dikurangi, maka hati akan yang memiliki siklus estrus. Penelitian ini bertujuan
meningkatkan produksinya (Heslet, 1991). Cara untuk mengkaji status kadar kolesterol selama siklus
lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol dalam estrus pada kambing bligon yang secara klinis sehat
serum tidak diketahui dengan jelas, akan tetapi dan memiliki siklus estrus normal. Hasil penelitian
lemak jenuh memungkinkan peningkatan absorbsi ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
kolesterol dalam makanan atau mengurangi sekresi status fisiologis kadar kolesterol pada kambing
dalam feses. Lemak jenuh memungkinkan bligon betina selama siklus estrus.
merangsang produksi kolesterol berlebihan dalam

163
Kadar Kolesterol Pada Kambing Bligon Selama Siklus Estrus

Materi dan Metode dibawa ke pejantan tertentu. Arthur (1975)


menambahkan bahwa hewan yang estrus pada
Pada penelitian ini digunakan kambing Bligon umumnya mau dinaiki pejantan.
(Capra hircus) sebanyak 4 ekor berumur 2-3 tahun, Pengambilan sampel plasma darah dalam 2
berat badan 27–45 kg yang berjenis kelamin betina. siklus estrus dilakukan 15 kali. Dalam satu siklus
Kambing tersebut dipelihara di kandang kambing estrus, pengambilan sampel darah dilakukan pada
Fakultas Peternakan UGM. Selama 2 bulan (2 siklus hari ke 1 (estrus), 3-4 (luteal awal), 10-16 (luteal
estrus) dengan menggunakan kambing yang sehat. akhir), dan 17-20 (proestrus). Pengambilan sampel
Penelitian ini dilakukan pada September-Oktober plasma darah dilakukan pada vena jugularis
2008. Sebelum penelitian, kambing diadaptasikan sebanyak 5 ml dengan menggunakan spuit.
selama satu minggu. Pada masa adaptasi, kambing Selanjutnya, ditampung pada tabung vakum berisi
dipantau kesehatannya, yang meliputi adaptasi lithium heparin . Plasma dipisahkan dengan cara
dengan lingkungan, pemeriksaan fisik dan disentrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 10
pemeriksaan feses. Kambing dinyatakan siap untuk menit, kemudian, semua sampel disimpan dalam
penelitian pada saat kondisi fisik sehat, bebas cacing Ependorf 1,5 ml pada temperatur -20° C sampai
dan sudah terbiasa dengan peneliti. Selama dengan pemeriksaan kolesterol dilakukan.
penelitian berlangsung, kambing diberi pakan 2 kali Prinsip kerja pemeriksaan kolesterol, yaitu
sehari (pagi dan sore) dan minum satu kali sehari. dengan meneteskan sampel pasien ke bagian atas
Pemeriksaan kolesterol dalam plasma dianalisis di slide dan didistribusikan oleh spreading layer
Laboratorium Patologi Klinik RS Dr. Sardjito, (lapisan penyebar) ke underlying layer (lapisan
Yogyakarta dengan menggunakan alat Ortho dasar). Surfactant TX 100 dapat membantu
Analyze Chemistry, model Synchron CX7 (Bekman memisahkan kolesterol dan ester kolesterol dalam
Coulter, United Kingdom). Kit yang digunakan kompleks lipoprotein yang terdapat dalam sampel.
untuk pengukuran kadar kolesterol adalah VITROS Proses hidrolisis ester kolesterol menjadi kolesterol
Chemistry Kit Chol Slides. dikatalisasi oleh ester kolesterol hidrolase.
Selain berdasarkan tanda-tanda estrus secara Kemudian, kolesterol bebas akan mengalami
fisik juga dilakukan deteksi estrus secara biologis oksidasi ke bentuk kolesterol dan hidrogen
dengan cara mendekatkan seekor kambing jantan. peroksidase. Pada akhirnya hidrogen peroksidase
Pengambilan sampel darah mulai dilakukan saat mengoksidasi leucodye sehingga menghasilkan
tanda-tanda estrus muncul dan dianggap sebagai hari warna. Kadar kolesterol pada sampel ditentukan
1 pengambilan sampel. Menurut Smith and berdasarkan spektrum cahaya spektrofotometri yang
Mangkoewidjojo (1988), estrus pada kambing tidak diukur pada panjang gelombang 540 nm setelah
sulit diketahui, tanda-tanda yang pada umumnya waktu inkubasi selesai (± 5 menit)
muncul adalah mengembik dan mengibas-ngibaskan Hasil pemeriksaan kolesterol total disajikan
ekor. Kambing jantan dan betina dapat dipisahkan dalam bentuk rerata dan standar deviasi. Perbedaan
satu sama lain, jika sedang estrus, betina kemudian kadar kolesterol selama siklus estrus dianalisis

164
Nadia Kartikasari, dan Risa Ummami

dengan General Linear Model Repeated Measure. 137,00 - 275,00 mg/dl, 80,00 - 170,00 mg/dl, dan
Perbedaan dinyatakan signifikan jika P<0,05. 170,00 - 328,00 mg/dl (Mitruka, 1981). Demikian
pula, Boyd (2009) melaporkan, bahwa level normal
Hasil dan Pembahasan kolesterol pada kambing dan domba masing-masing
sebesar 64,60 - 136,40 mg/dl dan 44,10 -90,10
Sebagaimana yang termaksud dalam Tabel 1, mg/dl, sedangkan pada anjing, kucing, kuda, dan
rerata kadar kolestrol pada kambing Bligon dalam babi berturut-turut sebesar 115,60 - 253,70 mg/dl,
penelitian ini adalah + 52,20 - 64,50 mg/dl. Level 71,30 - 161,20 mg/dl, 70,90 - 141,90 mg/dl, dan
kolesterol ini kurang lebih sepadan dengan level 81,40 - 134,10 mg/dl. Sebagaimana termaktub
kolesterol pada kambing dan domba sebesar 55,00 - dalam Tabel 1, pada kambing 2 ditemukan adanya
210,00 mg/dl dan 50,00 - 140,00 mg/dl, namun level kolesterol di bawah nilai ambang batas bawah
berada pada level yang lebih rendah jika normal untuk kambing. Faktor penyebab tingkat
dibandingkan dengan level kolesterol pada babi, kolesterol yang rendah plasma kambing 2 tersebut
kucing, anjing, sapi, dan manusia, berturut-turut tidak dapat diketahui pada penelitian ini.
sebesar 76,00 - 174,00 mg/dl, 83,00 - 135,00 mg/dl,

Tabel 1. Rata-rata kadar kolesterol plasma selama siklus estrus pada kambing Bligon

Hewan Estrus Luteal Luteal Proestrus Rata -rata


awal a khir

1 85,50 57,25 51,30 56,00 62,51


2 40,50 37,00 37,50 42,40 39,30
3 65,50 53,20 56,00 69,00 60,92
4 66,50 65,30 64,00 69,50 66,32

Rata -rata 64,50 53,17 52,20 59,22


SD 18,46 11,91 11,11 12,84

Tabel 2. Hasil repeated measure kadar kolesterol selama siklus estrus pada kambing Bligon

Effect Value F Sig.


a
Pillai's Trace .948 6.041 .289
a
Wilks' Lambda .052 6.041 .289
a
Hotelling's Trace 18.122 6.041 .289
a
Roy's Largest Root 18.122 6.041 .289

165
Kadar Kolesterol Pada Kambing Bligon Selama Siklus Estrus

Analisis data dengan Repeated Measure (Tabel sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1, terlihat
2) menunjukkan bahwa konsentrasi kolesterol antar adanya kecenderungan adanya kadar kolesterol yang
fase selama siklus estrus tidak berbeda nyata lebih rendah pada fase luteal (52,20 - 53,19 mg/dl)
(P>0,05). Demikian pula, Barnett et al. (2004) jika dibandingkan dengan kadar kolesterol pada fase
melaporkan bahwa gambaran semacam ini juga folikuler (65,50 mg/dl saat estrus dan 59,22 mg/dl
ditemukan pada manusia. Namun demikian, saat proestrus).

100

90
Kadar kolesterol (mg/dl)

80

70

60

50

40
Estrus Luteal awal Luteal akhir Proestrus
Fase siklus estrus

Gambar 1. Rata-rata kadar kolesterol selama siklus estrus pada kambing bligon

Kecenderungan demikian pernah ditemukan menunjukkan adanya peningkatan kadar kolesterol


pada kambing dan sapi. Ishwar and Pandey (1994) dalam serum setelah estrus seiring dengan
mengemukakan bahwa kadar kolesterol total pada perubahan kadar progesteron. Pada anjing,
kambing Bengal hitam sangat tinggi ketika estrus progesteron dianggap sebagai salah satu faktor yang
jika dibandingkan dengan sebelum dan sesudah 48 mempengaruhi meningkatnya kadar kolesterol
jam awal fase estrus. Lebih lanjut hasil penelitian dalam serum, serum fosfolipid juga meningkat
Killian et al. (1989) pada sapi Holstein menunjukkan setelah estrus (Tarumi et al., 1988). Apa yang
bahwa kadar kolesterol selama fase luteal (87,16 ± mendasari adanya perbedaan kadar kolesterol pada
3,02 mg/dl) lebih rendah jika dibandingkan dengan kambing dan anjing perlu dikaji lebih lanjut. Pada
selama fase folikuler (90,33 ± 3,95 mg/dl). Faktor kambing Bligon tidak terjadi perubahan kadar
yang menjadi penyebab level kolesterol yang kolesterol dalam plasma secara nyata selama siklus
cenderung menurun pada fase luteal pada kambing estrus, namun terdapat kecenderungan kadar yang
Bligon ini tidak dapat diungkap dalam penelitian ini. rendah selama fase luteal dan meningkat pada fase
Namun demikian, hasil penelitian pada kambing ini folikuler.
berbeda dengan hasil penelitian pada anjing yang

166
Nadia Kartikasari, dan Risa Ummami

Daftar Pustaka superovulation. Small Ruminant Res. 13: 251-


256
Anonim (2010) Cholesterol-physiology, clinical
significance, cholesterol in plants cholesterol Juma, F.T., Maroff, N.N. and Mahmood, K.T. (2009)
liquid crystal. Cambridge Encyclopedia. Effect of Some Hormones on Reproductive
http://encyclopedia.stateuniversity. Performance and Some Serum Biocemical
com/pages/4425/cholesterol.html">cholester Changes in Syncronized Black Goats. Iraqi J.
ol- Physiology, Clinical significance, Vet. Sci. 23: 57-61
Cholesterol in plants, Cholesteric liquid
crystals</a>. Vol.15. 12 Januari 2010. Killian, G.J., Chapman, D.A., Kavanaugh, J.F.,
Deaver, D.R. and Wiggin, H.B. (1989)
Arthur, G.H. (1975) Veterinary reproduction and Changes in Phospholipids, Cholesterol and
obstetrics. Fourth Edition. The English Protein Content of Oviduct Fluid of Cows
Language Book Society and Bailliere Tindall : During The Oesterous Cycle. J. Reprod. Fert.
London 86 : 419-426.

Ayuningsih, B. (2007) Pengaruh penggunaan McSherry, C. K., Deitrick, J.E., May, P.S., Niemann,
bungkil biji kapuk terhadap kualitas dan W. and Morriessey, K.P. (1977) Biliary Lipid
kandungan asam siklopropenat susu kambing Metabolism in the Pregnant Baboon. Surg
perah peranakan Etawah. Karya Ilmiah Gynecol Obstet. 144 : 727-33.
Fakultas Peternakan, UNPAD : Sumedang.
Mitruka, B.M. (1981) Clinical Biochemichal and
Barnett, J.B., Woods., M.N ., Lamon-Fava., S., Hematologichal Reference Values in Normal
S c h a e f e r. , E . J . , M c N a m a r a . , J . R . , Experimental Animal and Normal Humans.
Spiegelman., D., Hertzmark., E., Goldin., B., Second Edition. Year Book Medical
Longcope., C. and Gorbach., S.L. (2004) Publishers. Inc : Chicago, USA.
Plasma lipid and lipoprotein levels during the
follicular and luteal phases of the menstural Murtijo, B.A. (1992) Kambing sebagai Ternak
cycle. J. Clin. Endocrinol. Metab. 89 : 776- Potong dan Perah. Kanisius : Yogyakarta.
782
Oliver, M.F. and Boyd, G.S. (1955) Plasma Lipid
Boyd, J. W. (2009) The interpretation of serum and Serum Lipoprotein Patterns During
biochemistry test result in domestic animals. Pregnancy and Puerpurium. Clin. Sci. 14: 15-
Vet. Clin. Pathol. 13: 7-14 23.

Devendra, C and Burns., M. (1994) Produksi Smith, J.B. and Mangkoewidjojo, S. (1988)
kambing di daerah tropis. Penerbit ITB: Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunakan
Bandung. hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press,
Jakarta
Heslet, L. (1991) Kolesterol. Kesain Blanc: Jakarta.
Tarumi, C ., Tamaki, T., Mori, M. and Masuda, H.
Hull, A. (1996) Penyakit Jantung, Hipertensi dan (1988). Changes of Serum Lipids during
Nutrisi. W. Ali (Penerjemah). Penerbit Bumi Estrous Cycle in the Beagle. Jpn. J. Vet. Sci.
Aksara : Jakarta. 50:874-878

Hunter, F. and Stewart, J. (1970) Free and Esterified Tietz, W.J.,JR., Benjamin, M.M. and Angleton,
Cholesterol Quantition : Human Menstrual G.M. (1967) Anemia and Cholesterolemia
Cycle, Rat Estrus Cycle and Pregnancy in the during Estrus and Pregnancy in the Beagle.
Rat. Endokrinologie 56 : 61-68. Am. J. Physiol. 212: 693-697.

Ishwar, A.K and Pandey, J.N. (1994) Blood Zilversmit, D.B., Hughes, L.B. and Remington, M.
metabolite changes in black Bengal goats (1972) Hypolipidemic effect of pregnancy in
following estrus synchronization and the rabbit. J. Lipid Res. 13: 750-756

167

Anda mungkin juga menyukai