PENDAHULUAN
1
Pada tahun 2017 Puskesmas Sememi memiliki populasi kunci (ODHA
(Orang dengan HIV/AIDS)) dampingan sebanyak 11 orang. Berdasarkan
kunjungan poli gigi Puskesmas Sememi didapatkan hasil yang rendah pada
kunjungan ke dokter gigi yakni, sebanyak 12,5% sehingga, didapatkan kesulitan
untuk mendeteksi masalah gigi dan mulut ODHA.
Pada penelitian yang sudah ada menunjukkan bahwa seseorang yang
terinfeksi HIV memiliki resiko karies lebih besar dibandingkan dengan yang tidak
terinfeksi HIV, seperti pembesaran kelenjar saliva dan penurunan fungsi dari
kelenjar saliva. Pada penderita HIV terjadi penurunan yang progresif pada CD4+
limfosit T yang dapat merubah flow saliva dan merusak sistem imun sehingga
menyebabkan peningkatan kolonisasi bakteri pada rongga mulut yang
menunjukkan bahwa bakteri kariogenik juga meningkat (Fatmawati 2011).
Karies merupakan salah satu penyakit di rongga mulut yang prevalensinya
di Indonesia masih cukup tinggi. Karies merupakan suatu penyakit infeksi pada
jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum. Karies disebabkan aktivitas
mikroba pada suatu karbohidrat yang mengalami fermentasi. Kecepatan
pembentukan asam oleh Streptococcus mutans berhubungan dengan terjadinya
karies (Fatmawati 2011).
Hal-hal tersebut diatas, mendasari kelompok kami untuk meneliti
mengenai gambaran hubungan antara infeksi HIV dengan karies pada pasien
dengan HIV-AIDS di Puskesmas Sememi.
2
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran karies pada pasien HIV-AIDS di wilayah Puskesmas
Sememi pada periode Desember 2017.
2. Mengetahui jumlah karies pada pasien HIV-AIDS di wilayah Puskesmas
Sememi pada periode Desember 2017 menggunakan indeks DMF-T
3. Mengetahui salivary flow rate pada pasien HIV-AIDS di wilayah Puskesmas
Sememi pada periode Desember 2017.