Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI MINUMAN (THE,KOPI,COCCACOLA,dan AQUA)

Mata kuliah : pengolahan Air dan Limbah industri

Dosen Pembimbing : Ir.Adil Barus, M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1. ARI WIJAYA ( 17 01 122 )

2. M. FARHAN WAHID ( 16 01 112 )

3. CICI HILMADYA ( 17 01 007 )

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK TEKNOLIGI KIMIA INDUSTRI

MEDAN

2020
KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis
akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengolahan Limbah Industri Minuman
Ringan". Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun
berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu
menyelesaikannya.

Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada
semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan makalah ini. Teman-teman Kelas II.B yang telah
memberikan semangat dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan
dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik. Semoga makalah "Pengolahan Limbah
Industri Minuman Ringan" ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan , 2 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................................................................          i

Daftar isi ......................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan

A.   Latar Belakang ....................................................................... 1

B.   Tujuan .................................................................................... 2

C.   Manfaat .................................................................................. 2

Bab II Kajian pustaka

A.   Dasar Teori ............................................................................ 3

B.   Pembahasan .......................................................................... 4

Bab III Penutup

A.   Kesimpulan ........................................................................... 14

B.   Saran .................................................................................... 16

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Industri minuman ringan merupakan industri yang pertumbuhannya di Indonesia cukup pesat. Oleh
sebab itu jika penanganan limbahnya tidak dilakukan dengan baik maka kemungkinan untuk terjadinya
pencemaran lingkungan khususnya perairan cukup besar.Tercatat pasar minuman ringan di Indonesia
senilai US$ 6,5 miliar dengan total penjualan mencapai 17,5 miliar liter. Menurut Managing Director
Head of Food and Agribusiness Research and Advisory Asia Rabobank International, John Baker,
pertumbuhan nilai penjualan industri minuman ringan ditopang penjualan pemain domestik, seperti
Sinar Sosro pada segmen teh siap minum dan Tempo Scan Pacific pada segmen minuman konsentrat.
Meski perusahaan domestik menjadi penopang pertumbuhan, pangsa pasar terbesar masih dipegang
Coca Cola dan Aqua Golden Mississippi. Sementara dominasi volume penjualan dipegang oleh Danone
Aqua melalui produk kategori minuman dalam botol. Ketua GAPMMI, Adhi S.Lukman, dalam Business
Outlook 2012, juga menyampaikan bahwa sejak beberapa tahun lalu perkembangan bisnis di bidang
makanan dan minuman terus mengalami pertumbuhan yang positif. Untuk tahun 2012, diharapkan
omzet industri makanan dan minuman akan tumbuh 8-10% atau lebih besar dari pertumbuhan tahun
2011 lalu yang mencapai 7-8%.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh realisasi beberapa investasi baru, kenaikan daya beli masyarakat
seiringpertumbuhan ekonomi nasional sra pertumbuhan jumlah penduduk dengan rata-rata growth
1,49% per tahun dalam 10 tahun terakhir ini (Data BPS). Investasi di bidang Makanan dan minuman
tahun 2011 mencapai Rp. 13,2 trilyun.

B.   Tujuan

Mengendalikan pencemaran lingkungan air yang disebabkan oleh pembuangan limbah hasil berbagai
kegiatan manusia, termasuk proses produksi yang dilakukan oleh industri.

C.   Manfaat

·         Melindungi kesehatan masyarakat

·         Menjaga kelestarian fungsi lingkungan termasuk biota air

·         Menjaga kualitas air (air tanah,air permukaan), sehingga dapat digunakan sebagai air bersih atau
air baku air minum.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.   Dasar Teori

Proses produksi minuman ringan, umumnya adalah pencampuran bahan baku sebagaigula, air, bumbu
penyedap, dan karbon dioksida serta proses pembotolannya. Industri minumanmembutuhkan air yang
berkualitas baik, yang biasanya berasal dari air tawar yang mengalami pengolahan dengan koagulasi,
flokulasi, penyaring pasir, penyaring karbon, dan resin penukar ion.Proses produksi dimulai dengan
mencampur gula dengan air dingin. Larutan siropdijernihkan dengan penambahan karbon aktif dan
bahan penyaring yang dilanjutkan dengan penyaring menggunakan alat penyaring berupa plat atau
frame filter. 

Lautan sirop kemudiandisterilisasi dengan penyinaran ultra violet. Sirop, bumbu penyedap, air, dan
karbon dioksidadiaduk, temperatus dan tekanan diatur pada kondisi tertentu, kemudian produk akhir
berupaminuman ringan dikemas dalam botol atau kaleng.

Limbah industri minuman ringan dapat berupa :

a.    Pembersihan botol dilakukan dengan menggunakan deterjen dan larutan soda kostik yangkadang-
kadang terintegrasi dalam pabrik pembuatan minuman ringan itu sendiri. Sumber limbah cair utama dari
industri minuman ringan adalah proses pencucian botol, karena pabrik minuman ini biasanya
memanfaatkan kembalibotol bekas. Sebagian besar volumedari kandungan air alkalin panas
mengandung padatan terlarut. Limbah cair berasal dariceceran atau tumpahan sirop dan cairan lainnya
selama proses pengadukan, pembotolan, dan pengalengan, pembersihan tangki, aliran pengisian bahan
baku, atau peralatan proses danlantai. Keseluruhan limbah cair ini akan mengakibatkan turunnya
kualitas air tanah yaitumeningkatnya pH, padatan tersuspensi dan BOD. 

b.    Limbah padat yang berasal dari bekas kemasan, misalnya pecahan botol, kemasan plastik yang tidak
dapat didaur ulang, sampah dari bekas kardus.

B.   Pembahasan

v  Proses Pembuatan Minuman Ringan

1.    Kategori jenis minuman pada industri terbagi menjadi beberapa jenis: AMDK (Air Minum Dalam
Kemasan) adalah air yang telah di proses, dikemas dan aman untuk diminum atau dikonsumsi secara
langsung mencakup air mineral dan demineral. Semua hal tentang minuman dalam kemasan pada SNI
01-3553-2006. Standar ini meliputi syarat mutu, cara uji, syarat lulus uji, dan syarat lainnya untuk air
minum dalam kemasan.

2.    Karbonasi merupakan minuman yang dibuat dengan mengabsorpsikan karbondioksida ke dalam air
minum. Bahan makanan dan tambahan lainnya yang ditambahkan dalam minuman ringan terdiri dari :
a.    Bahan makanan alami meliputi buah-buahan dan/atau produk dari buah-buahan, daun-daunan
dan/atau produk dari daun, akar-akaran, batang/kayu tumbuhan, rumput laut, susu dan/atau produk
dari susu.

b.    Bahan makanan sintetik meliputi sari kelapa, vitamin, stimulan.

c.    Tambahan lainnya meliputi: pemberi rasa, pemberi asam, pemberi aroma, pewarna dan pengawet,
garam.

3.    Sari buah cairan yang dihasilkan dari pemerasan atau penghancuran buah segar yang telah masak.
Pada prinsipnya dikenal 2 (dua) macam sari buah, yaitu :

a.    Sari buah encer (dapat langsung diminum), yaitu cairan buah yang diperoleh dari pengepresan
daging buah, dilanjutkan dengan penambahan air dan gula pasir.

b.    Sari buah pekat/Sirup, yaitu cairan yang dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan
dengan proses pemekatan, baik dengan cara pendidihan biasa maupun dengan cara lain seperti
penguapan dengan hampa udara, dan lain-lain. Sirup ini tidak dapat langsung diminum, tetapi harus
diencerkan dulu dengan air (1 bagian sirup dengan 5 bagian air).

4.    Isotonik merupakan minuman yang konsentrasinya sama dengan cairan tubuh. Larutan isotonik
adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama)
seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.

5.    Teh merupakan minuman yang mengandung kafein yang dibuat dengan cara menyeduh daun,
pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh
dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

6.    Kopi dan Susu merupakan minuman yang dikonsumsi karena manfaatnya untuk tubuh. Banyak
sekali manfaat hal dari minuman ini.

Proses produksi minuman ringan, umumnya dilakukan dengan mencampurkan bahan baku seperti gula,
air, bumbu penyedap, dan karbon dioksida serta proses pembotolannya. Industri minuman
membutuhkan air yang berkualitas baik, yang biasanya berasal dari air tawar yang mengalami
pengolahan dengan koagulasi, flokulasi, penyaring pasir, penyaring karbon, dan resin penukar ion.

v  Karakteristik Air Limbah

Sumber limbah cair utama dari industri minuman ringan adalah proses pencucian botol, karena pabrik
minuman ini biasanya memanfaatkan botol bekas. Proses ini dilakukan dengan menggunakan deterjen
dan larutan soda kostik yang kadang terintegrasi dalam pabrik pembuatan minuman ringan tersebut.
Selain itu, limbah cair juga dapat berasal dari ceceran atau tumpahan sirup dan cairan lainnya selama
proses pengadukan, pembotolan, dan pengalengan, pembersihan tangki, aliran pengisian bahan baku,
atau peralatan proses dan lantai.

a.    Karakteristik Fisis Limbah Cair


1. Kekeruhan

Kekeruhan dalam limbah cair disebabkan oleh tingginya kandungan padatan tersuspensi (TSS) dalam
limbah. Limbah yang dihasilkan pabrik minuman ringan memiliki tingkat kekeruhan yang cukup tinggi
tetapi kandungan bahan organiknya lebih tinggi. Beban terbesar TSS total berasal dari pencucian botol
dan pemeliharaan kebersihan pabrik yang kurang baik.

2. Warna

Warna pada limbah cair minuman ringan berasal dari penambahan sirup sebagai konsentrat pemberi
rasa. Akan tetapi, karena kadarnya cukup rendah dan seringkali bahan pewarna pun digunakan pewarna
alami yang berasal dari sari buah-buahan, maka parameter warna ini tidak terlalu menjadi masalah
dalam pengolahan limbah cair industri minuman ringan.

3. Suhu

Limbah panas yang dihasilkan berasal dari air proses pencucian botol. Perbedaan suhu yang dihasilkan
pada limbah, meskipun lebih tinggi dari air limbah dalam keadaan normal tetapi melalui proses
pendinginan secara alami dapat menurunkan suhu air limbah, sehingga tidak diperlukan suatu alat
penurun suhu mekanis.

4. Daya Hantar Listrik

Daya Hantar Listrik menyatakan banyaknya ion-ion yang terkandung dalam suatu air buangan atau air
sungai. Nilai konduktivitas pada limbah cair industry minuman ringan (limun) relatif rendah, karena
dalam proses pembuatannya sendiri tidak banyak menggunakan larutan-larutan elektrolit, sebagian
besar komposisi produk adalah air dan gula.

b.    Karakteristik Kimiawi Limbah Cair

pH : 10-12

BOD : 500 mg.l

BOD : COD : <0.4 , Maka COD : 1250 mg/l

TSS : 316,7 mg/l

Minyak dan Lemak : 19 mg/l

Beban BOD = 3 kg/m3 produk minuman yang dihasilkan


Beban padatan tersuspensi (TSS) = 1,9 kg/m3 produk minuman yang dihasilkan.

v  Dampak dari Limbah Minuman Ringan


Dalam proses pengolahan bahan baku menjadi bentuk yang siap dikonsumsi terjadi pula hasil sampingan
berupa sampah atau limbah, baik berupa cair, padat maupun gas. Hal ini wajar terjadi karena dalam
setiap perubahan dari satu bentuk materi menjadi bentuk lainnya tidak pernah terjadi perubahan yang
efisien, selalu ada sisa yang disebut limbah. Semua limbah ini akan dikembalikan ke lingkungan. Namun
jika jumlahnya sedemikian banyak maka menyebabkan pencemaran lingkungan yang berarti
mengganggu kelestarian lingkungan akibat turunnya kualitas air, tanah dan udara. Hampir sebagian
besar industri minuman ringan menyedot air tanah sebagai sumber bahan baku utama. Pengambilan air
tanah secara berlebihan dan tidak terkendali mengakibatkan antara lain :

a.    Turunnya permukaan tanah

b.    Peresapan air laut sehingga menyebabkan turunnya kualitas air tanah


Eksploitasi air tanah dalam jumlah tidak terkendali akan berpengaruh secara langsung terhadap
masyarakat sekitarnya yang menggunakan air tanah untuk keperluan sehari-hari. Dampak lain adalah
akibat limbah yang dihasilkan oleh industri minuman ringan. Limbah cair yang berasal dari proses
pencucian botol karena pabrik minuman biasanya memanfaatkan kembali botol bekas. Sebagian besar
volume dari kandungan air alkalin panas mengandung padatan terlarut. Dan juga limbah cair yang
berasal dari ceceran/tumpahan sirup dan cairan lainnya selama proses pengadukan,
pembotolan/pengalengan, pembersihan tangki, aliran pengisian bahan baku. Sumber limbah cair lainnya
berasal dari sistem pengolahan air untuk bahan baku air dan dari peralatan mesin-mesin/bengkel
berupa oli, minyak atau lemak. Keseluruhan limbah cair ini akan mengakibatkan turunnya kualitas air
tanah yaitu meningkatnya pH, padatan tersuspensi dan BOD.[5]

v  IPAL Industri Minuman PT Sinar Sosro Ungaran

Untuk contoh IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), saya memilih untuk menggunakan IPAL pada PT.
Sinar Sosro Ungaran yang terletak di Semarang sebagai contoh IPAL yang umum digunakan pada industri
minuman ringan. Berikut pengolahan limbah cair di PT. Sinar Sosro Ungaran:

a.    Pre-treatment adalah pengolahan awal limbah cair teh yang baru dibuang dari pabrik sebelum
memasuki proses tahapan utama. Pada pabrik ini, proses pre-treatment dilakukan secara anaerobic.
Berikut tahapan pengolahan awal tersebut:

1. Screen press

Alat ini digunakan untuk menyaring, menyeleksi dan membuang kotoran dan padatan, seperti sampah
pabrik, pipet, kertas, dan sebagainya dari limbah.

        2. Sump pit

Sump pit adalah bak penampung sementara limbah dari screen press yang memiliki 2 unit pompa
(influent pump) yan bertugas memompakan limbah ke bak equalisasi.
   3. Cooling tower

Limbah cair yang masuk ke bak equalisasi oleh unit ini didinginkan terlebih dahulu dengan menggunakan
cooling tower, sehingga kalor pada limbah tersebut berpindah ke udara.

  4. Bak equalisasi dan agitator

Bak ini adalah tempat homogenisasi kualitas dan kuantitas air limbah yang masuk ke dalam bak, serta
tempat untuk prosesasi difikasi melalui fermentasi. Untuk mempercepat homogenisasi digunakan
agitator. Penambahan nutrisi juga dilakukan untuk makanan bakteri, yaitu pupuk urea (sumber nitrogen)
dan pupuk super phosphate (sumber fosfat).

   5. Limbah

Limbah dari bak equalisasi di pompakan di MUR (methane Upilow reactor) setelah melalui 2 tahap yaitu
penetralan pH limbah dan tahap homogenisasi.

b.    Pengolahan Limbah secara aerobic

1.    Bak Aerasi

Limbah yang keluar dari proses anaerobic memiliki kualitas limbah yang begitu baik, sehingga bak ini
terjadi proses penyempurnaan. Limbah mengalami pengolahan oleh bakteri lumpur aerob, dimana
baktteri pengolah materi-materi sisa yang terbiodegradasi pada proses aerobic menjadi CO2 dan sel
bakteri baru.

2.    Final clarifier

Pada bak ini prosesnya adalah pengendapan dimana Activated Sludge dipisahkan dari air limbah yang
bersih, lumpur aktif yang mengendap disirkulasi ke bak aerasi, ataupun bila di perlukan disirkulasi
kembali ke bak equalisasi. Kotoran-kotoran yang melayang tersapu masuk ke bak effluent untuk di
buang, sementara itu, air limbah bersih mengalir secara overflow ke kolam indikator.

3.    Kolam indikator

Pada kolam ini diisikan dengan ikan sebagai indicator kualitas air. Setelah dialirkan ke kolom indikator,
air dibuang ke saluran pembuangan seperti selokan atau sungai. Dari proses tersebut dapat terlihat
sesuai lampiran bahwa air yang kotor dibuang kembali ke alam dalam keadaan bersih dengan proses
pengolahan yang baik.
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Dalam mengendalikan pencemaran lingkungan air yang disebabkan oleh pembuangan limbah hasil
berbagai kegiatan manusia, termasuk proses produksi yang dilakukan oleh industry dapat dilakukan
proses IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Berikut proses pengolahan limbah cair :

a.    Pre-treatment adalah pengolahan awal limbah cair teh yang baru dibuang dari pabrik sebelum
memasuki proses tahapan utama. Pada pabrik ini, proses pre-treatment dilakukan secara anaerobic.
Berikut tahapan pengolahan awal tersebut:

1. Screen press

2. Sump pit

3. Cooling tower

4. Bak equalisasi dan agitator

5. Limbah

b.  Pengolahan Limbah secara aerobic

1. Bak Aerasi

Limbah yang keluar dari proses anaerobic memiliki kualitas limbah yang begitu baik, sehingga bak ini
terjadi proses penyempurnaan. Limbah mengalami pengolahan oleh bakteri lumpur aerob, dimana
baktteri pengolah materi-materi sisa yang terbiodegradasi pada proses aerobic menjadi CO2 dan sel
bakteri baru.

2.Final clarifier

Pada bak ini prosesnya adalah pengendapan dimana Activated Sludge dipisahkan dari air limbah yang
bersih, lumpur aktif yang mengendap disirkulasi ke bak aerasi, ataupun bila di perlukan disirkulasi
kembali ke bak equalisasi.

3.    Kolam indikator

Pada kolam ini diisikan dengan ikan sebagai indicator kualitas air. Setelah dialirkan ke kolom indikator,
air dibuang ke saluran pembuangan seperti selokan atau sungai. Dari proses tersebut dapat terlihat
sesuai lampiran bahwa air yang kotor dibuang kembali ke alam dalam keadaan bersih dengan proses
pengolahan yang baik.
B.   Saran

·         Kepada industri pengolahan minuman ringan agar dapat mengurangi pencemaran perairan dengan
menerapkan proses pengolahan limbah yang baik dan benar , sehingga tercipta lingkungan yang bersih.

·         Kepada penulis agar dapat mengaplikasikan di lingkungan sekitarnya mengenai pengetahuan atau
ilmu yang telah diketahuinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://ritariata.blogspot.com/2010/01/kimia-lingkungan-dan-  pengolahan-limbah.html , dimuat pada


tanggal 10 April 2015
http://industri.kontan.co.id/news/industri-minuman-ringan-makin-    bergairah
http://informasiagroindustri.blogspot.com/2012/04/prospek-dantren-industri-minuman.html
http://www.scribd.com/doc/53322490/pembahasan-Limbah-industri-minuman-ringan

Anda mungkin juga menyukai