Anda di halaman 1dari 4

Nama : Husein Dwi Wardhana

NIM : 19509334039
Kelas : D2.2 Teknik Otomotif
Matkul : Sistem Kemudi, Rem, dan Suspensi (KRS) Teori

Hydraulic Power Steering (HPS)


Power steering adalah sebuah sistem hidrolik yang berfungsi untuk meringankan
tenaga yang dibutuhkan disaat memutar kemudi suatu kendaraan pada kecepatan rendah
lalu menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi. Pada intinya tujuan utama
dibuatnya power steering adalah untuk meringankan kemudi dan menyesuaikannya sesuai
tingkat kecepatan suatu kendaraan saat berjalan. Dengan adanya power steering,
karakteristik sistem kemudi biasa (mekanik) menjadi berubah. Sistem power steering
dikembangkan ketika daya angkut suatu kendaraan semakin besar dan diperlukan gaya
untuk membelokkan kemudinya yang semakin besar pula. Cara tersebut dapat dilakukan
dengan cara memperbesar diameter roda kemudinya. Dalam perkembangannya, power
steering tidak hanya untuk kendaraan besar saja tetapi juga untuk kendaraan kecil seperti
sedan.
Power steering memiliki sebuah booster hidrolik di bagian tengah mekanisme kemudi
supaya kemudinya menjadi lebih ringan. Disaat keadaaan normal berat putaran roda
kemudinya adalah 2-4 kg. Adapun keuntungan-keuntungan menggunakan sistem power
steering dibandingkan dengan sistem kemudi konvensional (manual), yaitu :
1. Gaya yang dibutuhkan saat memutar kemudi menjadi berkurang.
2. Dapat mengurangi kelelahan si pengemudi akibat perjalanan yang panjang maupun di
permukaan yang kasar dikarenakan gaya yang dibutuhkan lebih sedikit.
3. Pengemudiannya lebih cepat untuk efisiensi kerja kemudi.
4. Meningkatkan kenyamanan pengendara disaat berkendara.
Pada sistem power steering juga mempunyai keuntungan yang lain, yaitu disaat roda
depan mendapat kejutan secara langsung, gaya kejut bebannya akan ditahan oleh power
cylinder yang melawan beban dan mencegah kemudi dari gaya tarik apabila beroperasi
pada permukaan jalan yang kasar serta getaran pada roda depannya juga akan
menghilang. Power steering dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu Hydraulic Power
Steering (HPS) dan Electronic Power Steering (EPS). Pada power steering hidrolik terdapat
3 komponen utama, yaitu pompa power steering, control valve, dan power cylinder.
Pertama ada pompa power steering (Vane Pump) yang berfungsi untuk
membangkitkan tekanan hidrolik yang diperlukan untuk tekanan kerja. Biasanya tipe pompa
yang sering digunakan adalah tipe Vane atau Rofda Gigi. Dengan memanfaatkan putaran
mesin, pompa ini akan menghasilkan tekanan sehingga membuat volume pemompaan
sebanding dengan putaran mesin. Disamping itu, flow control valve juga akan mengatur
pengaturan jumlah minyak yang mengalir keluar dari pompa supaya selalu konstan.
Kedua ada control valve (Rotary Valve) yang berada pada steering shaft dan
berfungsi untuk mengatur arah aliran fluida bertekanan ke power silinder serta mengatur
arah fluida pada power silinder sisi satunya yang berhubungan dengan reservoir. Pada saat
steering shaft posisi normal, control valve juga akan berposisi normal sedangkan disaat
berputar maka control valve juga akan ikut berputar. Control valve dibedakan menjadi 3
(tiga) jenis, yaitu spool valve, rotary valve, dan flapper valve. Semua jenis control valve itu
akan bekerja sesuai dengan puntiran belok yang terjadi dan besarnya puntiran torsion bar.
Terakhir ada power cylinder yang berfungsi untuk menyalurkan aliran fluida ke dalam
rack and pinion atau steering gear sesuai dengan arah kemudi. Selain itu masih ada
komponen-komponen lain yang menjadi bagian dari sistem power steering hidrolik, yaitu :
1. Reservoir Tank
Komponen ini terletak di hidraulik pump dan mempunyai fungsi menampung cadangan
minyak atau oli power steering.
2. Oil Power Steering (Minyak Power Steering)
Komponen ini berfungsi sebagai media perantara tenaga dari pompa power steering ke
steering gear agar kemudi lebih ringan.
3. Selang Power Steering
Komponen ini mempunyai fungsi untuk menyalurkan minyak power steering dari pompa
ke control valve dan steering gear atau sebaliknya.
4. Steering Gear (Rack and pinion & Sector Gear)
Komponen ini mempunyai fungsi sebagai tempat reduksi tenaga pada sistem steering.
5. Steering Linkage
Komponen ini berfungsi sebagai penerus gerakan steering gear ke roda untuk
menggerakan roda agar bisa belok sesuai dengan keinginan yang dikehendaki oleh
pengemudi.

Sistem power steering hidrolik juga masih menggunakan pompa hidrolik dan piston.
Sesuai dengan namanya, power steering ini menerapkan sistem kerja hidrolis yaitu dengan
menggunakan fluida atau cairan sebagai media penggerak. Mesin akan menggerakkan
pompa untuk menyalurkan oli menuju sistem power steering. Power steering ini memang
membutuhkan banyak cairan untuk mengoperasikannya, akan tetapi dapat membuat mobil
lebih bertenaga. Cara kerja power steering hidrolik :
 Pada Saat Posisi Steering Wheel Kondisi Lurus
Disaat posisi steering wheelnya lurus, maka posisi rotary valvenya juga akan lurus atau
netral lalu right pressure chamber dan left pressure chambernya akan tertutup. Hal itu
menyebabkan fluida mengalir melalui control valve ke saluran pembebas (relief port) dan
kembali lagi ke pompa power steering. Pada saat itu juga tidak terbentuk tekanan
sehingga membuat piston tidak bergerak dan pinion gearnya tetap pada posisinya serta
roda dalam kondisi lurus.
 Pada Saat Posisi Steering Wheel Berbelok
Disaat steering wheel berputar ke salah satu arah, maka akan diteruskan ke steering
column dan steering mainshaft akan berputar sehingga control valve pada rotary valve
ikut bergerak membuka salah satu pressure chamber sesuai arah steering mainshaftnya.
Power steering hidrolik ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya
antara lain :
- Memiliki kekuatan yang besar.
-Di pasaran harganya lebih murah dibandingkan dengan power steering elektronik.
-Tidak rentan terhadap air.
-Komponen-komponennya bisa tahan lama >5 tahun.
-Durabilitasnya lebih baik dibandingkan dengan power steering elektronik.
-Lebih kuat dan bertenaga.
Untuk kekurangannya antara lain :
-Mesin lebih terbebani sehingga membuat bahan bakar lebih boros.
-Selang oli pada sistem hidrolis bisa bocor dan menyebabkan kerusakan.
-Kinerjanya kurang efektif.
-Lebih sulit untuk dirawat dibandingkan dengan power steering elektronik.
-Masih mengandalkan banyak cairan oli.
Maka dari itu, banyak mobil-mobil jaman sekarang yang masih mengandalkan power
steering hidrolik, seperti Mitsubishi All New Triton, Mitsubishi All New Pajero Sport, Toyota
Fortuner, dan Toyota Kijang Innova Reborn. 

Daftar Pustaka

Ariwibowo, B., & Suharmanto, A. (2014). Perangkat Lunak Berbasis Multimedia Sebagai
Media Pembelajaran Pada Kompetensi Dasar Memahami Sistem Kemudi Dan Power
Steering. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 14(2).

Rohmansah, T. (2012). Modifikasi Sistem Kemudi Manual menjadi Sistem Kemudi Power
Steering.

Artika, K. D., Syahyuniar, R., & Priono, N. (2017). Perancangan Sistem Kemudi Manual
Pada Mobil Listrik. ELEMEN: JURNAL TEKNIK MESIN, 4(1), 01-06.
Wijaya, W., & Dewanto, J. (2003). Karateristik Perolehan Gaya Dorong Power Steering
Pada Sistem Kemudi Kendaraan. Jurnal Teknik Mesin, 5(1), 16-21.

Anonim (1994). Training Manual Chasis Group, Jakarta : Penerbit PT. Toyota-Astra Motor.

Anonim (tt). Step 2 Materi Pelajaran Chassis Group, Jakarta : Penerbit PT. Toyota-Astra
Motor.

Anonim (2004). N-Step Step 2 Chasis Training Materials Text, Jakarta : Penerbit PT.
NISSAN.
Manual New Step 2 Toyota-Steering System.

Anda mungkin juga menyukai