Anda di halaman 1dari 3

Mengapa Musim Pancaroba Membuat Kita Lebih Rentan Terkena Penyakit?

“Musim pancaroba identik dengan perubahan suhu drastis secara tiba-tiba dan kelembaban
yang bervariasi. Hal-hal ini menyebabkan perubahan pada daya tahan tubuh sehingga manusia
menjadi lebih rentan terkena penyakit.”

Negara tropis seperti Indonesia memiliki musim pancaroba yaitu peralihan antara musim panas
dan musim hujan yang identik dengan perubahan suhu dan cuaca secara drastis dan cepat.
Musim pancaroba meningkatkan kerentanan manusia untuk terkena beberapa penyakit
tertentu seperti influenza, infeksi saluran pernapasan akut, dan demam berdarah dengue. Hal
ini disebabkan karena beberapa faktor seperti perubahan pada gaya hidup dan perilaku,
peningkatan penularan kuman, penurunan daya tahan tubuh dan penurunan kadar vitamin D
serta melatonin.

Perubahan gaya hidup dan perilaku

Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang menghabiskan waktunya di dalam


ruangan dengan ventilasi yang tertutup pada cuaca dingin. Kuman seperti virus dan bakteri
lebih mudah untuk menular pada ruangan dengan ventilasi yang kurang baik. Selain itu
perubahan suhu drastis dari dingin ke panas dan sebaliknya, membuat daya tahan tubuh
menurun. Penurunan aktivitas fisik yang timbul akibat ketidakpastian cuaca juga berperan
dalam penurunan daya tahan tubuh.

Tingkat penularan kuman

Beberapa kuman memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi pada suhu dan kelembaban
tertentu. Bakteri penyebab diare sepeti E. coli lebih mudah berkembang biak pada kelembaban
rendah sementara virus influenza lebih lama bertahan di udara pada suhu rendah dan
kelembaban tinggi. Virus dengue yang penularannya melalui nyamuk juga umumnya mengalami
peningkatan karena genangan air yang timbul setelah hujan. Dengan kata lain, musim
pancaroba memberikan lingkungan yang pas bagi berbagai jenis kuman untuk berkembang biak
karena kelembaban dan suhu yang bervariasi serta faktor lingkungan.
Penurunan daya tahan tubuh

Beberapa penelitian menunjukkan penurunan kadar sel darah putih yang berfungsi untuk daya
tahan tubuh pada cuaca dingin. Semetara itu infeksi saluran pernapasan akut lebih sering
terjadi pada kelembaban rendah karena saluran pernapasan menjadi kering sehingga
kemampuan alami tubuh untuk mengeluarkan kuman terhambat.

Kadar vitamin D dan melatonin

Vitamin D dan melatonin merupakan komponen yang vital dalam produksi sel darah putih.
Vitamin D membutuhkan paparan sinar UV, yang dapat ditemukan pada sinar matahari,
sebelum dapat digunakan oleh tubuh. Perlu diingat juga bahwa kadar hormon melatonin
dipengaruhi oleh siklus gelap-terang sehingga rendahnya durasi atau paparan sinar matahari
menyebabkan kadar vitamin D dan melatonin yang cenderung rendah.

Langkah-langkah untuk menjaga daya tahan tubuh

1. Pastikan status hidrasi tubuh dan keseimbangan nutrisi tetap terjaga


2. Usahakan untuk tetap mendapat paparan sinar matahari, namun apabila tidak
memungkinkan, bisa mencoba untuk konsumsi suplemen yang sesuai seperti vitamin C
atau vitamin D
3. Gunakan alat pelembab udara pada hari dengan cuaca panas dan usahakan ventilasi
tetap baik pada cuaca dingin
4. Usahakan untuk tetap beraktivitas fisik meskipun cuaca dingin atau hujan, misalnya
dengan senam di dalam ruangan

Jangan lupa untuk selalu terapkan gaya hidup sehat sedari dini untuk mencegah datangnya
penyakit yang tidak diinginkan.

Referensi

1. Fares, A. (2013). Factors Influencing the Seasonal Patterns of Infectious Diseases.

International Journal of Preventive Medicine, 4(2), 128–132.


2. Kosasih, H., Roselinda, null, Nurhayati, null, Klimov, A., Xiyan, X., Lindstrom, S.,

Mahoney, F., Beckett, C., Burgess, T. H., Blair, P. J., Uyeki, T. M., & Sedyaningsih, E. R.

(2013). Surveillance of influenza in Indonesia, 2003–2007. Influenza and Other

Respiratory Viruses, 7(3), 312–320. https://doi.org/10.1111/j.1750-2659.2012.00403.x

Anda mungkin juga menyukai