Script 3:
Moderator Salam pembuka
“Hello warga Penjaringan Citii, Kembali bersama saya Dok BusAngga
dari PKC penj di Talkshow Online <nama acara?>”
Moderator Perkenalan
“Mari kita sambut narasumber hari ini, dr Heri “Sporty” Khi dari PKC
Penjaringan yang akan menjelaskan dan menjawab pertanyaan
seputar COVID 19”
Narsum Salam
“Selamat pagi Dok BusAngga, selamat pagi warga Penjaringan Citi
yang datang hari ini, jangan lupa untuk cardio training 30 menit
sehari di rumah setiap harinya, Salam Olahraga”
Moderator Mulai topik
“Tempo hari kita sudah mengupas tuntas tetang COVID, stigma sosial
akibat COVID, dan fenomena New Normal yang sedang hot di
masyarakat. Hari ini topiknya gak kalah menarik karena kita akan
membahas tentang apa yang mesti dilakukan kalau seandainya, amit-
amit nih ya, ada orang yang kita kenal dinyatakan positif COVID.
Langsung saja dr Heri bisa coba jelaskan kapan sih seseorang dibilang
positif COVID?”
Definisi COVID positif
Narsum “Jadi menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, seseorang
dinyatakan positif COVID-19 kalau hasil uji swabnya bisa positif. Hasil
rapid test tidak bisa jadi patokan diagnosis karena bisa saja negatif
palsu atau positif palsu.”
Moderator Respon, Tanya soal jenis uji untuk diagnosis COVID
“Uji swab itu apa ya dok? Selain swab kan ada yang lebih cepet tuh
kalau gak salah namanya rapid test. Bedanya apa ya dok?”
Narsum Rapid test dan swab
“Alat uji COVID yang hasilnya cepat tapi kurang akurat, kita sebut
sebagai rapid test sedangkan uji yang untuk menegakkan diagnosis
disebut uji swab.“
Moderator Respon, nanya
“Kenapa akurasinya bisa beda ya dok? Berarti cara kerjanya beda
ya?”
Narsum “Rapid test ini cara kerjanya mendeteksi antibodi terhadap virus Sars-
Cov-2. Proses pembentukan antibodi bisa memakan waktu 1 minggu
atau lebih makanya kalau rapid test negatif, perlu diulang 1 minggu
kemudian. Selama periode ini, sebaiknya karantina di rumah sendiri
karena masih ada kemungkinan negatif palsu.
Kalau rapid test kedua negatif lagi, kemungkinan besar bukan COVID.
Tapi kalau pasiennya ada gejala infeksi saluran pernapasan seperti
batuk, pilek, demam suhu 38, atau sesak, perlu disusul dengan uji
swab.
Hasil rapid test positif juga perlu disusul swab, tentunya jangan lupa
karantina mandiri dan jaga jarak 1 meter dengan orang terdekat,
karena hasil rapid test juga bisa positif palsu.
Hal ini terjadi karena antibodi yang terbentuk oleh Coronavirus lain
juga terdeteksi oleh alat rapid test, jadi misalnya nih dok Angga abis
sembuh dari flu biasa, terus ternyata flu nya karena jenis Coronavirus
yang lain, hasil rapid test dok Angga bisa jadi positif meskipun dok
Angga bukan kena COVID.”
Moderator Respon
“Wah saya pasti panik sih kalau saya gak tau apa-apa. Terus kenapa
diagnosis COVID mesti dari swab tenggorok ya dok? ”
Narsum “Swab itu mengambil virusnya langsung dengan cara mengusapkan
kapas di dinding tenggorokan, virus yang menempel di kapas
tersebut diteliti untuk melihat jenisnya. Kalau jenis virusnya SARS-
CoV-2 maka sudah pasti orang tersebut positif COVID.
Lanjutkan yaaw :D
Script 2:
Scrpt 3: