OKSIGENASI
Disusun Oleh :
3B LAMONGAN
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh dan harus selalu dipenuhi dengan segera.
Tanpa adanya oksigen yang cukup, sel dalam tubuh akan mengalami kerusakan bahkan
kematian. Sebagai contoh organ otak. Otak adalah suatu organ yang sensitive akan
kurangnya oksigen. Otak mampu menoleransi kurangnya oksigen dalam jangka waktu
tiga sampai lima menit. Apabila lebih dari itu, sel otak akan mengalami kerusakan secara
permanen (Haswita & Sulistyowati, 2017).
Kurangnya oksigen dalam tubuh juga dapat menyebabkan penurunan berat badan.
Tubuh akan sulit berkonsentrasi karena proses metabolism terganggu akibat kurangnya
suplai oksigen dalam darah yang akan mengedarkan makanan ke seluruh tubuh,
akibatnya nafsu makan berkurang dan berat badan mengalami penurunan. Hal ini
membuktikan bahwa oksigen berperan penting dalam proses metabolism dan
kelangsungan hidup manusia (Iqbal, 2008).
Sumbatan pada jalan nafas merupakan salah satu gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen asi yang menduduki peringkat pertama pemicu kematian terbesar
yang masih dapat diatasi dengan berbagai cara. Penolong harus bisa menganalisis gejala
dan tanda adanya sumbatan jalan nafas dan mampu memberikan pertolongan segera
dengan atau tanpa alat bantuan (Mancini & Gale, 2011).
Namun pada studi kasus ini penulis melakukan fisioterapi dada dengan melihat
keadaan pasien yang tidak bisa melakukan batuk efektif dikarenakan terdapat luka post
operasi laparatomi hari ke IV, terpasang kantong kolostomi, terdapat suara nafas
tambahan ronchi pada paru sebelah kiri atas dengan frekuensi pernafasan 30x/menit.
Indikasi dilakukannya fisioterapi dada secara umum adalah pada pasien dengan sumbatan
jalan nafas, terutama sekret (Hidayat & Uliyah, 2013).
2. Tujuan
a. Penulis mampu mendeskripsikan problem keperawatan beupa gangguan oksigenasi
b. Penulis mampu mendeskripsikan prosedur tindakan oksigenasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
a. Ventilasi
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi sehingga
terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan napas yang bersih, sistem saraf pusat dan
sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan
berkontraksi dengan baik, serta komplian paru yang adekuat.
b. Pertukaran Gas di alvoli
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah difusi
oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul
dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan
rendah. Proses ini berlangsung di alveollus dan membran kapiler dan dipengaruhi oleh
ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.
c. Transport Oksigen
Tahap ketiga pada proses pernafasan adalah transport gas-gas pernafasan pada proses
ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbondioksida diangkut dari
jaringan kembali menuju paru.
• Transport O2
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan Hb dan diangkut
keseluruh jaringan dalam bentuk oksihemmoglobin (HbO₂), dan sisanya terlarut
dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah oksigen yang
masuk dalam ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas
darah yang membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O₂ dalam plasma,
jumlah hemoglobin dan ikatan oksigenasi dengan hemoglobin.
• Transport CO 2
Karbondioksida sebagai hasil metabolisme sel terus menerus produksi dan
diangkut menuju paru dalam 3 cara:
a. Sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam
bentuk bikarbonat
b. Sebanyak 23% karbondoksida berikatan dengan Hb membentuk
karbaminohemoglobin
c. Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam
bentuki asam karbonat.
d. Respirasi seluler
a) Fisiologi ventilasi paru
Masuk dan keluarnya udara antara atmosfer dan alveoli paru. Pergerakan udara
ke dalam dan keluar paru disebabkan oleh: 1. Tekanan pleura : tekanan cairan
dalam ruang sempit antara pleura paru dan pleura dinding dada. Tekanan pleura
normal sekitar -5 cm H2O, yang merupakan nilai isap yang dibutuhkan untuk
mempertahankan paru agar tetap terbuka sampai nilai istirahatnya. Kemudian
selama inspirasi normal, pengembangan rangka dada akan menarik paru ke arah
luar dengan kekuatan yang lebih besar dan menyebabkan tekanan menjadi lebih
negatif (sekitar -7,5 cm H2O). 2. Tekanan alveolus : tekanan udara di bagian
dalam alveoli paru. Ketika glotis terbuka dan tidak ada udara yang mengalir ke
dalam atau keluar paru, maka tekanan pada semua jalan nafas sampai alveoli,
semuanya sama dengan tekanan atmosfer (tekanan acuan 0 dalam jalan nafas)
yaitu tekanan 0 cm H2O. Agar udara masuk, tekanan alveoli harus sedikit di
bawah tekanan atmosfer. Tekanan sedikit ini (-1 cm H2O) dapat menarik sekitar
0,5 liter udara ke dalam paru selama 2 detik. Selama ekspirasi, terjadi tekanan
yang berlawanan. 3. Tekanan transpulmonal : perbedaan antara tekanan alveoli
dan tekanan pada permukaan luar paru, dan ini adalah nilai daya elastis dalam
paru yang cenderung mengempiskan paru pada setiap pernafasan, yang disebut
tekanan.
3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen
a. Faktor fisiologi
• Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti pada anemia.
• Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti pada obstruksi saluran
nafas bagian atas.
• Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2
terganggu. - Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu
hamil, luka, dan lain-lain.
• Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, penyakit kronik TB paru.
b. Faktor perkembangan
• Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan. –
• Bayi dan toddler : adanya risiko saluran pernafasan akut
• Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.
• Dewasa muda dan pertengahan : Diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
• Dewasa tua : Adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun
c. Faktor Perilaku
• Nutrisi: Misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.
• Exercise: exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
• Merokok: Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
• Alkohol dan obat-obatan : Menyebabkan intake nutrisi/ Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat
pernafasan.
• Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
d. Faktor Lingkungan
• Tempat kerja (polusi)
• Suhu lingkungan
• Ketinggian tempat dari permukaan laut
4. Macam – macam cara pemberian oksigen
a. Nasal kanul
Menurut Suparmi dalam Liberty (2018), nasal kanul adalah alat sederhana yang
sering digunakan untuk menghantarkan oksigen. Pemberian O2 sistem aliran rendah
ini ditujukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu bernafas dengan
pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan
kecepatan pernafasan 16– 20 kali permenit dengan kecepatan aliran 1–6 liter/menit
serta konsentrasi 22–44%, dengan cara memasukkan selang yang terbuat dari plastik
ke dalam hidung hanya berkisar 0,6–1,3 cm dan mengaitkannya di belakang telinga
(Kusnanto,2016).
Alat dan bahan pemberian oksigen nasal kanul :
a) Tabung oksigen (O2) lengkap dengan manometer.
b) Pengukur aliran flow meter dan humidifier.
c) Kanul nasal.
d) Selang oksigen.
e) Plester / pita.
Prosedur pelaksanaan
Langkah-langkah :
Teknik non-rebreathing oxygen mask (NRM) yang benar meliputi pemasangan selang
ke sumber oksigen, memastikan kantung reservoir mengembang, dan memastikan
terdapat katup satu arah yang berfungsi baik. Ubah laju aliran oksigen menjadi 10-15
liter per menit dan letakkan sungkup pada wajah pasien, menutupi hidung dan mulut.
Gunakan tali elastis untuk menahan sungup.
Teknik pemberian NRM juga mencakup penilaian kondisi klinis pasien yang berisiko
mengalami hipoksia atau hipoksemia, disertai pencatatan bukti klinis yang
mendukung penilaian dokter (misalnya pencatatan kondisi di rekam medis secara
lengkap, hasil pengukuran oksimeter, dan analisis gas darah). Pengamanan segala
instrumen yang terhubung dengan NRM dan penghubung ke suplai oksigen utama
dan pemantauan perkembangan kondisi klinis berkala juga harus dilakukan.
PERALATAN :
PROSEDUR
Ventilasi pernapasan
Perubahan volume
sekuncup, pre load
Bersihan jalan napas tidak efektif
dan after load serta
kontraktilitas
Hipoventilasi/hiperventilasi
Terganggu difusi
pertukaran O2 dan
CO2 di alveolus
Takipneu/bradipneu
Gangguan
pertukaran
gas
A. Pengkajian
Umur : 55 thn
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Petani
Penghasilan : 500000
Alamat : Jl.Sudirman
Umur : 40 thn
Agama : Islam.
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : 200.000
Alamat : Jl.Sudirman
1.3 Keluhan Utama : Pasien mengatakan merasa sesak nafas yang tidak kunjung
sembuh selama kurang lebih 2 minggu sebelum dibawa ke rumah sakit.
1.4 Riwayat Penyakit Sekarang : Klien mengatakan sangat sesak nafas, dada terasa berat.
1.5 Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah mengalami riwayat penyakit yang
serius.
1.6 Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien mengatakan kedua orang tua pasien tidak
mengalami penyakit yang sama dengan pasien
Riwayat Spiritual : Selama sakit pasien tidak pernah ke sholat karena sesak nafas
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien buang air besar 2 hari sekali dan BAK 3 kali sehari
Selama sakit : Pasien buang air besar 1 hari sekali dan BAK 2 kali sehari
3. Pola Istirahat
Sebelum sakit : klien mengtakan sebelum sakit bisa tidur dengan tenang dan
nyenyak selama kurang lebih 8 jam/hari
Selama sakit : klien mengatakan tidak nyenyak tidurnya karena sesak nafas.
5. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit klien bisa melakukan semua
aktivitasnya dengan mandiri
Selama sakit : pasien mengatakan selama sakit klien perlu bantuan sebagian
aktivitasnya.
2. Pemeriksaan
Suhu : 36,6 C
Nadi : 98x/mnt
RR : 28x/mnt
BB : 52 kg
TB : 165 cm
Mata : - Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata lengkap, normal dan simetris kiri kanan
- Pupil : Isokor
- Visus : Kabur
Thorax :
P: Vokal fremitus frekuensi getaran lebih lemah pada bagian dada sebelah
kiri.
P: Bunyi perkusi redup pada lapang tengah sampai bagian bawah paru
sebelah kiri
A: Vesikuler melemah pada lapang tengah sampai bagian bawah paru sebelah
kiri, tidak ada suara tambahan.
Abdomen :
A: Peristaltik (+)
P: Tymphani
Genetalia : normal
Ekstremitas :
- Jumlah ekstremitas atas dan bawah lengkap, simetris kanan dan kiri
Mahasiswa
Yang mengkaji
SHAFA WIMALA
----------------------------------------
NIM. 151911913056
B. Analisa data
NO Data Penyebab Masalah
keperawatan
DS: Efusi pleura Gangguan
• Klien mengatakan ↓ Pertukaran Gas
sesak nafas Tekanan intra pleura
DO: meningkat
• Warna kulit pucat ↓
• Konfusi Ekspansi paru tidak
• Gelisah maksimal
• Takikardia ↓S
C. Diagnosa keperawatan
D.0003 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efusi pleura, ekspansi paru
tidak
maksimal, suplai oksigen menurun ditandai dengan dispneu, kulit pucat,
sakit kepala, gelisah, konfusi, takikardia, RR 28x/menit, nadi 98x/menit.
D. Intervensi
No.Dx Perencanaan
1. Tujuan/Kriteria hasil:
a. Kulit tidak pucat
b. Tidak menggunakan otot bantu nafas
c. Tidak ada pernafasan cuping hidung
d. Tidak mengalami nafas dangkal
e. Tidak ada dispneu pada saat istirahat
dan aktivitas
Pasien dapat menunjukkan peningkatan perubahan
pertukaran gas seperti: tanda vital, AGDA, ekspresi
wajah
Rencana Tindakan Rasional
• Monitor adanya • Data dasar untuk
pucat, kesulitan pengkajian lanjut
bernafas, retraksi • Menjaga
sterna, penggunaan keseimbangan
otot bantu nafas, cairan
penggunaan • Melonggarkan
oksigen, catat tanda saluran pernafasan
vital
• Monitor pemasukan • Meningkatkan
cairan pengembangan
• Beri terapi inhalasi paru
seperti tarik nafas • Untuk menghemat
dalam energi
• Beri posisi
fowler/semi fowler
• Anjurkan klien
istirahat
b) Tujuan
1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi secret
c) Peralatan
1. Bantal 2-3
2. Tisu wajah
3. Segelas air hangat
4. Masker
5. Sputum pot berisi cairan desinfektan
6. Handuk kecil
7. Bengkok
d) Prosedur
a. Postural Drainase
1) Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase
2) Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase area yang tersumbat
3) Letakkan bantal sebagai penyangga
4) Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 – 15 menit
5) Selama dalam posisi ini, lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang
didrainase
6) Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk efektif.
Tampung sekresi dalam sputum pot.
7) Istirahatkan pasien, minta klien minum sedikit air
8) Ulangi untuk area tersumbat lainnya. Tindakan tidak lebih dari 30 – 60 menit.
b. Cleping (Perkusi )
tutup area yang akan diperkusi dengan menggunkan handuk
1) Anjurkan klien untuk tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
2) Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk mangkuk
3) Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan secara cepat
menepuk dada
4) Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 -2 menit, jangan pada area yang
mudah cedera
c. Vibrasi
1) Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area yang didrainase,
satu tangan di atas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan
ekstensi.
2) Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi secara lambat lewat mulut ( pursed
lip breathing )
3) Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan, dan gunakan hamper
semua tumit tangan, getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan getaran
saat klien inspirasi
Lakukan vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen paru yang terserang.
1. Meletakkan kedua tangan di atas abdomen bagian atas (dibawah mamae) dan
mempertemukan kedua ujung jari tengah kanan dan kiri di atas processus xyphoideus.
2. Menarik nafas dalam melalui hidung sebanyak 3-4 kali, lalu hembuskan melalui bibir
yang terbuka sedikit (purs lip breathing).
3. Pada tarikan nafas dalam terkahir, nafas ditahan selama kurang lebih 2- 3 detik.
4. Angkat bahu, dada dilonggarkan dan batukkan dengan kuat.
5. Lakukanlah 4 kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
c. TINDAKAN NEBULIZER
Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
menlonggarkan jalan nafas. Nebulizer suatu tindakan pemberian inhalasi uap dengan
obat/ tanpa obat menggunakan nebulator
- Prosedur Tindakan
1. Menjaga privasi pelanggan
2. Mengatur pelanggan dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troli di depan pelanggan yang berisi set
nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai ukuran
5. Memastikan alat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dengan dosisi
7. Memasang masker pada pelanggan
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pelanggan nafas dalam
sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oksigen (02) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa
menghirup udarm dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta
menghembuskan Karbondiok sida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian
oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler
dan hematolbgy. Sistem permfasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan
sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding otot-otot pernafasan, diagfragma, isi
perut, dinding perut, dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi
pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,
perfusi paru dan difus.
B. Saran
- Dengan selesainya makalah ini diminta oleh pembaca agar dapat kbih
memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan oksigeni pada
Rumah Sakit serta dapat mengaplikasikannya dalam keperawatan dunia.
- Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan hinnya manpu memahami dan
mendalami Kebutuhan fisiobo gis oksigenasi yang merupakan kebutuhan dasar
yang sangat mendasar
Daftar pustaka
Hudak, Carolyn M & Gallo, Barbara M. (1997). Keperawatan kritis pendekatan holistik. :
Penerbit : Kedokteran EGC . Jakarta
Syaifuddin, (2002). Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Penerbit : Widya Medika . Jakarta
Taylor Carol, dkk (1989). Fundamental of Nursing : the Art and Acience of Nursing Care .
Piladelphia : J .B Lippioncott Co.