Anda di halaman 1dari 17

PAPER PENCERNAAN DAN PENERAPAN LEMAK PADA TERNAK MONOGASTRIK

OLEH:

DANIAL BULU

1805030121

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

        A.   Latar Belakang

Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, dan
manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Lipid adalah
senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik nonpolar seperti hidrokarbon atau dietil eter.
Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak
dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan insulator
organ-organ tubuh. Beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai
vitamin, dan hormon .
Senyawa yang termasuk lipid tidak memiliki rumus struktur yang serupaatau mirip,
selain itu sifat kimia dan fisikanya pun berbeda-beda. Karena itu, senyawa yang memiliki
sifat fisika seperti lemak dimasukkan ke dalam kelompok lipid. Lipid dibagi menjadi 8
golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu asam lemak, lemak, lilin,
fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, dan lipid kompleks. Oleh kerena itu, penulis membuat
makalah dengan judul “METABOLISME LIPID”.

  C.   Tujuan Penulisanan

           1.      Untuk mengetahui proses transport lipid dalam plasma


           2.      Untuk mengetahui definisi biosentisit lipid
           3.      Untuk mengetahui metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak
dan jaringan lemak
           4.      Untuk mengetahui penerapan lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup
ternak
           5.      Untuk mengetahui fungsi lemak tak jenuh
     6.      Untuk mengetahui metabolisme lipoprotein plasma
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA

Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam jaringantanaman dan
hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan
benzena. Salah satu kelompok yang berperan penting dalamnutrisi adalah lemak dan minyak (Lylod
1978)Pencernaan lemak terjadi pada usus halus yaitu pada bagian duodenum.Lemak dapat didegradasi
oleh enzim yang mencerna lemak, oleh sebab itu tidak ada prosespencernaan yang terjadi
pada lemak sebelum mencapai duodenum. Karena duodenumterdapat enzim pencerna lemak
yaitu enzim lipase yang berasal dari porilipase yang tidak aktif dan diaktifkan oleh enzim
colipase. Enzim lipase dihasilkan oleh pankreas. Lipase padaunggas starter belum begitu aktif.
Aktivitas lipase mulai meningkat pada umur 4 hari.Peningkatan aktivitas enzim akan mencapai 100 kali lebih
cepat pada umur 21 hari.Pencernaan lemak dibantu oleh garam-garam empedu dan cairan pankreas yang
berperandalam mengemulsifikasi lemak sebelum dicerna. Lipase pankreas biasanya mencerna lemak diawali
pada asam lemak pada atam C nomor 3 dari gliserol, menghasilkan 1,2-digliserida,lalu asam lemak pada atom
C nomor 1 menghasilkan 2-monogliserida. 2-monogliseida initidak bisa langsung dipecah oleh lipase menjadi
asam lemak bebas dan gliserol, tetapi harusmelalui tahap isomerisasi menjadi 1-monogliserida. Selain lipase,
pankreas jugamenghasilkan enzim kolestrol esterase yang menghidrolisis kolestrol asam lemak estermenjadi
kolestrol asam lemak bebas (Rizal 2010)
BAB 111
PEMBAHASAN

   A.     Sistem Pencernaan Pada Hewan Monogastrik


     (Non Ruminansia)

Hewan monogastrik adalah hewan-hewan yang memiliki lambung sederhana atau


lambung tunggal seringkali disebut hewan non- ruminansia.
Monogastrik memiliki saluran pencernaan meliputi mulut, oesophagus, stomach, small
intestinum, large intestinum, rektum dan anus.Hewan non ruminansia (unggas) memiliki
pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang berkapasitas kecil. Makanan ditampung di
dalam crop kemudian empedal/gizzardterjadi penggilingan sempurna hingga halus. Makanan
yang tidak tercerna akan keluar bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada
unggas berbentuk cair (Girisenta, 1980).

Zat kimia dari hasil–hasil sekresi kelenjar pencernaan memiliki peranan penting dalam
sistem pencernaan manusia dan hewan monogastrik lainnya. Pencernaan makanan berupa
serat tidak terlalu berarti dalam spesies ini. Unggas tidak memerlukan peranan
mikroorganisme secara maksimal, karena makanan berupa serat sedikit dikonsumsi. Saluran
pencernaan unggas sangat berbeda dengan pencernaan pada mamalia. Perbedaan itu terletak
didaerah mulut dan perut, unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah, namun memiliki
lidah yang kaku untuk menelan makanannya. Perut unggas memiliki keistimewaan yaitu
terjadi pencernaan mekanik dengan batu-batu kecil yang dimakan oleh unggas
di gizzard (Swenson, 1997).

Unggas mengambil makanannya dengan paruh dan kemudian terus ditelan. Makanan
tersebut disimpan dalam tembolok untuk dilunakkan dan dicampur dengan getah pencernaan
proventrikulus dan kemudian digiling dalam empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang
dikeluarkan oleh empedal unggas. Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil
ukuran partikel-partikel makanan..

Bahan makanan bergerak melalui usus halus yang dindingnya mengeluarkan getah usus.
Getah usus tersebut mengandung erepsin dan beberapa enzim yang memecah gula. Erepsin
menyempurnakan pencernaan protein, dan menghasilkan asam-asam amino, enzim yang
memecah gula mengubah disakharida ke dalam gula-gula sederhana (monosakharida) yang
kemudian dapat diasimilasi tubuh. Penyerapan dilaksanakan melalui villi usus halus.

   §  Sistem Pencernaan Pada Hewan Monogastrik (Non Ruminansia) Secara Fisiologis


  
         Ø  Contoh Hewan Non Ruminansia 
       Pada Ayam
Sistem pencernaan unggas berfungsi mencerna dan mengabsorpsi zat- zat makanan
serta mengeluarkan sisanya yang tidak melalui anus, tetapi melalui kloaka. Urutan organ
pencernaannya yaitu mulai dari rostrum, esophagus, tembolok, ventrikulus proventrikulus,
intestinum, dan cloaca.

Organ pencernaan pada ayam relatif pendek dibanding dengan mamalia, pada ayam jantan
umur 10 minggu mempunyai panjang 245 cm, dengan rincian seperti pada tabel .

Tabel 1.  Panjang  saluran pencernaan  ayam jantan  umur 10 minggu (Jull, 1971)

             Organ Panjang (cm)      


Mulut + tenggorok            5
Esopagus          31
Proventrikulus            6
Usus kecil        188
Usus besar lubang pelepasan          15

Sistem Pencernaan Pada Hewan Monogastrik


  

 a. Mouth (Mulut)


Ayam tidak mempunyai  bibir, lidah, pipi dan gigi sejati,  bagian mulut atas dan bawah
tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan
berfungsi seperti engsel (North, 1978).
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan. Bentuk
seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu
lidah digerakkan dari depan ke belakang (Akoso, 1993). Lidah berfungsi untuk membantu
menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai
pelumas makanan untuk mempermudah masuk keoesophagus (Nesheim et al., 1979).
Di dalam mulut tidak diproduksi amilase (Nesheim et al., 1972). Air diambil dengan
cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke dalam
kerongkongan setelah kepala menengadah dengan memanfaatkan gaya gravitasi (North,
1978).

b.  Oeshophagus (Tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan
jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasanpharynx pada bagian
atas dan proventriculus bagian bawah (North, 1978).
Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke
tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis oesophagus menutup dengan adanya
otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan makanan ke tembolok (Sarwono, 1988).

c.  Crop (Tembolok)
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran
dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang
menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi
menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk
ke proventriculus(Nesheim et al., 1979).
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya kecuali jika ada
sekresi kelenjar saliva dalam mulut (North, 1978). Pakan unggas yang berupa serat kasar dan
bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan
pengasaman (Akoso, 1993). Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang
mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan (Sudaryati, 1994). 

d.   Proventriculus (Lambung Kelenjar)


Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan
perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara
enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang
berguna mencerna protein (Nesheim et al., 1979). Sel kelenjar secara otomatis akan
mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara
mekanis (Akoso, 1993). Karena makanan berjalan cepat  dalam jangka waktu yang pendek di
dalam proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara enzimatis sedikit
terjadi (North, 1978).

e.  Gizzard (Empedal/Rempela)
                  Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan
bawah. Bagian atas lubang pemasukkan  berasal dari proventriculus dan bagian bawah
lubang pengeluaran menuju ke duodenum (Nesheim et al., 1979). Besar kecilnya empedal
dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling
maka empedal akan lisut (Akoso, 1993).
 Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas atas
dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga
yang besar dan mempunyai mucosa yang tebal (North, 1978). Perototan empedal dapat
melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993).
Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit
dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam (Nesheim et al.,
1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adanya
kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke saluran intestine (North, 1978).

f.  Small Intestine (Usus Kecil)


Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan terbagi atas
tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum berbentuk huruf  V dengan
bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendenssebagai bagian
yang naik. Menurut Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot
yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan
memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase,
lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel dari small
intestine yang dapat mencerna protein dan karbohidrat (North, 1978). Pencernaan pakan
ayam di dalam usus kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap
protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi
asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Karbohidrat
oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.

g.  Ceca (Usus Buntu)


Ceca terletak diantara small intestine (usus kecil) dan large intestine (usus besar) dan
pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang
sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja (Akoso, 1993).
Fungsi utama ceca secara jelas belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat  sedikit
pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga terjadi
digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma (Nesheim et al., 1979).

h.  Large Intestine (Usus Besar)  


Large intestine  berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diametersmall
intentine dan berakhir pada kloaka (North, 1978). Usus besar paling belakang terdiri dari
rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka (Akoso, 1993).
Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel
tubuh dan  mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1978). 
i.  Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang
pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi (North, 1978). Air
kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja
dengan bentuk seperti pasta putih (Akoso, 1993).
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran
kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan danproctodeum sebagai
lubang keluar  dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent (Nesheim et
al., 1979). Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi
luarnya (Akoso, 1993). Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang
disebut vent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat
keluarnya telur (North, 1978).

j.  Organ tambahan
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan adanya
suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan material dari organ
tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan pakan.
Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu hati, pankreas dan limpa (North, 1978).

k.  Hati
Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari  dua 
lobus,  yaitu  lobus dexter  dan  sinister.   Hati  mengeluarkan   cairan  berwarna hijau
kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak (North, 1978). Cairan tersebut
tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus
sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu
untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso, 1993).
Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa protein
menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger, 1994).

l.   prankreas
 Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke
duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang mendigesti
karbohidrat, lemak dan protein (North, 1978).
           
   m.  Limpa
Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik
antaraproventriculus, gizzard dan hati (Jull, 1971). Fungsi dari limpa sampai sekarang belum
diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk
menyimpan Fe dalam darah.

Panjang alat pencernaan pada ayam sekitar 245 – 255 cm, tergantung pada umur dan jenis
unggas. Prinsip pencernaan pada ayam ada tiga macam :

1.      Pencernaan secara mekanik (fisik); Unggas tidak bergigi dan sebagai-gantinya


maka makanan yang besar atau yang keras digiling di dalam perut pengunyah. Di situ
makanan dipecah menjadi partikel-partikel kecil Pencernaan ini dilakukan terutama
terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan (grit). Pencernaan ini banyak
terjadi pada ayam yang dipelihara secara umbaran sehingga mendapatkan grit lebih
banyak daripada ayam yang dipelihara secara terkurung.
2.      Pencernaan secara kimiawi (enzimatik); Pencernaan secara kimia dilakukan oleh
enzim pencernaan yang dihasilkan:

    a)      kelenjar saliva di mulut;


    b)      enzim yang dihasilkan oleh proventrikulus;
    c)      enzim dari pankreas;
    d)     enzim empedu dari hati; 
   e)  dan enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim tersebut sebagai pemecah ikatan protein,
lemak, dan karbohidrat.

   3.  Pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan terjadi di       sekum dan
kolon. Secara umum pencernaan pada unggas meliputi aspek:

 Digesti  yang terjadi pada paruh, tembolok, proventrikulus, ventrikulus


(empedal/gizzard), usus halus, usus besar, dan ceca;
      Absorpsi yang terjadi pada usus halus (small  intestinum) melalui vili-vili (jonjot
usus); Penyerapan zat-zat makanan sebagian besar terjadi di dalam usus halus
(duodenum) karena permukaan dinding usus ini diperluas oleh adanya lipatan-lipatan
dan villi, zat-zat makanan yang tidak dapat dicerna, tidak banyak bermanfaat bagi
unggas karena mikroorganisme (bakteri) yang seharusnya membantu pemecahan
bahan-bahan makanan tidak mempunyai tempat khusus, dalam sistem pencernaan
unggas. Hal ini sangat berbeda dengan ruminansia. Air sebagai zat makanan yang
berada di dalam bahan makanan tersisa, diserap kembali oleh dinding usus besar dan
dimanfaatkan kembali oleh tubuh unggas.

 B.   METABOLISME LEMAK PADA MONOGASTRIK

Lipid adalah senyawa organik yang terdapat pada jaringan tanaman dan hewan,
mempunyai sifat larut dalam pelarut organik seperti benzene, ether atau chloroform dan
hanya sebagian kecil larut dalam air. Lipid terbagi menjadi dua kelompok yaitu yang
membentuk sabun (saponifiable) dan yang tidak membentuk sabun (non saponifiable). Lipid
yang membentuk sabun dalam bentuk sederhana adalah trigliserida, ketika dihidrolisis
dengan alkali menghasilkan gliserol dan sabun. Trigliserida akan berbentuk cairan pada suhu
ruang (asam lemak tidak jenuh) dan akan menjadi padat (margarin) ketika ikatan rangkapnya
mengalami hidrogenasi, misalnya asam oleat berubah menjadi streatat. Sedangkan yang lebih
kompleks adalah fosfolipid misalnya lesitin dan glikolipid yaitu komponen utama tanaman.
Senyawa lipid yang tidak membentuk sabun yang populer adalah steroid (sterol) dan
karotenoid yaitu pigemn tanaman dan merupakan vitamin yang larut dalam lemak.
Asam-asam lemak tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) yang esensial adalah
asam linoleat (C 18:2), asam linoleat (C 18:3) dan arakidonat (C 20:4). Arakidonat dapat
disintesa dari asam linoleat. Oada alat pencernaan ruminansia, mikroba rumen dapat
mematabolisasi senyawa lipid yang lebih kompleks, sedangkan monogastrik hanya dapat
memanfaatkan trigliserida saja.
Pada monogastrik, trigliserida dikonversi menjadi monogliserida lalu menjadi asam
lemak bebas dan gliserol, membentuk misel dan masuk ke pembuluh darah. Menjadi
kilomikron dalam bentuk trigliserida lalu ke limpa atau asam lemak rantai pendek dan
menengah langsung ke portal darah. Pada ruminansia, lesitin dikonversi menjadi isolesitin,
bercampur dengan partikel digesta dan garam-garam empedu membentuk misel lalu
kepembuluh darah, membentuk kilomikron baik trigliserida, lesitin dan lipoprotein masuk ke
limpa. Tidak ada asam lemak rantai pendek atau menengah yang langsung ke portal darah.
Pakan hijauan dan biji-bijian umumnya benbentuk lemak tidak jenuh. Hidrolisis lipid yang
teresterifikasi oleh lipase asal mikroba akan membebaskan asam-asam lemak bebas, sehingga
galaktosa dan gliserol akan difermentasi manjadi VFA.
 Asam lemak tak jenuh (linoleat dan linolenat) akan dipisahkan dari kombinasi ester,
dihidrogenasi oleh bakteria menghasilkan asam monoenoat (pertama) dan asam streatat
(terakhir). Sebagian besar asam lemak esensial akan rusak oleh proses biohidrogenasi, namun
lemak tidak mengalami defisiensi. Sebagian kecil asam lemak esesnsial yang lolos dari
proses di dalam rumen tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan ternak.
Mikroba rumen juga mampu mensintesa beberapa asam lemak rantai panjang dari
propionat dan asam lemak rantai cabang dari kerangka karbon asam-asam amino valin, leusin
dan isoleusin. Asam-asam lemak tersebut akan diinkorporasi ke dalam lemak susu dan lemak
tubuh manusia. Kebanyakan lipid ruminan masuk ke duodenum sebagai asam lemak bebas
dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. Monogliserida yang dominan pada
monogastrik, pada ruminan akan mengalami hidrolisis di dalam rumen sehingga sangat
sedikit terdapat pada ruminan.
Ternak ruminansia yang masih muda mempunyai kemampuan untuk mengkonversi
glukosa menjadi asam-asam lemak, namun ketika rumen berfungsi kemampuan itu hilang san
asetat menjadi sumber karbon utama yang digunakan untuk mensintesis asam-asam lemak.
Asetat akan didifusi masuk ke dalam darah dari rumen dan dikonversi di jaringan menjadi
asetil-CoA, dengan energi yang berasal dari perubahan ATP menjadi AMP. Jalur ini terjadi di
tempat penyimpanan lemak tubuh yaitu jaringan adiposa (di bawah kulit, jantung dan ginjal).
Konversi asetil-CoA menjadi asam-asam lemak rantai panjang sama terjadinya antara
ruminan dan monogastrik.
Lemak akan mengalami proses hidrolisis dan oksidasi, yang mana lebih lanjut akan
mengalami ketengikan. Degradasi hidrolisis dari lemak menjadi asam-asam lemak dan
gliserol merupakan hasil kerja dari enzim lipase namun jika terjadi ketengikan hidrolisis tidak
akan mengurangi nilai gizi namun kurang disukai manusia. Sedangkan jika terjadi proses
oksidasi akan menimbulkan ketengikan oksidatif dimana nilai gizi akan berubah, kandungan
asam-asam lemak akan rusak.
Ternak non-ruminansia memiliki lambung hanya satu atau sering disebut dengan
istilah monogastrik. Namun dalam pencernaannya terdapat proses. Pakan yang telah dimakan
melalui beberapa saluran pencernaan, setelah pakan masuk mulut dan melewati esophagus,
pakan menuju tembolok. Disini tidak ada proses khusus, hanya menyimpan pakan. Setelah di
proventikulus, tidak ada pencernaan material. Proventiculus memproduksi gastric juice.
Pepsin, suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan hydrolic acid di sekresi oleh
glanduler cell. Pada reruntuhan gizzard tertinggal bila kosong, tetpai bila pakan masuk maka
otot gizzard akan berkontraksi.
Kontraksi juga semakin cepat. biasanya gizzard mengandung material yang bersifat
menggiling seperti grit, karang dan batu kerikil. Partikel pakan segera digiling menjadi
partikel kecil yang mampu melalui saluran usus. Material halus akan masuk gizzard dan
keluar lagi dalam beberapa menit tetapi pakan berupa material kasar akan tinggal di gizzard
untuk beberapa jam. Ketika pakan sudah mencapai usus halus, maka akan diadsorbsi.
Berbagai enzim yang masuk dalam saluran pencernaan ini berfungsi mempercepat dan
mengefisiensikan pemecahan karbohidrat, protein dan lemak untuk mempermudah proses
adsorbsi.
Pencernaan non ruminansia secara enzimatik dilaksanakan oleh enzim-enzim yang
terdapat dalam traktus intestinalis. Enzim-enzim pencernaan tesebut dapat melakukan reaksi-
reaksi pada suhu tubuh alam larutan yang angat cair dan pH netral, reaksi-reaksi yang
membutuhkan lebih banyak kondisi kuat bila dilakukan dilaboratorium. Sejumlah enzim
disekresikan diberbagai saluran usus, enzim tersebut merombak zat-zat nutrisi yang terdapat
dalam bahan makanan kedalam satuan-satuan komponen. Sebagian besar enzim mula-mula
disekresi dalam bentuk prekursor yang tidak aktif (zimogen) yang kemudian menjadi aktif
setelah disekresi kedalam traktus gastro-intestinus.
 Ada tiga golongan enzim yang disekresikan pertama karbohidrase, karbohidrase
bekerja pada pertautan glikosidik antara unit monosakarida dan sifatnya spesifik. α-Amilase
menghidrolisa pertautan pati 1,4 glikosidik dan glikogen, akan tetapi tidak dapat bertindak
pada sellulosa. Enzim protase menghidrolisa pertautan peptida, ada sejumlah enzim dalam
golongan ini, yaitu pepsin, rennin, tripsin, khimotripsin, karboksi, peptidae, aminopeptidase,
dipeptidase. Enzim-enzim tersebut menghidrolisa protein dan peptida tertentu kedalam asam
amino. Enzim lipase disekresi oleh getah pankreas, menghidrolisa, lemak kedalam
monogliserida dan asam lemak. Terdapat pula sejumlah hidrolisis lengkap kedalam asam
lemak dan gliserol yang angat terbatas. α-Amilase menghidrolisa pati dan glikogen menjadi
glukosa, maltosa, dan dekstrin rantai pendek.
Bagian utama semua pencernaan pada aneka ternak nonruminansia berlangsung
didalam usus halus. Pencernaan pati dimulai didalam mulut dan disempurnakan didalam usus
halus. Glukosa hasil akhir pencernaan pati, diserap dalam usus halus. Disakarida, maltosa dan
sukrosa dapat pula dicerna menjadi gula-gula sederhana  didalam usus halus. Lemak dicerna
pula diusus halus. Pencernaan lemak memrlukan adanya garam-garam empedu yang
dihasilkan hati dan disimpan dalam kantong empedu. Empedu tersebut dilepaskan bila
kantong empedu dirangsang oleh adanya bahan makanan didalam usus.
Lipase pankreas mencerna trigliserida kedalam asam lemak dan monogliseridase.
Pankreas tersebut saling mempengaruhi dengan garam-garam empedu untuk membentuk
partikel-partikel mikro, disebut misel, yang melarutkan produk pencernaan lemak, sehingga
zat-zat tersebut dapat diserap. Lebih banyak enzim dibutuhkan untuk pencernaan protein
daripada untuk pencernaan zat nutrisi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena setiap enzim
dikhususkan untuk menghidrolisa pertautan-pertautan tertentu didalam molekul protein. Aksi
gabungan semua enzim tersebut pertama-tama memecah molekul-molekul protein kedalam
bagian-bagian lebih kecil, disebut peptida dan kemdian kedalam asam amino. Asam amino
adalah hasil pencernaan yang diserap tubuh.

        Proses Metabolisme Lipid (Lemak)


Proses Metabolisme Lipid (Lemak), Lipid (lemak) terdapat dalam semua bagian
tubuh manusia terutama dalam otak. Lipid (lemak) mempunyai peran yang sangat penting
dalam proses metabolisme secara umum. Beberapa peranan biologi dari lipid sebagai berikut;
      1.   Sebagai komponen struktur membran,dan proses kekebalan jaringan.
      2.    Sebagai lapisan pelindung pada beberapa jasad.
      3.    Sebagai bentuk energi cadangan,dan  proses pengangkutan melalui membran.

Lipid yang terdapat sebagai bagian dari makanan hewan merupakan campuran lipid yang
sederhana (terpena dan steorida) dan yang kompleks (triasilgliserol, fosfolipid, sfingolipid,
dan lilin) berasal dari tanaman maupun jaringan hewan. Dalam mulut dan lambung, lipid tadi
belum mengalami pemecahan yang berarti. Setelah berada dalam intestin, lipid kompleks
terutama triasilgliserolnya dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan sisa.
Enzim lipase diaktifkan oleh hormon epineprin. Enzim ini dibantu oleh garam asam
empedu (terutama asam kholat dan taurokholat) yang disekresikan oleh hati. Fungsi garam
tersebut ialah mengemulsi makanan berlemak sehingga terbentuklah emulsi partikel lipid
yang sangat kecil. Oleh karena itu, permukaan lipid menjadi lebih besar dan lebih mudah
dihirolisis oleh lipase. Enzim ini tidak peka terhadap larutan lemak sempurna. Reaksi
hidrolisisnya berlangsung sebagai berikut.
Berdasarkan reaksi tersebut dapat diketahui bahwa lipase pankreas hanya bisa
menghidrolisis ikatan ester pada atom C nomor 1 dan 3 yang hasilnya asam lemak bebas dan
monoasil gliserol. Dengan bantuan misel-misel garam empedu maka asam lemak bebas,
monoasil gliserol, kolesterol, dan vitamin membentuk sebuah kompleks yang kemudian
menempel (diabsorpsi) pada permukaan sel mukosal. Senyawa-senyawa tersebut selanjutnya
menembus membran sel mukosal dan masuk ke dalamnya. Miselmisel garam empedu
melepaskan diri dan meninggalkan permukaan sel mukosal.
Dalam sel mukosal, asam lemak bebas monoasil gliserol disintesis kembali menjadi
triasil gliserol yang setelah bergabung dengan albumin, kolesterol, dan lain-lain membentuk
siklomikron. Siklomikron tersebut pada akhirnya masuk ke dalam darah, kemudian sampai ke
hati dan jaringan lain yang memerlukannya. Sebelum masuk ke dalam sel, triasil gliserol
dipecah dulu menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh lipoprotein lipase. Katabolisme
adalah proses penguraian dan pembebasan dari zat-zat organik. Asam lemak adalah suatu
senyawa yang terdiri atas panjang hidrokarbon dan gugus karboksilat yang terikat pada
ujungnya. Asam lemak mempunyai dua peranan fisiologi yang penting, yaitu:
      1. pembentuk fosfolipid dan glikolipid yang merupakan molekul amfipotik sebagai
komponen   membran          biologi;
       2. sebagai molekul sumber energi.
  
            Proses metabolisme lemak sebagai komponen bahan makanan yang masuk ke dalam
tubuh hewan, dimulai dengan proses pencernaannya di dalam usus oleh enzim. Asam lemak
bersenyawa kembali dengan gliserol membentuk lemak yang kemudian diangkut oleh
pembuluh getah bening. Selanjutnya, lemak disimpan di jaringan adiposa (jaringan lemak).
Jika dibutuhkan, lemak akan diangkut ke hati dalam bentuk lesitin yang dihidrolisis oleh
lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol diaktifkan oleh ATP menjadi gliserol fosfat
dan akhirnya mengalami oksidasi, seperti glukosa. Rantai karbon asam lemak diolah di dalam
mitokondria sehingga dihasilkan asetil koenzim yang selanjutnya dapat masuk ke dalam
Siklus Krebs.
BAB 1V

PENUTUP

      A.   Kesimpulan

Hewan monogastrik adalah hewan-hewan yang memiliki lambung sederhana atau


lambung tunggal seringkali disebut hewan non- ruminansia.Monogastrik memiliki saluran
pencernaan meliputi mulut, oesophagus, stomach, small intestinum, large intestinum, rektum
dan anus.Hewan non ruminansia (unggas) memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal)
yang berkapasitas kecil.
Lipid adalah senyawa organik yang terdapat pada jaringan tanaman dan hewan,
mempunyai sifat larut dalam pelarut organik seperti benzene, ether atau chloroform dan
hanya sebagian kecil larut dalam air. Lipid terbagi menjadi dua kelompok yaitu yang
membentuk sabun (saponifiable) dan yang tidak membentuk sabun (non saponifiable). Lipid
yang membentuk sabun dalam bentuk sederhana adalah trigliserida, ketika dihidrolisis
dengan alkali menghasilkan gliserol dan sabun. Trigliserida akan berbentuk cairan pada suhu
ruang (asam lemak tidak jenuh) dan akan menjadi padat (margarin) ketika ikatan rangkapnya
mengalami hidrogenasi, misalnya asam oleat berubah menjadi streatat.

      B.   Saran

Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan yang berlemak jangan terlalu banyak


karena semua yang dikonsumsi secara berlebihan tidak akan baik untuk tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

        Arora, S. P. 2005. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.
        Darmadi Goenarso.2005.Fisiologi Hewan.UT
        Martoharsono, S. 1988. Biokimia Jilid II. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
        Montgomery, R. 1993. Biokimia: Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Jilid 2. Gadjah
Mada University               Press. Yogyakarta.
        Praktikum Fisiologi Ternak . Jatinangor.
        Poedjiadi, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta
        Philip, W.K. and Gregory, B. R. 2006. Schaum’s Easy Outlines Biokimia. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
         Rusdiana, 2004. Metabolisme Asam Lemak. Program Studi BiokimiaFakultas Kedokteran
Universitas                 Sumatera Utara. Digitized by USU digital library

Anda mungkin juga menyukai