TGS Metode Penilitian (Danial Bulu) E4
TGS Metode Penilitian (Danial Bulu) E4
KELAS E4
OLEH
DANIAL BULU
1805030121
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
BAB II: Variabel dan Pengumpulan Data
Soal
1. Jelaskan hubungan antara konsep, teori, dan variabel!
2. Termasuk jenis variabel manakah yang disebutkan berikut ini: a) jenis kelamin, b)
jumlah ternak, c) berat badan, d) penghasilan, e) tingkat pendidikan, dan f) metode
mengajar?
3. Jenis ukuran apakah yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel pada soal Nomor
2 di atas?
4. Sebuah penelitian berjudul “Keragaman Usahatani pada Berbagai Zona Agroekosistem”.
Coba anda identifikasikan jenis-jenis variabel apa saja yang diukur dalam penelitian di
atas, tergolong dalam jenis variabel apa dan apa jenis ukurannya?
5. Pengamatan sebagai suatu teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian berbeda
dengan pengamatan yang dilakukan oleh seseorang setiap saat. Sebutkan kriteria-kriteria
yang membedakannya!
6. Sebutkan keuntungan dan kelemahan daripada observasi sebagai suatu teknik
pengumpulan data!
7. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses interaksi dan komunikasi
dalam kegiatan pengumpulan data dengan metode wawancara!
Jawaban:
Judul Penelitian Tujuan Penelitian Hipotesis
1. 1. 1.
2. 2.
3. 3.
2. 1. 1.
2. 2.
3. 3.
3. 1. 1.
2. 2.
3. 3.
JAWABAN
1. jelaskan hubungan antara konsep, teori, dan variabel!
Konsep
Konsep adalah menggambarkan secara abstrak tentang kejadian, keadaan, dalam suatu
kelompok atau individu. Ada dua macam konsep:
1 Konsep yang berhubungan dengan fakta. Suatu konsep yang berhubungan dengan benda-
benda kongkrit yang dapat dilihat dan di raba. Dalam hal ini peluang kesalahan memahami
konsep sangat kecil. Misalnya konsep tentang meja, kacamata, buku, dll.
2.Konsep yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak, suatu konsep yang berkiatan dengan
ssuatu yang tidak bisa dilihat dan diraba secara fisik tapi hal itu ada. Misalnya kekerabatan,
soialisasi, perilaku memilih, afiliasi polotik, birokrasi, sikap, IQ, EQ, SQ dll.
Konsep yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak disebut konstruk (construct). Jadi
konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari
sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu
Teori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposal untuk
menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan merumuskan hubungan antar
konsep. Teori mengandung tiga hal yaitu:
1. Serangkaian proposisi antar konsep yang saling berhubungan.
2. Menerangkan secara sistemstis suatu fenomena dengan cara menentukan hubungan antar
3. Menerangkan fenomena dengan menentukan konsep mana yang berhubungan dan bentuk
membedakan adanya tiga macam teori yaitu:
1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran
2. Teori yang induktif: adalah cara menerangkan dari data kearah teori. Dalam bentuk
3. Teori yang yang fungsional: diini tampak suatu interaksi pengaruh antaradata dan perkiraan
teorotis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali
mempengaruhi data.[3]
Variabel
Agar konsep dapat diteliti maka harus dioperasionalkan dengan mengubah menjadi
variabel. Variabel adalah sesuatu yang mempunyai vartiasi nilai atau gejala yang bervariasi,
misalnya variabel jenis kelamin, berat badan, usia, pengahasilan, dan lain sebagainya. Gejala
adalah objek penelitian, jadi variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Suatu konsep
bisa menjadi beberapa variabel. Misalnya konsep penduduk bisa menjadi beberapa konsep,
yaitu jenis kelamin, suku bangsa, usia, penghasilan, dll.
Variabel terdiri dari dua kategori, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel
kuantitatif adalah usia, tinggi badan, jam kerja, luas kota, dan lain-lain. Sedangkan variabel
kulitatif adalah kepandaian, kemakmuran, kemiskinan, dan lain sebagainya.
Variabel berbeda dengan data. Variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Sedangkan data adalah segala fakta dan angka ang dapat dijadikan
bahan untuk menyusun suatu informasi, jadi informasi adalah hasil pengolahan data yag
dipakai untuk suatu keperluan.
Dilihat dari perlakuan (treatment) yang diberiakan kepada peneitian, maka variabel dapat
dibedakan pada variabel bebas (indeendent) dan variabe terikat (dependent). Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Sedangkan varibel terikat adalh variabel
yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Misalnya penelitian yang berjudul “Pengaruh motivasi
terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Dalam hal ini variabel bebasnya adalah motivasi, sedangkan
variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Variabel motivasi mempengaruhi mempengaruhi
variabel prestasi, sedangkan variabel prestasi belajar dipengaruhi oleh variabel motivasi,
dengan kata lain motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Simetris
a. Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
c. Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
d. Hubungan yang kebetulan semata.
2. Hubungan timbal Balik
Dimana satu variabel dapat menjadivariabel pengaruh di suatu waktu, namun dapt pula
menjadi akibat di waktu lain.
Penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya keuntungan akan
memungkinkan penanaman modal.
3. Hubungan Asimetris
a. Hubungan antara SR
b. Hubungan antara disposisi
c. Hubungan antara ciri individu
d. Hubungan antara prakondisi dengan akibat tertentu
e. Hubungan yang imanen antara dua variabel
f. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means).
Variabel pengganggu adalah variabel yang mengganggu hubungan positif antara dua
variabe yang diteliti. Variabel antara adalah variabel yang mengantarai dua variabel yang
diteliti, yang mungkin saja menjadi sebab terhadap terjadinya efek pada variabel terikat
2. Termasuk jenis variabel manakah yang disebutkan berikut ini: a) jenis kelamin, b)
jumlah ternak, c) berat badan, d) penghasilan, e) tingkat pendidikan, dan f) metode
mengajar?
Variabel nominal atau skala nominal merupakan variabel dengan menggunakan pengukuran
yang paling rendah tingkatnya dan hanya bisa digunakan pada klasifikasih kualitatif atau
kategorisasi.
3. Jenis ukuran apakah yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel pada soal
Nomor 2 di atas?
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS Apabila kuesioner sebagai alat ukur atau
alat pengumpul informasi telah selesai dibuat, belum berarti kuesioner tersebut dapat langsung
digunakan untuk mengumpulkan data/ informasi. Kecuali kuesioner tersebut telah diuji
validitas dan reliabilitasnya (mendasarkan pada kuesioner peneliti sebelumnya).
Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya, karena syarat instrumen penelitian yang baik digunakan untuk mengukur
variabel harus memenuhi unsur-unsur akurasi, presisi dan peka. Agar diperoleh distribusi nilai
hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba
kuesioner paling sedikit 30 orang.
1. Waktu wawancara
Begitu pula dengan waktu yang dimiliki oleh narasumber, harus dicocokkan dengan waktu
pelaksanaan wawancara. Jangan memaksakan jadwal Anda dengan jadwal narasumbernya.
2. Tempat wawancara
Carilah tempat wawancara yang paling aman dan nyaman. Untuk sebuah wawancara formal,
berikan tempat wawancara yang jauh dari keramaian.
Berbeda halnya jika Anda melakukan wawancara yang memang merujuk pada narasumber
yang berada di keramaian. Namun dimana pun wawancara dilakukan, usahakan untuk
membuat tempat wawancara jauh dari berbagai gangguan agar narasumber juga lebih nyaman
dalam berkomunikasi.
Perlu dipertimbangkan pula mengenai kehadiran orang lain. Misalnya saja jika Anda memiliki
dua narasumber, maka usahakan untuk terus berinteraksi pula dengan narasumber lainnya.
Begitu pula dengan orang lain yang ikut menyaksikan wawancara Anda, Anda bisa melakukan
interaksi komunikasi sekali-kali dengan penonton yang melihat langsung wawancara Anda.
Dengan mempertimbangkan kehadiran orang lain, maka wawancara yang dilakukan akan lebih
hidup. Komunikasi yang terjadi juga akan lebih santai dan tidak kaku.
4. Sikap masyarakat
Hal penting lainnya yang wajib diketahui saat akan melakukan wawancara adalah sikap dari
masyarakat sekitar. Jangan memaksakan diri untuk melakukan wawancara jika kegiatan yang
Anda lakukan tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar.
Ingatlah bahwa Anda harus mengutamakan kenyamanan dari narasumber yang akan Anda
mintai informasinya, maka dari itu Anda juga harus mengkondisikan sikap masyarakat yang
menerima atau tidak menerima sesi wawancara yang dilakukan.
Meskipun terlihat mudah, namun terkadang ada saja masyarakat yang tidak menginginkan
diadakan wawancara di daerah mereka. Maka dari itu, untuk baiknya jika ingin melakukan
wawancara, mintalah ijin dari kepala lingkungan daerah setempat agar kegiatan yang Anda
lakukan lebih aman dan nyaman.
5. Karakteristik sosial
Faktor lain yang mempengaruhi komunikasi dalam wawancara adalah karakteristik sosial yang
dimiliki oleh pewawancara dan yang diwawancarai. Hal ini juga berkaitan dengan etika
komunikasi. Karakteristik sosial keduanya akan sangat mempengaruhi jalan diskusi atau
wawancara yang dilakukan.
Ketika seorang yang berpendidikan tinggi melakukan wawancara dengan orang yang memiliki
pendidikan atau jabatan tinggi, maka tentunya ia akan melakukan pendekatan komunikasi
dengan cara bicara yang formal.
Namun berbeda halnya ketika yang diwawancarai memiliki karakteristik sosial dengan
pendidikan rendah atau masih jauh dari modernisasi, maka pendekatan dalam wawancara yang
dilakukan adalah dengan menggunakan bahasa sehari-hari mereka.
6. Motivasi
Komunikasi yang baik dalam sebuah wawancara baru akan terjadi jika terdapat motivasi pada
kedua belah pihak, baik yang melakukan wawancara maupun yang diwawancarai.
Ketika seseorang akan melakukan sebuah komunikasi, maka diperlukan niat, motivasi, atau
dorongan untuk mewujudkan komunikasi tersebut. Begitu pula komunikasi dalam sebuah
wawancara.
Jika tidak ada motivasi baik dari diri si pewawancara maupun yang diwawancarai, maka tujuan
dari wawancara tersebut pun tidak akan bisa dicapai. Bagaimana mungkin suatu peristiwa
terjadi tanpa adanya dorongan apapun.
Perencanaan yang baik yang dibalut dengan motivasi tinggi akan membuat komunikasi dalam
wawancara akan berjalan dengan sangat baik dan lancar sesuai dengan keinginan.
7. Rasa aman
Faktor selanjutnya adalah adanya rasa aman dari berbagai macam kemungkinan. Komunikasi
dalam sebuah wawancara hanya akan terjadi jika terdapat rasa aman dari yang akan
mewawancarai.
Baik itu rasa aman dari lingkungan sekitar lokasi wawancara maupun dari berbagai ancaman
lain yang mungkin muncul ketika seseorang wawancara dilakukan. Apalagi jika seseorang
melakukan komunikasi wawancara pada lokasi perang atau bentrokan.
Atau melakukan wawancara dengan narasumber yang penting yang memiliki kewenangan atau
pengaruh kuat pada satu bidang, misalnya pemimpin suatu gerakan pemberontakan. Tentunya
membutuhkan keberanian dan rasa aman yang kuat untuk melakukan wawancara.
Rasa aman dan nyaman sangat mempengaruhi jalannya komunikasi dalam sebuah wawancara.
Dengan rasa aman dan nyaman, maka pertanyaan dan jawaban yang akan didapatkan dalam
sebuah wawancara akan lebih lancar dan akurat.
Kemampuan ini akan sangat mempengaruhi hasil dari wawancara dan menciptakan komunikasi
yang efektif. Komunikasi dalam sebuah wawancara tentunya menuju pada satu topik yang
menjadi tema dari wawancara itu sendiri. Kemampuan dari responden inilah yang harus
dimiliki agar tujuan dari wawancara dapat dicapai.
Namun kemampuan menangkap dan menjawab pertanyaan ini juga harus dibantu oleh
kemampuan yang mewawancarai untuk mengerti latar belakang pendidikan maupun sosial dari
orang yang akan diwawancarai.
Bukan hanya dipengaruhi oleh kemampuan dari personalnya, komunikasi dalam sebuah
wawancara juga dipengaruhi oleh pertanyaan yang dilontarkan. Pertanyaan yang mudah
dimengerti oleh orang yang diwawancarai akan memudahkan komunikasi.
Tujuan dari wawancara juga akan tercapai dengan baik jika pertanyaan yang akan diberikan
disusun dengan baik dan mudah dimengerti. Jangan menggunakan bahasa atau istilah yang
memang tidak dimengerti oleh orang yang akan diwawancarai.
Pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara juga hendaknya tidak membuat orang yang
diwawancarai menjadi risih atau tidak nyaman. Pemilihan pertanyaan yang bersifat umum dan
tidak pribadi akan jauh lebih baik dan membuat komunikasi menjadi lebih nyaman.
Jangan gunakan pertanyaan yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik wawancara
karena biasanya orang yang diwawancarai tidak akan menjawabnya karena tidak diperlukan.
Pertanyaan yang akan ditanyakan hendaknya bukanlah pertanyaan yang akan menimbulkan
keresahan, misalnya yang berbau SARA. Maka dari itu sangat penting membuat daftar
pertanyaan terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara.
BAB III Hipetesis Penelitian
Syarat Hipotesis
1.Sebuah hipotesis ini harus dirumuskan dengan singkat, padat dan jelas.
2.Sebuah hipotesis juga harus menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel.
3.Sebuah hipotesis harus berdasarkan pada pendapat, teori-teori para ahli atau hasil
penelitian yang relevan