Anda di halaman 1dari 19

Nama : Aldila Putri Virgasari

Nim : 201902060076

Kelas : Farmasi 3A

Mata Kuliah : Patologi

Dosen Pengampu : dr. Mokhammad Aji Edo Susanto, MKM

Tugas Resume Pertemuan 1 – 8 Mata Kuliah Patologi

Pertemuan 1 “ Pengantar Patologi “

Patologi (berasal dari bahasa Yunani Kuno pathos (πάθος) yang berarti


"pengalaman" atau "penderitaan", dan -logia (-λογία) yang berarti "ilmu pengetahuan")
secara luas berarti ilmu pengetahuan bidang bioteknologi mengenai penyakit secara
umum di bidang layanan kesehatan dan penelitian (termasuk patologi tumbuhan dan
patologi hewan).

Menurut KBBI, patologi adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan ilmu
tentang penyakit.

Secara sempit merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-
ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian
tubuh. Bidang patologi di dunia kedokteran terdiri atas patologi anatomi dan patologi
klinis. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli
patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh. Ilmu
ini juga melibatkan berbagai cabang ilmu lainnya seperti kimia, mikrobiologi, dan
hematologi.

Patologi dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Patologi anatomi
Patologi anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan
morfologi sel dan jaringan, bisa memeriksa seluruh tubuh dalam suatu proses
otopsi, atau spesimen jaringan tubuh yang diambil melalui pembedahan. Bidang
patologi ini digunakan untuk menentukan perubahan susunan anatomi, jejak
kimiawi sel, dan penampilan sel. Patologi anatomi adalah cabang kedokteran
yang mempelajari efek penyakit pada struktur organ tubuh, baik secara
keseluruhan (kasar) maupun mikroskopis.

Patologi anatomi dianggap masih termasuk dalam cabang diagnostik


kedokteran bersama dengan radiologi dan spesialisasi patologi lainnya, seperti
mikrobiologi dan patologi kimia.

Patologi anatomi memiliki cabang ilmu, yaitu :

a. Hispatologi : Menemukan dan mendiagnosa penyakit dari hasil


pemeriksaan jaringan.

b. Sitopatologi : Menemukan dan mendiagnosa penyakit dari hasil


pemeriksaan sel tubuh yang dapat diambil.

c. Hematologi : Mempelajari kelainan seluler dan berbagai


komponen pembekuan darah.

d. Mikrobiologi : Mempelajari penyakit infeksi dan organisme


yang bertanggung jawab terhadap penyakit tersebut.

e. Imunologi : Mempelajari mekanisme pertahanan yang


spesifik dari tubuh manusia.

f. Patologi kimiawi : Mempelajari dan mendiagnosis suatu penyakit


dari hasil pemeriksaan perubahan kimiawi jaringan dan cairan.

g. Genetik : Mempelajari kelainan – kelainan kromosom dan


gen.

h. Toksikologi : Mempelajari pengaruh racun yang diketahui atau


yang dicurigai.

i. Patologi forensik : Aplikasi patologi untuk tujuan yang legal.


j. Patologi bedah : Adalah daerah praktek terpenting dari patologi
anatomi yang memakan waktu.

k. Patologi otopsi : Digunakan untuk menentukan berbagai faktor


yang menyebabkan kematian seseorang.

2. Patologi klinik.

Patologi klinik adalah bagian dari ilmu kedokteran klinik yang ikut
mempelajari masalah diagnostik dan terapi, ikut meneliti wujud dan perjalanan
penyakit pada seorang penderita atau bahan yang berasal dari seorang penderita.
Untuk itu patologi klinik merupakan pemeriksaan morfologis, mikroskopis,
kimia, mikrobiologis, serologis, hematologis, imunologis, parasitologis, dan
pemeriksaan laboratorium lainnya. Patologi klinik merupakan cabang dari ilmu
patologi, berbeda dari cabang ilmu patologi lainnya, yaitu patologi anatomi,
yang mempelajari mengenai anatomi jaringan yang terinfeksi.

Patologi klinik menangani analisis urin, sampel jaringan, dan darah, serta
memberikan banyak informasi penting mengenai masing – masing sampel,
seperti elektrolit urin, analisa darah, dan sebagainya.

Patologi klinik bertujuan untuk :

 Membantu memastikan diagnosa.

 Skrining.

 Meramalkan perkembangan penyakit.

 Pemantauan terhadap terapi.

 Memantau perkembangan penyakit.

Perkembangan patologi klinik melalui 4 tahap :

 Tahap 1

Pemeriksaan sederhana asam lambung, protein urin, gula dan asam urat
darah.

 Tahap 2
Pemeriksaan melalui darah vena dan pemeriksaan kolorimeter visual.

 Tahap 3

Kecepatan semakin mmeningkat, menggunakan flame fotometer.

 Tahap 4

Penggunaan alat otomatis.

Hubungan antara patologi klinik dengan farmasi :

 Ilmu terapan.

 Menganalisa cairan / jaringan tubuh.

 Membantu dalam mendiagnosa penyakit.

 Membantu untuk memilih terapi yang akan diberikan.

 Farmasi menyesuaikan obat yang dibutuhkan.

Pertemuan 2 “ Cidera dan Kematian Sel “

Organisasi Seluler meliputi : Sel ( struktur terkecil organisme yang dapat


mengatur aktivitas kehidupan sendiri ), membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan
nukleoplasma. Sel terbagi menjadi dua yaitu sel hewan dan sel tumbuhan. Masing –
masing sel mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda dan cenderung
mempertahankan aktifitasnya dalam rentang yang sempit (homeostasis normal). Sel
menyesuaikan struktur dan fungsinya untuk mengatasi perubahan dan stress ekstrasel.
Ketidak mampuan adaptasi menyebabkan cidera seluler.

Cidera Seluler adalah serangan pada sel tidak selalu mengakibatkan gangguan
fungsi, umumnya ada mekanisme adaptasi seluler terhadap stimulus. Efek yang cedera
adalah:

 Lesi biokimia yaitu perubahan reaksi kimia / metabolik didalam sel


 Kerusakan biokimia dapat menyebabkan gangguan fungsi sel (fisiologi)
 Kelainan biokimia dan fungsional dapat menyebabkan perubahan morfologik
(anatomi)
Contoh cidera seluler adalah hipertensi yaitu otot yang mendapat tekanan lalu
adaptasinya hipertropi setelah itu pembesaran jantung.

Cedera sel sub lethal adalah jika sel cidera tetapi tidak mati (sub letal) sering
terjadi perubahan morfologik yang reversible, jika stimulus hilang sel dapat kembali
sehat, dan jika stimulus tidak hilang sel akan mati. Perubahan subletal pada sel secara
alami disebut degeneratif.

Kematian Sel

Nekrosis adalah kematian sel ireversibel yang terjadi ketika sel cedera berat
dalam waktu lama dimana sel tidak mampu beradaptasi lagi atau memperbaiki dirinya
sendiri (hemostasis). Kematian sel (nekrosis) dibagi menjadi :

• Nekrosis koagulatif : Sel nekrotik bentuknya tetap, akibat sel litik dihambat
kondisi local, contohnya pada jantung, ginjal, dan limpa.

• Nekrosis liquefaktif : Sel nekrosik mengalami pencairan akibat kerja enzim,


contohnya pada otak dan medulla spinalis

• Nekrosis kaseosa : Sel nekrotik hancur, tetapi pecahannya tetap


berada disekitarnya, contohnya pada paru.

Contoh penyakitnya :

 Gangren : nekrosis koagulatif akibat kekurangan aliran darah dan disertai


tumbuhnya bakteri safrofit yang berlebihan (gangren kering pada tungkai, gangren
basah pada usus).

 Nekrosis lemak enzimatis (pankreatik) : yaitu nekrosis terjadi akibat enzim


pankreas mengalir diluar duktus terdapat pada pankreas.

Nasib jaringan nekrotik antara lain :

 Sel nekrotik – jaringan nekrotik

 Peradangan
 Regenenasi

 Dibuang

 Fibrosis

Gambaran makroskopis radang :

 Rubor ( kemerahan)
Akibat hiperemia atau kongesti
 Kalor ( panas )
Akibat lebih banyak darah
 Dolor ( nyeri )
Akibat perubahan pH, kadar ion, toksin yang merangsang saraf, juga pembengkakan.
 Tumor ( Pembengkakan )
Kumpulan darah cairan disebut eksudat
 Fungsio lesa ( hilangnya fungsi )
Bengkak, nyeri dan perubahan lingkungan.

Kematian Somatik

Kematian dimana tidak didapati tanda – tanda kehidupan lagi, seperti


berhentinya fungsi sirkulasi secara irreversible ( denyut jantung),berhentinya fungsi
pernapasan, suhu badan menurun, dan terhentinya fungsi otak ( tidak ada reflek batang
otak ). Setelah dua jam, kematian somatik akan diikuti kematian biologik yang ditandai
dengan kematian sel.

Perubahan post mortem :

 Rigor mortis ( kekakuan )

 Livor mortis ( warna ungu kebiruan )

 Algor mortis ( pendinginan )

 Autolisis ( pencairan )

Pertemuan 3 “ Imunologi “
Imuniti adalah kemampuan tubuh dalam melawan penyebab infeksi, sel, jaringan
dan molekul bekerja untuk memediasi proses melwan infeksi ( Abbas, 2016 )

Sistem imunitas adalah mekanisme tubuh dalam mempertahankan diri dari


ancaman pathogen / musuh serta mengenali diri sendiri.

Sistem imun berfungsi sebagai :

a. Pembentuk kekebalan tubuh.

b. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh,

c. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.

d. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.

Organ Sistem Imun

Organ sistem imun yang berada di seluruh bagian tubuh disebut dengan organ
limfoid. Organ limfoid merupakan rumah bagi limfosit.

Jaringan limfoid dibagi menkadi 2 yaitu :

1. Jaringan limfoid primer :

• Kelenjar thymus, dan

• Sumsum tulang

2. Jaringan limfoid sekunder :

• Berkapsul : limpa dan kelenjar limfe,

• Tidak berkapsul : tonsil, GALT ( gut – associated lymphoid tissue ), dan

• Jaringan limfoid di kulit, saluran nafas, kemih & reproduksi.

Respon Imun

Respon imun adalah respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks
terhadap antigen, untuk mengeliminasi antiden tersebut. Respons imun ini dapat
melibatkan berbagai macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit,
komplemen, dan sitokin yang saling berinteraksi secara komples.
Tipe imunitas dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Imunitas Aktif

Imunitas aktif dapat diperoleh dengan melakukan kontak langsung antara toksin
atau patogen sehingga tubuh mampu meproduksi antibodinya sendiri. Imunitas
aktif sendiri dibagi menjadi 2 :

• Alami

Terjadi jika setelah seseorang terpapar penyakit, sistem imunitas


memproduksi antibodi dan limfosit khusus. Seumur hidup, seperti pada
kasus cacar dan campak. Sementara seperti pada kasus gonore dan
pneumonia

• Buatan

Timbul karena adanya rangsangan dari patogen yang dimasukkan ke


dalam tubuh melalui vaksin yang kemudian mengaktifkan sistem imun.
Vaksin sendiri merupakan patogen yang sudah dilemahkan atau toksin
yang sudah diubah sebelumnya. Vaksin TFT ( tetenus formal toxoid )
untuk melawan tetanus.

2. Imunitas Pasif

Imunitas pasif terjadi jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu
lainnya. Imunitas pasif sendiri dibagi menjadi 2 :

• Alami

Terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat antibodi IgG
( imunoglobulin G ) milik ibu masuk plasenta. Kekebalan sementara
untuk beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran.

• Buatan

Terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum. Imnitas pasif dihasilkan


oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen
tertentu. Contohnya antara lain antibodi dari kuda yang kebal terhadap
gigitan ular dapat diinjeksikan kepada mansia yan digigit ular sejenis
( ABU = anti bisa ular ).
Imunodefisiensi

Imunodefisiensi yaitu kondisi dimana kemampuan sistem imun melemah.


Rawan terkena berbagai infeksi atau timbulnya sel tubuh yang panas. Imunodefisiensi
dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Imunodefisiensi primer adalah penyakit bawaan, hal ini berarti bahwa penyakit
ini sudah diderita pasien sejak lahir dan dan kemungkinan didapatkan dari
orangtuanya.

2. Imunodefisiensi sekunder adalah penyakit yang didapat.

Faktor Hospes Pada Infeksi

Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit. Syarat timbulnya infeksi : mikroorganisme yang menular harus
mampu memasuki hospes, melekat atau menduduki hospes, berkembang biak sampai
taraf tertentu.

Cara interaksi hospes dan mikroba

• Komensalisme

Antara hospes dan agen menular tidak saling menyerang atau menguntungkan
bagi yang satu tanpa menimbulkan cedera pada yang lain. Contohnya flora
normal di kulit dan mulut.

• Mutualisme

Interaksi hospes dengan mikroorganisme saling menguntungkan. Contohnya


E.coly dalam saluran pencernaan manusia memproduksi vitamin K.

• Parasitisme

Menguntungkan yang satu tetapi merugikan yang lain. Contohnya infeksi.

Faktor Mikroba Pada Infeksi

Faktor mikroba pada infeksi dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Daya Transmisi

Transpor agen menular hidup kedalam tubuh. Cara penularan penyakit infeksi
ada 2 :
• Direct (langsung) : Melalui saluran nafas, berciuman, hubungan seksual,
plasenta, dan lain – lain.

• Indirect (tidak langsung) ada media perantara : Barang, air, udara,


makanan / minuma, vektor ( nyamuk, lalat, cacing, dan lain – lain )

2. Daya Invasi

Kemampuan jasad renik untuk bertahan pada hospes untuk dapat menimbulkan
infeksi.

Contoh penyakit infeksi :

1. Bakteri : Anthrax, Salmonella, Infectious Conjungtivitis, Leptospirosis, Tetanus

2. Virus : Rabies, Hepatitis, Influensa

3. Protozoa : Malaria

4. Parasit :

Eksterna : Kudis = Skabiosis, kutu rambut.

Interna : Cacing hati ( Fasciolasis ), cacing nematoda ( Toxora vitulorum ),


cacing pita ( Cisticercosis )

Cidera dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Cidera mekanik yaitu luka tubuh atau kejutan yang dihasilkan oleh cedera fisika
tiba tiba, seperti dari kekerasan atau kecelakaan. Bila tubuh menghadapi trauma
akan timbul mekanisme pertahanan melalui tiga mekanisme yaitu : respons
kardiovaskular, respons imunologi, dan respons metabolik.

2. Cidera termal : Panas, listrik, zat kimia, gesekan, radiasi.

Pertemuan 4 “ Siklus Sel Normal VS Neoplasma “

Siklus sel merupakan serangkaian peristiwa yang terjadi di dalam sel, yang
mengarah pada pembelahan dan penggandaan DNA untuk menghasilkan sel anak baru.

Mitosis :
• Akan dihasilkan 2 sel anak yang identik dengan induknya serta memiliki jumlah
chromosome dan DNA yang diploid.

Meiosis :

• Untuk pembelahan sel – sel germinal


• Meiosis I : Menghasilkan 2 sel anak dengan jumlah chromosome yang haploid
namun DNA diploid.
• Meiosis II : menghasilkan 4 sel anak dengan jumlah chromosome dan DNA
yang haploid.
Masalah Replikasi Sel

Bila terjadi kesalahan replikasi DNA dalam siklus sel, dapat terjadi kelainan-
kelainan genetik atau kanker.

Penyakit Genetik  

Penyakit genetik  atau kelainan genetik adalah sebuah kondisi yang disebabkan


oleh kelainan oleh satu atau lebih gen yang menyebabkan sebuah kondisi fenotipe
klinis, manusia pada umumnya terdiri dari 46 kromosom atau 23 pasang, wanita normal
ditandai dengan 46XX, pria normal ditandai dengan 46XY.

Kanker

• Sel neoplasma berasal dari sel yang awalnya normal, selama mengalami
perubahan neoplastik sel memperoleh derajat otonom dalam arti tumbuh dengan
kecepatan tidak terkoordinasi
• Kanker dapat terjadi karena mutasi pada proto oncogene maupun tumor
suppressor gene
• Neoplasma Jinak :
• Bersifat lokal
• Batas penyebaran massa nyata
• Mempunyai kapsul jaringan penyambung
• Tidak menyebar ke tempat yang jauh
• Pertumbuhan lamban

• Neoplasma Ganas (sering disebut kanker) :


• Tumbuh cepat
• Penyebaran tidak teratur
• Tidak ber kapsul
• Sulit dipisahkan dari jaringan sekitarnya
• Mampu memasuki sirkulasi untuk menyebar ke tempat lain (metastasis)

Perbedaan Tumor Jinak dan Ganas

Ciri – ciri tumor jinak :

• Timbulnya ekspansif.
• Tumbuhnya lambat, sehingga tidak cepat membesar, tidak ditemukan gambaran
metosisi yang abnormal.
• Tumor jinak biasanya tidak menyebabkan kematian bila letaknya pada alat
tubuh yang vital.
Ciri – ciri tumor ganas :

• Tumor ganas tumbuhnya infiltratif


• Tumbuh cepat
• Tumor ganas jika tidak diobati akan menimbulkan kematian.

Pertemuan 5 “ Auto Imun “

Fungsi sistem imun :

• Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan &


menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur,
dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
• Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan
jaringan.
• Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Respon imun

• Deteksi dan mengenali benda asing.


• komunikasi dengan sel lain untuk berespon.
• Rekruitmen bantuan dan koordinasi respon.
• Destruksi atau supresi penginvasi.
Auto imun

• Respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang terjadi akibat kegagalan
mekanisme normal yang berperan untuk mempertahankan self tolerance
• Belum diketahui pasti penyebabnya.
• Beberapa faktor pemicu :
– genetik,
– gaya hidup tidak sehat,
– hormon, dan
– infeksi.
Penyakit Autoimun

Respon auto imun atau respon sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan
kemudian menyerang jaringan tubuh itu sendiri sehingga memunculkan kerusakan
jaringan atau gangguan fisiologis, padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang
organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh (Robbins, 2007).

Autoimun organ spesifik

Berarti hanya organ tertentu saja yang diserang, contohnya diabetes tipe 1 dan
Grave’s Disease dan Hasimoto’s Disease (menyerang kelenjar gondok/tiroid)

Autoimun Non Organ Spesifik

Menyerang organ – organ lain secara luas.

Diagnosis

• Menyesuaikan keluhan / organ terkena

• Tes antibodi antinuclear atau tes ANA

– mengukur kadar dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan
tubuh (reaksi autoimun)

– Semakin tinggi kadar ANA, semakin besar kemungkinan terkena


penyakit autoimun.

– ANA profile
Pengobatan

• Tidak bisa disembuhkan

• Terkontrol

• Pengobatan jangka Panjang

Pertemuan 6 “ Penyakit Degeneratif “

Penyakit Degeneratif

• Akibat penurunan fungsi organ tubuh .

• Secara umum terjadi pada usia tua, bisa juga pada usia muda.

• Akibatnya : penurunan derajat kesehatan yang biasanya diikuti dengan


penyakit .

• Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang muncul akibat proses


kemunduran fungsi sel tubuh dari keadaan normal menjadi lebih buruk.

• Bisa memengaruhi banyak organ dan jaringan

• Sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang),

• Tulang dan sendi,

• Serta pembuluh darah dan jantung, dan lain – lain.

• Beberapa bisa disembuhkan, tapi ada juga yang tidak bisa disembuhkan.

Faktor Resiko

• pola makan yang tidak sehat

– pola makan

– waktu makan

• kurang aktifitas fisik


• konsumsi rokok, alkohol

• meningkatnya stressor

Kardiovaskuler

• Penyakit Jantung

– Penyakit degeneratif yang menyebabkan kematian terbanyak di seluruh


dunia

• Disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari penyumbatan pembuluh darah,
gangguan irama jantung, cacat jantung bawaan, , dan lain – lain.

• nyeri dada,

• napas terengah-engah,

• mudah lelah,

• detak jantung (cepat, lambat, tidak reguler).

• Hipertensi
– tekanan darah adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong
dinding pembuluh darah.

• ≥ 140/90 milimeter merkuri (mmHG)

• komplikasi : penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal


ginjal, dan kebutaan, dan lain – lain.

Syaraf

• Alzheimer
– Menyerang sistem saraf .

– Biasanya muncul pada usia 65 tahun ke atas.

– Alzheimer adalah penyakit progresif otak yang secara perlahan


menyebabkan penurunan fungsi memori dan kognitif.

• Stroke
– Penyakit gangguan fungsional otak berupa kematian sel-sel otak akibat
gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak
– Terhentinya aliran darah
• Sumbatan (stroke non haemoragik)
• Perdarahan (stroke haemoragik)
Pencegahan

• Merubah gaya hidup

• Atasi obesitas

• Kendalikan stress

• Aktifitas dan olahraga

• Pola makan gizi seimbang

Pertemuan 7 & 8 “ Gangguan Metabolik “

Gangguan Metabolik

• Gangguan metabolik adalah kelainan dalam proses metabolisme tubuh.

• Metabolisme adalah proses penguraian nutrisi dari makanan menjadi energi


yang dibutuhkan oleh tubuh.

• Gangguan metabolisme :

– Karbohidrat

– Protein

– Lemak

Penyebab Gangguan Metabolik

• Paling sering disebabkan oleh kelainan genetik


• Memengaruhi kinerja kelenjar endokrin dalam menghasilkan enzim yang
digunakan dalam proses metabolisme.

• Jumlah enzim yang dihasilkan akan berkurang atau bahkan tidak diproduksi
sama sekali

• Metabolisme terganggu

Sindrom Metabolik

• Pengertian

– kelompok gejala abdominal, dislipidemia, hiperglikemia, dan hipertensi.

• Etiologi

– belum dipahami seluruhnya,

– resistensi insulin dan hiperinsulinemia (diduga)

Faktor Resiko

• Riwayat orangtua dengan penyakit kardiovaskular atau diabetes melitus tipe-2


(DMT2)

• Riwayat diabetes melitus pada ibu selama kehamilan

• Riwayat lahir kecil masa kehamilan (KMK) dengan catch-up growth dini

• Pola makan

• Gaya hidup kurang gerak (sedentary lifestyle)

• Faktor genetik dan lingkungan

• Paparan asap rokok

Diagnosis

• Anamnesis

– Dokter akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan gejala yang


dialami pasien, antara lain gejala diabetes, tekanan darah tinggi, dan
kolesterol tinggi.
• Pemeriksaan fisik

– mengukur lingkar pinggang dan tekanan darah pasien, serta menjalankan


tes darah untuk memastikan diagnosis.

3 dari 5 kriteria berikut:

• Lingkar pinggang yang besar

– lebih dari 90 cm pada pria dan lebih dari 80 cm pada wanita.

• Kadar HDL atau ‘kolesterol baik’ dalam darah kurang dari 50 mg/dL.

• Kadar trigliserida dalam darah lebih dari 150 mg/dL.

• Tekanan darah yang konsisten di angka 140/90 mmHg atau lebih.

• Kadar gula darah puasa 100 mg/dL atau lebih tinggi.

Perubahan Gaya Hidup

• Berolahraga ringan secara rutin, minimal 30 menit setiap hari.

• Menurunkan berat badan sampai mencapai berat badan ideal.

• Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah dan sayuran.

• Membatasi asupan garam, gula, lemak jenuh, dan minuman beralkohol.

• Menghentikan kebiasaan merokok.

• Mengelola stres dengan baik

Anda mungkin juga menyukai