Pert 9 Analisis Biaya Volume Laba KLP 2
Pert 9 Analisis Biaya Volume Laba KLP 2
KELOMPOK 06
AA Sagung Ary Nur Arista (1781611018)
Ni Nyoman Opi Widiari (1781611019)
Gusti Ayu Made Risdharyanti (1781611020)
Ni Putu Eka Parastika (1781611021)
Pada contoh diatas, margin produk impas hanya menutupi biaya tetap langsung,
namun biaya tetap umum masih belum tertutupi.Penjualan kedua produk dalam jumlah
tersebut akan menimbulkan kerugian biaya tetap umum. Perlu dilakukan pengalokasian
biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas.
Permasalahannya adalah alokasi biaya tetap umum bersifat acak. Jadi, tidak ada volume
impas yang tampak secara langsung. Kemungkinan pemecahannya adalah
mengonversikan masalah multi produk menjadi masalah produk tunggal. Jika hal ini
dapat dilakukan, maka seluruh metodelogi CVP produk tunggal dapat diterapkan secara
langsung. Kunci dari konversi ini adalah mengidentifikasi bauran penjualan yang
diharapkan dalam unit dari produk – produk yang dipasarkan. Bauran penjualan (sales
mix) adalah kombinasi relatif dari berbagai produk yang dijual perusahaan.
Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang akan dijual atau bagian dari
pendapatan. Apabila penjualan direncanakan sebanyak 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit
adalah 1.200:800 atau 3:2.
Ilustrasi pada kedua produk mesin pemotong rumput Whittier Company :
Produk Harga Biaya Margin Bauran Margin
Variabel Kontribusi Penjualan Kontribusi
Dalam proyeksi laba rugi Whittier, total biaya tetap perusahaan adalah $96.250
sehingga perhitungan titik impasnya sebagai berikut :
Paket Impas = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Paket
= $96.250/$625
= 154 Paket
Dalam grafik ini laba operasi merupakan variabel terikat yang diukur pada sumbu
horizontal dan unit merupakan variabel bebas yang diukur pada sumbu vertikal.
Total biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per Unit x Jumlah unit) + (Biaya pengaturan x
Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)
Laba operasi, seperti sebelumnya, adalah total pendapatan dikurangi total biaya.Hal ini
dinyatakan sebagai berikut:
Laba operasi = Total pendapatan – [Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Jumlah Unit) +
(Biaya pengaturan x Jumlah Pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)]
Menggunakan pendekatan margin kontribusi untuk menghitung titik impas dalam unit.
Pada impas, laba operasi adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai
impas adalah sebagai berikut:
Unit impas = [(Biaya tetap + (Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa x
Jumlah jam rekayasa)] / (Harga – Biaya variabel per unit)
Satu tahun kemudian, Presiden Direktur mendapati bahwa peningkatan laba yang
diharapkan tidak terjadi. Sebaliknya, perusahaan mengalami kerugian, mengapa?
Jawabannya di berikan oleh pendekatan ABC pada analysis CVP.
Hubungan biaya ABC awal pada contoh tersebut adalah sebagai berikut:
Total biaya = $ 50.000 + ($ 10 x unit ) + ( $ 1000 x pengaturan) + ($ 30.000 x jam
rekayasa)
Misalkan bahwa rancangan baru tersebut membutuhkan pengaturan yang lebih
rumit, sehingga meningkatkan biaya per pengaturan dari $ 1000 menjadi $ 1600.Juga
misalkan bahwa rancangan baru itu, karena peningkatan kandungan teknis,
membutuhkan dukungan teknik tambahan sebesar 40 persen (dari 1000 jam menjadi
1400 jam).
Persamaan biaya yang baru, termasuk pengurangan biaya variabel tingkat unit,
adalah : Total biaya = $ 50.000 + ($ 8 x unit) + ($ 1600 x pengaturan) + ($ 30 x jam
rekayasa) Titik impas, dengan laba operasi nol dan menggunaan persamaan ABC,
dihitung: (anggap bahwa 20 pengaturan masih di lakukan)
Jumlah unit = [ ( $ 50.00 + ($ 1600 x 20 ) + ( $ 30.000 x 1400 ) ] : ($ 20 - $ 8)
= $ 124.000 : $ 12
= 10.333 unit.
74.000
Margin yang dapat di telusuri $ 46.000
Dikurangi: beban tetap 50.000
(rugi) operasional $ (4000)
Oleh karena aplikasi JIT merupakan kasus khusus dari persamaan ABC, maka tidak
ada contoh yang akan diberikan.
Sumber Refrensi
Guan.Limimg. Hansen. Don R., and Mowen, Maryanne M., 2009. Cost
Management. 6thedition. South-Western Chengage Learning (HM)
Kasus17-19
PerubahanTitikImpasdenganPerubahanHarga Unit
Plata memproduksi dan menjual tempat penyimpanan plastik. Pada tahun lalu, Plata
menjual sebanyak 125.000 unit. Laporan laba rugi untuk Perusahaan Plata untuk tahun
lalu disajikan berikut ini:
Penjualan $625.000
Dikurangi: BiayaVariabel $343.750
Margin Kontribusi $281.250
Dikurangi: BiayaTetap $180.000
LabaOperasi $101.250
Pembahasan:
1. Kontribusi margin per unit = $281.250 : 125.000 unit = $2,25 per unit
Kontribusi margin rasio = $281.250 : $625.000 = 0,45
TitikImpasdalam unit = Biayatetap : Margin Kontribusi per unit
= $180.000 : $2,25
= 80.000 unit
TitikImpasdalampenjualan = Biayatetap : Rasio Margin Kontribusi
= $180.000 : 0,45
= $400.000
Berdasarkan perhitungan di atas, disimpulkanbahwauntukmencapaititikimpas,
Perusahaan Plata harus menjua tempat penyimpanan plastic sejumlah 80.000 unit
dengan total harga $400.000.
Margin pengaman dalam unit = 125.000 unit – 80.000 unit = 45.000 unit
Margin pengaman dalamdolar = 45.000 unit x ($625.000 : 125.000 unit)
= $225.000
2. Harga jual per unit awaladalah $5 per unit ($625.000 : 125.000 unit), dan
diasumsikan meningkat sejumlah 10 persen, sehingga menjadi $5,5 per unit (5+ ($5
x 10%)).
Titik Impas dalam unit = Biaya tetap : Margin Kontribusi per unit
= $180.000 : ($5,5 - $2,75)
= $180.000 : $2,75
= 65.454 unit
Titik Impas dalam penjualan = Biaya tetap : Rasio Margin Kontribusi
= $180.000 : ($2,75 : $5,5)
= $180.000 : 0,50
= $360.000
Jadi dengan adanya peningkatan harga jual sebesar 10 persen, maka titik impas yang
harus dicapai oleh perusahaan akan menurun. Untuk mencapai titik impas, perusahaan
Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 65.454 unit dengan total harga
$360.000.
3. Biaya variabel per unit awaladalah $2,75 per unit ($343.750 : 125.000 unit), dan
diasumsikan meningkat sejumlah $0,35, sehingga menjadi $3,1 per unit.
Titik Impas dalam unit = Biaya tetap : margin kontribusi per unit
= $180.000 : ($5,0 - $3,1)
= $180.000 : $1,9
= 94.737 unit
Titik Impas dalam penjualan = Biaya tetap : Rasio margin kontribusi
= $180.000 : ($1,9 - $5,0)
= $180,000 : 0,38**
= $473,684
Jadi dengan adanya peningkatan biaya variabel per unit sebesar $0,35, maka titik impas
yang harus dicapai oleh perusahaan akan meningkat. Untuk mencapai titik impas,
perusahaan Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 94.737 unit dengan
total harga $473.684.
4. Untuk memprediksi kenaikan atau penurunan titik impas dapat dilakukan dengan
menghitung peningkatan harga jual dan biaya variabel per unit. Apabila harga jual
dan biaya variable per unit meningkat, maka terlebih dahulu margin kontribusi
sebelum dan sesudah perubahan harga dan biaya variable harus diketahui, sehingga
kita dapat mengetahui pengaruhnya terhadap titik impas.
Berikut ini disajikan perubahan pada titik impas disesuaikan dengan perubahan yang
terjadi pada soal 1 dan 2:
Hargajual per unit $5,5
Dikurangi: BiayaVariabel per unit $3,1
Margin Kontribusi per unit $2,4
Titik Impas dalam unit = Biaya tetap : Margin Kontribusi per unit
= $180.000 : $2,4
= 75.000 unit
Titik Impas dalam penjualan = Biaya tetap : Rasio Margin Kontribusi
= $180.000 : ($2,4 : $5,5)
= $180.000 : 0,436
= $412.844
Jadi untuk mencapai titik impas, Perusahaan Plata harus menjual tempat penyimpanan
plastic sejumlah 75.000 unit dengan total harga $412.844.
5. Biaya tetap awal adalah $180.000 dan diasumsikan meningkat sejumlah $50.000
sehingga menjadi $230.000. (Data lainnya tetap sesuai dengan data awal).
Titik Impas dalam unit = Biaya tetap : Margin Kontribusi per unit
= $230.000 : $2,25
= 102.222 unit
Titik Impas dalam penjualan = Biaya tetap : Rasio Margin Kontribusi
= $230,000 : 0,45
= $511.111
Jadi dengan adanya peningkatan biaya tetap sebesar $50.000, maka titik impas yang
harus dicapai oleh perusahaan akan meningkat. Untuk mencapai titik impas, perusahaan
Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 102.222 unit dengan total
harga $511,111.