Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI MANAJEMEN

Analisis Biaya Volume Laba

KELOMPOK 06
AA Sagung Ary Nur Arista (1781611018)
Ni Nyoman Opi Widiari (1781611019)
Gusti Ayu Made Risdharyanti (1781611020)
Ni Putu Eka Parastika (1781611021)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
1. Titik Impas dalam unit (Break Event Point (BEP))
Merupakan titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga
tidak dalam kondisi rugi. Atau BEP merupakan suatu teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume aktivitas. Masalah
BEP baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut mempunyai Biaya
Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat
menderita kerugian dikarenakan penghasilan penjualannya hanya mampu menutup biaya
variabel dan hanya bisa menutup sebagian kecil biaya tetap..BEP ditinjau dari konsep
kontribus margin menyatakan bahwa volume penjualan dimana kontribusi margin sama
besarnya dengan total biaya tetapnya. Manfaat Analisis Titik Impas
a) Jumlah penjualan minimal harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian;
b) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu;
c) Seberapa jauhkah yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu;
d) Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi
e) Untuk mengetahu bagaimana efek perubahan harga jual biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

1.1 Pendekatan laba operasi


Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan
biaya-biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variabel. Laporan laba rugi dapat
dinyatakan sebagai persamaan berikut.
Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable –Beban tetap
Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan
penghasilan atau laba sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating
income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal
perusahaan.Sedangkan, laba bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi pajak
penghasilan.Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka dapat dikembangkanlah
persamaan laba operasi denganmenyatakan pendapatan penjulan dan beban variabel
dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan
dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya
variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian,
persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x
jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap
1.2 Pendekatan Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban
variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian
menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup
beban tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk
menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut.
Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi
per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh
kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan
peningkatan dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya
akan menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.

1.3 Target Keuntungan


Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba Meskipun
titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin
memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost volume
profit menyediakan suatu cara menentukan jumlah unityang harus dijual untuk
menghasilkan target laba tertentu. Target laba di sini adalah laba operasi di atas nol (titik
impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah dolar atau sebagai persentase dari
pendapatan penjualan. Untuk mencari target laba, pendekatan yang dapat dilakukan
adalah dengan pendekatan laba operasi atau pendekatan margin kontribusi.

1.4 Target Keuntungan Setelah Pajak


Target Laba Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan
tidak berperan.Ini disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol.
Namun, ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk
menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan
tambahan.Ingat kembali, bahwa laba bersih adalah laba operasi setelah pajak penghasilan
dan bahwa angka target laba dinyatakan dalam kerangka sebelum pajak.Dengan
demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih, harus menambahkan kembali
pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.Umumnya, pajak dihitung sebagai
persentase dari laba.Laba setelah pajak dihitung dengan mengurangkan pajak dari laba
operasi (atau laba sebelum pajak).
2. Titik Impas Dalam Dolar Penjualan
Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit
yang terjual.Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran
pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang
terjual.Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudah
dikonversi menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi
jawaban tersebut bisa dihitung secara lebih langsung dengan mengembangkan rumus
terpisah untuk kasus pendapatan penjualan.Dalam kasus ini, variabel yang penting adalah
dolar penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya variabel harus dinyatakan dalam
dolar, bukan unit. Karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan dalam dolar, maka
pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan dibahas secara lebih
mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana biaya tersebut dapat
dinyatakan dalam ukuran dolar penjualan.Untuk menghitung titik impas dalam dolar
penjualan, biaya variabel didefenisikan sebagi suatu persentase dari penjualan bukan
sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Dapat diilustrasikan mengenai pembagian
pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin kontribusi 

1.1 Target keuntungan


Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi
dapat digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan
penjualan. Untuk memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh
perubahan pendapatan, kalikan rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam
penjualan. 

1.2 Membandingkan Kedua Pendekatan


Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi
impas dalam pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per
unit dengan unit yang terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen
menggunakan kedua rumus tersebut, yaitu:
a. Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara
langsung jika hal tersebut dikehendaki
b.  Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam
pengaturan multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.
1.2.1 Analisis multi produk
Banyak perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multi produk,
namun pengoperasiannya tidak berbeda jauh. Terdapat pemisahan beban tetap langsung
dari beban tetap umum. Beban tetap langsung adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke
setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada. Beban tetap umum adalah
biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul meskipun salah
satu produk dieliminasi.

Mesin Manual Mesin Otomatis Total


Penjualan $480.000 $640.000 $1.120.000
Beban Variabel 380.000 480.000 870.000
Margin Kontribusi $ 90.000 $160.000 $ 250.000
Beban Tetap Langsung 30.000 40.000 70.000
Margin Produk $ 60.000 $120.000 $ 180.000
Beban Tetap Umum 26.250
Laba Operasi $ 153.750

a. Titik Impas dalam Unit


Titik impas dalam unit untuk analisis multi produk diterapkan secara terpisah ke
setiap lini produk. Dengan cara itu, titik impas individu akan diperoleh jika laba
didefinisikan sebagai margin produk.
Ilustrasi pada kedua produk Whittier Company :
Unit impas mesin manual = Biaya Tetap / Margin Kontribusi
= $30.000 / $ 75
= 400 unit
Unit impas mesin otomatis = Biaya Tetap / Margin Kontribusi
= S40.000 / $ 200
= 200 unit

Pada contoh diatas, margin produk impas hanya menutupi biaya tetap langsung,
namun biaya tetap umum masih belum tertutupi.Penjualan kedua produk dalam jumlah
tersebut akan menimbulkan kerugian biaya tetap umum. Perlu dilakukan pengalokasian
biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas.
Permasalahannya adalah alokasi biaya tetap umum bersifat acak. Jadi, tidak ada volume
impas yang tampak secara langsung. Kemungkinan pemecahannya adalah
mengonversikan masalah multi produk menjadi masalah produk tunggal. Jika hal ini
dapat dilakukan, maka seluruh metodelogi CVP produk tunggal dapat diterapkan secara
langsung. Kunci dari konversi ini adalah mengidentifikasi bauran penjualan yang
diharapkan dalam unit dari produk – produk yang dipasarkan. Bauran penjualan (sales
mix) adalah kombinasi relatif dari berbagai produk yang dijual perusahaan.
Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang akan dijual atau bagian dari
pendapatan. Apabila penjualan direncanakan sebanyak 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit
adalah 1.200:800 atau 3:2.
Ilustrasi pada kedua produk mesin pemotong rumput Whittier Company :
Produk Harga Biaya Margin Bauran Margin
Variabel Kontribusi Penjualan Kontribusi

Per Unit per Unit per Paket


Mesin Manual $400 $325 $75 3 $225
Mesin Otomatis 800 600 200 2 400
Total Paket $625

Dalam proyeksi laba rugi Whittier, total biaya tetap perusahaan adalah $96.250
sehingga perhitungan titik impasnya sebagai berikut :
Paket Impas = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Paket
= $96.250/$625
= 154 Paket

b. Titik Impas dalam Dolar Penjualan


Titik impas dalam dolar penjualan dapat dihitung dengan membagi biaya tetap
dengan rasio margin kontribusi. Dalam ilustrasi Whittier Companya, biaya tetapadalah
sebesar $96.250 dan rasio margin kontribusi 0,2232 ($250.000/$1.120.000) sehingga
perhitungan penjualan impas sebagai berikut :
Penjualan Impas = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi
= $96.250/0,2232
= $431.228

3. Representasi Grafis Dari Cvp


3.1 Grafik Laba Volume
Grafik laba volume (profit-volume graph) menggambarkan hubungan antara laba
dan volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari
persamaan laba operasi :
Laba operasi = (Harga x Unit) - (Biaya Variabel per Unit x Unit) – (Biaya Tetap).

Dalam grafik ini laba operasi merupakan variabel terikat yang diukur pada sumbu
horizontal dan unit merupakan variabel bebas yang diukur pada sumbu vertikal.

3.2 Grafik Biaya Volume Laba


Grafik biaya volume laba (cost volume-profit graph) menggambarkan hubungan
antara biaya, volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci,
perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah yaitu garis total pendapatan dan garis total
biaya yang disajikan dalam dua persamaan berikut :
Pendapatan = Harga x Unit
Total Biaya = (Biaya Variabel per Unit x Unit) + Biaya Tetap

Asumsi – asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba


Grafik laba volume dan biaya volume laba mengandalkan beberapa asumsi penting yaitu:
1. Fungsi Linier
Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier. Jika
kuantitas yg dijual meningkat pendapatan juga meningkat, begitu juga dengan
biaya, jika kuantitas produk yang dihasilkan meningkat, maka biaya juga
meningkat.
2. Rentang yang Relevan
Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.
Rentang yang relevan yaitu rentang operasi berjalan yang menggambarkan
hubungan biaya dan pendapatan linier yang berlaku.
3. Produksi Sama dengan Penjualan
Analisis mengasumsikan apa yg diproduksi dapat dijual. Tidak ada perubahan
persediaan selama periode tersebut.
4. Bauran Penjualan yang Konstan
Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui. Analisis
impas multiproduk mensyaratkan suatu bauran penjualan yang konstan.

5. Harga dan Biaya diketahui dengan Pasti


Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti. Pada kenyataanya
perusahaan jarang mengetahui harga, biaya variabel, dan biaya tetap secara pasti.
Suatu perubahan pada satu variabel biasanya mempengaruhi nilai variable lainnya.

3.3 Perubahan Dalam Variabel CVP


Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus
memperhatikan perubahan – perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan
biaya tetap.Perusahaan juga harus memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian.
Kita akan membahas pengaruh dari perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan
biaya tetap terhadap titik impas. Kita juga akan membahas cara – cara yang dapat
ditempuh para manajer untuk menangani risiko dan ketidakpastian dalam kerangka CVP
1) Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan
pasti.Namun, hal tersebut jarang terjadi.Risiko dan ketidakpastian adalah bagian
dari pengambilan keputusan bisnis dan bagaimananpun hal itu harus
ditangani.Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak pastian.Distribusi
probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi probabilitas
variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita,
kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.
2) Margin pengaman ( margin of safety ) 
Unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau
diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas. Margin pengamandapat
dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko. Pada kenyataannya peristiwa yang tidak
diketahui selalu muncul ketika rencana disusun.  Hal itu dapat menurunkan
penjualan di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila margin pengaman perusahaan
adalah besar atas penjualan tertentu yang diharapkan tahun depan, maka
risikomenderita kerugian jika penjualan menurun lebih kecil daripada margin
pengamannya kecil. Manager yang menghadapi margin pengaman yang rendah
mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk meningkatkan
penjualan atau mengurangi biaya. 
3) Pengungkit Operasi
Dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin sederhana yang digunakan untuk
melipatgandakan kekuatan.Pada dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan
kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak
pekerjaan.Semakin besar beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga,
semakin besar keunggulan mekanis dari alat tersebut.Dalam bidang keuangan
pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relative dari biaya tetap dan biaya
variable dalam suatu organisasi.Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable
adalah suatu hal yang mungkin dilakukan. Tingkat pengungkit operasi  (degree of
operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan
menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba
4) Analisis Sensitivitas dan CVP
Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer
melakukan analisis sensitivitas.Sebagai sebuah alat penting, analisis sensitivitas
(sensitivity analysis) adalah teknik “bagaimana-jika” yang menguji dampak dari
perubahan asumsi –asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban.

4. Analisis Cvp Dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas


Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat
dikelompokkan dalam dua kategori: biaya yang berubah sejalan dengan volume
penjualan (biaya variabel) dan biaya yang tidak berubah (biaya tetap). Selanjutnya biaya
diasumsikan sebagai fungsi linier dari volume penjualan.Pada sistem perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam kategori berdasarkan unit dan non-unit.
Persamaan biaya ABC dapat dinyatakan sebagai berikut:

Total biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per Unit x Jumlah unit) + (Biaya pengaturan x
Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)

Laba operasi, seperti sebelumnya, adalah total pendapatan dikurangi total biaya.Hal ini
dinyatakan sebagai berikut:

Laba operasi = Total pendapatan – [Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Jumlah Unit) +
(Biaya pengaturan x Jumlah Pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)]
Menggunakan pendekatan margin kontribusi untuk menghitung titik impas dalam unit.
Pada impas, laba operasi adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai
impas adalah sebagai berikut:

Unit impas = [(Biaya tetap + (Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa x
Jumlah jam rekayasa)] / (Harga – Biaya variabel per unit)

a) Contoh Perbandingan Penggunaan Analisis CVP dan Analisis ABC


Diasumsikan bahwa suatu perusahaan ingin menghitung jumlah unit yang
harus dijual untuk menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $20.000. Analisis
ini didasarkan pada data berikut:
Penggerak Biaya variable per unit ($) Tingkat aktivitas
Unit terjual 10 -
Pengaturan 1.000 20
Jam rekayasa 30 1.000
Data lainnya:
Total biaya tetap (konvensional) $100.000
Total biaya tetap (ABC) 50.000
Harga jual per unit 50
         
Dengan menggunakan analisis CVP, jumlah yang harus terjual untuk
menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $20.000 dihitung sebagai berikut:
Jumlah unit = (Target laba + Biaya)/(Harga-Biaya variabel per unit)
= ($20.000 + $100.000)/($20-$10)
= $120.000/$10
  = 12.000
Dengan menggunakan persamaan ABC, jumlah unit yang harus terjual untuk
menghasilkan laba operasi sebesar $20.000 dihitung sebagai berikut:
Jumlah unit = [$20.000 + $50.000 + ($1.000x20) + ($30x1.000)]/($20-$10)
  = 12.000 unit

b) Implikasi Strategis: Analisis CVP Konvensional Versus Analisis ABC


Misalkan bahwa setelah dilakukan analisis CVP konvensional, departemen
pemasaran menyarankan bahwa penjualan 12.000 unit mustahil dicapai.Hanya 10.000
unit yang mungkin dapat terjual. Presiden direktur perusahaan kemudian
memerintahkan para insinyur perancang produk mencari suatu cara mengurangi biaya
pembuatan produk. Para insinyur juga diminta untuk mempertahankan persamaan
biaya konvensional, yaitu biaya tetap sebesar $100.000 dan biaya variabel $10. Biaya
variabel  per unit sebesar $10 terdiri atas tenaga langsung, $4 ; bahan baku langsung,
$5 ; dan overhead variabel , $1.
Guna memenuhi permintaan untuk mengurangi titik impas,departemen teknik
memproduksi suatu rancangan baru yang membutuhkan lebih sedikit tenaga
kerja.Rancangan baru tersebut mengurangi biaya tenaga kerja langsung sebesar $2
per unit.Dengan demikian,biaya variabel yang baru adalah $8 per unit dan titik impas
adalah sebagai berikut:

Jumlah unit = biaya tetap : (harga – biaya variable per unit )


                    = $ 100.000 : ($ 20 - $ 8)
                     = 8.333 unit

Proyeksi laba jika 10.000 unit terjual dihitung sbb :


Penjualan ($20 x 10.000)                                                                  $ 200.000
Dikurangi : beban variabel ($8 x 10.000)                                                 80.000
Margin kontribusi                                                                              $ 120.000
Dikurangi : beban tetap                                                                         100.000
       Laba operasi                                                                     $ 20.000

Satu tahun kemudian, Presiden Direktur mendapati bahwa peningkatan laba yang
diharapkan tidak terjadi. Sebaliknya, perusahaan mengalami kerugian, mengapa?
Jawabannya di berikan oleh pendekatan ABC pada analysis CVP.
Hubungan biaya ABC awal pada contoh tersebut adalah sebagai berikut:
Total biaya = $ 50.000 + ($ 10 x unit ) + ( $ 1000 x pengaturan) + ($ 30.000 x jam
rekayasa)
Misalkan bahwa rancangan baru tersebut membutuhkan pengaturan yang lebih
rumit, sehingga meningkatkan biaya per pengaturan dari $ 1000 menjadi $ 1600.Juga
misalkan bahwa rancangan baru itu, karena peningkatan kandungan teknis,
membutuhkan dukungan teknik tambahan sebesar 40 persen (dari 1000 jam menjadi
1400 jam).
Persamaan biaya yang baru, termasuk pengurangan biaya variabel tingkat unit,
adalah : Total biaya = $ 50.000 + ($ 8 x unit) + ($  1600 x pengaturan) + ($ 30 x jam
rekayasa) Titik impas, dengan laba operasi nol dan menggunaan persamaan ABC,
dihitung: (anggap bahwa 20 pengaturan masih di lakukan)
            Jumlah unit = [ ( $ 50.00 + ($ 1600 x 20 ) + ( $ 30.000 x 1400 ) ] : ($ 20 - $ 8)
                                = $ 124.000 : $ 12
                                = 10.333 unit.

Dan laba operasi untuk 10.000 unit dihitung sbb :


(inget kembali bahwa jumlah maksimal yang dapat terjual adalah $ 10.000)
Penjualan ($ 20 x 10.000)                                                                             $ 200.000
Dikurangi: beban variabel berdasarkan unit ($8 x 10.000)                            80.000
Margin kontribusi                                                                                          $120.000  
Dikurangi: beban variabel berdasarkan non unit:
        Pengaturan ($1600 x 20)                                                          $ 32.000
  Dukungan teknik ($ 30 x 1400)                                                   42.000 

74.000
Margin yang dapat di telusuri                                                                          $ 46.000
Dikurangi: beban tetap                                                                           50.000
 (rugi) operasional                                                                                                $ (4000)

c) Analisis CVP dan JIT


Variabel tingkat batch menjadi hilang (pada sistim JIT batch-nya adalah satu unit).
Dengan demikian, persamaan biaya pada JIT dapat dinyatakan sbb :
            Total biaya = biaya tetap + ( biaya variabel per unit x jumlah unit ) + ( biaya rekayasa
x jumlah jam rekayasa)

Oleh karena aplikasi JIT merupakan kasus khusus dari persamaan ABC, maka tidak
ada contoh yang akan diberikan.
Sumber Refrensi

Guan.Limimg. Hansen. Don R., and Mowen, Maryanne M., 2009. Cost
Management. 6thedition. South-Western Chengage Learning (HM)

Kasus17-19
PerubahanTitikImpasdenganPerubahanHarga Unit

Plata memproduksi dan menjual tempat penyimpanan plastik. Pada tahun lalu, Plata
menjual sebanyak 125.000 unit. Laporan laba rugi untuk Perusahaan Plata untuk tahun
lalu disajikan berikut ini:
Penjualan $625.000
Dikurangi: BiayaVariabel $343.750
Margin Kontribusi $281.250
Dikurangi: BiayaTetap $180.000
LabaOperasi $101.250

Pembahasan:
1. Kontribusi margin per unit = $281.250 : 125.000 unit = $2,25 per unit
Kontribusi margin rasio = $281.250 : $625.000 = 0,45
TitikImpasdalam unit = Biayatetap : Margin Kontribusi per unit
= $180.000 : $2,25
= 80.000 unit
TitikImpasdalampenjualan = Biayatetap : Rasio Margin Kontribusi
= $180.000 : 0,45
= $400.000
Berdasarkan perhitungan di atas, disimpulkanbahwauntukmencapaititikimpas,
Perusahaan Plata harus menjua tempat penyimpanan plastic sejumlah 80.000 unit
dengan total harga $400.000.
Margin pengaman dalam unit = 125.000 unit – 80.000 unit = 45.000 unit
Margin pengaman dalamdolar = 45.000 unit x ($625.000 : 125.000 unit)
= $225.000

2. Harga jual per unit awaladalah $5 per unit ($625.000 : 125.000 unit), dan
diasumsikan meningkat sejumlah 10 persen, sehingga menjadi $5,5 per unit (5+ ($5
x 10%)).
Titik Impas dalam unit = Biaya tetap : Margin Kontribusi per unit
= $180.000 : ($5,5 - $2,75)
= $180.000 : $2,75
= 65.454 unit
Titik Impas dalam penjualan = Biaya tetap : Rasio Margin Kontribusi
= $180.000 : ($2,75 : $5,5)
= $180.000 : 0,50
= $360.000
Jadi dengan adanya peningkatan harga jual sebesar 10 persen, maka titik impas yang
harus dicapai oleh perusahaan akan menurun. Untuk mencapai titik impas, perusahaan
Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 65.454 unit dengan total harga
$360.000.

3. Biaya variabel per unit awaladalah $2,75 per unit ($343.750 : 125.000 unit), dan
diasumsikan meningkat sejumlah $0,35, sehingga menjadi $3,1 per unit.
Titik Impas dalam unit = Biaya tetap : margin kontribusi per unit
= $180.000 : ($5,0 - $3,1)
= $180.000 : $1,9
= 94.737 unit
Titik Impas dalam penjualan = Biaya tetap : Rasio margin kontribusi
= $180.000 : ($1,9 - $5,0)
= $180,000 : 0,38**
= $473,684
Jadi dengan adanya peningkatan biaya variabel per unit sebesar $0,35, maka titik impas
yang harus dicapai oleh perusahaan akan meningkat. Untuk mencapai titik impas,
perusahaan Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 94.737 unit dengan
total harga $473.684.

4. Untuk memprediksi kenaikan atau penurunan titik impas dapat dilakukan dengan
menghitung peningkatan harga jual dan biaya variabel per unit. Apabila harga jual
dan biaya variable per unit meningkat, maka terlebih dahulu margin kontribusi
sebelum dan sesudah perubahan harga dan biaya variable harus diketahui, sehingga
kita dapat mengetahui pengaruhnya terhadap titik impas.
Berikut ini disajikan perubahan pada titik impas disesuaikan dengan perubahan yang
terjadi pada soal 1 dan 2:
Hargajual per unit $5,5
Dikurangi: BiayaVariabel per unit $3,1
Margin Kontribusi per unit $2,4
Titik Impas dalam unit = Biaya tetap : Margin Kontribusi per unit
= $180.000 : $2,4
= 75.000 unit
Titik Impas dalam penjualan = Biaya tetap : Rasio Margin Kontribusi
= $180.000 : ($2,4 : $5,5)
= $180.000 : 0,436
= $412.844

Jadi untuk mencapai titik impas, Perusahaan Plata harus menjual tempat penyimpanan
plastic sejumlah 75.000 unit dengan total harga $412.844.

5. Biaya tetap awal adalah $180.000 dan diasumsikan meningkat sejumlah $50.000
sehingga menjadi $230.000. (Data lainnya tetap sesuai dengan data awal).

Titik Impas dalam unit = Biaya tetap : Margin Kontribusi per unit
= $230.000 : $2,25
= 102.222 unit
Titik Impas dalam penjualan = Biaya tetap : Rasio Margin Kontribusi
= $230,000 : 0,45
= $511.111
Jadi dengan adanya peningkatan biaya tetap sebesar $50.000, maka titik impas yang
harus dicapai oleh perusahaan akan meningkat. Untuk mencapai titik impas, perusahaan
Plata harus menjual tempat penyimpanan plastic sejumlah 102.222 unit dengan total
harga $511,111.

Anda mungkin juga menyukai