Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MENJELASKAN DASAR DAN SUMBER AJARAN ISLAM (AL-QUR’AN)

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H Zainudin Kamaluddin Fakih, M.A.

Disusun Oleh:

1. Muhammad Raihan 11200340000140


2. Tiara Hidayanti 11200340000123
3. Yunida Fadhila Gaffar 11200340000127

KELAS D
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita
semua dan tidak lupa juga sholawat dan salam kepada nabi kita yaitu Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga terang benderang seperti
saat ini.

Alhamdulillah makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Kami sebagai
penulis berterimakasih kepada Bpk. Prof. Dr. H Zainudin Kamaluddin Fakih, M.A.
karena telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah yang berjudul
“Menjelaskan Dasar dan Sumber Ajaran Islam (Al-Qur’an)”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu
kami berharap agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran agar terciptanya
makalah yang baik. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi barbagai pihak.
Aamiin.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…...................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Turunnya Al-Qur’an....................................................................2


2.2 Pengertian Al-Qur’an.............................................................................................2
2.3 Kandungan Al-Qur’an...........................................................................................3
2.4 Keotentikan Al-Qur’an...........................................................................................6
2.5 Tujuan dan Fungsi Diturunkannya Al-Qur’an........................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................11

DAFTAR PUSAKA..........................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan bacaan sempurna dan mulia karena tidak ada satu bacaan pun sejak
manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu dapat menandingi Al-Qur’an. Al-Qur’an
dating dengan membuka mata manusia agar menyadari jati diri dan hakikat keberadaan mereka
di bumi ini. Al-Qur’an menjadi petunjuk agar manusia tidak terlena dengan kehidupan dunia
sehingga mereka tidak menduga bahwa hidup mereka hanya dimulai dengan kelahiran dan
berakhir dengan kematian.

Nabi Muhammad saw. sebagai teladan utama pendidikan Islam diutus untuk membawa
nilai-nilai dan ajaran Islam yang berlandaskan Al-Qur’an. Di dalamnya tidak hanya hubungan
Allah dan hambanya, akan tetapi juga hubungan antara sesama manusia itu sendiri sebagai
makhluk sosial. Ajaran dan petunjuk yang terdapat di dalam Al-Qur’an merupakan dasar bagi
manusia di dalam menjalani kehidupan.

Pendidikan Islam berprinsip kepada Al-Qur’an sebagai sumber utama, kemudian


ditunjang dengan sumber kedua, yaitu sunah atau hadis, dan juga kemudian pada perkembangan
zaman ditunjang dengan ijtihad. Ketiganya merupakan dasar hukum dalam pendidikan Islam.

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian dasar dan sumber ajaran Islam (Al-Qur’an)?

1.3 Tujuan Masalah

Untuk mengetahui pengertian dasar dan sumber ajaran Islam (Al-Qur’an)

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Turunnya Al-Qur’an

Al Quran di turunkan melalui perantara malaikat Jibril yang menyampaikan langsung


kepada Nabi Muhammad. Proses turunnya Al-Qur’an berlangsung selama 22 tahun, 2 bulan dan
22 hari secara berangsur-angsur. Wahyu pertama yang turun adalah Surat Al Alaq ketika Nabi
Muhammad berusia 40 tahun pada tanggal 17 Ramadhan di Gua Hira. Wahyu yang selanjutnya
di turunkan jedanya selama 3 tahun.

Lokasi penurunannya di bagi menjadi dua, yaitu di Makkah dengan jumlah 86 surat yang
diturunkan selama 13 tahun, dan digolongkan ke dalam surat Makiyyah. Serta di Madinah
dengan jumlah 28 surat yang diturunkan selama 10 tahun dan di golongkan ke dalam surat
Madaniyyah. Adapun urutan ayat dan surat yang ada di dalam Al-Qur’an saat ini bukanlah
berdasarkan diturunkannya ayat dan surat tersebut.

2.2 Pengertian Al-Qur’an

Kata Qur’an secara bahasa menurut al- Lihyany adalah bentuk masdar dari kata kerja
(fi’il), َ‫ ق‬Eَ‫رأ‬artinya membaca, dengan perubahan bentuk kata tasrif َ‫ َق‬Eَ‫رأ‬-َ ‫ َرأ ْق‬- ٌ‫ ءانًا ْر ق‬Dari tasrif
tersebut,
kata َ‫ ءانًا ْر ق‬artinya bacaan yang bermakna isimmaf’ulٌ ‫ ء ْو ر ْق َم‬artinya yang dibaca. Karena Al-
Qur’an itu dibaca maka dinamailah Al-Qur’an. Kata tersebut selanjutnya digunakan untuk kitab
suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw.1

Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab, Al-Qur’an secara harfiyah berarti bacaan yang
sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang tepat, karena tiada suatu bacaan pun
sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapa tmenandingi Al-Qur’an,
bacaan sempurna lagi mulia.2

1
Kementrian Agama Republik Indonesia, “Al-Qur’an HadisKelas X” Jakarta: 2014 hal 5
2
M. QuraishShihab, Wawasan Al-qur’an, (Bandung: Mizan, 1996) hal 3
Al-Qur’an menurut istilah adalah firman Allah SWT yang disampaikan oleh Malaikat
Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. dan yang diterima
oleh umat Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan.3

Al-Qur’an adalah dasar dan sumber utama dari agama Islam, karena segala sesuatu
tentang Islam ada didalamnya atas izin dan ketetapan Allah SWT. Al-Qur’an adalah mushaf
yang dijamin kebenarannya oleh Allah SWT, yang tidak mungkin dibuat oleh manusia manapun.
Hal ini tersirat dalam tantangan Allah SWT terhadap kaum Kafir Quraisy untuk membuat p

erumpamaan Al-Qur’an sebagaimana Allah SWT berfirman dalam (QS At-Tur (52):33-34)

(34)
‫ن‬ ‫صا‬ ‫وا‬ ‫ت ح ث مثْ ِل‬Eْ‫) َف ْل َيأ‬33( ‫قَ َّولَه ي ْؤم‬Eَ‫أَ ْم ق ول ن ت‬
‫ِد ِقي‬ ‫كان‬ ‫وا َل ِدي ِه ْن‬ ‫ۚ َب ْ ل‬ ‫و‬

“Ataukah mereka mengatakan: “Dia (Muhammad) membuat-buatnya. Sebenarnya mereka tidak


beriman”(33) “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Qur'an itu jika
mereka orang-orang yang benar” (34)

2.2 Kandungan Al-Qur’an

1. Aqidah

Aqidah berarti kepercayaan atau keyakinan. Al-Qur’an datang dengan tujuan mengantar
manusia mempercayai aqidahnya yaitu percaya kepada Allah SWT, malaikat, rasul, kitab, hari
kiamat serta qada dan qadar. Allah SWT berfirman:

‫ۗ وَقا ل‬ ٰٓ Eٰ
‫ْوا‬ ‫ِ ب و ٖ ۗ َل ن َف ْين ح م ِل‬ ‫ٰا ن ِ ٰل ِئ َك‬ ‫ا َم ن ال ْ ل ِب َم ۤا ا ل اِل م ر و ا ْل م ْؤ ِمن‬
‫ا ٍد ْن ٖه‬ ‫رق‬ ‫ٖه و ر ه‬ ‫َم ِبا ّٰ ِت ٖه و‬ ‫ْون‬ ‫ْن ِز ْي ِه ْن ب‬ ‫َّر و‬
‫رس‬ ‫س‬ ‫كت‬ ‫َم‬ ‫لل‬ ‫كل‬ ‫س‬

‫ِل‬
‫ك ر والَ ْي ك ا ْي‬ َ ‫س ِم ْعَنا واَ ط‬
ِ
‫ْل َم ر‬ ‫َّبنَا‬ ‫ْعنَا را‬
‫ص‬ ‫غ‬
‫ْف‬
"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, danrasul-rasul-Nya. (Merekaberkata), Kami tidak membeda-
bedakan seorang pun darirasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat.

3
http://repository.uinbanten.ac.id/1316/4/BAB%20II.pdf/PengertianAl-Qur’an. Diakses 26-09-2020
Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali." (QS. Al-Baqarah
(2):285)

2. Ibadah dan Muamalah

Ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan tunduk,
taat dan patuh kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk kepatuhan dan ketundukan yang
ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap kebesaran Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan
yang berhak disembah. Karena keyakinan bahwa Allah SWT mempunyai kekuasaan mutlak.
Allah SWT berfirman:

‫ل َي ْعب د ْو ِن‬
ِ‫َِل س ا‬ ‫و َما خ ت ا ْل‬
‫ن‬ ‫َل ِجن‬
‫وا ََل‬ ‫ْق‬

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."(QS.
Az-Zariyat(51):56)

Al-Qur’an tidak hanya memberikan ajaran tentang ibadah sebagai wujud kebutuhan
manusia terhadap Allah SWT( hablumminallah), tetapi juga mengatur bagaimana memenuhi
kebutuhan dalam hubungannya dengan manusia lain (hablumminannas). Misalnya silaturrahim,
jual-beli, hutang-piutang, sewa-menyewa, dan kegiatan lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Kegiatan dalam hubungan antar manusia ini disebut dengan mu’amalah.

...... ‫ل‬ ‫دَا َي ْنت ْم ِبدَ ْي ٍن ا‬Eَ‫ذَا ت‬


‫كا ب ل‬ ‫ْي َن‬ ‫ًّمى ب ْوه ۗ و ْل‬xE ‫مس‬ ‫ن ٰا‬ ‫ ُّي َها الَّ ِذ ْي‬Eَ‫يـا‬
ْ‫ِت ِبا َعد‬ ‫ك ْم‬ ۤ
‫َفا كت َي ْكت‬ ‫جل‬Eَ‫ٰلى ا‬ ‫َ من‬
‫ب‬ ‫ْوا‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-piutang untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar….… (QS. Al-Baqarah (2) :282)

3. Akhlak

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah
laku hidup sehari-hari. Dalam islam Nabi Muhammad saw. adalah model dan suri tauladan bagi
umat dalam bertingkah laku dengan akhlak mulia (karimah). Al-Qur’an merupakan sumber
ajaran tentang akhlak mulia itu. Dan beliau merupakan manusia yang dapat menerapkan ajaran
akhlak dari Al-Qur’an tersebut menjadi kepribadian beliau. Sehingga wajarlah ketika Aisyah Ra.
ditanya oleh seorang sahabat tentang akhlak beliau, lalu Aisyah Ra. menjawab dengan
menyatakan (akhlak beliau adalah Al-Qur’an). Allah SWT berfirman:

‫عظ ْي ٍم‬
‫واِ ن ك َل خل‬
‫َ ع ٰل ى ق‬

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.”(QS. Al-Qalam 68: Ayat 4)

4. Sumber Hukum

Sebagai sumber hukum ajaran Islam, Al-Qur’an banyak memberikan ketentuan-ketentuan


hukum yang harus dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum baik secara global (mujmal)
maupun terperinci (tafsil). Allah SWT berfirman:

ۗ ‫خص ْي ًما‬
‫ ْ خآٰ ِئ‬Eَ‫ۗ و ََل ت‬ ‫س َم ۤا ا‬ ‫ْين‬ ‫ۤ ا َا ْن َز ْل َن ۤا اِلَ ْي ا ْل ِك ب لح ل َت ْح‬
‫ك ْن ل ِن ْين‬ ‫ٰرٮك‬ ‫النَّا‬ ‫ٰت ك ِبا ـ ك َم ِق‬
‫ـ‬ ‫لا‬
‫ل‬

“Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) membawa


kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah SWT
kepadamu dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidakbersalah) karena
(membela) orang yang berkhianat,”(QS. An-Nisa' (4):105)

5. Sejarah/Kisah Umat Masa Lalu

Al-Qur’an sebagai kitab suci bagi umat Islam banyak menjelaskan tentang sejarah atau kisah
umat pada masa lalu. Sejarah atau kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar cerita atau dongeng
semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat Islam. Ibrah tersebut
kemudian dapat dijadikan dapat menjadi petunjuk untuk dapat menjalani kehidupan agar
senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridhaan Allah SWT.

‫ْو‬
‫وه و ح‬ ‫ا ي ْفت و ٰلَ ِكن ص ق ٱل ْي دَ ْي و صي ك شى‬Eً‫۟و ِل ى ٱ ّْل ب كان ح ِدي ث‬ ‫صص ع ْب‬ ‫قَد كان ى‬
‫ً ٍم ل‬
‫دًى َر َمة‬ ‫ٍء‬ ‫ت ِدي ِذى ن ِه ت ل‬ ‫َر ٰى‬ ‫ْل ٰ َب ّل ما‬ ٌ‫ِه ْم َرة‬
‫َق‬ ‫ل‬ ْ‫ف‬
﴾١١١﴿ ‫ي ْؤ ِمن ون‬
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf (12) : 111)
2.3 Keotentikan Al-Qur’an

Al-Quran memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya
ada merupakan kitab yang keotentikannya di jamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu
di pelihara.

‫إان ا نحن ن زل ن اال ذ كر وان ا له لحافظون‬


“Sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Qur’an dan kamilah pemelihara-pemelihara
nya” (QS. Al-isra’ (15) :9)

Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar
Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh
makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim
percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Quran tidak berbeda sedikit pun
dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW dan yang didengar serta dibaca oleh para
sahabat Nabi saw.

Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung oleh bukti-bukti lain? Dan dapatkah bukti-
bukti itu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak percaya akan jaminan Allah di atas?
Tanpa ragu kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti yang ditulis oleh almarhum
'Abdul-Halim Mahmud, mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari saat ke saat
berusaha menunjukkan kelemahan Al-Qur’an, tidak mendapatkan celah untuk meragukan
keotentikannya."

Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan
kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung bagi pembuktian otentisitas Al-Quran.

 Masyarakat Arab, yang hidup pada masa turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang
tidak mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya andalan mereka adalah hafalan.Dalam
hal hafalan, orang Arab --bahkan sampai kini-- dikenal sangat kuat.
 Masyarakat Arab --khususnya pada masa turunnya Al-Quran-- dikenal sebagai
masyarakat sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini, menjadikan mereka memiliki
waktu luang yang cukup, disamping menambah ketajaman pikiran dan hafalan.
 Masyarakat Arab sangat gandrung lagi membanggakan kesusastraan; mereka bahkan
melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang ini pada waktu-waktu tertentu.
 Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya dan sangat
mengagumkan bukan saja bagi orang-orang mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai
riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik seringkali secara sembunyi-
sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh kaum Muslim.
Kaum Muslim, disamping mengagumi keindahan bahasa Al-Qur’an, juga mengagumi
kandungannya, serta meyakini bahwa ayat-ayat Al-Qur’an adalah petunjuk kebahagiaan
dunia dan akhirat.
 Al-Quran, demikian pula Rasul saw., menganjurkan kepada kaum Muslim untuk
memperbanyak membaca dan mempelajari Al-Qur’an dan anjuran tersebut mendapat
sambutan yang hangat.
 Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan mereka, mengomentari keadaan dan
peristiwa-peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan
mereka. Disamping itu, ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal itu lebih
mempermudah pencernaan maknanya dan proses penghafalannya.
 Dalam Al-Quran, demikian pula hadis-hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang
mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap teliti dan hati-hati dalam
menyampaikan berita --lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan Firman-firman Allah
atau sabda Rasul-Nya.

Faktor-faktor di atas menjadi penunjang terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-


Qur’an. Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang menginformasikan bahwa terdapat
ratusan sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Qur’an. Bahkan dalam peperangan Yamamah,
yang terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw. telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh
orang penghafal Al-Qur’an.

Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Qur’an, namun guna
menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan,
tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu
memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru
saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-
ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma, batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang.
Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena
keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka tidak banyak yang melakukannya disamping
kemungkinan besar tidak mencakup seluruh ayat Al-Quran.Kepingan naskah tulisan yang
diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam bentuk "kitab" pada masa pemerintahan
Khalifah Abu Bakar r.a.

2.4 Tujuan dan Fungsi Diturunkannya Al-Qur’an

Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an dengan membawa kebenaran yang hakiki. Al-
Qur’an memiliki beberapa fungsi dan tujuan bagi kehidupan umat manusia, terutama umat Islam.
Di antara tujuan dan fungsi diturunkannya Al-Qur’an oleh Allah SWT adalah:

 Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia

Al-Qur’an telah diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. melalui
perantaraan malaikat Jibril as. sebagai petunjuk bagi manusia. Dengan mengikuti petunjuk Al-
Qur’an tersebut, manusia akan mempunyai arah dan tujuan hidup yang jelas dalam menjalani
hidup dan kehidupannya.

Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk
bagi manusia. Salah satu nya di antara berikut:

‫ل ْل متَّ قِ ين‬
‫َذ ِل ك ٱ ْل ب ْ ۛ ي ِه ۛ ه‬
‫ًدى ب‬ ‫ِك ٰتَ َل ي‬

‫ر‬

“Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (QS.
Al-Baqarah (2) :2)

 Al-Qur’an sebagai sumber pokok ajaran islam

Salah satu fungsi penting Al-Qur’an lainnya adalah sebagai sumber pokok ajaran
Islam. Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa Al-Qur’anlah yang mula-mula
menjelaskan ajaran yang lengkap dan menyeluruh yang diberikan oleh Allah SWT. Ajaran-
ajaran tersebut ada yang bersifat mujmal, yakni hanya memberikan prinsip-prinsip umumnya
saja, dan ada juga yang bersifat tafshil yakni ajaran yang terperinci dan khusus.

Ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an mutlak kebenarannya dan ajaran
yang paling sempurna. Ajaran Al-Qur’an di samping membenarkan ajaran-ajaran kitab suci
sebelumnya, juga menyempurnakan ajaran kitab-kitab sebelumnya tersebut. Al-Qur’an berisi
tentang pokok-pokok atau dasar-dasar ajaran Islam yang berkenaan dengan masalah ketauhidan,
ibadah, akhlak, hukum, dan segala hal yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya.

Dalam sebuah ayat, Allah SWT menegaskan bahwa al-Qur’an diturunkan dengan
membawa kebenaran hakiki yang berfungsi sebagai dasar penetapan hukum yang harus dipegang
teguh oleh Nabi Muhammad saw. tidak boleh sedikitpun menyimpang dari Al-Qur’an. Dan
tentunya hal ini juga harus dipegang teguh oleh umat Islam.Sebagaimana dijelaskan dalam
QS.an-Nisa’ ayat 105.

‫خص ي ً م‬
‫و ََل َت ْ خآٰ ِئ‬ ‫ ٰٓ َأ َر ك ٱ‬Eٰ‫ن َز ْ نل َآ َلْي ك ٱ ْل ب ٱ ل َت ْح ْين ٱل نَّا َما‬Eَ‫نَّآٰ أ‬
‫كن ل نِ ين‬ Exَّ ّٰ ‫ٰٮ ل‬ ‫ِس‬ ‫ْلح ك َم ِق‬ ‫ِك َٰت‬
‫ل‬
‫ل‬

“Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad saw.) membawa
kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah SWT
kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena
(membela) orang yang berkhianat,” (QS. an-Nisa’ (4) : 105)

 Al-Qur’an sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia.

Sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia maksudnya adalah Al-Qur’an


merupakan kitab suci dengan konsep ajaran yang salah satu ajarannya adalah berupa sejarah atau
kisah umat terdahulu. Dalam kisah-kisah itu dijelaskan bahwa ada di antara umat manusia
sebagian orang-orang yang beriman, taat dan soleh, namun ada pula sebagian yang lain orang-
orang yang kafir, maksiat. Kepada mereka yang soleh, Allah SWT menjanjikan kebaikan di
dunia dan pahala (surga) di akhirat karena ridha-Nya, sebaliknya kepada mereka yang kafir,
durhaka dan tidak shalih, Allah SWT mengancam dengan ancaman hukuman dan azab baik di
dunia maupun di akhirat. Dan dalam banyak ayat, Allah SWT membuktikan janji dan
ancamannya tersebut. Bagi kita, apa yang dijelaskan dalam kisah umat terdahulu tersebut, dapat
kita ambil pelajaran dan sekaligus peringatan bagi kita untuk pandai mengambil pelajaran dan
meneladani yang baik dan menjauhi yang buruk untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan
hidup di dunia sampai di akhirat kelak. Allah SWT berfiman:

‫ن ي ْؤ ِمن ون‬
‫ح ْول وٱل‬ ‫و َم‬ ‫ق ٱل ْي دَ ْي َ ر أ َّم ٱ ْلق‬ ‫م َبا‬ ‫ن َز ْل‬Eَ‫و ك أ‬
‫ِذى ن ِه َر ٰى و ِلت ن ِذ ْن‬ ٰ
‫َها ۚ َ ِذي‬ ‫َرك م ِد‬ ‫َهذَا َت ٰ نَ ه ب‬
‫ص‬
‫ِه ْم ح ظون‬ َ‫ٱ ْل َءا ِخ َر ِة ي ْؤ ِمن ون ِ وه عل‬
‫ي ا‬ ‫ۦه ْم ٰى‬
‫ص ََل ِف‬ ۖ
‫ِت‬

“Dan ini (Al-Qur’an), Kitab yang telah Kami turunkan dengan penuh berkah; membenarkan
kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar engkau memberi peringatan kepada
(penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Orang-orang yang
beriman kepada (kehidupan) akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan mereka selalu
memelihara shalatnya." (QS. Al-An’am (7) : 92)

Dalam ayat lain, Allah Swt. juga menegaskan tentang fungsi Al-Qur’an sebagai
peringatan dan pelajaran terutama bagi orang-orang yang beriman.

‫ل ْل م ْؤ ِم نِ ين‬
‫صدْ ح م ِذ ِ و ِذ ْك َر‬ ‫أ ن ل َ كن ى‬ َ‫ك ٰت‬
‫ٰى‬ ‫ِرك َرج ْنه َر ۦه‬ ‫ِزل ْي ك َل‬
‫لت ن‬ ‫ب‬

“(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad saw.); maka janganlah engkau sesak
dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu dan menjadi pelajaran bagi
orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf (8) :2)

Apabila manusia, terutama umat Islam telah memfungsikan Al-Qur’an dengan cara
menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup, menerapkan dan melaksanakan
segala ajaran Islam sesuai dengan ajaran-ajaran Al-Qur’an, serta mengambil pelajaran yang baik
dan positif dan meneladaninya dan meninggalkan yang negatif, niscaya keselamatan, kesuksesan
dan kebahagiaanlah yang akan diperoleh baik di dunia maupun di akhirat. Itulah fungsi dan
tujuan diturunkannya al-Qur’an.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Sejarah singkat turunnya Al-Qur’an : Al-Qur’an di turunkan melalui perantara malaikat


Jibril yang menyampaikan langsung kepada Nabi Muhammad. Proses turunnya Al-
Qur’an berlangsung selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari secara berangsur-angsur.
 Pengertian Al-Qur’an : Kata Qur’an secara bahasa menurut al- Lihyany adalah bentuk
masdar dari kata kerja (fi’il), َ‫ ق‬Eَ‫رأ‬artinya membaca, dengan perubahan bentuk kata tasrif
َ‫ َق‬Eَ‫رأ‬-َ ‫ َرأ ْق‬- ٌ‫ ءان ًا ْر ق‬Dari tasrif tersebut, kata َ‫ ءاًنا ْر ق‬artinya bacaan yang bermakna
isimmaf’ulٌ ‫ ء ْو ر ْق َم‬artinya yang dibaca. Karena Al-Qur’an itu dibaca maka dinamailah
Al- Qur’an. Al-Qur’an menurut istilah adalah firman Allah SWT yang disampaikan
oleh Malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad
saw. dan yang diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan.
 Kandungan Al-Qur’an terdiri dari : aqidah, ibadah dan muamalah, akhlak, sumber
hukum, sejarah/kisah umat masa lalu.
 Keotentikan Al-Qur’an : Allah menjamin keotentikan Al-Quran, jaminan yang diberikan
atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang
dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. (Dalil : Qs. Al-isra’ (15)
:9)
 Tujuan dan fungsi Al-Qur’an : sebagai petunjuk bagi manusia, sumber pokok ajaran
islam, peringan dan pelajaran bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA

 http://kedesa.id/id_ID/sejarah-singkat-bagaimana-diturunkannya-al-
quran/#:~:text=Sejarah%20Singkat%20Turunnya%20Al%20Quran&text=Proses%20turu
nnya%20Al%20Quran%20berlangsung,turunkan%20jedanya%20selama%203%20tahun.
 https://www.yasapeduli.or.id/kabar-peduli/detail/69/sejarah-singkat-al-quran/
 https://dalamislam.com/landasan-agama/dasar-hukum-islam
 http://repository.uinbanten.ac.id/1316/4/BAB%20II.pdf
 https://akurat.co/news/id-903794-read-bukan-cuma-perintah-ibadah-ini-5-pokok-penting- isi-
kandungan-alquran
 Kementerian Agama Republik Indonesia, Buku Al-Qur’an HadisKelas X. Jakarta:
 Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014
 https://www.bacaanmadani.com/2018/05/tujuan-dan-fungsi-al-quran.html
 https://media.isnet.org/kmi/islam/Quraish/Membumi/Otentik.html#3

Anda mungkin juga menyukai