Proposal
Oleh:
18160106
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat
hambatan, akan tetapi berkat rahmat-Nya dan bantuan serta bimbingan dari
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini masih jauh
dari sempurna baik dari isi atau kalimatnya. Karenanya dengan penuh rendah
kesempurnaan proposal ini dan semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
iii
2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar........ 8
2.1.2 Belajar dan Hasil Belajar.............................................................. 11
2.1.3 Contexstual Teaching-Learning ( CTL)........................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
suasaan belajar yang lebih baik dan nyaman, sehingga siswa akan
2004:15).
Negara yang baik, mendidik anak didik agar mempunyai kemampuan dan
selama ini sama sekali tidak diminati oleh para siswa, seperti pembelajaran
membuat siswa jenuh dan tidak kreaktif. Suasana belajar yang diharapkan
adalah menjadikan siswa sebagai subyek yang berupaya ikut aktif dalam
2
dimiliki oleh seorang guru. Hal ini didasarkan oleh asumsi bahwa ketepatan
belajar siswa.
ceramah dan diskusi. Pada saat ceramah, siswa hanya duduk sambil 2
siswa diberi soal latihan untuk dikerjakan. Pada saat proses pembelajaran
pada awalnya banyak siswa yang mendengarkan, namun setelah itu banyak
siswa yang bercerita sendiri, bermain sendiri dan bahkan ramai sendiri di
dalam kelas. Metode lain yang digunakan adalah diskusi,pada saat proses
ramai sendiri.
Berdasarkan data dari guru IPS kelas IV SD Sejahtera Way Kandis ada
mata pelajaran IPS standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan adalah
60. Tetapi pada kenyataan, pada ulangan harian IPS rata-rata nilai siswa
masih di bawah KKM yaitu 55 .Nilai tersebut belum dapat mencapai standar
Masalah yang paling mendasar yang dikeluhkan oleh siswa adalah siswa
merasa bosan dan jenuh dengan proses kelas karena aktivitas siswa yang
3
hanya sebatas mendengarkan penjelasan dari guru saja tanpa berperan aktif
pelajaran IPS. Pada saat proses pembelajaran dikelas siswa hanya diam dan
paham betul dengan materi yang sudah diajarkan. Ini dibuktikan dengan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Salah satu cara
bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu,
kontekstual.
4
1.2 Identifikasi Masalah
siswa rendah
4. Minat belajar IPS siswa rendah menyebabkan hasil belajar IPS rendah
siswa
berikut:
5
belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah
ini secara umum untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
Kontekstual.
dan pembelajaran;
Pengetahuan Sosial;
6
1.6.2.4 Diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan
1.6.1 Guru
Untuk meningkatkan hasil belajar IPS dan aktifitas peserta didik serta untuk
sendiri.
Bandar Lampung.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
disebutkan bahwa SKL pada mata pelajaran IPS SD adalah sebagai berikut:
8
4. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi
alam.
Dilihat dari sisi keberlakuannya, IPS disebut bidang studi baru, karena cara
antropologi, tata Negara, dan sejarah. IPS di sekolah dasar terdiri atas dua
bahan kajian pokok yaitu pengetahuan social dan budaya. Bahkan kajian
Indonesia sejak lampau hingga masa kini (GBPP IPS, 1994: 151).
9
Hakikat IPS menurut Djojo Suradisastra dkk (1992:5-6) adalah telaah tentang
yang satu dengan orang yang lainnya, antara negara satu dengan negara
lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan cepat pula mengalirnya.
bahwa IPS adalah fungsi dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Pembelajaran IPS di
10
2.1.2 Belajar dan Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses di dalam kepribadian manusia, perubahan
yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu
Dimyati dan Mudjiono, 2006: 9) adalah perilaku pada saat orang belajar,
maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka
11
Proses belajar mengajar mempunyai tujuan yang bersifat transaksional
artinya dapat diketahui secara jelas oleh guru dan siswa. Belajar bukanlah
dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Belajar adalah suatu proses
yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
lingkungannya.
Hasil belajar adalah proses perubahan positif kualitatif yang terjadi pada
Hasil belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
12
Dimyati dan Mudjiono (Indra Munawar, 2009), hasil belajar adalah hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar adalah saat terselasaikannya bahan
pelajaran.
Nana Sudjana (Noor Latifahh, 2003), hasil belajar adalah suatu akibat dari
proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang
lingkungan skolastik
masalah.
4. Ketrampilan motorik
13
2.1.3 Contexstual Teaching-Learning ( CTL)
CTL adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian
yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terhubung satu sama lain,
maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-
siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan
budaya mereka.
komponen berikut:
14
2. Melakukan pekerjaan yang berarti.
sebagai berikut:
1. pembelajaran bermakna,
2. penerapan pengetahuan,
6. penilaian autentik.
makan, dan makna mereka memberi mereka alasan untuk belajar. Menurut
15
Elainne B. Johnson (Ibnu Setiawan, 2007, 93-95) komponen sistem CTL
1. Menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri dan aktif sehingga
orang dewasa.
16
7. Mengenali dan mencapai standar tinggi: mengidentifikasi tujuan yang
sehari-hari siswa, banyak cara efektif yang dapat digunakan. Metode yang
saling berhubungan.
b. Jalur karier.
17
2.1.3.3 Penilaian dalam CTL
didalamnya dapat meningkatkan apa yang siswa ketahui, apa yang dapat
yang sesuai dengan isi materi standar, keragaman siswa, dan sekaligus
sekolah.
perumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui
menyediakan informasi yang absah/ benar dan akurat mengenai apa yang
18
benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas
program pendidikan.
Tidak ada benar atau salah dalam strategi penilaian, persoalannya adalah
bagaimana kita dapat memilih suatu ragam cara penilaian untuk mencoba
menentukan mengenai apa yang siswa ketahui dan apa yang dilakukannya.
Berbagai alat ukur atau strategi hanya dapat dikatakan baik dengan melihat
yang diharapkan dari suatu materi pelajaran tertentu. Tujuan dan outcome
(Authentik Assesment).
yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes
19
Teknik penilaian autentik ada empat jenis yaitu: portofolio, pengukuran
kinerja, proyek, dan jawaban tertulis secara lengkap (Ibnu Setiawan, 2007:
290). Tim Pustaka Yustisia (2007: 358) teknik penilaian yang dapat
digunakan untuk menilai ada 7 teknik, antara lain: penilaian unjuk kerja,
situasi nyata dan konteks tertentu. Penilaian kinerja ini dapat dipersingkat
20
semua siswa diobservasi secara berkala dan sering. Hasil observasi
(performan) siswa.
c) Portfolio (portfolio)
Portfolio adalah koleksi/ kumpulan dari berbagai keterampilan, ide, minat,
dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu (Hart,
tidak harus dalam bentuk catatan atau tulisan, karena siswa yang tidak
21
Jurnal menyajikan suatu cara bagi siswa untuk merefleksikan atau
bernilai/ berarti bagi guru dan siswa. Jurnal biasanya terdiri dari 2 bentuk
yaitu :
2.2 Hipotesis
22
2. Penggunaan Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan
23
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 17 anak laki-laki dan 13 anak
24
3.3 Prosedur Penelitian Tindakan kelas
IDENTIFIKASI MASALAH
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS I
PENGAMATAN
PERBAIKAN PERENCANAAN
SIKLUS II
REFLEKSI PELAKSANAAN
PENGAMATAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus, dengan
1) Perencanaan Tindakan
2) Pelaksanaan Tindakan
3) Observasi
4) Refleksi
25
Penelitian ini sudah dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari dua
pertemuan. Pada alur penelitian siklus pertama dilakukan survey atau yang
Sama halnya dengan model PTK yang lain, alur penelitian model Elliot tiap
model Elliot, perencanaan disebut sebagai rencana umum yang terdiri dari
b. Menentukan tema.
26
e. Menyusun rencana pembelajaran
Siklus I ini akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan peneliti
sebagai pengajarnya dan observernya adalah guru IPS kelas IV. Dalam
siklus ini indikator pencapaian yang akan dicapai adalah nilai minimal 60.
1) Pra kegiatan
kontekstual.
2) Kegiatan
a) Pendahuluan
b) Kegiatan inti
c) Penutup
27
b. Implementasi Monitor/ Observasi
sebagai berikut:
28
instrumen tes, instrumen skala, validitas instrumen, dan reliabilitas
instrumen.
1. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk memantau selama kegiatan
Aktivitas siswa yang diamati yaitu: (1) perhatian siswa pada saat guru
pembelajaran.
ini berupa tes tertulis yang harus dijawab oleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran yang telah diikuti. Tes diberikan kepada siswa pada akhir
29
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Tes
Tes diberikan setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar yang
pembelajaran Scramble.
soal setelah selesai melakukan pembelajaran IPS dengan CTL. Data yang
30
ada kemudian dianalisis. Data yang sudah diperoleh diolah melalui
(mean).
Keterangan :
M : Mean
X : Skor
pembelajaran IPS.
Rumus :
31
Keterangan :
P : Presentase
akurat mengenai fakta sifat atau hubungan antar fenomena yang diselidiki.
diperoleh dari aspek perilaku siswa pada saat mengikuti pembelajaran IPS.
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah apabila semua siswa
memperoleh nilai ≥ 60
32
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Setiawan. (2007). Contextual Teaching and Learning: what it is and why
it’s here to stay (Elaine B.Johnson. Terjemahan). California: Corwin
Press,inc. Buku asli diterbitkan tahun 2002.
Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
pembelajaran Sains SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
33
Sardiman. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
34