Anda di halaman 1dari 29

EVIDENCE-BASED PRACTICE

EFEKTIFITAS MODERN DRESSING TERHADAP PROSES


PENYEMBUHAN LUKA DIABETES MELITUS

Laporan Keperawatan Medikal Bedah

Diajukan Oleh:
Mutiarani Mahendra
G1B220015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes merupakan gangguan metabolisme ditandai dengan tingginya kadar
gula dalam darah atau hiperglikemi yang ada kaitannya dengan abnormalitas
metabolisme terhadap karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan kerena tubuh
tidak bisa mengsekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin.
Diabetes merupakan masalah serius bagi negera-negara berkembang dannegara
maju didunia. WHO (World Health Organization) mengatakan bahwa pada tahun
2015, 415 juta orang dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di
1980an. Pada tahun 2040 diperkirakan jumlah diabetes akan meningkat menjadi 642 juta.
Hampir 80% diabetes ada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah dan
menengah. Pada tahun 2015 juga persentase orang dewasa sebanyak 8,5% (1 diantara
11 orang dewasa menyandang diabetes).
Atlas diabetes menunjukan bahwa saat ini ada sekitar 424,9 juta pasien
diabetes melitus. Angka ini melebihi jumlah seluruh penduduk Indonesia. Asia menempati
urutan ke 3 angka diabetes di dunia. Di Indonesia sendiri pada tahun 2017 menempati
peringkat ke 6 di dunia berasama dengan Amerika serikat, India, China, Brazil Rusia, dan
Meksiko. Dengan jumlah penderita diabetes di Indonesia sebesar 10,3 juta dan pada tahun
2045 angka penderita di Indonesia menjadi 16,7 juta.
Persentase angka kematian penderita diabetes di Indonesia merupakan tertinggi ke
2 setelah Srilangka. Dua pertiga orang dengan diabetes di Indonesia tidak mengetaui
dirinya memiliki diabetes, dan berpotensi untuk mengakses layanan kesehatan dalam
kondisi terlambat (sudah dengan komplikasi). Menurut hasil Rikesdas 2018 bahwa diabetes
semakin tahun semakin naik. Pada tahun 2018 penyakit diabetes naik 1,5% dari tahun 2013
di Jawa Barat.
Diabetes mellitus sering kali tidak menyadari adanya luka pada kaki, sehingga
meningkatkan resiko luka menjadi lebih dalam (ulkus kaki) dan perlu melakukan tindakan
amputasi. Diperkirakan 15% penderita diabetes melitus dalam perjalanan penyakitnya
mengalami komplikasi luka diabetik terutama padaluka kaki diabetikum. Sekitar 14-24%
diantara penderita kaki diabetic memerlukan tindakan amputasi.
1.2 Tujuan Penulisan
Setelah dilakukan kegiatan Evidence Based Practice (EBP) pembaca diharapkan
mampu memahami dan mendapatkan tambahan ilmu mengenai Efektifitas Modern
Dressing Terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetes Melitus.

1.3 Metode
Dalam penulisan EBP ini, penulis menggunakan media elektronik dan studi pustaka
untuk memperoleh informasi dan analisis mengenai tentang Efektifitas Modern Dressing
Terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetes Melitus.
Artikel yang berkaitan dengan “Efektifitas Modern Dressing Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Diabetes Melitus.” Didapatkan melalui cara elektronik dengan data
based: google, google scholar, portal garuda, studi literature.
Penyusunan Evidence Based Practice (EBP) ini menggunakan kata kunci sebagai
berikut:
1. Modern Dressing, Proses Penyembuhan Luka, Diabetes Melitus.

Hasil pencarian ditemukan sebanyak 198 artikel dari tahun 2015 hingga 2020.
Namun, sebanyak 8 artikel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu:

1. Jurnal dari 2015- 20120


2. Jurnal memuat tentang Efektifitas Modern Dressing Terhadap Proses
Penyembuhan Luka Diabetes Melitus.
BAB II
TINJAUAN PUSAKA

2.1. Pengertian

Ulkus diabetikum adalah luka yang terjadi pada pasien diabetik yang melibatkan
gangguan pada syaraf periferal dan autonomik. Ulkus diabetikum adalah luka yang
terjadi karena adanya kelainan syaraf, kelainan pembuluh darah dan kemudian adanya
infeksi. Bila infeksi tidak di atasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi
pembusukan bahkan dapat di amputasi (Wijaya & Putri, 2013).
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan ulkus
adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya
kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga salah satu
gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer (Wijaya & Putri,
2013).

2.2 Etiologi

Etiologi ulkus diabetik biasanya memiliki banyak komponen meliputi neuropati


sensori perifer, trauma, deformitas, iskemia, pembentukan kalus, infeksi, dan edema.
Selain disebabkan oleh neuropati perifer (sensorik, motorik, otonom) dan penyakit
pembuluh darah perifer (makro dan mikro angiopati) faktor lain yang berkontribusi
terhadap kejadian ulkus kaki adalah deformitas kaki (yang dihubungkan dengan
peningkatan tekanan pada plantar), gender laki-laki, usia tua, kontrol gula darah yang
buruk, hiperglikemia yang berkepanjangan dan kurangnya perawatan kaki (Menurut
Benbow & Oguejiofor, Oli & Odenigbo dalam Yunus, Bahri, 2015).
2.3 Patofisiologi

Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang


mengalami kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik
neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai
perubahan pada kulit dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan
distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya
ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi menjadi merebak
menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut
menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes (Wijaya & Putri, 2013).

2.4 Manifestasi klinis

Tanda dan gejala pada pasien dengan ulkus diabetikum yaitu sering kesemutan,
nyeri kaki saat istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis),
penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi,
dingin dan kuku menebal dan kulit kering. (Yunus, Bahri. 2015)
2.5 Pathway

Sumber : Muttaqin (2008) dalam (Handayani, A Nur. 2015)


2.6 Konsep Proses Keperawatan

1. Pengkajian

Menurut Wijaya & Putri (2013), pengkajian merupakan langkah utama dari
proses keperawatan, pengkajian pada pasien dengan ulkus diabetikum adalah
sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data pada pasien dengan ulkus diabetikum adalah sebagai
berikut :
1) Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk RS.
2) Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki atau tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak semubuh-sembuh dan berbau, adanya
nyeri pada luka.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Kapan terjadinya luka, sudah berapa lama proses terjadinya luka pada
pasien, penyebab terjadinya luka serta upaya penderita apa saja yang telah
di lakukan oleh pasien sebelumnya.

4) Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat penyakit diabetes mellitus atau penyakit- penyakit lain yang
ada kaitannya dengan defisiensi insulin.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya ada salah satu atau lebih keluarga yang
menderita penyakit yang sama. Karena penyakit DM adalah termasuk penyakit
turunan.
6) Riwayat Psikososial
Informasi mengenai prilaku pasien, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan pada pasien dengan kasus ulkus diabetikum adalah sebagai berikut
:
1) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita dengan memeriksa kesadaran, tinggi badan,
berat badan dan tanda-tanda vital
2) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, adakah
gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi kental, gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur.
3) Sistem Integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman pada luka,
kelembapan dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada
kulit sekitar luka.
4) Sistem pernapasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
5) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegali atau
pembesaran/pembengkakan pada jantung penderita.
6) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi atau banyak makan, polidipsi atau banyak minum, mual,
muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, perubahan berat badan, obesitas.
7) Sistem urinarius
Poliuria, retensio urine/gangguan kandung kemih sehingga kesulitan untuk
mengosongkan urine, inkontensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
8) Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstremitas penderita.
9) Sistem neurologis
Terjadinya penurunan sensori, parasthesia atau kesemutan atau rasa
tertusuk, anastesia atau tidak mampu merasa sakit atau yang lainnya, letargi
atau penurunan kesadaran, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi
atau kondisi mental yang berubah dimana seseorang yang mengalami tidak
mengetahui waktu, tempat mereka berada saat itu, bahkan tidak mengenali
identitas dirinya sendiri.(Wijaya & Putri, 2013).
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Muttaqin (2008) dalam Handayani, A Nur. (2015), diagnosa
keperawatan yang dapat diambil pada kasus ulkus diabetikum adalah sebagai
berikut :
1. Kerusakan integritas kulit ditandai dengan perubahan sirkulasi
2. Ketidakstabilan glukosa darah ditandai dengan hiperglikemia/kadar
gula darah tinggi
3. Nyeri akut ditandai dengan agen pencedera fisiologis
4. Gangguan mobilitas fisik ditandai dengan nyeri pada bagian yang
mengalami luka
5. Risiko infeksi ditandai dengan penyakit kronik (misalnya : diabetes
mellitus)
6. Ketidakefektifan fungsi jaringan perifer ditandai dengan luka dikaki
yang tak kunjung sembuh
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan pasien dengan kasus ulkus diabetikum ditampilkan
dalam tabel sebagai berikut :

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1 2 3 4
1 Kerusakan Integritas Jaringan: Pengecekan Kulit
Integritas Kulit & Membran (3590)
Kulit Mukosa (1101)
1. Periksa kulit terkait
Kriteria Hasil: dengan adanya
1. Suhu kulit normal kemerahan, kehangatan
2. Sensasi normal ekstrim, edema,
3. Elastisitas normal drainase pada luka
4. Integritas kulit 2. Amati warna,
normal kehangatan, bengkak,
5. Tidak ada tekstur, edema
pengelupasan kulit dan ulserasi pada
6. Tidak ada nekrosis ekstremitas pasien
7. Tidak ada 3. Monitor warna kulit
penebalan kulit dan suhu kulit pasien
4. Monitor kulit untuk
adanya ruam dan lecet
5. Monitor kulit untuk
adanya kekeringan yang
berlebihan dan
kelembapan pada luka
6. Monitor infeksi,
terutama dari
daerah edema
7. Dokumentasikan
perubahan membran
mukosa pada luka

Perawatan luka
(3660)
1. Angkat balutan dan
plester perekat
sebelumnya
2. Monitor karakteristik
luka termasuk drainase,
warna, ukuran, bau
1 2 3 4
3. Periksa luka setiap
kali perubahan
balutan
4. Bandingkan dan
catat setiap
perubahan luka
Dorong cairan yang
sesuai
5. Anjurkan keluarga
megenal tanda dan
gejala infeksi
6. Dokumentasikan
lokasi luka, ukuran
dan tampilan.
2 Nyeri akut Kontrol Nyeri (1605) Manajemen Nyeri
(1400)
Kriteria Hasil: 1. Lakukan
1. Mampu mengenali pengkajian nyeri
kapan nyeri terjadi komprehensif
2. Mampu yang meliputi
menggambarkan lokasi,
factor penyebab karakteristik,
3. Mampu menggunakan durasi, frekuensi,
tindakan pengurangan kualitas, intensitas,
(nyeri) atau beratnya
4. Mampu menggunakan nyeri, dan faktor
analgesik yang pencetus
direkomendasikan 2. Observasi adanya
5. Mampu melaporkan petunjuk
gejala yang tidak nonverbal
terkontrol 3. Pastikan
6. Mampu melaporkan perawatan
nyeri yang terkontrol analgesik dengan
pemantauan yang
Tingkat Nyeri (577) ketat
4. Gunakan strategi
Kriteria Hasil: komunikasi
1. Tidak ada nyeri yang terapeutik.
dilaporkan 5. Berikan informasi
2. Tidak ada ekspresi mengenai nyeri
nyeri wajah seperti penyebab
3. Dapat beristirahat nyeri, berapa lama
1 2 3 4
4. Tidak mengerinyit nyeri akan
5. Tidak ada mual dirasakan, dan
6. Tidak ada intoleransi antisipasi dari
makanan ketidaknyamanan
7. Frekuensi nafas akibat prosedur
normal 6. Kendalikan faktor
8. Tekanan darah normal lingkungan yang
mempengaruhi
ketidaknyamanan
pasien
7. Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri (nafas
dalam)
8. Dukung istirahat
atau tidur yang
adekuat untuk
membantu
penurunan nyeri
9. Evaluasi
keefektifan dari
tindakan
pengontrol nyeri
yang dipakai
selama pengkajian
nyeri dilakukan
10. Berikan informasi
yang akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
respon keluarga
terhadap
pengalaman nyeri
11. Libatkan keluarga
dalam modalitas
penurun nyeri, jika
memungkinkan
3 Ketidakstabi Keparahan Manajemen
lan glukosa hiperglikemia (2111) hiperglikemia (2120)
darah 1. Monitor kadar gula
Kriteria hasil : darah sesuai
1. Peningkatan urin indikasi
output berkurang 2. Monitor tanda dan
2. Peningkatan haus gejala
berkurang hiperglikemia:
3. Kelelahan tidak ada poliuria, polidipsi,
1 2 3 4
4. Pandangan tidak kabur polifagi,
5. Malaise berkurang kelemahan,
6. Sakit kepala tidak ada latergi,malaise,
7. Mual tidak ada pandangan
8. Mulut tidak kering kabur,atau sakit
9. Peningkatan glukosa kepala
darah berkurang 3. Berikan insulin
sesui resep
4. Lakukan
kebersihan mulut,
jika diperlukan
4 Resiko Keparahan Infeksi (703) Perlindungan Infeksi
Infeksi (6530)
Kriteria Hasil:
1. Tidak ada kemerahan 1. Monitor adanya
2. Tidak ada cairan tanda dan gejala
(luka) yang berbau infeksi sistemik
busuk dan lokal
3. Tidak ada demam 2. Monitor
4. Tidak ada nyeri kerentanan
5. Tidak ada sputum terhadap infeksi
purulen Pertahankan
6. Tidak ada malaise asepsis untuk
7. Tidak ada jaringan pasien beresiko
lunak 3. Berikan
perawatan kulit
yang tepat untuk
area (yang
mengalami)
edema
4. Periksa kulit dan
selaput lendir
untuk adanya
kemerahan,
kehangatan
ekstrim, atau
drainase
5. Tingkatkan
pemberian asupan
nutrisi yang
cukup
6. Anjurkan
pemberian asupan
cairan yang
cukup dengan
tepat

1 2 3 4
7. Ajarkan pasien
dan keluarga
mengenai tanda
dan gejala infeksi
dan kapan harus
melaporkannya
kepada pemberi
layanan kesehatan
8. Ajarkan pasien
dan anggota
keluarga
bagaimana cara
menghindari dari
infeksi

5 Gangguan Ambulasi (200) Terapi latihan:


mobilitas Ambulasi (140)
fisik Kriteria Hasil:
1. Mampu menopang 1. Beri pasien
berat badan dengan pakaian yang
sendiri tidak mengekang
2. Mampu berjalan 2. Intruksikan
dengan langkah yang pasien untuk
efektif memposisikan
3. Mampu berjalan diri sepanjang
dengan pelan proses
4. Mampu berjalan pemindahan
dengan kecepatan 3. Bantu pasien
sedang untuk duduk
5. Mampu berjalan disisi tempat tidur
dengan cepat untuk
6. Mampu berjalan dalam memfasilitasi
jarak yang dekat penyesuaian
7. Mampu berjalan dalam sikap tubuh
jarak yang jauh 4. Sediakan tempat
tidur
Pergerakan (208) berketinggian
rendah yang
Kriteria hasil : sesuai
1. Keseimbangan pasien 5. Sediakan alat
normal bantu (tongkat
2. Kordinasi normal atau kursi roda)
3. Gerakan otot pasien untuk ambulasi
normal jika pasien tidak
4. Gerakan sendi normal stabil
5. Pasien mampu 6. Instruksikan

1 2 3 4
bergerak dengan mudah pasien mengenai
pemindahan dan
teknik ambulasi
yg aman
6 Ketidakefekti Perfusi jaringan : Perifer Manajemen sensasi
fan fungsi (407) perifer (2660)
jaringan
perifer Kriteria hasil : 1. Memonitor
1. Nyeri diujung kaki sensasi tumpul
terlokalisasi berkurang tajam dan panas
2. Edema perifer berkurang dingin (yang
3. Muka pucat tidak ada dirasakan pasien)
4. Kelemahan otot 2. Memonitor
berkurang adanya parastesia
5. Kerusakan kulit Menghindari dan
membaik selalu memonitor
penggunaan terapi
kompres panas
atau dingin
3. Memberikan obat
analgesik
2.7 Tinjauan Literatur
No Peneliti dan Judul Introduction Method Result Discussion Conclusion
1. Nadya Putri Nabila, penelitian ini Penelitian ini dilakukan Penelitian ini Proses penyembuhan luka Kemajuan pada
Pauzan Efendi,Husni bertujuan untuk dengan menggunakan dilakukan di klinik dipengaruhi oleh beberapa responden dua
Judul : megetahui pendekatan kualitatif yaitu MaitisEfrans faktor yakni nutrisi, kadar tersebut
Proses penyembuhan luka penyembuhan luka pendekatan penelitian Wound Carekota glukosa darah, usia, dinyatakan lebih
ulkus diabetikum dengan pada ulkus tanpa menggunakan angka Bengkulu. Hasilnya perawatan luka yang rutin bagus dipengaruhi
metode modern dressing diabetikum statistik tetapi dengan didapatkan bahwa dan jangka panjang, oleh faktor
diklinik maitis efrans pemaparan secara ulkus diabetikum penyembuhan luka
wound deskriptif yaitu berusaha pada responden yaitu, faktor usia
mendeskripsikan suatu satu mengalami
gejala, peristiwa, kejadian regenerasi yaitu
yang terjadi menjadi fokus dari kondisi awal
perhatiannya untuk sebelum dilakukan
kemudian dijabarkan perawatan luka
sebagaimana adanya. modern dengan
total skor 54 dan
pada kondisi akhir
setelah dilakukan
perawatan sebanyak
12 kali dengan total
skor 30 dinyatakan
luka berregenerasi
dan responden dua
kondisi awal
sebelum dilakukan
perawatan luka
modern dengan
total skor 49 dan
pada kondisi akhir
setelah dilakukan
perawatan sebanyak
12 kali dengan total
skor 28 dinyatakan
luka berregenerasi
(Wound
Regeneration)
2. Endang Subandi, Kelvin Luka Diabetes Penelitian ini adalah jenis Berdasarkan hasil Menggunakan balutan Dapat disimpulkan
Adam Sanjaya merupakan luka penelitian desain Quasy uji statistik dengan secara modern dirasa bahwa modern
Judul : kronis yang susah Eksperiment dengan uji hipotesis nyaman, aman, dan dressing memiliki
Efektifitas modern disembuhakan. pendekatan Pre-Postest Wilcoxon, melindungi luka dari efektifitas terhadap
dressing terhadap proses Luka diabetes With Control Group diperoleh pvalue paparan bakteri dan proses
penyembuhan luka berasal dari Desain. Besaran populasi proses mikroorganisme yang penyembuhan luka
diabetes melitus tipe 2 komplikasi didalam penelitian adalah penyembuhan dapat mengenai luka. diabetes Melitus
penyakit diabetes. pasien yang memiliki luka lukap=0,005 (p≤ tipe 2.
Luka diabetes diabetes jangka waktu 3 0,05). Maka dapat
sebagian besar bulan terakhir (September– disimpulkan bahwa
dilakukan tindakan November 2018) sejumlah adanya perbedaan
amputasi dan 18 orang. Jumlah sampel yang signifikan
memiliki dampak 15orang. Metode penelitian antara nilai proses
kepada psikologi dengan teknik wawancara penyembuhan luka
pasien. Sudah dan observasi. Instrumen sebelum dan
lama perawatan penelitian merupakan alat sesudah pemberian
luka menggunakan yang akan digunakan untuk intervensi modern
konvensional yang pengumpulan data. Dalam dressing
memiliki penelitian ini
kekurangan, menggunakan SOP yang
seperti: akan digunakan peneliti
menimbulkan rasa untuk mengamati
nyeri,menimbulka pelaksanaan modern
n luka baru, resiko dressing. Untuk variable
infeksi lebih proses penyembuhan luka
tinggi. Metode diabetes tipe 2 diukur
yang baru teknik dengan menggunakan
perawatan luka lembar observasi Bates-
modern dressing JensenWound Assessment
dimana luka akan Tool (BWAT).
dibuat moisture
balance atau
lembab. Penelitian
ini bertujuan untuk
mengetahui
efektifitas modern
dressing terhadap
proses
penyembuhan luka
diabetes mellitus
tipe 2.
3. Dina Dewi Sartika Lestari Penelitian ini Penelitian dilakukan Hasil uji t Balutan modern memiliki Balutan modern
Ismail, Dewi Irawaty, dilakukan untuk dengan quasi experiment menunjukkan prinsip kerja dengan mempunyai
Tutik Sri Haryati mengidentifikasi with pre and post test perbedaan yang menjaga kelembaban dan tingkat
Judul : efektifitas measurement . signifikan kehangatan area luka. Jenis perkembangan
Penggunaan Balutan pembiayaan dan Populasi pada penelitian ini (p=0,002) antara balutan yang digunakan perbaikan luka
Modern Memperbaiki perkembangan adalah semua pasien luka efektifitas dalam penelitian ini adalah diabetik yang lebih
Proses Penyembuhan perbaikan luka diabetes yang dirawat di pembiayaan pada Alginet, Hidrofiber, baik dibandingkan
Luka Diabetik kaki diabetes RS dr.Saiful Anwar perawatan luka Hidrogel. Pada luka dengan
dengan cara Malang (15 orang) dan RS diabetes dengan exudasi sedang menggunakan
konvensional dan Ngudi Waluyo Blitar menggunakan sampai tinggi dan luka balutan
modern. sejumlah 8 orang. balutan modern basah dengan terowongan konvensional.
8 pasien dengan perlakuan dibandingkan yang dalam digunakan Semakin tinggi
balutan modern dan 8 balutan Alginet (Kaltostat®). proses perbaikan
pasien dengan balutan konvensional. Sedangkan pada luka yang luka pasien,
konvensional. basah dan luka yang semakin tinggi
cenderung kering biaya yang
digunakan Hidrogel dikeluarkan untuk
(Duoderm gel®). Gel yang proses perbaikan
terbentuk pada luka mudah luka.
dibersihkan dan dapat
memberikan lingkungan
yang lembab pada luka.
Kondisi ini dapat
meningkatkan proses
angiogenesis, proliferasi
sel, granulasi dan
epitelisasi.
4. Imroatul Farida, Diyah Penelitian ini Penelitian ini merupakan Hasil menunjukkan Metode modern dressing Berdasarkan hasil
Arini,Risca Putri dilakukan untuk penelitian kuantitatif rata-rata pada pada ulkus diabetik dapat temuan penelitian
Mardayati megetahui efektifitas menggunakan desain kelompok post meningkatkan ke dan dan hasil
Judul : perawatan luka penelitian Quasy perlakuan 1.44 dan efektivitasan terapi pengujian pada
Efektifitas perawatan modern kombinasi Experimental dengan rata-rata pada post penyembuhan karena pembahasan yang
luka modern kombinasi mendengarkan pendekatan pre test post kontrol 1.94. pemilihan balutan dengan dilaksanakan,
musik klasik
mendengarkan musik terhadap test control group design. Berdasarkan hasil sempurna, mengurangi maka dapat
klasik terhadap penyembuhan ulkus Teknik sampling dalam uji two sampel T bau, mengurangi nyeri, diambil
penyembuhan ulkus diabetik di rumah penelitian ini yang test dengan taraf mencegah kontaminasi kesimpulan
diabetik di rumah luka luka surabaya digunakan adalah secara signifikasi 95% bakteri, menampung sebagai berikut:
surabaya probability sampling (α=0,05) diperoleh eksudat dan menjaga 1. Penilaian status
dengan teknik simple nilai P= 0.001. hal kelembaban luka. Selain luka ulkus diabetik
random sampling, dengan ini menunjukkann itu adanya kombinasi sebelum dilakukan
jumlah sampel 32 bahwa P < 0,05 mendengarkan musik perawatan luka
responden. yang berarti bahwa klasik dapat menambah ke kombinasi
ada pengaruh dalam efektivitasan terapi, karena mendengarkan
pemberian terapi dalam pemberian terapi musik klasik
musik klasik musik klasik akan mengalami rentang
terhadap menstimulasi otak untuk status luka
penyembuhan ulkus melepaskan hormon regenerasi luka.
diabetik di Rumah endofrin dan serotoninyang 2.Penilaian status
Luka Surabaya. dapat merelaksasikan kerja luka ulkus diabetik
otak sehingga dapat setelah perawatan
memperlancar suplai luka kombinasi
oksigen dalam otak dan mendengarkan
seluruh jaringan sel dalam musik klasik
tubuh manusia. mengalami rentang
status luka
jaringan sehat.
3.Pemberian terapi
musik klasik
berpengaruh
terhadap
penyembuhan
ulkus diabetik di
Klinik Rumah
Luka Surabaya
5. Yosafat Barus, Christina Diabetes melitus Penelitian ini adalah Quasi Analisa data Penanganan luka diabetik Berdasarkan hasil
Magdalena, T.Bolon merupakan Eksperiment dengan model dengan secara efektif dapat uji statistik dan
Judul : penyakit yang rancangan Time Series menggunakan uji t- mencegah terjadinya pembahasan maka
Pengaruh Perawatan disebabkan karena Design. Populasi pada test amputasi pada kakiitu dapat disimpulkan
Luka terhadap adanya gangguan penelitan ini adalah pasien makadidapatkan sendiri, sehingga beban bahwa pengaruh
Pertumbuhan Jaringan perubahan penderita diabetes melitus nilai p= 0,003 < fisik dan psikologis pada penggunaan
Granulasi pada Luka metabolisme dengan luka diabetikdan α=0,05 maka dapat pasien kaki diabetik dapat balutan modern
Diabetikum di Rumah glukosa akibat sampel penelitian sebanyak disimpulkan bahwa dikurangi. Perawatan luka terhadap
Sakit Umum Pekerja penurunan kerja 9 orang, teknik ada pengaruh yang diberikan pada pasien pertumbuhan
Indonesia Medan. insulin. Dampak pengambilan sampel secara penggunaan balutan harus dapat meningkatkan jaringan granulasi
yang ditimbulkan consecutive sampling, modern terhadap proses penyembuhan luka. pada luka
sangat luas dan metode pengumpulan data pertumbuhan Perawatan yang diberikan diabetikum yaitu
akan dengan intervensi secara jaringan granulasi bersifat memberikan Ada pengaruh
mempengaruhi langsung menggunakan pada luka kehangatan dan lingkungan penggunaan
kualitas lembar observasi. diabetikum. yang lembab pada luka. balutan modern
hiduppasien, Pencegahan terhadap terhadap
terutama pada timbulnya luka diabetik pertumbuhan
pasien dengan memberikan pengaruh jaringan granulasi
komplikasi luka positif terhadap pada luka
kaki diabetik. pencegahan amputasi pada diabetikum
Penelitian ini kaki diabetik, sehingga
bertujuan untuk diperlukan program
mengetahui penanganan pasien
pengaruh diabetes melitus yang
perawatan luka komprehensif.
terhadap
pertumbuhan
jaringan granulasi
pada luka
diabetikum di
Rumah Sakit
Umum Imelda
Pekerja Indonesia
Medan
6. Ahmad Muliadi, Firdaus Diabetes melitus Jenis penelitian adalah Hasil penelitian ini Proses proliferasi Penelitian ini
J. Kunoli, Nurjanah (DM) atau Survey Deskriptif dimana menunjukan bahwa berlangsung pada hari ke menyimpulkan
Judul : penyakit kencing dalam penelitian ini penulis di klinik RWCC 2-24 hari apabila di bahwa
Tingkat penyembuhan manis adalah ingin melihat distribusi didapatkan 30 gunakan teknik modern penyembuhan luka
luka diabetik dengan penyakit yang Penyembuhan luka pasien yang dressing pada diabetik diklinik
teknik modern dressingdi disebabkan karena diabetik di Klinik RWCC mengalami luka penyembuhan luka perawat RWCC “Rizky
klinik risky wound care kurangnya (Rizky Wound Care diabetik, dan ketiga luka sangat memperhatikan Wound Care
centerpalu produksi insulin Center) Palu. Pengambilan puluhnya manajemen perawatan luka Centre” Palu,
oleh pankreas atau sampel dilakukan dengan mengalami yang di kenal dengan tissue dengan
tubuh tidak dapat Accidental Sampling penyembuhan luka management, inflammation menggunakan
menggunakan pengambilan kasus pasien lebih cepat. and infection control, teknik modern
insulin yang telah dengan luka diabetik yang moisture balance, and dressing lebih
dihasilkan oleh kebutulan tersedia terhadap epithelial edge(TIME) ini cepat terjadi
pankreas secara 30 orang. merupakan hasil penelitian penyembuhan
efektif. Penelitian bahwa dengan TIME maka luka.
ini bertujuan untuk penyembuhan luka cepat
mengetahui tingkat dan pasien dapat di
penyembuhan luka selamatkan dari amputasi.
diabetik dengan
teknik modern
dressing di Klinik
Rizky Wound Care
Centre(RWCC)
Palu.
7. Aprilita Restuningtyas Tujuan penelitian Desain penelitian yang Hasil penelitian Pemberian kombinasi Perawatan luka
Judul : ini adalah digunakan adalah pre menunjukkan perawatan luka modern dengan
Pengaruh Kombinasi menganalisis experimental design adanya penurunan dengan ozon bagging menggunakan
Perawatan Luka Modern pengaruh dengan rancangan rata-rata nilai mampu meningkatkan kombinasi
dengan Ozon Bagging kombinasi penelitian one group penyembuhan luka ekspresi Transforming perawatan luka
terhadap Proses perawatan luka pretest and post test. sesudah dilakukan Growth Factor Beta 1 modern dengan
Penyembuhan Ulkus modern dengan Teknik sampling yang perawatan luka (TGF β1), mempercepat ozon bagging
Kaki Diabetik Pada Klien ozon bagging digunakan adalah quota dengan kombinasi proses angiogenesis dan dapat
Diabetes Melitus di terhadap proses sampling sebanyak 13 perawatan luka berperasn sebagai diaplikasikan
Rumah Rawat Luka penyembuhan klien diabetes melitus modern dengan antimikroorganisme yang sebagai salah satu
Nirmala Jember ulkus kaki diabetik dengan ulkus kaki diabetik ozon bagging betujuan untuk intervensi untuk
pada klien diabetes yang menjalani perawatan sebesar 25,154. meningkatkan proses pengobatan ulkus
melitus di Rumah luka di Rumah Rawat Luka Berdasarkan hasil penyembuhan ulkus kaki kaki diabetik.
Rawat Luka Nirmala Jember. Instrumen uji t dependen diabetik.
Nirmala Jember. penelitian yang digunakan didapatkan nilai p
adalah lembar observasi value 0,000
Leg Ulcer Measurement (p<0,05), sehingga
Tool (LUMT). dapat disimpulkan
bahwa terdapat
pengaruh
kombinasi
perawatan luka
modern dengan
ozon bagging
terhadap proses
penyembuhan
Ulkus Kaki
Diabetik di
Rumah Rawat
Luka Nirmala
Jember.
8. Rizaldi, Sudarman Diabetes mellitus Desain penelitian yang Berdasarkan uji Penggunaan primary Karakteristik
Judul : adalah kadar digunakan adalah metode statistik paired dressing secara tepat dalam penyembuhan luka
Penggunaan primary glukosa darah observasional analitik sampel t-testdengan memberikan perawatan dengan skor
dressingpada penderita melebihi normal dengan pendekatan pre test tingkat kemaknaan luka kaki diabetik efektif sedang (14-60)
luka diabetes mellitus di disebabkan oleh and post test without < 0,05) didapatkan terhadap penyembuhan sebanyak 10
kekurangan hormon
etn centrekota makassar control. Penentuan sampel nilai rata-rata pada luka. Kondisi luka lembab pasien (100%)
insulin secara
relative maupun dilakukan dengan teknik penyembuhan luka secara seimbang dan sebelum diberikan
absolut. Penyakit accidental sampling sebelum diberikan pemilihan balutan primer perawatan luka
inidapat terjadi dengan besar sampel primary yang tepat mendukung menggunakan
komplikasi sebanyak 10 responden, dressingyaitu 24,80 pertumbuhan granulasi primary dressing.
metabolik akut hasil perolehan pairet dengan (SD=4,131) maupun pembentukan Sedangkan
maupun komplikasi sampel t-test. yang berarti epitalisasi serta mampu sesudah diberikan
vaskuler jangka mengalami tingkat menghilangkan jaringan primary dressing
panjang jika tidak penyembuhan luka nekrosis. Selain itu, juga mengalami tingkat
ditangani. Penelitian sedang. Untuk nilai dapat mencegah terjadinya penyembuhan
ini bertujuan rata-rata pada infeksi pada luka karena dengan skor baik
mengetahui
penyembuhan luka luka dalam keadaan sebanyak 3 pasien
pengaruh
penggunaan primary sesudah diberikan tertutup sehingga tidak 30%. Disimpulkan
dressing terhadap primary dressing terkontaminasi bahwa penggunaan
proses yaitu 16,00 dengan mikroorganisme. Proses primary dressing
penyembuhan luka (SD=4,570) dimana penggunaan primary efektif terhadap
pada penderita luka mengalami dressingdalam memberikan karakteristik
diabetes mellitusdi penurunan pada luka diabetik akan penyembuhan luka
ETN Centre Kota tingkat maksimal jika dilakukan pada pederita luka
Makassar. peyembuhan luka secara rutin oleh pasien diabetes mellitus
diabetes mellitus agar mendapatkan hasil di ETN Centre
dengan nilai P- yang optimal diabetik agar Kota Makassar
Value = 0,001. penyembuhan luka lebih dengan nilai p=
Sehinggadapat cepat. Penderita luka 0,001 atau p< 0,05.
disimpulkan diabetik rutin ke tempat
bahawa ada pelayanan kesehatan yang
pengaruh menyediakan praktik
penggunaan mandiri keperawatan luka,
primary mengontrol gula darah dan
dressingterhadap menjaga pola hidup yang
proses sehat sehingga tidak terjadi
penyembuhan luka komplikasi.
pada penderita luka
diabetes mellitus
3.1 Pembahasan
Proses penyembuhan luka dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi atau epitelisasi, dan terakhir fase maturase atau
remodeling. Setelah ketiga tahap fase itu dilalui maka proses
penyembuhan akan terjadi dan jaringan luka akan sembuh seperti
sebelumnya. Teknik perawatan luka terbagi menjadi dua yaitu secara
konvesional dan modern. Dimana perawatan luka dengan modern
dressing lebih mampu menjadikan luka pada diabetes menjadi lebih
cepat pulih karena melihat tingkat kelebaban dari luka tersebut. Perawatan
luka modern dressing menggunakan prinsip moisture balance yang mana
lebih efektif untuk proses penyembuhan luka bila dibandingkan dengan
metode konvesional.
Perawatan luka modern dressing dapat menjaga suhu luka agar
tetap lembab dan menjaga luka tidak terkontaminasi, dengan teknik
moisture balance memfasilitasi chemokines dan cytokines untuk
pertubuhan sel pada luka. Luka tidak boleh terlalu lembab karena akan
menimbulkan maserasi pada tepi luka dan apabila tidak lembab maka akan
terjadinya kematian pada sel-sel di permukaan luka. Pada dasarnya teknik
ini mengoptimalkan kerja dari growth factors, neutrofil, fibroblast,
protease,dan makrofag. Pada modern dressing terdapat infection control
dimana infeksi dikontrol agar tidak menimbulkan masalah dan
menimbulkan kematian jaringan/sel bagiluka. Bila ada infeksi maka
tindakan akan dilakukan, seperti kultur dan penggunaan dressing

antimikronial seperti silver.


Proses perawatan luka menggunakan Bahan modern wound dressing
berupa : Pertama Foam Dressing, jenis sabun yang digunakan untuk
mencuci luka tersebut adalah setelah diberi sabun luka tersebut dicuci
dengan air rebusan daun jambu biji, lalu dikeringkan dengan
menggunakan kassa steril. Setelah kering luka di bungkus dengan plastik
untuk selanjutnya diberikan sinar ozon dan sinar Ultraviolet yang
berfungsi untuk meminimalisir kuman-kuman pada luka tersebut.
Selanjutnya dilakukan tindakan pembuangan jaringan nekrotik dengan
menggunakan gunting jaringan dan Pinset cirugis yang steril. Setelah
bersih luka diberikan salep khusus untuk luka yaitu Metcovazin.
Selanjutnya menggunakan Film Dressing, jenis film dressing yang
digunakan yaitu Op-site. Ini digunakan pada perawatan ke-7 karena
eksudat <25% membasahi balutan. Kedua Hydrocolloid, jenis
hydrocolloid yang digunakan yaitu Duoderm extrathin, dapat menjaga
kestabilan kelembaban luka dan sekitar luka, menjaga dari kontaminasi air
dan bakteri, bisa digunakan untuk balutan primer dan balutan sekunder.
Ketiga Alginate, jenis Kaltostat yang berguna untuk mengangkat
jaringan mati.
Perawatan luka modern sangat aman dilakukan karena luka diobservasi
dahulu baru dilakukan tindakan intensif dan tepat dikarenakan setiap luka
memiliki karekteristik yang berbeda-beda Pada perawatan luka
konvesional biasanya akan dilakukan amputasi pada ekstremitas yang
terkena luka tanpa diobservasi terlebih dahulu. Perawatan luka modern
memperhatikan psikologi pasien kedepannya dan meningkatkan kualitas
hidup pasien.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil telusur dan telaah evidence based practice (ebp) terkait
Efektifitas modern dressing terhadap proses penyembuhan luka diabetes
melitus maka dapat disimpulkan bahwa perawatan luka modern dressing
dapat mempercepat proses penyembuhan luka diabetes melitus.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada masyarakat dan tenaga medis
untuk menggunakan intervensi perawatan luka modern dressing untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan luka.
4.3 Implikasi Penelitian
a. Keperawatan
Penelitian ini menunjukkan intervensi perawatan luka modern dressing
dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Penelitian ini
penting untuk menambah pertimbangan intervensi bagi perawat dalam
menangani klien dengan DM.
b. Pendidikan
Meningkatkan pengetahuan dan pembelajaran bagi institusi pendidikan
tentang intervensi perawatan luka modern dressing untuk membantu
mempercepat proses penyembuhan luka.
c. Rumah Sakit
Sebagai arahan untuk memberikan pelayanan dan meningkatkan mutu
pelayanan dalam pengendalian luka pasien diabetes melitus.
d. Pembaca
Hasil literatur review ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan
masukan dalam pengembangan ilmu dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Subandi, E., & Sanjaya, K. A. (2020). Efektifitas Modern Dressing
Terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Kesehatan, 10(1), 1273–1284. https://doi.org/10.38165/jk.v10i1.7
2. Barus, Y., Bolon, C. M. T., Keperawatan, A., Medan, W., Tb, J., & No, S.
(2019). Pengaruh Perawatan Luka terhadap Pertumbuhan Jaringan
Granulasi pada Luka Diabetikum di Rumah Sakit Umum Pekerja
Indonesia Medan, 725–730.
3. Restuningtyas, A. (2016). Pengaruh Kombinasi Perawatan Luka Modern
Dengan Ozon Bagging Terhadap Proses Penyembuhan Ulkus Kaki
Diabetik Pada Klien DiabetiS Melitus Di Rumah Rawat Luka Nirmala
Jember. Tifa Wisanti.
4. Muliadi, A., J. Kurnoli, F., & Nurjanah. (2018). Tingkat Penyembuhan
Luka Diabetik Dengan Teknik Modern Dressing Di Klinik Risky Wound
Care Center Palu, 252–267.
5. Dewi, D., Lestari, S., Irawaty, D., & Haryati, T. S. (2009). Modern
Dressing Improve the Healing Process in Diabetic Wound Penggunaan
Balutan Modern Memperbaiki Proses Penyembuhan Luka Diabetik,
XXV(1), 32–35.
6. Nabila, N. P. (2018). Proses Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum
Dengan Metode Modern Dressing Diklinik Maitis Efrans Wound Care.
Jurnal Media Kesehatan, 10(2), 146–151.
https://doi.org/10.33088/jmk.v10i2.336

Anda mungkin juga menyukai